Anda di halaman 1dari 24

KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

Nomor : 129/PDM/DIR/RSAL-AZIZ/III/2015

Tentang
PEDOMAN ORGANISASI KOMITE/TIM
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

DIREKTUR RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

Menimbang : a. Bahwa dalam rangka untuk meningkatkan kualitas


pelayanan terutama untuk mencegah dan mengendalikan
lebih dini infeksi Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang, maka
dipandang perlu Pedoman Organisasi Komite/Tim
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi;
b. Bahwa untuk melaksanakan maksud tersebut diatas perlu
ditetapkan dalam perarutan direktur Rumah Sakit;

Mengingat : 1. Undang- Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;


2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1045/Menkes/Per/XU/
2006 tentang Pedoman Organisasi Rumah Sakit di
Lingkungan Departemen Kesehatan;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 270/Menkes/IIU2007
tentang Pedoman Manajerial Pencegahan Pengendalian
Infeksi di Rumah Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan
lainnya;
5. Keputusan Menkes Nomor 382/Menkes/III/2007 tentang
Pedoman Pencegahan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit
dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan lainnya.
MEMUTUSKAN

Menetapkan :
KESATU : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT AL-AZIZ
JOMBANG TENTANG PEDOMAN ORGANISASI
KOMITE/TIM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
INFEKSI RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG.

KEDUA : Pemberlakuan Pedoman Organisasi Komite/Tim Pencegahan


dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit AL-AZIZ sebagaimana
tersebut dalam lampiran peraturan ini.

KETIGA : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan. Apabila


dikemudian hari terdapat ketidaksesuaian akan diadakan
perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di : Jombang
Tanggal : 2 Maret 2015
Direktur RS AL-AZIZ Jombang

dr. JULIASTUTI
LAMPIRAN
Keputusan Direktur Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang
Nomor : 129/PDM/DIR/RSAL-AZIZ/III/2015
Tanggal : 2 Maret 2015

BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Rumah Sakit sebagai salah satu sarana kesehatan yang memberikan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat memiliki peran yang sangat penting
dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Oleh karena itu rumah sakit dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan yang bermutu sesuai dengan standar yang sudah
ditentukan.
Masyarakat yang menerima pelayanan kesehatan, tenaga kesehatan dan
pengunjung rumah sakit dihadapkan pada risiko terjadinya infeksi baik karena
keperawatan atau datang berkunjung ke rumah sakit.
Untuk meminimalkan terjadinya infeksi di rumah sakit perlu diterapkan
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), yaitu kegiatan yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan, pembinaan, pendidikan, dan pelatihan serta monitoring
dan evaluasi.
Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah Sakit (PPIRS) sangat penting
karena menggambarkan mutu pelayanan rumah sakit.
Wabah/ KLB dari penyakit infeksi sulit diperkirakan datangnya sehingga
kewaspadaan melalui surveilans dan tindakan pencegahan serta pengendaliannya
perlu terus ditingkatkan. Selain itu infeksi yang terjadi di rumah sakit tidak saja dapat
dikendalikan tetapi dapat juga dicegah dengan melakukan langkah-langkah yang
sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka Organisasi Komite PPI dibentuk
berdasarkan kaidah organisasi yang miskin struktur dan kaya fungsi dan dapat
menyelenggarakan tugas, wewenang, dan tanggung jawab secara efektif dan efisien.
Efektifitas dimaksud agar sumber daya yang ada di rumah sakit dan fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya dapat dimanfaatkan secara optimal.
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Meningkatkan mutu layanan rumah sakit melalui pencegahan dan
pengendalian infeksi di rumah sakit yang dilaksanakan oleh semua
instalasi/unit di rumah sakit meliputi kualitas pelayanan, manajemen risiko,
clinical governance, serta kesehatan dan keselamatan kerja.
2. TUJUAN KHUSUS
- Sebagai pedoman bagi direktur rumah sakit dalam membentuk
organisasi, menyusun serta melaksanakan tugas, program, wewenang dan
tanggung jawab secara jelas.
- Menggerakkan segala sumber daya yang ada di rumah sakit secara efektif
dan efisien dalam pelaksanaan PPI.
- Menurunkan angka kejadian infeksi rumah sakit secara bermakna.
- Memantau dan mengevaluasi pelaksaana program PPI.

