PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Keberhasilan pelayanan kesehatan Keluarga Berencana suatu Negara
dapat diukur dari angka kematian maternal dan perinatal di negara itu sendiri.
Persalinan kejadian fisiologis yang normal tanpa harus ada intervensi, namun
kematian Ibu (Saifudin, 2006). Kematian ibu adalah kematian seorang wanita
dengan kehamilan dan persalinannya. Dengan kata lain, 1400 wanita setiap
hari atau lebih dari 500.000 wanita meninggal setiap tahun karena kehamilan
dan persalinan. Penyebab langsung kematian ibu terjadi pada saat persalinan
21 kasus dan lain-lain 71 kasus per 1.000 kelahiran hidup (WHO, 2010 dalam
Adriaansz, 2010).
Berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun
per 100.000 angka kelahiran hidup, AKI Singapura 14 per 100.000 angka
1
2
hidup, Malaysia 62 per 100.000 kelahiran hidup, Thailand 110 per 100.000
angka kelahiran hidup, Vietnam 150 per 100.000 angka kelahiran hidup,
Philipina 230 per 100.000 angka kelahiran hidup dan jumlah AKI di
Indonesia sendiri masih tergolong tinggi dan menjadi urutan pertama diantara
negara-negara ASEAN.
Angka Kematian Ibu (AKI) pada tahun 2012 mencapai 359 per
(SDKI, 2012) .
Penyebab langsung kematian ibu di indonesia adalah perdarahan
28 %, infeksi 11%, eklampsi 24%, partus lama 5%, komplikasi abortus 5%,
penyebab lainnya adalah faktor tidak langsung yaitu mencakup tiga terlambat
pertolongan yang cepat dan tepat di fasilitas kesehatann, serta empat terlalu
yaitu terlalu muda ,yaitu usia kurang dari 20 tahun, terlalu tua yaitu usia
lebidh dari 35 tahun, terlalu sering jarak anak kurang dari 2 tahun, terlalu
banyak jumlah anak yaitu lebih dari 4 orang (Depkes RI, 2012).
Angka Kematian Bayi (AKB) di Indonesia Mencapai 228 per 1000
AKI di Provinsi Banten tahun 2016 mencapai 252 per angka kelahiran
hidup, Penyebab langsung kematian ibu di Provinsi Banten pada tahun 2016
sepsis 52 orang, kelainan kongenital 114 orang, dan penyebab lain-lain 210
dll) 7 jiwa, gangguan metabolik (DM, dll) 0 jiwa, dan lain-lain 15 jiwa
tahun 2016 disebabkan oleh beberapa Faktor yaitu, BBLR 55 jiwa, asfiksia 72
jiwa, tetanus neonatorium 4 jiwa, sepsis 3 jiwa, kelainan bawaan 18, dan
pascapersalinan 45% terjadi pada 24 jam pertama setelah bayi lahir, 68-73%
4
dalam satu minggu setelah bayi lahir, dan 82-88% dalam dua minggu setelah
Esensial (PKRE), dan kita telah mempunyai intervensi strategi yaitu empat
pilar Safe Motherhood yang terdiri dari keluarga berencana, pelayanan asuhan
antenatal, persalinan yang bersih dan aman, serta pelayanan obstetrik esensial
(Wiknjosastro, 2010).
Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk memberikan
kehamilan, persalinan, nifas hingga keluarga berencana (KB) dan bayi baru
B. TUJUAN
1. TUJUAN UMUM
Setelah melaksanakan praktik klinik penyelesaian laporan Studi
Komprehensif pada Ibu hamil, bersalin, bayi baru lahir dan nifas dengan
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB) pada
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB) pada Ny.
persalinan, bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB) pada
bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana (KB) pada Ny. “H” di
Lahir, Serta dapat menambah pengalaman secara nyata dalam laporan studi
asuhan kebidanan pada Ibu bersalin, dan sebagai bahan pembanding untuk
angkatan selanjutnya.
D. Sistematika Penulisan
1. BAB I : Pendahuluan
Bab ini berisikan tentang latar belakang, tujuan penulisan yang
Ante Natal Care (ANC), persalinan, nifas, bayi baru lahir, KB (Keluarga
yang digunakan untuk menjawab masalah yang terdiri dari tinjauan kasus
Ante Natal Care (ANC), persalinan, nifas, bayi baru lahir dan keluarga
berencana.
4. BAB IV : Pembahasan Kasus
Bab ini membahas mengenai pembahasan dari kasus masa
kehamilan, masa persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir dengan