Indikator Penilaian Mutu
Indikator Penilaian Mutu
Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan
Yang Esa, karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada
waktunya. Penulisan naskah yang berjudal “Indikator Penilaian Mutu Asuhan
Keperawatan”. Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu, sudah sepantasnyalah pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama rekan-rekan
kelompok yang telah memberikan masukan demi kelancaran dan kelengkapan naskah
tulisan ini. Harapan kami semoga naskah tulisan ini membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun
isi makalah ini sehingga kedepannya dapat lebih baik.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan-kekurangan.
Hal ini disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangatlah
kami harapkan demi perbaikan naskah penelitian lebih lanjut.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan.
1
1.4 Manfaat
1. Dapat menambah pengetahuan dan wawasan tentang bagaimana Indikator
Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan
2. Dapat dijadikan sebagai sumber informasi terkait pemahaman mengenai
bagaimana Indikator Penilaian Mutu Asuhan Keperawatan.
2
BAB II
PEMBAHASAN
Mutu asuhan kesehatan sebuah rumah sakit akan selalu terkait dengan proses, dan
outcome sistem pelayanan RS tersebut. Mutu asuhan pelayanan RS juga dapat dikaji
dari tingkat pemanfaatan sarana pelayanan oleh masyarakat, mutu pelayanan dan
tingkat efisiensi RS. Secara umum aspek penilaian meliputi evaluasi, dokumen,
instrumen, audit (EDIA) (Nursalam, 2015)
2. Proses
Proses adalah semua kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain yang
mengadakan interaksi secara profesional dengan pasien. Interaksi ini diukur antara
lain dalam bentuk penilaian tentang penyakit pasien, penegakan diagnosis, rencana
tindakan pengobatan, indikasi tindakan, penanganan penyakit, dan prosedur
pengobatan.
3. Outcome.
Outcome adalah hasil akhir kegiatan dokter, perawat, dan tenaga profesi lain
terhadap pasien.
3
a. Indikator-indikator mutu yang mengacu pada aspek pelayanan meliputi:
1. angka infeksi nosokomial : 1-2 % ;
2. angka kematian kasar 3-4 % ;
3. kematian pascabedah : 1-2 % ;
4. kematian ibu melahirkan : 1-2 % ;
5. kematian bayi baru lahir: 20/1.000;
6. NDR ( Net Death Rate ) : 2,5 % ;
7. ADR (Anesthesia Death Rate) maksimal 1/5.000; . .
8. PODR ( Post - Operation Death Rate ) : 1 % ;
9. POIR ( Post - Operative Infection Rate ) : 1%.
c. Indikator mutu yang berkaitan dengan kepuasan pasien dapat diukur dengan
jumlah keluhan dari pasien/keluarganya, surat pembaca di koran, surat
kaleng surat masuk di kotak saran, dan lainnya.
4
d. Indikator cakupan pelayanan sebuah RS terdiri atas:
1. jumlah dan persentase kunjungan rawat jalan/inap menurut jarak RS
dengan asal pasien;
2. jumlah pelayanan dan tindakan seperti jumlah tindakan pembedahan
dan jumlah kunjungan SMF spesialis;
3. Untuk mengukur mutu pelayanan sebuah RS, angka-angka standar
tersebut di atas dibandingkan dengan standar (indikator) nasional. Jika
bukan angka standar nasional, penilaian dapat dilakukan dengan
menggunakan hasil pencatatan mutu pada tahun-tahun sebelumnya di
rumah sakit yang sama, setelah dikembangkan kesepakatan pihak
manajemen/direksi RS yang bersangkutan dengan masing-masing SMF
dan staf lainnya yang terkait.
5
pasien, tingkat ekonomi pasien, respons perawat terhadap pasien, dan peraturan
rumah sakit;
3. clinical incident di antaranya jumlah pasien flebitis, jumlah pasien ulkus
dekubitus, jumlah pasien pneumonia; jumlah pasien tromboli, dan jumlah
pasien edema paru karena pemberian cairan yang berlebih;
4. sharp injury, meliputi bekas tusukan infus yang berkali-kali, kurangnya
keterampilan perawat, dan komplain pasien;
5. medication incident, meliputi lima tidak tepat (jenis obat, dosis, pasien, cara,
waktu).
