Anda di halaman 1dari 13

Nama : Noneng Fatimah

S1 Keperawatan Rajawali

Kls kab sukabumi

MINI PROPOSAL

1. BIDANG KEAHLIAN : Jiwa

2. KASUS : Tingkat Kecemasan

3. JUDUL : Hubungan Tingkat Kecemasan Dengan Gangguan

Pola Tidur Pasien Preoperasi Di Ruang Bedah Rumah Sakit Kartika Cibadak

4. KEJADIAN MASALAH :

F-1(insidensi kasus/ variable dependen)

a. Tidur adalah salah satu perubahan kesadaran ketika persepsi dan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun (Mubarak, 2008).

b.Tidur merupakan suatu keadaan tidak sadar dimana persepsi dan reaksi

individu terhadap lingkungan menurun atau hilang, dan dapat

dibangunkan kembali dengan indra atau rangsangan yang cukup (Asmadi,

2008).

c. Tidur merupakan kondisi tidak sadar dimana individu dapat dibangunkan

oleh stimulus atau sensori yang sesuai (Guyton dalam Aziz Alimul, 2006)

d. Pola tidur pada usia dewasa muda (18-40 tahun) adalah 7-9 jam/hari.

Klien yang mengalami gangguan tidur akan menunjukan gejala-gejala

sebagai berikut: menarik diri, apatis, respons menurun, merasa tidak enak

badan, ekspresi wajah kuyu, malas bicara, kantuk yang berlebihan,


kemampuan memberikan keputusan atau pertimbangan menurun, tidak

mampu untuk berkonsentrasi (kurang perhatian), keletihan (penglihatan

kabur, mual, dan pusing), sulit melakukan aktivitas sehari-hari, daya ingat

berkurang, bingung, timbul halusinasi, dan ilusi penglihatan atau

pendengaran (Asmadi, 2008).

e. Banyak faktor yang mempengaruhi pola tidur, di antaranya adalah

penyakit, lingkungan, kelelahan, gaya hidup, sress emosional, stimulan

dan alkohol, diet, merokok, medikasi, dan motivasi (Mubarak & Chayatin,

2008)

f. Proses biokimia dan biofisika tubuh manusia mempunyai irama dengan

puncak fungsi atau aktivitas yang terjadi dengan pola konsisten dalam

siklus sehari-hari. Bila irama ini terganggu seperti gangguan pola tidur

pada pasien preoperasi dapat mempengaruhi proses biokimia dan proses

biofisika yang dapat menyebabkan penyimpangan dari norma kehidupan.

Tidur bertujuan untuk mencegah kelelahan fisik dan psikis atau penyakit;

kurang tidur memperpanjang waktu sembuh dari sakit (Hudak & Gallo,

1997).

g. Menurut penelitian Gustafsson & Hetta (1999, dalam Majalah

keperawatan Nursing Journal Padjajaran University, 2001), gangguan

tidur sebelum operasi dapat berakibat terjadinya gangguan emosional

setelah pembedahan. Oleh sebab itu gangguan tidur pada pasien

preoperasi harus segera diatasi oleh perawat semaksimal mungkin.


h. Pembedahan atau operasi adalah semua tindakan pengobatan yang

menggunakan cara invasif dengan membuka atau menampilkan bagian

tubuh yang akan ditangani. Sebelum dilakukan pembedahan ada beberapa

hal penting yang harus dipersiapkan yaitu persiapan prabedah (persiapan

fisik dan mental) dimana hal tersebut membantu memperkecil resiko

operasi karena hasil akhir suatu pembedahan sangat bergantung pada

penilaian keadaan penderita dan persiapan preoperasi (Majalah

keperawatan Nursing Journal Padjajaran University, 2001)

F-2 (solusi/independen)

a. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal

melalui terciptanya masyarakat, bangsa dan negara Indonesia yang ditandai

oleh penduduknya yang hidup dengan perilaku dan lingkungan sehat,

memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang

bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes, 2007). Untuk

mencapai tujuan Indonesia sehat 2010 tersebut sangat diperlukan tenaga,

fasilitas, dan pelayanan kesehatan yang memadai.

b. Rumah sakit adalah salah satu organisasi kesehatan yang dengan segala

fasilitas kesehatannya diharapkan dapat membantu pasien dalam

meningkatkan kesehatan dan mencapai kesembuhan baik fisik, psikis,

maupun sosial. Tujuan kesehatan tidak hanya memulihkan kesehatan pasien


secara fisik tetapi sedapat mungkin diupayakan menjaga kondisi emosi dan

jasmani pasien menjadi nyaman.

c. Salah satu layanan yang ada di Rumah Sakit adalah layanan pengobatan

melalui operasi. Kecemasan paling umum dialami oleh pasien yang dirawat

di rumah sakit, kecemasan yang sering terjadi adalah apabila pasien yang

dirawat di rumah sakit harus mengalami proses pembedahan. Kecemasan

merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak

menyenangkan dan dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan

sehari-hari (Suliswati dkk, 2005).

