Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Timah putih merupakan salah satu logam yang dikenal dan digunakan paling
awal. Timah telah digunakan sejak 3.500 tahun sebelum masehi untuk logam paduan dan
sebagai logam murni digunakan sejak 600 tahun sebelum masehi. Sekitar 35 negara
menghasilkan timah putih untuk memenuhi kebutuhan dunia.
Timah tidak ditemukan dalam unsur bebasnya di bumi, akan tetapi
diperoleh dari senyawaannya. Timah pada saat ini diperoleh dari mineral cassiterite atau
tinstone. Cassiterite merupakan mineral oksida dari timah SnO2, dengan kandungan
timah berkisar 78%. Contoh lain sumber biji timah yang lain dan kurang mendapat
perhatian daripada cassiterite adalah kompleks mineral sulfide yaitu stanite (Cu2FeSnS4)
merupakan mineral kompleks antara tembaga-besi-timah-belerang dan cylindrite
(PbSn4FeSb2S14) merupakan mineral kompleks dari timbale-timah-besi-antimon-
belerang dua contoh mineral ini biasanya ditemukan bergandengan dengan mineral
logam yang lain seperti perak.
Indonesia sebagai produsen timah putih terbesar dunia, mengalami pasang
surut dalam pengusahaan pertambangan timah putih. PT. Timah yang merupakan
produsen timah terbesar pada awal tahun 1990an melakukan restrukturisasi dengan
melakukan penciutan jumlah karyawan serta melepas sebagian wilayah izin usaha
pertambangannya. Akan tetapi dengan meningkatnya harga timah di pasaran dunia pada
beberapa tahun terakhir, serta masih banyaknya sumberdaya timah yang masih tersisa di
alam, maka bekas wilayah usaha pertambangan timah yang telah ditutup sebagian
kembali diusahakan oleh pelaku usaha pertambangan timah putih maupun masyarakat.
Timah merupakan logam ramah lingkungan, penggunaan untuk kaleng
makanan tidak berbahaya terhadap kesehatan manusia. Kebanyakan penggunaan timah
putih untuk pelapis/pelindung, dan paduan logam dengan logam lainnya seperti timah
hitam dan seng. Konsumsi dunia timah putih untuk pelat menyerap sekitar 34% untuk
solder 31%. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk membuat makalah yang membahas
tentang unsur logam Timah (Sn).

1
I.2 Rumusan Masalah
I.2.1 Bagaimana keberadaan logam timah (Sn) di alam ?
I.2.2 Apa saja sifat fisika dan sifat kimia dari Logam Timah (Sn)?
I.2.3 Bagaimana proses ekstraksi pada logam Timah (Sn)?
I.2.4 Apa saja kegunaan dari logam Timah (Sn)?

I.3 Tujuan
I.3.1 Untuk mengetahui keberadaan logam timah (Sn) di alam
I.3.2 Untuk mengidentifikasi sifat fisika dan sifat kimia dari logam Timah (Sn).
I.3.3 Untuk mengetahui proses ekstraksi pada logam Timah (Sn).
I.3.4 Untuk mengetahui kegunaan-kegunaan dari logam Timah (Sn).

2
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Keberadaan Logam Timah di Alam


A. Cassiterite
Cassiterite adalah mineral timah oksida dengan rumus SnO2. Berbentuk kristal
dengan banyak permukaan mengkilap sehingga tampak seperti batu perhiasan. Kristal
tipis cassiterite tampak translusen. Cassiterrite adalah sumber mineral untuk
menghasilka logam timah yang utama dan biasanya terdapat di Alam di Alluvial atau
Aluvium.
B. Stannite
Stannite adalah mineral sulfida dari tembaga, besi dan timah. Rumus
kimianya adalah Cu2FeSnS4 dan merupakan salah satu mineral yang dipakai untuk
memproduksi timah. Stannite mengandung timah sekitar 28 %, besi 13 %, Tembaga
30 % dan belerang 30 %. Warna dari stannie yaitu biru hingga abu- abu.
C. Cylindrite
Cylindrite adalah mineral sulfonat yang mengandung timah, timbal, antimon,
dan besi. Rumus mineral ini Pb2Sn4FeSb2S14. Bentuk dari senyawa ini yaitu kristal
pinakoidal triklinik dimana biasanya berbentuk silinder atau tube dimana bentuk
nyatanya adalah gulungan dari lembaran kristal ini. Warna dari Cylindrite adalah abu-
abu metalik dengan spesifik gravity 5,4. Pertama kaliditemukan di Bolivia pada tahun
1893.