Standar Nasional
Ʃ BOR 75-80%
Ʃ ALOS 1-10 hari
Ʃ TOI 1-3 hari
Ʃ BTO 5-45 hari
Ʃ NDR < 2,5%
Ʃ GDR < 3%
Ʃ ADR 1,15.000
Ʃ PODR < 1%
Ʃ POIR < 1%
Ʃ NTRR < 10%
Ʃ MDR < 0,25%
Ʃ IDR < 0,2%
Tabel 1. Standar Nasional Indikator Mutu Pelayanan
6
Indikator mutu digunakan untuk menentukan mutu suatu pelayanan
keperawatan. Beberapaa hal dapat dijadikan indikator mutu pelayanan keperawatan,
antara lain sebagai berikut.
a. Indikator umum
Hasil penghitungan yang diperoleh dari indicator mutu secara umum, belum
dapat menggambarkan mutu pelayanan keperawatan yang sesungguhnya. Hal
ini dikarenakan, nilai tersebut dipengaruhi oleh banyak faktor, seperti tarif,
jarak, persaingan dengan rumah sakitlain derajat kesehatan masyarakat
diwilayah rumah sakit, wabah, dan kebijaksanaan pemerintah (seperti
jamkesmas).
Sejumlah hal yang dapat dijadikan indikator mutu umum pelayan
keperawatan. Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai untuk
mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :
∑ hari perawatan
Keterangan : X100%
7
Jumalah hari perawatan adalah jumalah total pasien dirawat dalam satu
hari, dikalikan jumlah hari dalam satu satuan waktu
Jumlah hari per satuan waktu adalah penghitungan hari berdasarkan
bulan.
Keterangan :
8
Rumus TOI :
Keterangan :
9
Jumlah pasien mati > 48 jam
Keterangan : X100%
(jumlah pasien keluar (hidup + mati))
10
CONTOH SOAL
1. Dalam suatu Rumah Sakit Z, setelah dilakukan perhitungan selama 30 hari
didapatkan jumlah hari perawatan sebanyak 6000 dan ada 300 tempat tidur.
Jumlah pasien yang keluar 2000 orang. Berapa BOR, ALOS dan TOI Di rumah
sakit tersebut.
Jawaban :
BOR = Jumlah hari perawatan x 100%
Jumlah TT x jumlah hari persatuan waktu
= 6000 x 100 %
300 x 30
= 6000 x 100 %
9000
= 0.67 x 100 %
= 67 %
ALOS = jumlah hari perawatan pasien keluar
Jumlah pasien keluar
= 6000
2000
= 3 hari
TOI = ( jumlah TT x hari ) – hari perawatan RS
Jumlah pasien keluar ( hidup + mati )
= (300 x 30) - 6000
2000
= 9000 - 6000
2000
= 3000
2000
= 1,5 hari
11
2. Pasien keluar hidup & meninggal ada 5 orang pada tanggal 4 Sep. Jumlah
Tempat tidur ada 200 TT
BTO =
5
BTO = ———
200
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Penilaian mutu pelayanan keperawatan berupa audit struktur (input, proses
(process), hasil (outcome). Indikator-indikator pelayanan rumah sakit dapat dipakai
untuk mengetahui tingkat pemanfaatan, mutu, dan efisiensi pelayanan rumah sakit.
Indikator-indikator berikut bersumber dari sensus harian rawat inap :
Ʃ BOR 75-80%
Ʃ ALOS 1-10 hari
Ʃ TOI 1-3 hari
Ʃ BTO 5-45 hari
Ʃ NDR < 2,5%
Ʃ GDR < 3%
3.2 Saran
Tulisan hanyalah bersifat pendahuluan. Untuk itu perlu dilakukan
penyempurnaan oleh semua pihak yang berkecimpung dalam bidang akademik.
Demikian pula penyempurnaan dari segala aspek perlu dilakukan demi kesempurnaan
tulisan ini.
13
DAFTAR PUSTAKA
Depkes, RI. 2005. Indikator Kinerja Rumah Sakit. Jakarta: Depkes RI.
14