Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kolaborasi merupakan istilah umum yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu
hubungan kerja sama yang dilakukan pihak tertentu. Sekian banyak pengertian dikemukakan
dengan sudut pandang beragam namun didasari prinsip yang sama yaitu mengenai
kebersamaan, kerja sama, berbagi tugas, kesetaraan, tanggung jawab dan tanggung gugat.
Namun demikian kolaborasi sulit didefinisikan untuk menggambarkan apa yang sebenarnya
yang menjadi esensi dari kegiatan ini. Seperti yang dikemukakan National Joint Practice
Commision (1977) yang dikutip Siegler dan Whitney (2000) bahwa tidak ada definisi yang
mampu menjelaskan sekian ragam variasi dan kompleknya kolaborasi dalam kontek perawatan
kesehatan.
Berdasarkan kamus Heritage Amerika (2000), kolaborasi adalah bekerja bersama
khususnya dalam usaha penggambungkan pemikiran. Hal ini sesuai dengan apa yang
dikemukanan oleh Gray (1989) menggambarkan bahwa kolaborasi sebagai suatu proses
berfikir dimana pihak yang terklibat memandang aspek-aspek perbedaan dari suatu masalah
serta menemukan solusi dari perbedaan tersebut dan keterbatasan padangan mereka terhadap
apa yang dapat dilakukan.
American Medical Assosiation (AMA), 1994, setelah melalui diskusi dan negosiasi
yang panjang dalam kesepakatan hubungan professional dokter dan perawat, mendefinisikan
istilah kolaborasi sebagai berikut ; Kolaborasi adalah proses dimana dokter dan perawat
merencanakan dan praktek bersama sebagai kolega, bekerja saling ketergantungan dalam
batasan-batasan lingkup praktek mereka dengan berbagi nilai-nilai dan saling mengakui dan
menghargai terhadap setiap orang yang berkontribusi untuk merawat individu, keluarga dan
masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah pengertian dari konsep rencana kerja tim?
2. Apa saja prinsip-prinsip rencana kerja tim?
3. Apa saja kriteria konsep rencana kerja tim?
4. Apa saja manfaat konsep rencana kerja tim?
5. Apa saja tujuan rencana kerja tim?
6. Apa saja tipee-tipe rencana kerja tim?
7. Bagaimana Visi,misi, dan filosofi rencana kerja tim?
8. Bagaimana perencanaan tenaga keperawatan dalam kerja tim?
9. Apa saja jenis-jenis perencanaan dalam rencana kerja tim?
10. Apa saja contoh konsep rencana kerja tim?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari konsep rencana kerja tim.
2. Untuk mengetahui prinsip-prinsip rencana kerja tim.
3. Untuk mengetahui rentang kriteria rencana kerja tim.
4. Untuk mengetahui manfaat rencana kerja tim.
5. Untuk mengetahui tujuan rencana kerja tim
6. Untuk mengetahui tipe-tipe rencana kerja tim
7. Untuk mengetahui bagaimana visi, misi, dan filosofi rencana kerja tim
8. Untuk mengetahui bagaimana perencaan tenaga keperawatan dalam rencana kerja tim
9. Untuk mengetahui jenis-jenis rencana kerja tim
10. Untuk mengetahui contoh rencana kerja tim.

