PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1. Mengetahui cara mengidentifikasi mekanisme stuck pipe
2. Mengetahui proses penanganan stuck pipe yang baik dan benar.
1.3. Manfaat
1. Dapat mengetahui cara mengidentifikasi mekanisme stuck pipe
2. Dapat mengetahui proses penanganan stuck pipe yang baik dan benar
1
1.4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
1. Waktu
Waktu pelaksanaan Kerja Praktek ini berlangsung mulai tanggal 1
April 2019 – 30 April 2019
3. Tempat
Tempat pelaksanaan Kerja Praktek dilaksanakan di :
a. Kantor PT. Pertamina Drilling Service Indonesia – Project Area
Jawa
b. Rig PDSI #38.2/D1000-E Lokasi ABG-B2 Sumur ABG-006
2
1.6. Sistematika Laporan
Dalam sistematika laporan untuk lebih memudahkan dalam
penulisan dan pembacaan Laporan Kerja Praktek ini, maka penyusun
membagi dalam beberapa bab, sebagai berikut :
1. BAB I PENDAHULUAN
2. BAB II TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
3. BAB III TEORI DASAR
4. BAB IV PEMBAHASAN
5. BAB V PENUTUP
3
BAB II
TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN
4
Dalam perkembangannya, Drilling Services menjadi unit usaha Direktorat
Hulu sampai dengan bulan September 2005 dan kemudian beralih menjadi
bagian dari Direktorat Pengembangan Usaha PT. PERTAMINA EP. Akhirnya
pada tanggal 17 Juli 2006, berdasarkan SK Dirut No. Kpts-081/C00000/2006
S0, struktur organisasi Drilling Services Dit Hulu dikembalikan menjadi unit
usaha di bawah Direktorat Hulu sebagai persiapan membentuk Anak
Perusahaan di tahun 2007.
PT. Pertamina Drilling Services Indonesia (PT. PDSI) didirikan
berdasarkan Akta Notaris Marianne Vincentia Hamdani No. 13, tanggal 13
Juni 2008, Pemegang Saham adalah PT Pertamina (Persero) sebesar 99% dan
PT. Pertamina Hulu Energi (PT PHE) sebesar 0.13%.
2. Misi
Menyediakan jasa solusi terpadu yang berkualitas tinggi di bidang
pemboran, kerja ulang dan reparasi sumur kepada pelanggan, untuk
memberi nilai tambah yang optimal bagi pemegang saham dan pekerja,
serta berkontribusi secara proporsional kepada pemangku kepentingan
lainnya
3. Logo
5
a. Elemen logo berbentuk huruf "P" yang secara keseluruhan merupakan
representasi bentuk panah, dimaksudkan sebagai PERTAMINA yang
bergerak maju dan progresif.
b. Warna-warna yang berani menunjukan langkah besar yang diambil
PERTAMINA dan aspirasi perusahaan akan masa depan yang positif
dan dinamis, dimana :
i. Warna biru mencerminkan handal dapat dipercaya dan
bertanggungjawab
ii. Warna hijau mencerminkan :sumber daya energi yang
berwawasan lingkungan
iii. Warna merah mencerminkan keuletan dan ketegasan serta
keberanian dalam menghadapi berbagai macam kesulitan.
6
5. Customer Focus (Fokus Pada Pelanggan)
Beorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk
memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
6. Commercial (Komersial)
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil
keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
7. Capable (Berkemampuan)
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki dan
penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun talenta
kemampuan riset dan pengembangan.