II.2 Sifat Fisika dan Sifat Kimia Logam Timah (Sn)

Timah dalam bahasa Inggris disebut sebagai Tin dengan symbol kimia Sn. Kata
“Tin” diambil dari nama Dewa bangsa Etruscan “Tinia”. Nama latin dari timah adalah
“Stannum” dimana kata ini berhubungan dengan kata “stagnum” yang dalam bahasa
inggris bersinonim dengan kata “dripping” yang artinya menjadi cair/basah,
penggunaan kata ini dihubungkan dengan logam timah yang mudah mencair.
Timah merupakan logam putih keperakan, logam yang mudah ditempa dan
bersifat fleksibel, memiliki struktur kristalin, akan tetapi bersifat mudah patah jika

3
didinginkan. Timah dibawah suhu 13,20C dan tidak memiliki sifat logam sama sekali.
Timah biasa disebut sebagai timah putih disebabkan warnanya putih mengkilap, dan
memiliki struktur kristal tetragonal. Tingkat resistansi transformasi dari timah putih ke
timah hitam dapat ditingkatkan dengan pencampuran logam lain pada timah seperti
seng, bismuth, atau gallium.
Timah adalah unsur dengan jumlah isotop stabil yang terbanyak dimana
jangkauan isotop ini mulai dari 112 hingga 126. Dari isotop-isotop tersebut yang paling
banyak jumlahnya adalah isotop 120Sn dimana komposisinya mencapai 1/3 dari jumlah
isotop Sn yang ada, 116Sn, dan 118Sn. Isotop yang paling sedikit jumlahnya adalah 115Sn.
Unsur timah yang memiliki jumlah isotop yang banyak ini sering dikaitkan dengan
nomor atom Sn yaitu 50 yang merupakan “magic number” dalam pita kestabilan fisika
nuklir. Beberapa isotop bersifat radioaktif dan beberapa yang lain bersifat metastabil
(dengan lambang m).
Seperti yang telah disebutkan di atas bahwa timah memiliki nomor atom 50 dan
nomor massa rata-rata adalah 118,71. Dengan nomor atom tersebut maka timah
memiliki konfigurasi electron [Kr] 5s2 4d10 5p2. Dalam sistem tabel periodic timah
berada pada golongan utama IVA (atau golongan 14 untuk sistem periodic modern) dan
periode 5 bersama dengan C, Si, Ge, dan Pb. Timah menunjukkan kesamaan sifat kimia
dengan Ge dan Pb seperti pembentukan keadaan oksidasi +2 dan +4.
A. Sifat-Sifat Fisika Timah
1. Timah merupakan logam perak keputih-putihan,
2. Ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi,
3. Dalam keadaan normal (13 – 160 °C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah
dibentuk.
4. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.
5. Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya
untuk mencegah karat.
6. Keadaan benda : Padat
7. Titik lebur : 505.08 K (449.47 °F)
8. Titik didih : 2875 K (4716 °F)
9. Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
10. Volume molar : 16.29 ×10-6 m3/mol
11. Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
12. Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol

4
13. Kalor jenis : 27,112 J/molK
14. Panas fusi : 7,03 kJ/mol
15. Tekanan uap : 5.78 E-21 Pa at 505 K
16. Kecepatan suara : 2500 m/s pada 293.15 K