d. Fase preoperatif dari peran keperawatan perioperatif dimulai ketika

keputusan untuk intervensi bedah dibuat dan berakhir ketika pasien dikirim

ke meja operasi. Segala bentuk prosedur pembedahan selalu didahului

dengan suatu reaksi emosional tertentu oleh pasien, apakah reaksi tersebut

jelas atau tersembunyi, normal atau abnormal (Brunner & Suddarth, 2002).

e. Secara mental, penderita harus dipersiapkan untuk menghadapi

pembedahan karena kebanyakan klien preoperasi akan merasa cemas dan

takut (Carpenito, 1999). Keadaan tersebut dapat meningkatkan jumlah

kebutuhan anastesi sehingga dapat memperpanjang waktu pemulihan

setelah operasi, selain itu dapat juga meningkatkan resiko terjadinya

komplikasi pembedahan.

f. Ansietas atau kecemasan seringkali mengganggu tidur seseorang, dimana

cemas akan meningkatkan konsentrasi nonepineprin dalam darah melalui

stimulus sistem darah simpatis. Kondisi ini menyebabkan berkurangnya


siklus tidur Non Rapid Eye Movement (NREM) tahap IV dan tidur Rapid

Eye Movement (REM) serta seringnya terjaga saat tidur (Mubarak &

Chayatin, 2008).

g. Kecemasan merupakan respon individu terhadap suatu keadaan yang tidak

menyenangkan dan dialami oleh semua mahluk hidup dalam kehidupan

sehari-hari (Suliswati: 2005).

h. Pandangan setiap orang mengghadapi pembedahhan berbeda, sehingga

respon pun berbeda. Setiap menghadapi pembedahan selalu menimbulkan

ketakutan dan kecemasan pada pasien, kecemsan sering muncul pada usia

sebelum 30 tahun(stuart and sundeen, 2006:196)

i. Ansietas atau kecemasan merupakan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya,

keadaan emosi ini tidak memilki objek yang spesifik (Stuart &

Sundeen,1998)

j. Ansietas atau kecemasan adalah kekhawatiran yang tidak jelas dan

menyebar,yang berkaitan dengan perasaan yang tidak pasti dan tidak

berdaya (Gail W. Stuart, 2007).

Rentang respon ansietas menurut Gail W. Stuart (2007)

Respon adaptif Respon maladaptif

Antisipasi Ringan Sedang Berat Panik


5. KERANGKA TEORI :

Faktor-faktor yang mempengaruhi tidur

penyakit

lingkungan

kelelahan

Terganggu
Gaya hidup
a. Ringan
Sress emosional: b. Sedang
c. Berat Pola tidur
Ansietas/kecemasan d. Berat
sekali
Stimulan & Tidak
alkohol
terganggu
Diet

Merokok

Medikasi

Motivasi

Sumber: Mubarak & Chayatin, (2008)

Dadang Hawari (2006)

Ket: yang diteliti

Tidak diteliti
6. KEASLIAN PENELITIAN :

No Judul penelitian dan Variabel Jenis penelitian Hasil penelitiann

penulis (metode peneltian, (hasil sesuai

sampel penelitian, variabel )

teknik penelitian)

1 Hhubungan tingkat  Tingkat Deskriftif korelasi Chi square dengan

kecemasan dengan kecemasan – cross taraf signifikan a

kualitas tidur pasien  Kualitas sectional,dengan 0,05, hasil uji di

preoperasi druangan tidur 53 sampling peroleh p=0,00

angsoko rummah sakit yang berarti p<a

abdul wahab sjahrranie (0,05) ada

samarinda (annaas budi hubungan tingkat

setyawan,2017) kecemasan,

2 hubungan pengetahuan  informasi desain deskripsi Rumus Chi-Square

pasien tentang informasi pra operasi korelasional Tarap Kesalahn

pra operasi dengan  kecemasan a=0,05, 56,7%

keecemasan pasien pra responden

operasi di rs omni memiliki

(BEATA pengetahuan,
RIVANI,2010) 73,3% responden

mengalami cemas

pada saat akan di

lakukan pasien

praoperasi. Dan uji

chi-square

menghasilkan nilai

signifikan =0,022

3 Hhubungan tingkat  tingkat Deskriftif korelasi Chi squere di

kecemasan dengan kecemasan mengggunakan dapatkan nilai p

gangguan pola tidur  gangguan tenik purposive value= 0,000 pada

pasien preoperasi pola tidur sampling, dengan tingkat kemaknaan

druangan VIII (ruang 30 sampling p<,005 (a<0,05)

bedah laki-laki) RSUD hasil nya

GUNUNG JATI 0,000<0,05 di

CIREBON artikan ada

(Yani trihandayani, hubungan

S,kep Ners,2015)