1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis, makalah ini diharapkan dapat bermanfaat untuk dijadikan sebagai
sumber informasi dalam menjawab permasalahan-permasalahan yang terjadi dalam
proses pembelajaran terutama dalam meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Selain itu
makalah ini dapat bermanfaat sebagai bahan referensi dalam merancang desain
pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran.
1.4.2 Manfaat Praktis
1.4.2.1 Bagi Dosen
Manfaat makalah ini dapat mengembangkan kualitas pembelajaran menjadi
lebih menarik, dapat menjalankan tugas sebagai pendidik dengan baik yaitu
dengan merencanakan pembelajaran secara matang, dapat mengidentifikasi
kesulitan-kesulitan belajar yang dialami oleh mahasiswa pada pembelajaran juga
dapat menciptakan kreativitas dan inovasi-inovasi dalam pembelajaran salah
satunya dengan menggunakan pendekatan pembelajaran.
1.4.2.2 Bagi mahasiswa
Manfaat makalah ini bagi siswa dapat meningkatkan semangat dan motivasi
dalam mengikuti pembelajaran. Penggunaan pendekatan pembelajaran yang
inovatif diharapkan dapat memberikan pengalaman belajar yang bermakna dan
tidak membuat mahasiswa jenuh. Selain itu kesulitan-kesulitan yang dialami
oleh mahasiswa dalam memahami materi khususnya materi-materi yang
terdapat dalam pembelajaran subtema bahasa ilmu pengetahuan teknologi dan
seni.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Perencanaan


Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
hal-hal yang akan dikerjakan di masa mendatang dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan (Siagian, 1990). Perencanaan dapat juga diartikan sebagai suatu rencana kegiatan
tentang apa yang harus dilakukan, bagaimana kegiatan itu dilaksanakan, dimana kegiatan itu
dilakukan. Sehingga perencanaan yang matang akan memberi petunjuk dan mempermudah
dalam melaksanakan suatu kegiatan. Dalam suatu organisasi perencanaan merupakan pola
pikir yang dapat menentukan keberhasilan suatu kegiatan dan titik tolak dari kegiatan
pelaksanaan kegiatan selanjutnya.
Perencanaan secara garis besar diartikan sebagai proses mendefinisikan tujuan
organisasi, membuat strategi untuk mencapai tujuan itu, dan mengembangkann rencana
aktivitas kerja organisasi. Pada dasarnya yang dimaksud perencanaan yaitu memberi jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan apa (what), siapa (who), kapan (when), dimana (where), mengapa
(why), dan bagaimana (how). Jadi perencanaan yaitu fungsi seorang manajer yang
berhubungan dengan pemilihan dari sekumpulan kegiatan-kegiatan dan pemutusan tujuan-
tujuan, kebijaksanaan-kebijaksanaan serta program-program yang dilakukan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan semua
tidak akan berjalan berjalan. Rencana dapat berupa rencana informal atau secara formal.
Rencana informal adalah rencana yang tidak tertulis dan bukan merupakan tujuan bersama
anggota suatu organisasi. Sedangkan rencana formal adalah rencana tertulis yang harus
dilaksanakan suatu organisasi dalam jangka waktu tertentu. Rencana formal adalah
merupakan bersama anggota korporasi, artinya setiap anggota harus mengetahui dan
menjalankan rencana itu. Rencana formal dibuat untuk mengurangi ami guitar dan
menciptakan kesepahaman tentang apa yang harus dilakukan.
Dalam sebuah perencanaan terdapat unsur-unsur perencanaan. Perencanaan yang
baik harus dapat menjawab enam pertanyaan yang disebut sebagai unsur-unsur perencanaan.
Unsur pertama adalah tindakan apa yang harus dikerjakan, kedua ada sebabnya rindakan
tersebut harus dilakukan, ketiga dimana tindakan tersebut dilakukan, keempat apa tindakan
tersebut dilakukan, kelima siapa yang akan melakukan tindakan tersebut, dan yang terakhir
bagaimana cara melaksanakan tindakan tersebut.