B. Sifat-Sifat Kimia Timah

1. Bobot atom : 118.710 sma


2. Berat jenis : 7,3 g/cm3
3. Jari-jari atom : 145 (145) pm
4. Jari-jari kovalen : 141 pm
5. Jari-jari van der Waals : 217 pm
6. Konfigurasi electron : [Kr] 4d10 5s2 5p2
7. Elektron per tingkat energy : 2, 8, 18, 18, 4
8. Bilangan oksidasi : 4,2, -4
9. Nomor atom : 50
10. Nomor massa : 118,71
11. Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
12. Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
13. Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
14. Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
15. Jari-jari atom : 140 pm
16. Jari-jari ikatan kovalen : 139 pm
17. Jari-jari van der waals : 217 pm
18. Struktur Kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (abu-abu)
19. Konduktifitas termal : 66,8 W/Mk

II.3 Ekstraksi Timah (Sn)

Timah diolah dari bijih timah yang didapatkan dari batuan atau mineral timah
(kasiterit SnO2). Prinsip pengolahannya menjadi logam adal;ah dengan meredksi bijih
oksida tersebut. Pada zaman kuno, reduksi bijih SnO2 dilakukan dengan menggunakan
batubara panas (glowing coal), menurut persamaan reaksi:
𝛥
𝑆𝑛𝑂2 + 2𝐶(𝑆) → 𝑆𝑛(𝑙) + 𝐶𝑂2(𝑔)

5
Proses produksi logam timah dari bijinya melibatkan serangkaian proses yang
terbilang rumit yakni pengolahan mineral (peningkatan kadar timah/proses fisik dan
disebut juga upgrading), persiapan material yang akan dilebur, proses peleburan, proses
refining dan proses pencetakan logam timah. Pemakaian timah biasanya dalam bentuk
paduan timah yang dikenal dengan nama timah putih yakni campuran 80% timah, 11 %
antimony dan 9% tembaga serta terkadang ditambah timbal. Timah putih ini terutama
dipakai untuk peralatan logam pelindung dan pipa dalam industri kimia, industri bahan
makanan dan untuk menyimpan bahan makanan.
Proses pengolahan timah ini bertujuan sesuai dengan namanya yaitu
meningkatkan kadar kandungan timah dimana Bijih timah diambil dari dalam laut atau
lepas pantai dengan penambangan atau pengerukan setelah itu dilakukan pembilasan
dengan air atau washing dan kemudian diisap dengan pompa. Bijih timah hasil dari
pengerukan biasanya mengandung 20 – 30 % timah. Setelah dilakukan proses
pengolahan mineral maka kadar kandungan timah menjadi lebih dari 70 %, sedangkan
bijih timah hasil penambangan darat biasanya mengandung kadar timah yang sudah
cukup tinggi >60%.
Adapun Proses pengolahan mineral timah ini meliputi banyak proses, yaitu :
 Washing atau Pencucian
Pencucian timah dilakukan dengan memasukkan bijih timah ke dalam ore bin yang
berkapasitas 25 drum per unit dan mampu melakukan pencucian 15 ton bijh per jam.
Di dalam ore bin itu bijih dicuci dengan menggunakan air tekanan dan debit yang
sesuai dengan umpan.
 Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
Bijih yang didapatkan dari hasil pencucian pada ore bin lalu dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran dengan menggunakan alat screen,mesh, setelah itu dilakukan
pengujian untuk mengetahui kadar bijih setelah pencucian. Prosedur penelitian kadar
tersebut adalah mengamatinya dengan mikroskop dan menghitung jumlah butir
dimana butir timah dan pengotornya memiliki karakteristik yang berbeda sehinga
dapat diketahui kadar atau jumlah kandungan timah pada bijih.
 Pemisahan berdasarkan berat jenis
Proses pemisahan ini menggunakan alat yang disebut jig Harz.bijih timah yang
mempunyai berat jenis lebih berat akanj mengalir ke bawah yang berarti kadar timah