C. SASARAN
Pimpinan, Pengambil Kebijakan di Rumah Sakit, seluruh anggota Komite dan
Tim PPI.

D. VISI, MISI KOMITE PPI RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG


VISI : Pelayanan PPI merupakan salah satu indikator mutu Rumah Sakit.
MISI :
- Melaksanakan Kewaspadaan Standar
- Melaksanakan Kewaspadaan Transmisi
- Pemenuhan Sarana dan Prasarana
BAB II
GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

A. DESKRIPSI RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG


Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang merupakan rumah sakit umum dengan
pelayanan kesehatan mulai dari yang bersifat umum sampai dengan yang bersifat
spesialistik, yang dilengkapi dengan pelayanan penunjang medis 24 jam. Rumah
Sakit AL-AZIZ Jombang berlokasi di Jl. Raya Tembelang, Kec. Tembelang, Kode
Pos 61452, Kab. Jombang, Jawa Timur, Indonesia. Telp (0321) 853757, Fax (0321)
853758 dengan alamat e-mail rsalaziz@yahoo.co.id .
Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang dimulai dari Ijin Balai Pengobatan dan Rumah
Bersalin pada tahun 2005 dan diresmikan menjadi Rumah Sakit pada tahun 2011,
dengan status berada dibawah kepemilikan Yayasan AL-AZIZ Jombang dan
merupakan Rumah Sakit Umum tipe D. Pada saat ini Rumah Sakit AL-AZIZ
Jombang dipimpin oleh dr. Juliastuti selaku Direktur.
Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang memberikan beragam jenis pelayanan medis
antara lain poliklinik umum, dan poliklinik Spesialis, Instalasi Gawat Darurat, serta
Instalasi Rawat Inap yang terdiri dari kelas I, II, III, VIP yang dilengkapi pelayanan
laboratorium, radiologi, farmasi, anestesi. Kapasitas tempat tidur pasien yang
disediakan di Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang sebanyak 58 tempat tidur.
Kebijakan umum rumah sakit adalah setiap pasien yang datang dilayani
kebutuhannya secara tuntas dengan menyediakan keperluan perawatan dan
pengobatan pasien, baik obat maupun alat yang diperlukan tanpa memberi resep
yang harus dibeli oleh pasien, tanpa uang muka. Semua baru dibayar oleh pasien
setelah pasien siap pulang. Kebijakan ini merupakan kebijakan yang telah ada sejak
Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang berdiri.