Definisi menurut para ahli :

1. Garth N.Jone, Perencanaan adalah suatu proses pemilihan dan pengembanngan dari
pada tindakan yang paling baik untuk pencapaian tugas.
2. M.Farland, Perencanan adalah suatu fungsi dimana pimpinan kemungkinan
mengunakan sebagian pengaruhnya untuk mengubah daripada wewenangnya.
3. Kusmiadi (1995), Perencanaan adalah proses dasar yang kita gunakan untuk memilih
tujuan-tujuan dan menguraikan bagaimana cara pencapainnya.
4. Abdulrachman (1973), Perencanaan adalah pemikiran rasional berdasarkan fakta-fakta
dan atau perkiraan yang mendekat (estimate) sebagai persiapan untuk melaksanakan
tindakan-tindakan kemudian.
5. Siagian (1994), Perencanaan adalah keseluruhan proses pemikiran dan penetuan secara
matang daripada hal-hal yang akan dikerjakan di masa yang akan datang dalam rangka
pencapaian yang telah ditentukan.
6. Terry (1975), Perencanaan adalah pemilihan dan menghubungkan fakta-fakta,
membuat serta menggunakan asumsi-asumsi yang berkaitan dengan masa datang
dengan menggambarkan dan merumuskan kegiatan-kegiatan tertentu yang diyakini
diperlukan untuk mencapai suatu hasil tertentu.

2.2 Prinsip-prinsip Rencana Kerja

Menurut Siagian (1983) perencanaan yang baik harus memiliki prinsip:

1. Mengetahui sifat atau ciri suatu rencana yang baik, yaitu:


a. Mempermudah tercapainya tujuan organisasi karena rencana merupakan suatu
keputusan yang menentukan kegiatan yang akan dilakukan dalam rangka mencapai
tujuan
b. Dibuat oleh orang yang benar- benar memahami tujuan organisasi
c. Dibuat oleh orang yang sungguh- sungguh mendalami teknik perencanaan
d. Adanya suatu perincian yang teliti, yang berarti rencana harus segera diikuti program
kegiatan terperinci.
e. Tidak boleh terlepas dari pelaksanaan artinya harus tergambar bagaimana rencana
tersebut dilaksanakan
f. Bersifat sederhana yang berarti disusun secara sistematis dan prioritasnya jelas terlihat
g. Bersifat luwes, yang berarti bisa dijadikan penyesuaian bila ada perubahan
h. Terdapat tempat pengambilan resiko karena tidak ada seorang pun yang mengetahui
apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.
i. Bersifat praktis, yang berarti bisa dilaksanakan sesuai dengan kondisi organisasi
j. Merupakan prakiraan atau peramalan atas keadaan yang mungkin terjadi
2. Memandang proses perencanaan sebagai suatu rangkaian kegiatan yang harus dijawab
dengan memuaskan menggunakan pendekatan 5W1H.
a. What
Kegiatan apa yang harus dijalankan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
disepakati?
b. Where
Dimana kegiatan akan dilakukan?
c. When
Kapan kegiatan tersebut dilakukan?
d. Who
Siapa yang melakukan kegiatan tersebut?
e. Why
Mengapa kegiatan tersebut perlu dilakukan?
f. How
Bagaimana cara melaksanakan kegiatan tersebut kearah pencapaian tujuan
3. Memandang proses perencanaan sebagai suatu masalah yang harus diselesaikan dengan
menggunakan teknik ilmiah artinya harus disusun dengan cara sistematis dan didasarkan
pada langkah sebagai berikut:
a. Mengetahui sifat hakiki dan masalah yang dihadapi
b. Mengetahui data yang akurat sebelum menyusun rencana
c. Menganalisis dan menginterpretasi data yang telah terkumpul
d. Menetapkan beberapa alternatif pemecahan masalah
e. Memilih cara yang terbaik untuk menyelesaikan masalah
f. Melaksanakan rencana yang telah tersusun
g. Menilai hasil yang telah dicapai

Jika ketiga prinsip tersebut dilaksanakan, maka dapat tersusun suatu perencanaan yang
baik termasuk perencanaan tenaga keperawatan.

2.3 Kriteria Rencana Kerja

Kriteria dalam perencanaan kerja sebagai anggota tim, yaitu:

a. Misi tim jelas

b. Suasana informal

c. Banyak berdiskusi

d. Banyak mendengar (Pendengan yang aktif)

e. Kepercayaan dan keterbukaan

f. Menerima perbedaan pendapat (saling menghargai)

g. Kritis terhadap isu-isu tim TAS, dan tidak bersifat pribadi

h. Konsensus adalah salah satu norma tim TAS

i. Kepemimpinan efektif

j. Jelas dalam penilaian

k. Mengabungkan nilai dan norma

l. Komitmen (Manning & Curtis, 2003).