6
yang diinginkan sudah tinggi sedangkan sisanya, yang berkadar rendah yang juga
berarti mengandung pengotor atau gangue lainya seperti quarsa , zircon, rutile,
siderit dan sebagainya akan ditampung dan dialirkan ke dalam trapezium Jig Yuba.
 Pengolahan tailing
Dahulu tailing timah diolah kembali untuk diambil mineral bernilai yang mungkin
masih tersisa didalam tailing atau buangan. Prosesnya adalah dengan gaya
sentrifugal. Namun saat ini proses tersebut sudah tidak lagi digunakan karena tidak
efisien karena kapasitas dari alat pengolah ini adalah 60 kg/jam.
 Proses Pengeringan
Proses pengeringan dilakukan didalam rotary dryer. Prinsip kerjanya adalah dengan
memanaskan pipa besi yang ada di tengah – tengah rotary dryer dengan cara
mengalirkan api yang didapat dari pembakaran dengan menggunakan solar.
 Klasifikasi
Bijih – bijih timah selanjutnya akan dilakukan proses – proses pemisahan/klasifikasi
lanjutan yakni:
1) klasifikasi berdasarkan ukuran butir dengan screening.
2) klasifikasi berdasarkan sifat konduktivitasnya dengan High Tension separator.
3) klasifikasi berdasarkan sifat kemagnetannya dengan Magnetic separator.
4) Klasifikasi berdasarkan berat jenis dengan menggunakan alat seperti shaking
table , air table dan multi gravity separator (untuk pengolahan terak/tailing).
 Pemisahan Mineral Ikutan
Mineral ikutan pada bijih timah yang memiliki nilai atau value yang terbilang tinggi
seperti zircon dan thorium (unsur radioaktif) akan diambil dengan mengolah kembali
bijih timah hasil proses awal pada Amang Plant. Mula – mula bijih diayak dengan
vibrator listrik berkecepatan tinggi dan disaring/screening sehingga akan terpisah
antara mineral halus berupa cassiterite dan mineral kasar yang merupakan ikutan.
Mineral ikutan tersebut kemudian diolah pada air table sehingga menjadi konsentrat
yang selanjutnya dilakukan proses smelting, sedangkan tailingnya dibuang ke tempat
penampungan. Mineral – mineral tersebut lalu dipisahkan dengan high tension
separator –pemisahan berdasarkan sifat konduktor – nonkonduktornya atau sifat
konduktivitasnya. Mineral konduktor antara lain: Cassiterite dan Ilmenite. Mineral
nonconductor antara lain: Thorium, Zircon dan Xenotime. Lalu masing – masing

7
dipisahkan kembali berdasarkan kemagnetitanya dengan magnetic separation
sehingga dihasilkan secara terpisah, thorium dan zircon.
 Proses pre-smelting
Setelah dilakukan proses pengolahan mineral dilakukan proses pre-smelting yaitu
proses yang dilakukan sebelum dilakukannya proses peleburan, misalnya preparasi
material,pengontrolan dan penimbangan sehingga untuk proses pengolahan timah
akan efisien.
 Proses Peleburan ( Smelting )
Ada dua tahap dalam proses peleburan :
 Peleburan tahap I yang menghasilkan timah kasar dan slag/terak.
 Peleburan tahap II yakni peleburan slag sehingga menghasilkan hardhead dan
slag II.

Proses peleburan berlangsung seharian –24 jam dalam tanur guna menghindari
kerusakan pada tanur/refraktori. Umumnya terdapat tujuh buah tanur dalam
peleburan. Pada tiap tanur terdapat bagian – bagian yang berfungsi sebagai panel
kontrol: single point temperature recorder, fuel oil controller, pressure recorder, O2
analyzer,multipoint temperature recorder dan combustion air controller. Udara panas
yang dihembuskan ke dalam mfurnace atau tanur berasal dari udara luar / atmosfer
yang dihisap oleh axial fan exhouster yang selanjutnya dilewatkan ke dalam
regenerator yang mengubahnya menjadi panas.