B. SEJARAH SINGKAT RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG


Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang merupakan rumah sakit umum swasta yang
didirikan oleh Yayasan AL-AZIZ. Yayasan AL-AZIZ sendiri didirikan di Jombang
dengan akte notaris nomor 14/ 18 Agustus 2005 dari Notaris Sri Puspitaningtyas, SH
dan telah didaftarkan di Depatemen Hukum dan HAM melalui Pengadilan Negeri
Jombang dengan nomor 07/YYS/2005 tanggal 23 Agustus 2005.
Pada mulanya Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang berdiri pada tanggal 16 Juli
2005 dengan nama PPK AL-AZIZ (Pusat Pelayanan Kesehatan). Dengan telah
dilegalnya Yayasan AL-AZIZ maka pada tanggal 12 Oktober 2005 mendapatkan ijin
sebagai Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan AL-AZIZ dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Jombang dengan nomor 02/RB/JMB/X/2005 dan 08/RB/JMB/X/2005.
Dan diperpanjang pada tanggal 12 Desember 2008 dengan nomor
04/RB/JMB/XII/2005 dan 06/BP/JMB/XII/2005. Rumah Bersalin dan Balai
Pengobatan AL-AZIZ tersebut menyediakan pelayanan kesehatan yang meliputi
poliklinik umum, IGD, Instalasi Rawat Inap, pelayanan laboratorium, pelayanan alat
X-Ray; USG; EKG, dan pelayanan kamar obat.
Seiring dengan berjalannya waktu dengan adanya peningkatan fasilitas dan
pelayanan, pada tahun 2011 Rumah Bersalin dan Balai Pengobatan Al-AZIZ berubah
nama menjadi Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang dengan mendapatkan ijin
penyelenggaraan rumah sakit dari Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Provinsi Jawa
Timur dengan nomor P2T/I/03.51/I/2011 tanggal 27 Januari 2011. Pada tahun 2012
mendapatkan ijin operasional sementara dengan nomor P2T/5/03.25/02/X/2012
tanggal 25 Oktober 2012. Dan diperpanjang lagi pada tahun 2014 ijin operasional
sementara dengan nomor P2T/2/03.25/02/2014 tanggal 10 Januari 2014. Dan pada
akhirnya pada tahun 2015 mendapatkan ijin operasional tetap dengan nomor
P2T/1/03.26/02/II/2015 tanggal 10 Januari 2015 yang berlaku selama 5 (lima) tahun
mulai tanggal 27 Februari 2015 sampai dengan 27 Februari 2020. Sebelum adanya
ijin tetap tersebut pada tahun 2014 Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang mendapatkan
Penetapan Kelas sebagai Rumah Sakit Kelas D dari Kementerian Kesehatan RI
dengan nomor HK.02.03/I/3001/2014 tanggal 30 September 2014.
Pada awalnya sebagai rumah sakit yang baru berdiri jumlah pasien yang dilayani
tidak terlalu banyak. Pada waktu itu pasien lebih memilih berobat di rumah sakit
yang berada di kota Jombang yang lebih fasiltas dan peralatannya. Setelah adanya
dengan beberapa perusahaan di Jombang seperti UD. Karya Jati, PT. Moulding
Perkasa, PT. Cheil Jedang Indonesia Jombang dan adanya penambahan dan
perbaikan fasilitas dan pelayanan rumah sakit dari tahun ke tahun kunjungan pasien
semakin meningkat. Pada tahun 2014 Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang menjalin
kerjasama dengan perusahaan asuransi INHEALTH.
Sejak awal berdiri menjadi rumah sakit sampai saat ini, dr. Juliastuti masih
dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang.
Pada tahun 2015 disusunlah Rencana Strategis Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang
tahun 2015-2020. Dalam Renstra tersebut ditetapkan rencana jangka pendek, jangka
menengah dan jangka panjang dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan, pengembangan sarana dan prasarana, lingkungan, dan pengembangan
SDM yang sesuai dengan visi, misi dan motto rumah sakit.
BAB III
VISI, MISI, MOTTO, FALSAFAH, NILAI DAN TUJUAN
RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

A. VISI
Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang memiliki visi : “Memberikan pelayanan
kesehatan yang terbaik bagi masyarakat”.

B. MISI
Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang memiliki misi :
1. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima bagi masyarakat.
2. Menyediakan sarana pelayanan kesehatan yang nyaman.
3. Melaksanakan pengelolaan rumah sakit sebagai unit sosial yang bermanfaat.
4. Mengembangkan karyawan rumah sakit yang kompeten dan berakhlaq
mulia.

C. MOTTO
“KEPERCAYAAN ANDA ADALAH AMANAH BAGI KAMI”

D. FALSAFAH
Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang memiliki falsafah :
1. Menjadikan Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang pilihan utama masyarakat
sekitar.
2. Hak pasien untuk mnendapatkan pelayanan kesehatan yang bermutu.
3. Sebagai tempat tenaga kesehatan mengabdi dan mengembangkan
profesionalisme.
4. Secara berkesinambungan meningkatkan kemampuan dan ketrampilan
dalam berkarya.
5. Bekerja secara tim berdasarkan kebersamaan dan saling menghargai antar
profesi.
6. Memiliki komitmen untuk mencapai tujuan rumah sakit.
7. Keikhlasan dan niat beribadah dalam melaksanakan tugas.
E. NILAI-NILAI
M = Manusiawi
A = Aman
N = Nyaman
T = Terdepan
A = Amanah
P = Profesional