Adm Supervisor
IT
Kontrak
Anggaran
Warehouse &
Distributions Asst
Project
Verifikator
Rig
Superitendent
7
2.4.2. Struktur Organisasi Rig
Rig
Superitendent
HSE Officer
Maintenance Maintenance
Crew 1 Crew II Crew III Administrasi Driver
Elektrik Mekanik
Toolpusher Toolpusher Toolpusher Chief Elektrik I Chief Mekanik I Field Adm I Driver I
Chief Mekanik
Driller Driller Driller Chief Elektrik II Field Adm II Driver II
II
Pemuka Pemuka
Asst. Driller Asst. Driller Asst. Driller Storekeeper I Driver III
Elektrik I Mekanik I
Pemuka Pemuka
Derickman I Derickman I Derickman I Storekeeper II Driver IV
Elektrik II Mekanik Ii
Pemuka
Derickman II Derickman II Derickman II Mekanik I Storekeeper III Driver V
Elektrik III
8
2.5. Data Rig PDSI #38.2/D1000-E (D1000-56)
A. RIG SPECIFICATION
Years of buying : 2012
Rig Type : AC Drilling Rig
Power Rating : 1000 HP
Static Hook Load Capacity : 500.000 lbs (10 lines strung)
Hook Block : 250 Tons Hook Block Combo
5x36” sheaves for 1 ¼ wire rope API 8C
Drilling Depth-Up to : 10000 ft
Rig Floor Height : 7.62 m (6.40 m under rotary beams)
Racking Platform Cap : 132 stands 5” drill pipe
2 stands 6½” drill collar
2 stands 8” drill collar
B. MAIN COMPONENT
Drawwork Type : NOV DSGD-250 Drawworks 250 Ton 1150 HP,
AC
Mast Type : 14221-700B GNC Cantilever Mast
250 Tons Static Hook Load
(162.5 Tons Pipe Setback Load; 58.9 km/h
maximum wind load)
Substructure Type : Dreco Slingshot Substructure
Overall Substructure Floor Length (14,542 m)
Overall Substructure Floor Width (12,637 m)
AC Generator Set : 3 (three) units CAT-3512 - C powering
3 (three) units NOV Baylor AC Synchronous
Generator units with 3 phase, 60 Hz, 1200 RPM,
600 volts.
Swivel : NOV P-300 with 6 5/8” API Regular LH Pin
Down
9
Rotary Table Type : NOV C-275, 27 ½” Table Opening, 53 ¼”
Centerline Spacing
Mud Pump Type : 3 (three) Units 9-P-100 Mud Pumps each driven
by one (1) 1150HP AC motor
Solid Control : 3 units Shale Shaker Derrick-HyperPool
Min.caps: 1000 GPM, Electrical 480V, 60Hz.
1 unit National Oilwell Varco Brandt Desander,
Each 12”- a cone-size can produce ± 500 GPM
1 unit National Oilwell Varco Brandt Desilter,
Each 4”-a cone-size can produce min 50 GPM
1 unit National Oilwell Varco Brandt MUD
CLEANER, One Linear Motion Low Profile 2
Panel.
Mud Cleaner complete with: Sixteen (16) 4”
desilter cones
System includes: 1 x Linear Motion Shaker Min
“G” Force : Nominal 7.3 G’s
1 Unit Brandt DG-12 Vacuum Degasser, With flow
rates up to 1200 GPM.
BOP Equipment : 21 ¼” – 2000 psi Annular “Shaffer”
13 5/8” – 5000 psi Annular “Shaffer”
13 5/8” – 5000 psi Double Ram “WOM”
7 1/16” – 5000 psi Annular “Shaffer”
7 1/16” – 5000 psi Double Ram “WOM”
Accumulator : Accumulator Module Model X392-15ST 3000 psi
WP, Bottle numbers:28 @15 gals (approx. 420
gals)
Choke : 4 1/16” – 5000 psi
Mud Tank Volume : 1240 bbls (exclude 30 bbls trip tank)
Water tanks : 580 bbls (2 tanks)
10
Fuel Tank : 1 Unit Cap 251 bbls
1 Unit Cap …..
Water Pump : Belt driven NOV MSW water pump (250 gpm
max capacity)
String : 300 jts 5” OD DP 19.5 ppf Grade “G-105” R-2;
250 jts 3 ½” OD DP 13.3 ppf Grade “G-105” R-2
24 jts 5” OD Heavy Weight DP, 3” ID, 52.34 ppf
9 jts 8” OD Spiral DC, 3” ID 147 ppf
Top Drive : TDS-10SH Cap 250 Ton. NOV
HTE : 1 unit Forklift
1 Unit Man Lift
11
BAB III
DASAR TEORI
12
Gambar 3.1 Mechanical Pipe Sticking yang Disebabkan Oleh Cutting
Pemboran
13
ii) Key seating
Terjepitnya sebagian drill string karena goresan antara drill
string dengan dinding lubang bor seperti terlihat pada
gambar di bawah.