Tahap awal peleburan baik peleburan I dan II adalah proses charging yakni bahan
baku –bijih timah atau slagI dimasukkan kedalam tanur melalui hopper furnace.
Dalam tanur terjadi proses reduksi dengan suhu 1100 – 15000C. Unsure – unsure
pengotor akan teroksidasi menjadi senyawa oksida seperti As2O3 yang larut dalam
timah cair. Sedangkan SnO tidak larut semua menjadi logam timah murni namun
adapula yang ikut ke dalam slag dan juga dalam bentuk debu bersamaan dengan gas
– gas lainnya. Setelah peleburan selesai maka hasilnya dimasukkan ke foreheart
untuk melakukan proses tapping. Sn yang berhasil dipisahkan selanjutnya
dimasukkan kedalam float untuk dilakukan pendinginan /penurunan temperatur
hingga 4000C sebelum dipindahkan ke dalam ketel.sedangkan hardhead dimasukkan
ke dalm flame oven untuk diambil Sn dan timah besinya.

8
 Proses Refining ( Pemurnian )
a) Pyrorefining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan panas diatas titik lebur sehingga
material yang akan direfining cair, ditambahkan mineral lain yang dapat
mengikat pengotor atau impurities sehingga logam berharga dalam hal ini timah
akan terbebas dari impurities atau hanya memiliki impurities yang amat sedikit,
karena afinitas material yang ditambahkan terhadap pengotor lebih besar
dibanding Sn. Contoh material lain yang ditambahkan untuk mengikat pengotor:
serbuk gergaji untuk mengurangi kadar Fe, Aluminium untuk untuk mengurangi
kadar As sehingga terbentuk AsAl, dan penambahan sulfur untuk mengurangi
kadar Cu dan Ni sehingga terbentuk CuS dan NiS. Hasil proses refining ini
menghasilkan logam timah dengan kadar hingga 99,92% (pada PT.Timah).
Analisa kandungan impurities yang tersisa juga diperlukan guina melihat
apakah kadar impurities sesuai keinginan, jika tidak dapat dilakukan proses
refining ulang.
b) Eutectic Refining
Yaitu proses pemurnian dengan menggunakan crystallizer dengan bantuan agar
parameter proses tetap konstan sehingga dapat diperoleh kualitas produk yang
stabil. Proses pemurnian ini bertujuan mengurangi kadar Lead atau Pb yang
terdapat pada timah sebagai pengotor /impuritiesnya. Adapun prinsipnya adalah
berhubungan dengan temperatur eutectic Pb- Sn, pada saat eutectic temperature
lead pada solid solution berkisar 2,6% dan aakan menurun bersamaan dengan
kenaikan temperatur, dimana Sn akan meningkat kadarnya. Prinsip utamnya
adalah dengan mempertahankan temperatur yang mendekati titik solidifikasi
timah.
c) Electrolitic Refining
Yaitu proses pemurnian logam timah sehingga dihasilkan kadar yang lebih
tinggi lagi dari pyrorefining yakni 99,99%( produk PT. Timah: Four Nine ).
Proses ini melakukan prinsip elektrolisis atau dikenal elektrorefining.Proses
elektrorefining menggunakan larutan elektrolit yang menyediakan logam
dengan kadar kemurnian yang sangat tinggi dengan dua komponen utama yaitu
dua buah elektroda –anoda dan katoda –yang tercelup ke dalam bak
elektrolisis.Proses elektrorefining yang dilakukan PT.Timah menggunakan
bangka four nine (timah berkadar 99,99% ) yang disebut pula starter

9
sheetsebagai katodanya, berbentuk plat tipis sedangkan anodanya adalah ingot
timah yang beratnya berkisar 130 kg dan larutan elektrolitnya H2SO4. proses
pengendapan timah ke katoda terjadi karena adanya migrasi dari anoda menuju
katoda yang disebabkan oleh adanya arus listrik yang mengalir dengan voltase
tertentu dan tidak terlalu besar.
 Pencetakan
Pencetakan ingot timah dilakukan secara manual dan otomatis. Peralatan pencetakan
secara manual adalah melting kettle dengan kapasitas 50 ton, pompa cetak and
cetakan logam. Proses ini memakan waktu 4 jam /50 ton, dimana temperatur timah
cair adalah 2700C. Sedangkan proses pencetakan otomatis menggunakan casting
machine, pompa cetak, dan melting kettleberkapasitas 50 ton dengan proses yang
memakan waktu hingga 1 jam/60 ton.
Langkah – langkah pencetakan:
1. Timah yang siap dicetak disalurkan menuju cetakan.
2. Ujung pipa penyalur diatur dengan menletakkannya diatas cetakan pertama pada
serinya, aliran timah diatur dengan mengatur klep pada piapa penyalur.
3. Bila cetakan telah penuh maka pipa penyalur digeser ke cetakan berikutnyadan
permukaan timah yang telah dicetak dibersihkan dari drossnya dan segera
dipasang capa pada permukaan timah cair.
4. Kecepatan pencetakan diatur sedemikian rupa sehingga laju pendinginan akan
merata sehingga ingot yang dihasilkan mempunyai kulitas yang bagus atau
sesuai standar.
5. Ingot timah yang telah dingin disusun dan ditimbang.