2.4 Manfaat Rencana Kerja

Terdapat beberapa manfaat dalam perencanaan kerja sebagai anggota tim, yaitu sebagai
berikut:

a) Membantu proses manajemen dalam menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan


lingkungan

b) Memberikan cara pemberian perintah yang tepat untuk pelaksanaan


c) Memudahkan kordinasi

d) Memungkinkan manajer memahami keseluruhan gambaran operasional secara jelas

e) Membantu penempatan tanggungjawab lebih tepat

f) Membuat tujuan lebih khusus, lebih rinci dan lebih mudah dipahami

g) Meminimumkan pekerjaan yang tidak pasti

h) Menghemat waktu dan dana

2.5 Tujuan Rencana Kerja

Terdapat beberapa tujuan dalam perencanaan kerja yaitu:

1. Standar pengawasan,
2. Mengetahui kapan pelaksanaan dan selesainya
3. Mengetahui siapa saja yang terlibat mendapatkan kegiatan yang sistematis termasuk biaya
dan kualitas pekerjaan
4. Meminimalkan kegiatan yang tidak produktif dan menghemat biaya, tenaga dan waktu
5. Memberikan gambaran menyeluruh mengenai kegiatan pekerjaan
6. Menyerasikan dan memadukan beberapa sub kegiatan
7. Mendeteksi hambatan kesulitan yang akan ditemui
8. Mengarahkan pada pencapaian tujuan

2.6 Tipe-tipe Rencana Kerja

1. Berdasarkan luasnya
1) Strategic: rencana yang berlaku bagi organisasi secara keseluruhan, menjadi sasaran
umum organisasi tersebut, dan berusaha menetapkan organisasi tersebut ke dalam
lingkungannya.
2) Operasional: rencana yang memerinci detail cara mencapai sasaran menyeluruh
Rencana strategic cenderung mencakup kerangka waktu yang lebih panjang, sedangkan
rencana strategic biasanya hanya kisaran bulanan, mingguan, dan harian. Rencana strategic
juga mencakup perumusan sasaran, sedangkan rencana operasional mendefinisikan
berbagai cara untuk mencapai sasaran
2. Berdasarkan kerangka waktu
1) Jangka Panjang
2) Jangka Pendek
3. Berdasarkan kehususan
1) Pengarah: rencana yang fleksibel dan yang menjadi pedoman umum
2) Pemerinci: rencana yang mendefinisikan dengan jelas dan tidak memberi ruang untuk
penafsiran
4. Berdasarkan frekuensi
1) Sekali pakai: rencana yang digunakan satu kali saja yang secara khusus dirancang
untuk memenuhi kebutuhan situasi yang unik
2) Terus menerus: rencana yang berkesinambungan yang menjadi pedoman bagi
kegiatan-kegiatan yang dilakukan secara berulang-ulang.