14
iii) Borehole instability
Pada umumnya terjadi ketika kita sedang melakukan
pemboran pada formasi dengan lapisan shale. Indikasi
terjadinya stuck pipe dikarenakan borehole instability antara
lain:
Adanya kenakan tekanan drill pipe ketika
sirkulasi
Adanya kenaikan torsi
Tidak ada fluida yang kembali ke permukaan
15
2. Differential Pipe Sticking
Adalah keadaan ketika beberapa bagian dari drill string tertancap pada
mud cake yang terbentuk pada dinding formasi yang permeable ketika
drilling.
16
Gambar 3.6 Differential Pipe Sticking (2)
17
3) Bila rangkaian masih belum bebas, jangan lakukan jar-up.
Lakukan jar-down sampai rangkaian terbebas atau
keputusan alternatif dibuat. Jar-down hingga lebih dari 10
jam mungkin diperlukan.
18
rangkaian dan sirkulasi bersihkan lubang mulai dari
kedalaman bit pada saat terjepit
5) Reaming interval jepitan pipa hingga lubang bersih
6) Lanjutkan turunkan rangkaian sampai beban duduk
berebihan terlihat, sirkulasi lubang hingga bersih.
b. Langkah kedua
Apabila rangkaian belum terbebas, setelah 5-10 hentakan jar,
lanjutkan pekerjaan sambil menyiapkan fluida (pill) pembebas
pipa
19
3. Penanggulangan Karena Wellbore Geometry
a. Langkah Awal
i) Bila pipa terjepit terjadi pada saat rangkaian bergerak ke
atas, berikan torsi dan jar-down dengan maksimum beban
trip.
Bila pipa terjepit terjadi pada saat rangkaian bergerak ke
bawah, berikan torsi dan jar-up dengan maksimum beban
trip.
ii) Hentikan atau kurangi sirkulasi ketika cocking jar dan saat
jarring down. Catatan: Tekanan pompa akan meningkatkan
hydraulic jar up-blow dan akan mengurangi down-blow
iii) Lanjutkan jarring hingga rangkaian terbebas, atau alternative
penanggulangan yang lain dibuat
b. Langkah Kedua
Rendam rangkaian dengan acid bila jepitan terjadi pada formasi
limestone atau batu kapur. Rendam rangkaian dengan air tawar bila
jepitan terjadi pada mobile salt.
20
BAB IV
PEMBAHASAN
21
Gambar 4.2 Well profile
22
Pada saat pemboran trayek lubang 12 ¼ in, ketika melakukan pull out drill
string, telah terjadi pack-off. Trayek 12 ¼ sendiri berada pada Formasi Cisubuh,
yang terdiri dari Batulempung dengan sisipan gravel, batupasir, dan batulanau.
Kemudian Formasi Parigi yang terdiri dari batugamping, baik klastik maupun
batugamping terumbu. Formasi Cibulakan Atas terdiri dari perselingan antara
serpih dengan batupasir dan batugamping baik yang berupa batugamping klastik.
Formasi Cibulakan Atas terdiri dari perselingan antara serpih dengan batupasir
dan batugamping baik yang berupa batugamping klastik, dengan kedalaman akhir
trayek ± 2175.65 mMD, interval bor 975.65 m (1200 m – 2175.65 mMD), WOB
5000-20.000 lbs, 500-100 RPM, 800 - 900 GPM, dan memakai lumpur KCl
Polymer PHPA dengan SG 1.20 – 1.28.
Setelah pemboran melewati casing point, dilakukan pull out drill string.
Setelah mencabut beberapa stand drill pipe, terjadi penambahan beban di hook
load, namun drill string-nya tidak bisa terangkat. Kemudian dicoba lagi sampai
maximum overpull tetapi drill stringnya tidak bisa terangkat (terjadi pack off).