II.4 Kegunaan Timah (Sn)

Data pada tahun 2006 menunjukkan bahwa logam timah banyak dipergunakan
untuk solder(52%), industri plating (16%), untuk bahan dasar kimia (13%), kuningan &
perunggu (5,5%), industri gelas (2%), dan berbagai macam aplikasi lain (11%).
Teknik
Akibat dari petumbuhan permintaan, kegunaan baru dari timah ditemukan. Masalah
lingkungan, keselamatan dan kesehatan mempengaruhi kegunaan timah. Hasil dari riset
yang sedang dilakukan di Internatioanal Tin Research Institude Ltd., lembaga yang
dibiayai industri, banyak pasar baru untuk timah sedang dikembangkan.

10
Pelat Timah
Sejumlah pembuat minum besar di pasar barat meningkatkan penggunaan kaleng pelat
timah sangat tipis. Teknologi baru yang efisien dan kaleng Ecotop yang mudah didaur
ulang mulai diperkenalkan untuk menanggapi masalah lingkungan di Eropa. Kaleng
besi masih menjadi pilihan untuk kemasan makanan dan peningkatan pendapatan di
Asia Tenggara kemasan makanan dan minuman akan meningkat lebih banyak.
Olah Raga
Seiring peningkatan standar hidup meningkat pula permintaan kesenangan. Produsen
stik golf beralih menggunakan lapisan timah pada stik golf dan peningkatan penyedia
amunisi untuk senjata olah raga berubah dari tembaga menjadi timah sebagai
pengganti.
Tutup Botol Anggur
Meningkatnya kesadaran kesehatan konsumen memaksa produsen untuk memanfaatkan
bahan kemasan yang lebih aman. Penggantian tembaga dengan timah untuk tutup botol
merupakan salah satu contoh.
Penghambat Api
Telah dipelajari bahwa bahan tambahan dari timah, stannate dapat lebih efektif sebagai
pemusnah api dalam polimer untuk pembuatan bungkus kabel PVC, plastik dan kain
polyester dalam peralatan rumah tangga sehari-hari. Sudah ada hasil yang positif dalam
pengembangan penghambat api untuk digunakan produsen kertas.
Logam Hijau
Timah digunakan dalam perlengkapan rumah tangga setiap hari. Pendapatan paling
tinggi adalah dalam pemenuhan barang konsumen yang semakin beragam. Permintaan
timah di Asia Tenggara meningkat 8% setiap tahun. PT Timah menyediakan timah
berkualitas untuk berbagai industri sekunder dan tertier yang menggunakan logam
untuk menghasilkan produk konsumen dan industri.
Timah Patri
Peningkatan pesat atas barang elektronik konsumen terutama di Asia dan inti dari setiap
kamera, telepon portable, komputer, TV dan radio adalah papan circuit menggunakan
timah patri. Kesadaran lingkungan dan kesehatan telah membuat banyak produsen
mengganti dari timah hitam menjadi 90% timah patri.