F. TUJUAN
1. Tersedianya sumber daya manusia yang memiliki kompetensi tinggi,
memiliki integritas, komitmen yang kuat terhadap organisasi melalui upaya
pendidikan serta terlaksananya peningkatan kesejahteraan yang adil dan
manusiawi.
2. Tersedianya gedung dan tempat pelayanan yang nyaman, menyenangkan,
indah dan atraktif bagi klien maupun karyawan.
3. Tersedianya peralatan medis dan non medis lengkap dan standar.
4. Terwujudnya SDM yang kompeten.
5. Terwujudnya SDM dengan kesejahteraan meningkat yang adil dan
manusiawi.
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

1. KOMITE MEDIS DIREKTUR


2. KOMITE MUTU DAN
KESELAMATAN PASIEN
3. KOMITE ETIK DAN HUKUM
4. KOMITE FARMASI DAN TERAPI
SPI
5. KELOMPOK STAF MEDIS
6. KOMITE KEPERAWATAN
7. KOMITE PPIRS
KA. BAGIAN PELAYANAN KA. BAGIAN UMUM
8. TIM K3RS

SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN SUB. BAGIAN
PELAYANAN MEDIS PENUNJANG MEDIS KEPERAWATAN SUMBER DAYA MANUSIA KEUANGAN SEKRETARIAT

INSTALASI GAWAT RADIOLOGI RUANG PERAWATAN I PERSONALIA KOORDINATOR ADMINISTRASI


KASIR PERKANTORAN
DARURAT
DIKLAT
INSTALASI FARMASI RUANG PERAWATAN II
INSTALASI KAMAR AKUNTANSI DAN HUMAS
OPERASI PERPAJAKAN
INSTALASI GIZI
KAMAR BERSALIN, LOGISTIK
HIGH CARE UNIT IBU DAN ANAK
(HCU)
UNITLABORATORIUM
PEMELIHARAAN
PELAYANAN SARANA
INSTALASI KEROHANIAN
RAWAT JALAN UNIT REKAM MEDIS
SANITASI &
LAUNDRY

PUSAT STERILISASI
BAB V
STRUKTUR ORGANISASI PPI RUMAH SAKIT AL-AZIZ JOMBANG

A. PIMPINAN DAN STAF


Pimpinan dan petugas kesehatan dalam Komite dan Tim PPI diberi kewenangan
dalam menjalankan program dan menentukan sikap pencegahan dan
pengendalian infeksi.
Komite PPI disusun minimal terdiri dari Ketua, Sekretaris, dan Anggota.
1. Ketua sebaiknya dokter (IPCO/ Infection Prevention and Control Officer)
yang mempunyai minat, kepedulian dan pengetahuan, pengalaman,
mendalami masalah infeksi, mikrobiologi klinik, atau epidemiologi klinik.
2. Sekretaris sebaiknya perawat senior (IPCN/ Infection Prevention and
Control Nurse), yang disegani, berminat, mampu memimpin, dan aktif.
3. Anggota Komite PPI RUMAH SAKIT AL-AZIZ Jombang terdiri dari :
a. Dokter wakil dari tiap KSM (Kelompok Staf Medis)
b. Dokter Patologi Klinik.
c. Kepala Ruang Laboratorium.
d. Staf Farmasi.
e. Kepala Seksi Keperawatan
f. Kepala Instalasi CSSD dan Laundry
g. Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit (IPS-RS)
h. Kepala Instalasi Sanitasi Lingkungan
i. Staf Instalasi Gizi.
j. House Keeping.
k. Ketua K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja).
l. Kepala Instalasi Forensik
4. Anggota Tim PPI Rumah Sakit AL AZIZ Jombang terdiri dari :
a. Tim PPI Rumah Sakit AL-AZIZ Jombang terdiri dari 1 (satu) IPCO
dan 1 (satu) IPCN.
b. Rumah sakit harus memiliki IPCN yang bekerja puma waktu, dengan
ratio l (satu) IPCN untuk tiap (100-150) tempat tidur di rumah sakit.
Tim PPI Rumah sakit AL-AZIZ Jombang memiliki 1 (satu) orang
IPCN puma waktu.
c. Dalam bekerja IPCN dapat dibantu beberapa IPCLN (Infection
Prevention and Control Link Nurse) dari tiap unit, terutama yang
berisiko terjadinya infeksi.