Kemudian dilakukan reaming dan washdown sampai pipanya bisa terangkat.
Reaming adalah suatu kegiatan untuk memperbesar wellbore. Reaming sendiri
diperlukan jika terjadi pengurangan diameter pahat/lubang bor. Pengurangan
tersebut dapat kita lihat dari lubang yang di bor tidak sesuai atau tidak sebesar
outside-nya. Kegiatan ini dilakukan beberapa meter sebelum mencapai dasar
lubang, pada waktu masuk pahat baru.
Lalu dilakukan analisa oleh mud engineer dan ditemukan bahwa ternyata
mud cake pada Formasi Cibulakan Atas tidak bagus, sehingga menyebabkan
runtuhnya dinding bor. Kemudian lumpurnya ditambahkan chemical berupa PAC
L, untuk memperbaiki karakteristik lumpur, agar bisa menghasilkan mud cake
yang bagus. Setelah itu, dilakukan sirkulasi kembali untuk memperbaiki mud cake
pada Formasi Cibulakan Atas. Setelah diperbaiki, kemudian dilakukan sirkulasi
Hi-Vis dan Low-Vis untuk membersihkan lubang bor agar tidak ada cutting yang
menumpuk di lubang bor. Sirkulasi Hi-Vis sendiri untuk mengangkat cutting ke
atas dan Low-Vis membuat aliran menjadi turbulen.
23
Jika disesuaikan dengan mekanisme yang ada, maka prosedurnya secara
umum sebagai berikut:
Terjepit saat rangkaian bergerak ke atas/diam :
i. Langkah untuk mengupayakan sirkulasi
1) Gunakan tekanan pompa rendah (200-400) psi. Pertahankan
tekanan bila sirkulasi terhambat/tidak lancar
2) Jangan lakukan jar-up. Berikan torsi dan dudukkan string
pada beban maksimal. Berikan waktu yang cukup agar jar
hidrolis melakukan trip (4-6 menit untuk siklus panjang)
3) Bila rangkaian masih belum bebas, jangan lakukan jar-up.
Lakukan jar-down sampai rangkaian terbebas atau
keputusan alternatif dibuat. Jar-down hingga lebih dari 10
jam mungkin diperlukan.
24
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari pengamatan yang dilakukan, Penulis dapat menyimpulkan:
1. Masalah stuck pipe pada sumur yang berlokasi di ABG-B2 sumur ABG-
006 akhirnya dapat diselesaikan dengan baik menggunakan metode yang
tertera di atas.
2. Untuk memperbaiki mud cake, ditambahkan chemical berupa PAC L
3. Kegiatan pemboran di lapangan berbeda dari apa yang diajarkan di
kampus, sehingga kita harus mempunyai basic dari kampus agar bisa
lebih mengerti proses yang sesungguhnya
4. Bekerja di lingkungan yang High Risk harus selalu waspada setiap saat
karena tidak diketahui kapan bahaya akan timbul oleh karena itu ketika
berada di lokasi (area rig) harus menggunakan APD yang lengkap.
5.2. Saran
Dalam laporan Kerja Praktek ini penyusun ingin memberikan saran
kepada Mahasiswa yang akan melakukan kerja praktek :
1. Mahasiswa dapat memanfaatkan waktu Kerja Praktek di lapangan dan
di kantor perusahaan dengan sebaik mungkin.
2. Menghindari pekerjaan yang berbahaya, yang harus dilakukan oleh orang
yang ahli dan kompeten dalam bidang pekerjaan tersebut.
3. Mahasiswa harus mentaati semua peraturan dari perusahaan baik
dilapangan atau pun di kantor perusahaan. ( Golden Rules )
25
DAFTAR PUSTAKA
https://www.glossary.oilfield.slb.com/en/Terms/r/ream.aspx
https://www.researchgate.net/publication/299995814_An_Investigation_of_Stuck
_Pipe_Occurrences_in_Iran
Dr. Ir. Rudi Rubiandini R.S. 2009. Teknik Pemboran Jilid 1. Bandung: Fakultas
Teknik Pertambangan dan Perminyakan, ITB
26