11
Produsen bola lampu
Timah merupakan bagian dasar dari bola lampu pijar dan neon. Untuk menyediakan
190 juta konsumen lokal dan membangun pasar expor, industri bola lampu Indonesia
mempunyai kapasitas tahunan lebih dari 550 juta lampu
Patri Gelombang
Beberapa produsen barang-barang elektronik konsumen menggunakan teknik yang baru
dikembangkan ini. Contohnya produsen televisi.
Timah dalam lembaran
Sudah lama timah digunakan untuk menghasilkan makanan dan minuman kaleng,
keselamatan dan aman untuk kemasan dan penyimpanan. Sementara permintaan timah
lembaran di Amerika dan Eropa sudah terbuka, potensi pertumbuhan di Asia sangat
besar. Saat ini di beberapa bagian Asia, konsumsi kaleng timah perkapita ada pada
tingkatan kurang dari satu persen konsumsi kaleng timah di Barat. Kaleng timah juga
hemat energi, memerlukan energi setengah dari yang diperlukan untuk pembuatan
kemasan PET dan lebih sedikit daripada energi yang diperlukan untuk membuat kaleng
aluminium.
Timah dalam kimia
Industri kimia adalah konsumen timah yang paling cepat berkembang. Permintaan
sangat kuat untuk peralatan rumah tangga dan cat industri, pada plastik dan lapisan
tanpa belerang yang digunakan industri teknik (tembaga, perunggu dan fosfor perunggu
diantara yang lainnya). Contoh aplikasi komersil adalah pelapisan timah pada kawat
dan kabel tembaga dan pembuatan bentuk-bentuk timah tempa.
Penggunaan : membuat kaleng aliasi logam berupa :
 perunggu (5-15% Sn dengan Cu)
 solder (40% dengan Pb)
 pewter (92% Sn, 6%Sb, 2% Cu)

Plating

Logam timah banyak dipergunakan untuk melapisi logam lain seperti seng, timbale dan
baja dengan tujuan agar tahan terhadap korosi. Aplikasi ini banyak dipergunakan untuk
melapisi kaleng kemasan makanan dan pelapisan pipa yang terbuat dari logam.

12
Superkonduktor

Timah memiliki sifat konduktor dibawah suhu 3,72 K. Superkonduktor dari timah
merupakan superkonduktor pertama yang banyak diteliti oleh para ilmuwan contoh
superkonduktor timah yang banyak dipakai adalah Nb3Sn.

Solder

Solder sudah banyak dipakai sejak dahulu kala. Timah dipakai dalam bentuk solder
merupakan campuran antara 5-70 % timah dengan timbale akan tetapi campuran 63 %
timah dan 37 % timbal merupakan komposisi yang umum untuk solder. Solder banyak
digunakan untuk menyambung pipa atau alat elektronik

Pembuatan Senyawa Organotin

Senyawa organoti merupakan senyawa kimia yang terdiri dari timah (Sn) dengan
hidrokarbon membentuk ikatan C-Sn. Senyawa ini merupakan bagian dari golongan
senyawa organometalik. Senyawa ini banyak dipakai untuk sintesis senyawa organic,
sebagai biosida, sebagai pengawet kayu, sebagai stabilisator panas, dan lain sebagainya.

Pembuatan Senyawa Kimia Untuk Berbagai Keperluan

Logam timah juga dipakai untuk membuat berbagai maca senyawaan kimia. Salah satu
senyawa kimia yang sangat penting adalah SnO2 dimana dipakai untuk resistor dan
dielektrik, dan digunakan untuk membuat berbagai macam garam timah. Senyawa SnF2
merupakan aditif yang banyak ditambahkan pada pasta gigi. Senyaan timah, tembaga,
barium, kalsium dipakai untuk pembuatan kapasitor. Dan tentu saja senyawaan kimia
juga sering dipakai untuk pembuatan katalis.

13
BAB III

PENUTUP

III.1 Simpulan
1. Ada beberapa keberadaan logam timah di alam, yaitu: cassiterite, stannite, dan
cylindrite.

