Anda di halaman 1dari 5

TUGAS PERATURAN UNDANG-UNDANG HUKUM LAUT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAN

NOMOR 54 TAHUN 2002

TENTANG

USAHA PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA

Nama : EDO

Nim : 170254242032

Jurusan : Manajemen sumberdaya perairan

JURUSAN MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN

FAKULTAS ILMU KELAUTAN DAN PERIKANAN

UNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI

TANJUNG PINANG

2018
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIAN NOMOR 54
TAHUN 2002 TENTANG USAHA PERIKANAN

1. Aspek sosial

Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:

Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidaya ikan,termasuk kegiatan menyimpan atau
mendinginkan untuk tujuan komersial.

Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi:

Nelayan adalah orang yang bermata pencahariannya melakukan


penangkapan ikan.

Pasal 1 ayat 3 yang berbunyi:

Kapal perikanan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainya yang
dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan ,termasuk untuk melakukan
servey atau eksploitasi lapangan.

Pasal 1 ayat 4 yang berbunyi:

Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang perikanan.

2. Aspek ekonomi

Pasal 19 ayat 1 yang berbunyi :

Pungutan perikanan dikenakan kepada perusahaan perikanan Indonesia


atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan usaha perikanan dan atas ikan
hasil penangkapan atau pembudidayaan.

Pasal 19 ayat 2 yang berbunyi :

Pungutan perikanan dikenakan kepada perusahaan perikanan asing atas


manfaat yang dapat diperoleh dari penangkapan ikan di zona ekonomi eksklusif
Indonesia.
Pasal 20 ayat 1 yang berbunyi :

Pungutan perikanan dibidang penangkapan ikan yang dikenakan kepada


perusahaan perikanan Indonesia terdiri dari :

a. Pungutan pengusahaan ikan


b. Pungutan hasil perikanan

3. Aspek lingkungan

Pasal 12 ayat 1(a) yang berbunyi :

Mempertimbangakan daya dukung sumber daya ikan sebelum memberikan


IUP,SPI,dan APIPM.

Pasal 12 ayat 1(b) yang berbunyi :

Mengevaluasi setiap tahun ketetapan mengenai jumlah kapal


perikanan,daerah penangkapan ikan,dan/jenis alat penangkap ikan sebagaimana
tercantum dalam IUP,SPI,SIKPI,dan APIPM.

Pasal 10 ayat 1 yang berbunyi :

Kapal perikanan berbendera asing hanya dapat digunakan untuk


melakukan penangkapan ikan di zona ekonomi eksklusif Indonesia.

4. Aspek kelembagaan

Pasal 24 ayat 1 yang berbunyi :

Pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha perikanan,nelayan


dan pembudidaya ikan dilakukan oleh menteri ,gubernur,bupati/walikota secara
teratur dan berkesinambungan sesuai dengan kewenangannya.

Pasal 24 ayat 3 yang berbunyi :

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan terhadap


dipenuhinya ketentuan dalam peraturan pemerintah ini dan ketentuan peraturan
pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan
dengan kegiatan penangkapan ikan dan pembudidaya ikan serta penangkapan
hasil perikanan.

Pasal 25 ayat 1 yang berbunyi :setiap perusahaan perikanan yang melanggar


ketentuan pasal 5 dipidana menurut ketentuan pasal 25 ,pasal ,26 dan pasal 29
undang-undang nomor 9 tahun 1985 tentang perikanan.
Soal uas take home

1. Identifikasi pasal-pasal atau bab yang memiliki implikasi positif atau


negatif keaturan pada level internasional,level kabupaten kota dan desa.

2. Identifikasi pasal-pasal bab yang merupakan atau bersumber dari aturan


pada level lokal atau desa (kearifan lokal).

Jawab:

1. Level internasional

Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi:

Usaha perikanan adalah semua usaha perorangan atau badan hukum untuk
menangkap atau membudidaya ikan,termasuk kegiatan menyimpan atau
mendinginkan untuk tujuan komersial.

Pasal 1 ayat 4 yang berbunyi:

Menteri adalah menteri yang bertanggung jawab di bidang perikanan.

Pasal 19 ayat 1 yang berbunyi :

Pungutan perikanan dikenakan kepada perusahaan perikanan Indonesia


atas kesempatan yang diberikan untuk melakukan usaha perikanan dan atas ikan
hasil penangkapan atau pembudidayaan.

1. Level kabupaten atau desa

Pasal 1 ayat 2 yang berbunyi:

Nelayan adalah orang yang bermata pencahariannya melakukan


penangkapan ikan.

Pasal 24 ayat 1 yang berbunyi :

Pembinaan dan pengawasan terhadap kegiatan usaha perikanan,nelayan


dan pembudidaya ikan dilakukan oleh menteri ,gubernur,bupati/walikota secara
teratur dan berkesinambungan sesuai dengan kewenangannya.
2. Level lokal(kearifan lokal)

Pasal 24 ayat 3 yang berbunyi :

Pengawasan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dilakukan terhadap


dipenuhinya ketentuan dalam peraturan pemerintah ini dan ketentuan peraturan
pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-undangan lain yang berkaitan
dengan kegiatan penangkapan ikan dan pembudidaya ikan serta penangkapan
hasil perikanan.

Pasal 25 ayat 1 yang berbunyi :

setiap perusahaan perikanan yang melanggar ketentuan pasal 5 dipidana


menurut ketentuan pasal 25 ,pasal ,26 dan pasal 29 undang-undang nomor 9 tahun
1985 tentang perikanan

Pasal 12 ayat 1(a) yang berbunyi :

Mempertimbangakan daya dukung sumber daya ikan sebelum memberikan


IUP,SPI,dan APIPM.

Pasal 12 ayat 1(b) yang berbunyi :

Mengevaluasi setiap tahun ketetapan mengenai jumlah kapal


perikanan,daerah penangkapan ikan,dan/jenis alat penangkap ikan sebagaimana
tercantum dalam IUP,SPI,SIKPI,dan APIPM.

Anda mungkin juga menyukai