B. STRUKTUR ORGANISASI

DIREKTUR

KOMITE PPI

TIM PPI

IPCN

UNIT CSSD LAUNDRY FARMASI GIZI KEBERSIHAN LABORATORIUM K3RS


PERAWATAN
BAB VI
URAIAN JABATAN

A. KOMITE PPI
1. Ketua Komite PPI
Tugas Pokok :
Membantu direktur dalam merencanakan, melaksanakan, membina,
mendidik, melatih, mengawasi, monitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
program-program pencegahan dan pengendalian infeksi.
Kriteria Ketua Komite PPI :
a. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI.
b. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI
c. Memiliki kemampuan leadership.
Uraian tugas :
a. Berkontribusi dalam mendiagnosis dan terapi infeksi yang benar.
b. Turut menyusun pedoman dan penulisan resep antibiotika dan
surveilans.
c. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika.
d. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans
infeksi dan mendeteksi serta menyelidiki KLB.
e. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang
berhubungan dengan prosedur terapi.
f. Turut memonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
g. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami
pencegahan dan pengendalian infeksi.
2. Sekretaris Komite PPI
Kriteria :
a. Perawat senior yang disegani.
b. Mempunyai minat dalam PPI.
c. Memiliki kemampuan leadership.
d. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Uraian tugas :
a. Menyelenggarakan kegiatan kesekretaritan kegiatan pencegahan dan
pengendalian infeksi agar proses kegiatan PPI dapat berjalan lancar.
b. Membuat notulen setiap proses kegiatan PPI.
c. Mengurus logistic dan kerumahtanggaan kegiatan PPI.
d. Mempersiapkan dan melaksanakan kegiatan intern organisasi yang
telah dijadwalkan secara tertib dan bertanggungjawab.
e. Melaksanakan tugas lain dari ketua.
3. Anggota Komite PPI
Kriteria :
a. Mempunyai minat dalam PPI.
b. Pernah mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
Tugas dan Tanggung Jawab Komite PPI :
a. Membuat dan mengevaluasi kebijakan PPL
b. Melaksanakan sosialisasi kebijakan PPIRS, agar kebijakan dapat
dipahami dan dilaksanakan oleh petugas kesehatan rumah sakit.
c. Membuat SPO PPI
d. Menyusun dan mengevaluasi pelaksanaan program PPI dan program
pelatihan dan pendidikan PPI.
e. Bekerjasama dengan tim PPI dalam melakukan investigasi masalah atau
KLB infeksi rumah sakit.
f. Memberi usulan untuk mengembangkan dan meningkatkan cara
pencegahan dan pengendalilan infeksi.
g. Memberikan konsultasi pada petugas kesehatan rumah sakit dan
fasilitas pelayanan kesehatan lainnya dalam PPI.
h. Mengusulkan pengadaan alat dan bahan yang sesuai dengan prinsip PPI
dan aman bagi yang menggunakan.
i. Mengidentikasi temuan di lapangan dan mengusulkan pelatihan untuk
meningkatkan kemampuan sumber daya manusia (SDM) rumah sakit
dalam PPI.
j. Melakukan pertemuan berkala, termasuk evaluasi kebijakan.
k. Menerima laporan dari tim PPI dan membuat laporan kepada Direktur.
l. Berkoordinasi dengan unit terkait lain.
m. Memberikan usulan kepada direktur untuk pemakaian antibiotika yang
rasional di rumah sakit berdasarkan basil pantauan kuman dan
resistensinya terhadap antibiotik dan menyebarluaskan data resistensi
antibiotika.
n. Menyusun kebijakan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3).
o. Turut menyusun kebijakan Clinical Governance dan Patient safety.
p. Mengembangkan, mengimplementasikan dan secara periodik mengkaji
kembali rencana manajemen PPI apakah telah sesuai kebijakan
manajemen rumah sakit.
q. Memberikan masukan yang menyangkut kontruksi bangunan dan
pengadaan alat dan bahan kesehatan, renovasi ruangan, cara
pemrosesan alat, penyimpanan alat dan linen sesuai dengan prinsip PPI.
r. Menentukan sikap penutupan ruangan rawat bila diperlukan karena
potensial menyebarkan infeksi.
s. Melakukan pengawasan terhadap tindakan-tindakan yang menyimpang
dari standar prosedur/ monitoring surveilans.
t. Melakukan investigasi, menetapkan dan melaksanakan penanggulangan
infeksi bila ada KLB di rumah sakit.