2.7 Visi, Misi dan Filosofi dalam Rencana Kerja

1. Visi
Visi adalah cara pandang jauh ke depan kemana organisasi harus dibawa agar dapat
eksis, antisipatif dan inovatif. Visi adalah suatu gambaran yang menantang tentang
keadaan masa depan yang diinginkan oleh organisasi. Berdasarkan hal tersebut, maka
penetapan visi, sebagai bagian dari perencanaan strategis, merupakan suatu langkah
penting dalam perjalanan suatu organisasi. Visi tidak hanya penting pada waktu mulai
berkarya, tetapi juga pada kehidupan organisasi itu selanjutnya. Kehidupan organisasi
sangat dipengaruhi oleh perubahan lingkungan internal dan eksternal. Oleh karenanya, visi
organisasi juga harus menyesuaikan dengan perubahan tersebut.
Pada hakekatnya tidak ada visi organisasi, yang ada adalah visi-visi pribadi dari
anggota organisasi. Namun kita harus mampu merumuskan gambaran bersama mengenai
masa depan, berupa komitmen murni tanpa adanya rasa terpaksa. Visi adalah mental
model masa depan, dengan demikian visi harus menjadi milik bersama dan diyakini oleh
seluruh anggota organisasi.
2. Misi
Misi merupakan pernyataan yang menetapkan tujuan organisasi dan sasaran yang
ingin dicapai. Pernyataan misi membawa organisasi kepada suatu fokus. Misi menjelaskan
mengapa organisasi itu ada, apa yang dilakukannya, dan bagaimana melakukannya. Misi
adalah sesuatu yang harus dilaksanakan oleh organisasi agar tujuan organisasi dapat
terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan pernyataan misi tersebut, diharapkan seluruh
pegawai dan pihak yang berkepentingan dapat mengenal organisasi dan mengetahui peran
dan program-programnya serta hasil yang akan diperoleh dimasa mendatang.
Sejalan dengan hal tersebut di atas, maka Pusat Data dan Informasi Pertanian telah
membuat pernyataan misi, yang merupakan cita-cita dan landasan kerja yang harus diikuti
dan didukung oleh keseluruhan anggota organisasi dan secara eksplisit menyatakan apa
yang harus dicapai dan kegiatan spesifik apa yang harus dilaksanakan.
3. Filosofi
Filosofi keperawatan adalah pernyataan keyakinan tentang keperawatan dan
manifestasi dan nilai-nilai dalam keperawatan yang digunakan untuk berfikir dan
bertindak (chitty, 1997). Oleh karena itu filosofi keperawatan dibangun diatas
kepercayaan tentang manusia, lingkungan kesehatan dan keperawatan sebagaimana
terdapat dalam paradigma keperawatan.
Total Quality Manajemen (TQM) menurut W. Edwards Deming adalah sebagai
suatu dasar filosofi manajemen, karakteristik filosofi tersebut meliputi :
1. Institusi diberikan keleluasaan kewenangan dalam menentukan tujuan yang hendak
dicapai dan staf mempunyai otonomi dalam pengambilan keputusan tentang tugas
yang diemban.
2. Institusi diajarkan untuk membuat keputusan dalam meningkatkan kwalitas kerja dan
produktifitas kerja.
3. Penekanan TQM adalah memonitor kwalitas dimana secara terus-menerus
mengumpulkan data dengan pendekatan ilmiah kearah peningkatan kwalitas.
4. Rencana strategi untuk masa depan dapat melalui pembentukan suatu komitmen
tentang kwalitas dan produktifitas.
5. TQM terus berupaya memenuhi kebutuhan masyarakat (pasar): baik secara kwalitas
dan produktifitas untuk mencapai suatu kesepakatan dengan pihak kostumer (internal
dan eksternal).

Filosofi pelayanan keperawatan pada tatanan klinik/rumah sakit ditekankan pada:


1. Hak pasien untuk mendapatkan pelayanan dan menetukan kehidupannya
2. Setiap pasien harus dihargai sama tanpa membeda-bedakan agama, suku, warna
kulit, status, dan jenis kelamin.
3. Asuhan keperawatan yang diberikan harus ditujukan pada pemenuhan kebutuhan
individu.
4. Asuhan keperawatan yang diberikan sebagai bagian integral dan pelayanan
kesehatan lainnya.
5. Perlunya koordinasi dan kerjasama dalam memanfaatkan sumber daya yang ada
dalam mencapai tujuan organisasi
6. Perlunya evaluasi secara terus-menerus terhadap semua pelayanan keperawatan
yang diberikan.