2. Sifat fisika dan kimia timah Timah (Sn)

Sifat-Sifat Fisika Timah

a. Timah merupakan logam perak keputih-putihan,


b. Ductile dan memilki struktur kristal yang tinggi,
c. Dalam keadaan normal (13 – 160 °C), logam ini bersifat mengkilap dan mudah
dibentuk.
d. Timah juga tidak mudah teroksidasi dalam udara sehingga tahan karat.
e. Ditemukan dalam banyak alloy, dan digunakan untuk melapisi logam lainnya
untuk mencegah karat.
f. Keadaan benda : Padat
g. Titik lebur : 505.08 K (449.47 °F)
h. Titik didih : 2875 K (4716 °F)
i. Densitas : 7,365 g/cm3 (Sn putih) 5,769 g/cm3 (Sn abu-abu)
j. Volume molar : 16.29 ×10-6 m3/mol
k. Kalor penguapan : 295.8 kJ/mol
l. Kalor peleburan : 7.029 kJ/mol
m. Kalor jenis : 27,112 J/molK
n. Panas fusi : 7,03 kJ/mol
o. Tekanan uap : 5.78 E-21 Pa at 505 K
p. Kecepatan suara : 2500 m/s pada 293.15 K

14
Sifat-Sifat Kimia Timah

a. Bobot atom : 118.710 sma


b. Berat jenis : 7,3 g/cm3
c. Jari-jari atom : 145 (145) pm
d. Jari-jari kovalen : 141 pm
e. Jari-jari van der Waals : 217 pm
f. Konfigurasi electron : [Kr] 4d10 5s2 5p2
g. Elektron per tingkat energy : 2, 8, 18, 18, 4
h. Bilangan oksidasi : 4,2, -4
i. Nomor atom : 50
j. Nomor massa : 118,71
k. Elektronegatifitas : 1,96 (skala pauli)
l. Energi ionisasi 1 : 708,6 kJ/mol
m. Energi ionisasi 2 : 1411,8 kJ/mol
n. Energi ionisasi 3 : 2943,0 kJ/mol
o. Jari-jari atom : 140 pm
p. Jari-jari ikatan kovalen : 139 pm
q. Jari-jari van der waals : 217 pm
r. Struktur Kristal : tetragonal (Sn putih) kubik diamond (abu-abu)
s. Konduktifitas termal : 66,8 W/Mk

3. Proses ekstraksi pada logam Timah (Sn)


a. Washing atau Pencucian
b. Pemisahan berdasarkan ukuran atau screening/sizing dan uji kadar
c. Pemisahan berdasarkan berat jenis
d. Pengolahan tailing
e. Proses Pengeringan
f. Klasifikasi
g. Pemisahan Mineral Ikutan
h. Proses pre-smelting
i. Proses Peleburan ( Smelting )
j. Proses Refining ( Pemurnian )
k. Pencetakan

15
4. Kegunaan dari logam Timah (Sn)
a. Teknik
b. Pelat Timah
c. Olah Raga
d. Tutup Botol Anggur
e. Penghambat Api
f. Logam Hijau
g. Timah Patri
h. Produsen bola lampu
i. Patri Gelombang
j. Timah dalam lembaran
k. Timah dalam kimia
l. Plating
m. Superkonduktor
n. Solder
o. Pembuatan Senyawa Organotin
p. Pembuatan Senyawa Kimia Untuk Berbagai Keperluan

III.2 Saran
Dalam pembahasan makalah ini yaitu mengenai logam timah (Sn) kami menyadari
masih terdapat kekurangan, sehingga kami menyarankan kepada pembaca untuk
menambah referensi lainnya yang berkaitan dengan logam timah.

16
DAFTAR PUSTAKA

Kristian H. Sugiyarto dan Retno D. Suyanti. 2010. Kimia Anorganik Logam. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Anonim. 2013. ”Timah di PT Persero” (http://berjuang-di.blogspot.com/2013/11/timah-di-pt-


timah-persero-tbk.html, diakses pada tanggal 16 Maret 2015 pukul 13.02 WIB)

Anonim. 2013. ”Pengertian Timah”. (http://www.bisosial.com/2013/08/pengertian-timah-


sn.html?m=0, diakses pada tanggal 16 Maret 2015 pukul 12.58 WIB)

Anonim. (http://www.forcementmill.com/Proyek/10172.html, diakses pada tanggal 16 Maret


2015 pukul 13.15 WIB)

17

Anda mungkin juga menyukai