B. IPCO (Infection Prevention and Control Officer)


Kriteria IPCO :
1. Ahli atau dokter yang mempunyai minat dalam PPI
2. Mengikuti pendidikan dan pelatihan dasar PPI.
3. Memiliki kemampuan Leadership.
Tugas IPCO :
1. Berkontribusi dalam diagnosis dan terapi infeksi yang benar
2. Turut menyusun pedoman penulisan resep antibiotika dan surveinlans.
3. Mengidentifikasi dan melaporkan kuman pathogen dan pola resistensi
antibiotika.
4. Bekerjasama dengan perawat PPI memonitor kegiatan surveilans infeksi dan
mendeteksi serta menyelidiki KLB.
5. Membimbing dan mengajarkan praktek dan prosedur PPI yang berhubungan
dengan prosedur terapi.
6. Turut mernonitor cara kerja tenaga kesehatan dalam merawat pasien.
7. Turut membantu semua petugas kesehatan untuk memahami pencegahan
dan pengendalian infeksi.

C. IPCN (Infection Prevention and Control Nurse)


Kriteria IPCN :
1. Perawat dengan pendidikan minimal D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki pengalaman sebagai kepala ruangan atau setara.
4. Memiliki l:emamptian leadership, inovatif dan convident.
5. Bekerja purna waktu.
Tugas dan 'Tanggung Jawab IPCN :
1. Mengunjungi ruangan setiap hari untuk memonitor kejadian infeksi yang
terjadi di lingkungan kerjanya, baik rumah sakit dan fasilitas pelayanan
kesehatan lainnya.
2. Memonitor pelaksanaan PPI, penerapan SPO, kewaspadaan isolasi.
3. Melaksanakan surveilans infeksi dan melaporkan kepada komite PPI.
4. Bersama komite PPI melakukan pelatihan petugas kesehatan tentang PPI di
rumah sakit
5. Melakuklan investigasi terhadap KLB dan bersama-sama komite PPI
memperbaiki kesalahan yang terjadi.
6. Memonitor kesehatan petugas kesehatan untuk mencegah penularan infeksi
dari petugas kesehatan ke pasien atau sebaliknya.
7. Bersama komite menganjurkan prosedur isolasi dan memberikan konsultasi
tentang pencegahan dan pengendalian infeksi yang diperlukan pada kasus
yang terjadi di rumah sakit.
8. Audit pencegahan dan pengendalian infeksi termasuk terhadap limbah,
laundry, gizi, dari lain-lain dengan menggunakan daftar tilik.
9. Memonitor kesehatan lingkungan.
10. Memonitor terhadap pengendalian penggunaan antibiotika yang rasional.
11. Mendesain, melaksanakan, memonitor, dan mengevaluasi surveilans infeksi
yang terjadi di rumah sakit dan fasilitas pelayanan kesehatan lainnya.
12. Membuat laporan surveilans dan melaporkan ke komite PPI.
13. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan PPI.
14. Memberikaui saran desain ruangan rumah sakit agar sesuai dengan prinsip
PPI.
15. Meningkatkan kesadaran pasien dan pengunjung rumah sakit tentang
PPIRS.
16. Memprakarsai penyuluhan bagi petugas kesehatan, pengunjung dan
keluarga tentang topik infeksi yang sedang berkembang di masyarakat,
infeksi dengan insiden tinggi.
17. Sebagai koordinasi antara instalasi/ unit dalam mendeteksi, mencegah dan
mengendalikan infeksi di rumah sakit.