2.8 Perencanaan Tenaga Keperawatan

Perencanaan tenaga atau staffing merupakan salah satu fungsi utama seorang pemimpin
organisasi, termasuk organisasi keperawatan. Keberhasilan suatu organisasi salah satunya
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusianya. Hal ini berhubungan erat dengan bagaimana
seorang pimpinan merencanakan ketenagaan di unit kerjanya. Langkah perencanaan tenaga
keperawatan menurut Drucicter dan Gilliesn (1994) meliputi hal-hal sebagai berikut.

a. Mengidentifikasi bentuk dan beban pelayanan keperawatan yang diberikan


b. Menentukan kategori perawat yang akan ditugaskan untuk melaksanakan pelayanan
keperawatan
c. Menentukan jumlah masing-masing kategori perawat yang dibutuhkan
d. Menerima dan menyaring untuk mengisi posisi yang ada
e. Menentukan tenaga perawat sesuai dengan unit atau sift
f. Melakukan seleksi calon-calon yang ada
g. Memberikan tanggung jawab untuk melaksanakan tugas pelayanan keperawatan.

Penentuan tenaga keperawatan dipengaruhi oleh keinginan untuk menggunakan tenaga


keperawatan yang sesuai. Untuk lebih akuratnya dalam perencanaan tenaga keperawatan,
maka pimpinan keperawatan harus mempunyai keyakinan tertentu dalam organisasinya,
seperti :
a. Rasio antara perawat dank lien di dalam ruangan perawatan intensif adala 1:1 atau 1:2
b. Perbandingan perawat ahli dan terampil di ruang medical bedah, kebidanan, anak
psikiatri adalah 2:1 atau 3:1
c. Rasio anata perawat dan klien sant sift pagi atau sore adalah 1:5, untuk malah hari di
ruang rawat dan lain-lain 1:10
Jumlah tenaga terampil ditentukan oleh tinghkat ketergantungan klien. Menurut
Abdullah & Levine (1965) dalam Gillies (1994), seharusnya dalam satu unit ada 55%
tenaga ahli dan 45% tenaga terampil.

2.9 Jenis-jenis Rencana Kerja

a) Rencana harian adalah kegiatan yang dilaksanakan oleh perawat sesuai dengan perannya
masing-masing. Rencana harian dibuat sebelum operan dan dilengkapi saat operan dan
pre conference

b) Rencana bulanan

1. Rencana bulanan karu

Setiap akhir bulan kepala ruangan melakukan evaluasi hasil nilai MPKP dan
berdasarkan hasil evaluasi tersebut kepala ruangan akan membuat rencana tindak lanjut
dalam rangka peningkatam kualitas hasil. Kegiatan yang mencakup bulanan karu
adalah:

a. Membuat jadwal dan memimpin case conference


b. Membuat jadwal dan memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
c. Membuat jadwal dinas
d. Membuat jadwal petugas menerima pasien baru
e. Memimpin rapat bulanan perawat
f. Membuat jadwal supervise dan penilaian kinerja ketua tim dan perawat pelaksana
g. Melakukan audit dokumentasi
h. Membuat laporan bulanan.
2. Rencana bulanan ketua tim
Setiap akhir bulan ketua tim melakukan evaluasi tentang keberhasilan kegiatan yang
dilakukan ditimnya. Kegiatan-kegiatan yang mencakup rencana bulanan katim adalah:
a. Mempresentasikan kasus dalam case conference
b. Memimpin pendidikan kesehatan kelompok keluarga
c. Melakukan supervise perawat pelaksana.

c) Rencana tahunan

Setiap akhir tahun kepala ruangan mengevaluasi hasil kegiatan dalam satu tahun yang
dijadikan sebagai acuan rencana tindak lanjut serta penyusunan rencana tahunan
berikutnya. Rencana kegiatan tahunan mencakup:
a. Menyusun laporan tahunan yang berisitentang kinerja MPKP (Model Praktik
Keperawatan Profesional) baik proses kegiatan serta evaluasi mutu pelayanan.
b. Melaksanakan rotasi tim untuk penyegaran anggota masing-masing tim.
c. Pengembangan SDM dalam bentuk rekomendasi peningkatan jenjang karir perawat
(pelaksana menjadi katim, katim menjadi karu), rekomendasi untuk melanjutkan
pendidikan formal, membuat jadual, untuk mengikuti pelatihan-pelatihan.
2.10 Contoh Rencana Kerja
1. Rancangan Harian