4 Hubungan tingkat  tingkat Deskriftif korelasi Nilai korelasi

kecemasan dengan kecemasan menggunakan 0,765menandakan

kualitas tidur lasia di  kualitas surve cross 2 varible

posbindu anyelir tidur sectional, enan berhubungan

kecamatan cisarua kab  lansia sampling 66 orng


bandung barat

(elis deti dariah,

okatirantti,2015)

5 Hubungan tingkat  tingkat Deskriftif korelasi Hasil yang di

kecemasan dengan kecemasan mnggunakan cross dapatkan p value

kualitas tidur pada  kualitas sectional,dengan 0,002< a=0,05,

pasien pre operasi tidur 48 responden terdapat hubungan

section caesarea (retha antara tigkat

Melanie, wendi kecemasan dan

jamaludin, 2018 kualitas tidur..

6 Predictor of  level of This is a Chi-square test

preoperative anxiety in preoperati descriptive study There was a

surgical in patients ve anxiety that included 500 significant

(journl of clinical patients relationship

nursing 21(7-8):956 between the

2011 sociodemographhic

patient features,

the level of

preoperative

anxiety p<0,05, the

presence of social

support and the

severty of anxiety
p=0,001

7 Factors associated with  level of Declaration of There was a

preoperative anxiety preoperati Helsinki and was statistically

leves of Turkish ve axiety approved by the significant positive

surgical patients: form a local ethical correlation

single center in Ankara committee, using a between state an

(ezgi erkilic,elvin quesionares with trait axiety score in

kesimci and orhan 186 patients this Turkish

kanbak) scheduled for population, while

elective surgery the most important

predictive factors

that affected state –

STAI score were

age,sex an duration

of sleep the night

before surgery.

8 Predictors of  anxiety Cross-sctional Significant pra

preoperative anxiety  patient study wa operative anxiety

among surgical patients preoperati conducted using was seen in 70,3%

in jimma university ve quantitative data, patient.

specialized teaching with 239 patient

hospital, south western

ethiopia
7. RUMUS MASALAH :

Berdasarkan data yang telah diuraiakan dalam latar belakang di atas

rumusan masalah penelitian ini adalah: “apakah ada Hubungan tingkat

Kecemasan dengan Gangguan Pola Tidur Pasien Preoperasi di Ruang

Bedah Rumah Sakit Kartika Cibadak?”

8. TUJUAN PENELITIAN :

a. Tujuan umum

Mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan ganggun

pola tidur pasien preoperasi di ruang bedah Rumah Sakit kartika cibadak.

b. Tujuan khusus

Secara khusus penelitian ini bertujuan:

a. Mengetahui gambaran tingkat kecemasan pasien preoperasi

b. Mengetahui gambaran gangguan pola tidur pasien preoperasi

c. Mengetahui hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan pola tidur

pasien preoperasi

9. MANFAAT PENELITIAN :

a. Manfaat teoritis

a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah bagi ilmu

keperawatan, khususnya ilmu keperawatan jiwa.


b) Bagi peneliti selanjutnya diharapkan hasil penelitian ini dapat digunakan

sebagai data dasar untuk penelitian lanjutan yang berkaitan dengan

kecemasan dan gangguan pola tidur pasien preoperasi bedah sedang.

b. Manfaat praktik

a) Manfaat bagi Rumah Sakit

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi

terhadap pengembangan pelayanan asuhan keperawatan yang lebih baik

pada pasien preoperasi di ruang bedah Rumah Sakit kartika cibadak,

terutama dalam hal manajemen cemas dan gangguan pola tidur.

b) Bagi institusi pendidikan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran

tentang hubungan tingkat kecemasan dengan gangguan pola tidur pada

pasien preoperasi.

c) Bagi praktisi keperawatan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk

memberikan informasi ilmiah kepada praktisi keperawatan tentang

hubungan kejadian kecemasan dengan gangguan pola tidur pada pasien

preoperasi bedah sedang pada dewasa muda.

d) Manfaat bagi penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat mengimplementasikan ilmu

yang telah didapat dan memberikan pengalaman dalam penyusunan

Provosal.
10. DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep dan Aplikasi Kebutuhan Dasar Klien. Salemba

Medika:Jakarta

Mubarak & Chayatin. 2008. Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia. EGC: Jakarta

Alimul, Aziz. 2006. Kebutuhan Dasar Manusia Buku 2. Salemba Medika. Jakarta

Hudak & Gallo. 1997. Keperawatan Kritis, Vol I. EGC: Jakarta

Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan.

Salemba medika: Jakarta

Stuart & Sundeen. 1998. Buku Saku Keperawatn Jiwa. EGC: Jakarta

Anda mungkin juga menyukai