D. IPCLN (Infection Prevention and Control Link Nurse)


Kriteria IPCLN :
1. Perawat dengan pendidikan min D3 dan memiliki sertifikasi PPI.
2. Memiliki komitmen di bidang pencegahan dan pengendalian infeksi.
3. Memiliki kemampuan leadership.
Tugas IPCLN :
IPCLN sebagai perawat pelaksana harian/ penghubung bertugas
1. Mengisi dan mengumpulkan formulir surveilans setiap pasien di unit rawat,
inap masing-masing, kemudian menyerahkannya kepada IPCN ketika
pasien pulang.
2. Memberikan motivasi dan teguran tentang pelaksanaan kepatuhan
pencegahan dan pengendalian infeksi pada setiap personil ruangan di unit
rawat masing-masing.
3. Memberitahukan kepada IPCN apabila ada kecurigaan adanya infeksi
rumah sakit pada pasien.
4. Berkoordinasi dengan IPCN saat terjadi infeksi potensial KLB, penyuluhan
bagi pengunjung di ruang rawat masing-masing, konsultasi prosedur yang
harus dijalankan bila belum faham.
5. Memonitor kepatuhan petugas kesehatan yang lain dalam menjalankan
standar isolasi.
BAB VII
SARANA DAN FASILITAS PELAYANAN PENUNJANG
(SUPPORTING SYSTEM)

A. SARANA KESEKRETARITAN
1. Ruangan Sekretariat dan tenaga sekretaris yang full time.
2. Komputer, printer dan Internet (SIRS)
3. Telepon dan Faksimile.
4. Alat tubs kantor.

B. DUKUNGAN MANAJEMEN
Dukungan yang diberikan oleh manajemen berupa
1. Penerbitan surat keputusan untuk komite dan tim PPIRS.
2. Anggaran atau dana untuk kegiatan.
- Pendidikan dan pelatihan (diklat).
- Pengadaan fasilitas pelayanan penunjang.
- Untuk pelaksanaan program, monitoring, evaluasi, laporan dan rapat
rutin.
- Insentif/ tunjangan/ reward untuk komite PPIRS.
BAB VIII
TATA HUBUNGAN KERJA

Kepera Bag. DIK K3RS SANI LAB


watan Umum LAT TASI

Komite RADIO
Medis LOGI
KOMITE
PPI FARMA
Kamar
Jenazah SI

Kamar IGD HCU Laundry Pusat GIZI


Operasi Sterilisasi

UNIT TATA HUBUNGAN KERJA


Komite Medis Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan Komite Medik
terkait dengan rekomendasi hasil pemetaan kuman penggunaan
antimikroba yang rasional
Keperawatan Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian keperawatan
terkait dengan surveilans pasien rawat inap, kewaspadaan isolasi
dan penerapan kewaspadaan universal
Bagian Umum Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian umum terkait
dengan penerapan kewaspadaan universal
DIKLAT Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian diklat terkait
dengan program pelatihan bagi karyawan dan petugas kesehatan
K3RS Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan Komite Kesehatan
dan Keselamatan Kerja Rumah Sakit terkait dengan penerapan
kewaspadaan universal
SANITASI Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian sanitasi dan
lingkungan terkait dengan penanganan limbah
Laboratorium Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian laboratorium
terkait dengan penerapan kewaspadaan universal dan penanganan
limbah
Radiologi Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian radiologi
terkait dengan penerapan kewaspadaan universal
Farmasi Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian farmasi
terkait dengan penggunaan antimikroba
Gizi Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian gizi terkait
dengan penerapan kewaspadaan universal
Pusat Sterilisasi Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian CSSD terkait
dengan kewaspadaan universal, metode sterilisasi dan disinfeksi
Laundry Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian laundry
terkait dengan penerapan kewaspadaan universal dan penanganan
linen
HCU Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian ICU terkait
dengan surveilans pasien di ruang intensif, kewaspadaan isolasi
dan kewaspadaan universal
IGD Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian IGD terkait
dengan penerapan kewaspadaan universal
OK Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan bagian OK terkait
dengan pemeriksaan berkala untuk sterilisasi ruang OK, metode
steriliisasi dan disinfeksi
Kamar Jenazah Tim PPI mempunyai hubungan kerja dengan kamar jenazah terkait
dengan kewaspadaan universal
BAB IX
POLA KETENAGAAN

A. POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL


Kualifikasi
Jabatan Jumlah
Pendidikan Pelatihan
Ketua Komite PPI Dokter Spesialis - 1
Pelatihan PPI
IPCO Dokter Umum 1
Dasar
Pelatihan PPI
IPCN DIII Keperawatan Dasar + PPI 1
Lanjutan
SI / DIII
IPCLN 8
Keperawatan