FORMAT 1 : Contoh Rencana Harian Kepala Ruangan

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah tim lebih dari 1), mengecek
SDM dan sarana prasarana.
08.00 Mengecek kebutuhan pasien (pemeriksaan, kondisi dll)
09.00 Melakukan interaksi dengan pasien baru atau pasien
yang memerlukan perhatian khusus
10.00 Melakukan supervisi pada ketua tim/perawat pelaksana
Perawat 1 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 2 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
Perawat 3 :………………………..(nama)
……………………………………(tindakan)
11.00 Hubungan dengan bagian lain terkait rapat-rapat
terstruktur/insidentil
12.00 Mengecek ulang keadaan pasien, perawat, lingkungan
yang belum teratasi
Ishoma
13.00 Mempersiapkan dan merencanakan kegiatan asuhan
keperawatan untuk sore, malam dan esok hari sesuai
tingkat ketergantungan pasien
Mengobservasi post conference
14.00 Operan
FORMAT 2 : Contoh Rencana Harian Ketua Tim

Waktu Kegiatan Keterangan


07.00 Operan
Pre conference (jika jumlah anggota tim lebih dari 1
orang)
Membimbing makan dan memberi obat pasien
08.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasien 3…………………………..(tindakan)
09.00 Supervisi perawat (dapat diatur sesuai kondisi dan
kebutuhan)
Perawat 1.......................................(nama)
…………………………………..(tindakan)
Perawat 2.......................................(nama)
.......................................................(tindakan)
10.00 Memimpin Terapi Aktivitas Kelompok
11.00 Pasien 1…………………………(tindakan)
Pasien 2…………………………(tindakan)
Pasin 3…………………………..(tindakan)
12.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Ishoma
13.00 Post conference dan menulis dokumentasi
Memeriksa kelengkapan dokumentasi askep
Alokasi pasien sesuai dengan perawat yang dinas
14.00 Operan

FORMAT 3 : Contoh Rencana Harian Perawat Pelaksana

Waktu Kegiatan Ket


07.00 14.00 21.00 Operan
Pre conference (jika 1 tim lebih dari 1 orang)
Membimbing makan dan memberikan obat (dinas
pagi)
08.00 15.00 22.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
09.00 16.00 23.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
10.00 17.00 24.00 Pasien 1……………………………(tindakan)
Pasien 2……………………………(tindakan)
Pasien 3……………………………(tindakan)
11.00 18.00 05.00 Pasien 4……………………………(tindakan)
Pasien 5……………………………(tindakan)
Pasien 6……………………………(tindakan)
12.00 19.00 06.00 Membimbing makan dan memberi obat pasien
Istirahat
13.00 20.00 06.30 Post Conference (jika tim lebih dari satu orang) dan
dokumentasi askep
14.00 21.00 07.00 Operan
FORMAT 4 : Dokumentasi Pembuatan Rencana Harian (RH) Perawat

Bulan :
No Nama 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 30 Jml %
Perawat
1 Ali v v v 0 v v v v 0 v v 9 100
2 Adi - v v v v 0 v v v v v 9 90
3 Ani v v 0 v v v v 0 v v v 9 100
4 Ami 0 v v v 0 v v v v 0 V 8 100
5 Aki - V v v 0 v v v v v v 9 90
6 Bona 0 v v v - v v v v 0 v 8 88,9
7 Buni V v 0 v v v v 0 v v v 9 100
8 Buri v v v 0 v v v v 0 v V 9 100