B. PENGEMBANGAN DAN PENDIDIKAN


1. Tim PPI
a. Wajib mengikuti pendidikan pelatihan dasar dan lanjut PPI.
b. Memiliki sertifikat PPI.
c. Mengembangkan diri mengikuti seminar, lokakarya dan sejenisnya.
d. Bimbingan teknis secaua berkesinambungan.
2. Staf Rumah Sakit
a. Semua staf rumah sakit harus mengetahui prinsip pencegahan dan
pengendalian infeksi.
b. Semua staf rumah sakit yang berhubungan dengan pelayan pasien harus
mengikuti pelatihan PPI.
c. Rumah sakit berkala melakukan sosialisasi/ simulasi PPI.
d. Semua karyawan baru, mahasiswa, PPDS harus mendapatkan orientasi
PPI.
BAB X
ORIENTASI

Kegiatan orientasi karyawan baru dilaksanakan selama 1 hari dijadwalkan sebagai


berikut :
Lama
No Materi Kegiatan Pembimbing
Orientasi
1 - Struktur Organisasi KPPI
Bimbingan dan
RS
Tinjauan 1 hari IPCN
- Uraian Jabatan
Lapangan
- Pengenalan Personil
2 - Progam PPI
- Kebersihan Tangan
Bimbingan dan
- Pemakaian APD
Praktik
- Pengelolaan Limbah IPCN
Kebersihan
- Penanganan tertusuk jarum
Tangan
- Penyuntikan yang aman
- Pengelolaan linen
BAB XI
PERTEMUAN / RAPAT

Jenis Rapat :
1. Rapat Rutin Bulanan antara IPCN dan IPCLN, rapat yang diselenggarakan 1
(satu) bulan sekali pada minggu ke II setiap bulan. Rapat membahas mengenai
laporan infeksi bulanan, evaluasi kerja IPCLN pada bulan berjalan, penyiapan
laporan bulanan, pembahasan masalah PPI di unit kerja terutama keperawatan,,
rencana kerja serta sosialiasi kebijakan terbaru yang berhubungan dengan PPI di
rumah sakit.
2. Rapat rutin Komite PPI, rapat yang diselenggarakan setiap 3 bulan sekali dengan
unit terkait yaitu perwakilan masing-masing Kelompok Staf Medis, Gizi, CSSD,
Farmasi, K3, Sanitasi, Pemeliharaan Sarana, Pemusaraan Jenazah. Rapat
membahas tentang sosialisasi peraturan atau kebijakan PPI terbaru, anggaran
tahun depan, kasus-kasus pasien infeksi, penentuan ruang isolasi/ kohort,
perlindungan kesehatan karyawan, program PPI terbaru.
3. Rapat Koordinasi, rapat yang diselenggarakan dengan unit kerja lain dan Direksi
untuk pelaksanaan koordinasi kegiatan yang berhubungan dengan PPI serta
laporan kegiatan PPI. Rapat Koordinasi diselenggarakan setiap 3 bulan sekali
4. Rapat Insidentil, rapat yang sifatnya mendesak, tidak terjadwal dan dapat
diselenggarakan baik secara internal unit SDM maupun mengundang unit lain
sesuai dengan kebutuhan.
BAB XII
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. MONITORING
1. Monitoring dilakukan oleh IPCN dan IPCLN.
2. Dilakukan setiap hari dalam hal pengumpulan data untuk surveilans
mempergunakan check list atau input data tindakan dalam komputer.
3. Ada formulir bantu surveilans.

B. EVALUASI
1. Dilakukan oleh Tim PPIRS dengan frekuensi minimal setiap bulan.
2. Evaluasi oleh Komite PPI minimal setiap 3 bulan.

C. LAPORAN
1. Membuat laporan tertulis kepada Direktur setiap bulan.
2. Membuat laporan rutin : harian, mingguan, bulanan, 3 bulan, 6 bulan, 1
tahun, insidentil ataupun KLB.

Anda mungkin juga menyukai