Keterangan : (v) = Perawat membuat rencana harian


(-) = Perawat tidak membuat rencana harian
(0) = Perawat libur
Presentasi RH = Jumlah RH yang dibuat X 100%
Jumlah hari dinas pada bulan tersebut
2. Rencana bulanan
FORMAT 5 : Contoh Rencana Bulanan Kepala Ruangan

RENCANA KEGIATAN BULANAN KEPALA RUANGAN MPKP


Bulan : ______________________

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu


1 2 3 4 5 6 7
Rapat Rgn Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
LapBul Katim PA Klg

8 9 10 11 12 13 14
Rapat Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
koord Katim PA

15 16 17 18 19 20 21
Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Penkes Klp
Katim PA Klg

22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Audit dok Supervisi Audit dok Case Conf
jadwal Katim PA
Dinas

29 30 31
Rapat Supervisi Audit dok
Koord Katim

Mengetahui
Kepala Ruangan

( ……………………..)
FORMAT 6 : Contoh Rencana Bulanan Ketua Tim

RENCANA KEGIATAN BULANAN KETUA TIM MPKP


Bulan : ______________________
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5 6 7
Rapat Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
Ruangan PA PA PA PA Penkes Klg
8 9 10 11 12 13 14
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes Klg

15 16 17 18 19 20 21
Alokasi Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
pasien PA PA PA PA Penkes Klg

22 23 24 25 26 27 28
Menyusun Supervisi Supervisi Supervisi Supervisi Case Conf
jadwal PA PA PA PA Penkes Klg
dinas Tim
29 30 31
Menyusun Koordinasi Menyusun
Laporan dg Katim Laporan
Tim menyusun Bulanan
Lap Bln
Ketua Tim Kepala Ruangan

( ……………………..) ( ……………………..)
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan data-data yang diperoleh, akhirnya dapat disimpulkan bahwa Tim ialah
kelompok dengan keterampilan yang saling melengkapi dan berkomitmen untuk mencapai
tujuan bersama secara efektif dan efisien (Hunsaker,2001). Kerja tim ialah kerja berkelompok
dengan keterampilan yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama secara efektif
dan efisien.

Prinsip untuk kenyamanan tim yang efektif yaitu : memperoleh bakat terbaik dari masing-
masing individu ; mendemonstrasi dan mengembangkan kepemimpinan ; merangsang
komitmen tim ; memberi inspirasi keamanan dan antusiasme tim ; membangun sikap tim yang
kuat ; memberdayakan individu ; supaya menonjol dilingkungan tim ; menciptakan lingkungan
tim atas dasar saling percaya dan saling menghormati ; membangun suatu pondasi karakter tim
dan individual ; prilaku yang tidak egois dan rela berkorban ; berpikiran terbuka.

3.2 Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan dan ahli medis tentunya kita harus memahami dan
mengaplikasikan langsung dalam tindakan keperawatan hususnya tentang konsep kerja tim
dalam keperawatan.
DAFTAR PUSTAKA

Asmuji. 2012. Manajemen Keperawatan : Konsep dan Aplikasi. Jogjakarta : Ar-Ruzz Media.

Kusnanto. 2004. Pengantar Profesi Dan Prakitk Keperawatan Professional . Jakarta : EGC
Kedokteran
Nursalam. 2007. Manajemen Keperawatan Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan Profesional,
ed.2. Jakarta: Salemba Medika.
Swansburg, R.C. and Swansburg R.J. 1999. Introductory Management and Leadership for
Nurses. Sudbery. Massachusetts: Jones and Bartlett Publishers.

Swanburg. C. Russell. Alih Bahasa Samba.Suharyati. (2000). Pengantar kepemimpinan dan


Manajemen Keperawatan, Untuk Perawat Klinis. EGC. Jakarta

La Monica L. Elaine. Alih Bahasa Nurachmah. Elly. (1998). Kepemimpinan dan Manajemen
Keperawatan, Pendekatan Berdasarkan Pengalaman. EGC. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai