Anda di halaman 1dari 41

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Toksikologi adalah pemahaman mengenai pengaruh-pengaruh bahan

kimia yang merugikan bagi organisme hidup. Dari definisi diatas, jelas terlihat

bahwa dalam Toksikologi terdapat unsur-unsur yang saling berinteraksi

dengan suatu cara-cara tertentu untuk menimbulkan respon pada system

biologi yang dapat menimbulkan kerusakan pada system biologi tersebut.

Salah satu unsur Toksikologi adalah agent-agent kimia atau fisika yang

mampu menimbulkan respon pada system biologi. Selanjutnya cara-cara

pemaparan merupakan unsur lain yang turut menentukan timbulnya efek-efek

yang tidak diinginkan ini.

Menurut sejarahnya usaha-usaha pertama untuk menggolong-golongakan

agent-agent adalah didasarkan sumber-sumber alamnya. Satu dari pelopor

dalam bidang ini adalah Discorides yang membagi racun-racun kedalam

racun- racun binatang, tumbuh-tumbuhan dan mineral.

Zat-zat toksin digolongkan dengan cara-cara yang bermacam-macam

tergantung pada minat dan kebutuhan dari yang menggolongkannya. Sebagai

contoh, zat-zat toksis dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ

sasaran dan dikenal sebagai racun-racun liver, racun-racun ginjal

penggunaannya dikenal sebagai pestisida-pestisida, pelarut-pelarut, bahan-

bahan additif pada makanan dan lain-lain dan kalau dihubungkan ke

sumbernya dikenal sebagai toxin-toxin binatang dan tumbuh-tumbuhan kalau

Makalah Sumber-Sumber Racun 1


dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali sebagai karsinogen, mutagen dan

seterusnya.

Secara umum, racun merupakan zat padat, cair, atau gas, yang dapat

mengganggu proses kehidupan sel suatu organisme. Zat racun dapat masuk ke

dalam tubuh melalui jalur oral (mulut) maupun topikal (permukaan tubuh).

Dalam hubungan dengan biologi, racun adalah zat yang menyebabkan luka,

sakit, dan kematian organisme, biasanya dengan reaksi kimia atau aktivitas

lainnya dalam skala molekul.

Bapak Toksikologi, Paracelsus, menyatakan bahwa: Segala sesuatu

adalah racun dan tidak ada yang tanpa racun. Hanya dosis yang membuat

sesuatu menjadi bukan racun (Dosis solum facit venum).

Istilah racun bersinonim dengan kata toksin dan bisa, namun memiliki

definisi yang berbeda antara yang satu dengan lainnya. Kata "toksin"

didefinisi sebagai racun yang dihasilkan dari proses biologi, atau sering

disebut sebagai biotoksin. Sementara, bisa didefinisikan sebagai cairan

mengandung racun yang disekresikan atau dihasilkan oleh hewan selama

proses pertahanan diri atau menyerang hewan lain dengan gigitan maupun

sengatan.

Istilah beracun, toksik, dan berbisa juga merupakan kata yang sebanding

apabila digunakan untuk menyatakan sifat atau efek dari racun. Namun, tetap

terdapat sedikit perbedaan pada ketiga kata tersebut. Beracun digunakan untuk

segala sesuatu yang dapat berakibat fatal atau berbahaya apabila dimasukkan

Makalah Sumber-Sumber Racun 2


dalam jumlah tertentu ke makhluk hidup. Sedangkan toksik menyatakan sifat

atau efek dari toksin, dan berbisa mengacu kepada hewan penghasil bisa.

Keracunan merupakan salah satu penyakit yang disebabkan oleh bahan

organik ataupun bahan anorganik yang masuk ke dalam tubuh sehingga

menyebabkan tidak normalnya mekanisme di dalam tubuh. Akibat-akibat dari

keracunan dapat menurunkan kesadaran bahkan pada kasus-kasus tertentu

dapat menyebabkan kematian, jika cara penanganan yang salah. Keracunan

seperti yang diketahui masyarakat luas, hanya menyerang bagian saluran

pencernaan saja. Namun sebenarnya keracunan dapat menyerang saluran

pernafasan juga. Misalnya keracunan akibat menghirup gas beracun yang

dapat menyebabkan kepala pusing, dan mual. Pada banyak kasus yang ada

akibat keracunan sebagai “first stander” dapat melakukan pertolongan pertama

bagi setiap orang yang mengalami atau menjadi korban keracunan.

Pada makalah ini akan dibahas tentang sumber-sumber racun yang

berasal dari binatang, tumbuh-tumbuhan, serta zat kimia. Selain itu akan

dibahas pula mekanisme dan gejala klinis keracunan.

B. TUJUAN

1. Mengetahui sumber-sumber racun (binatang, tumbuh-tumbuhan, dan zat

kimia).

2. Mengetahui mekanisme dan gejala klinis keracunan.

Makalah Sumber-Sumber Racun 3


BAB II

PEMBAHASAN

A. Sumber-Sumber Racun

a. Binatang

Seperti racun tanaman, racun hewan terdiri dari beragam struktur

dan modus tindakan Sebuah contoh sederhana dan terkenal adalah

asam formiat yang ditemukan pada semut (nama ini berasal dari kata

Latin, formika, untuk semut). Racun hewan sering campuran protein komp

leks.Sebagian besar dari kita menderita racun hewan di beberapa

waktu dalam kehidupan kita bahkan jika itu hanya sengatan

lebah waspor. Namun, di beberapa negara kematian dan penyakit

akibat racun hewan merupakan proporsipenting kasus keracunan dan

penyebab signifikan penyakit dan kematian.

Dalam penggolongan permulaan ini meliputi bisa-bisa dan toxin-

toxin yang dihasilkan didalam organ-organ khusus dari ular, laba-laba dan

binatang-biatang laut. Penggolongan modern yang didasarkan atas

pendekatan ini akan melibatkan organisme-organisme laut karena racun

ikan seperti toxin ciquatera adalah sebanding dengan organisme-

organisme laut yang ada dalam makanan ikan itu dan menurut penelitian

mutakhir bahwa zat toksis yang ada dalam organisme laut bisa dipekatkan

dalam proses penyediaan makanan atau penyediaan sumber-sumber

protein.

Makalah Sumber-Sumber Racun 4


Giardia, Cryptosporidium, Balantidium, Entamoeba dan protozoa

lainnya serta parasit seperti cacing pita, dapat menginfeksi melalui air dan

makanan. Beberapa spesies dapat bertahan pada lingkungan untuk

beberapa minggu dan dapat klorinasi. Gejala-gejala yang ditimbulkan

dapat sama dengan gejala gangguan perut yang ditimbulkan oleh bakteri

dan penularannya melalui rute fekal-oral.

1) Ikan Puffer

Ikan Puffer memiliki racun yang sangat mematikan, racun ini bahkan

tidak dapat hilang walaupun ikan ini sudah di masak, di Jepang hanya

sedikit pembuat sushi yang memiliki ijin untuk menyajikan ikan ini di

restoran-restoran, di karenakan di butuhkan teknik memotong ikan ini

dikenal dengan masakan ikan "Fugu". Racun pada ikan ini di kenal

sebagai tetrodotoxin (TTX).

Tetrodotoxin adalah racun saraf yang sangat kuat, mematikan pada

dosis sekitar 10 G kg/ 1 berat badan. Efek awaladalah kesemutan di

mulut diikuti dalam 10-45 menit dengan otot inkoordinasi, air

liur, kulit mati rasa, muntah, diare dan kejang-kejang. Hasil Kematian

dari kelumpuhan otot rangka.

Makalah Sumber-Sumber Racun 5


2) Laba-Laba Fiddleback

Walaupun hanya memiliki ukuran 1/2 inch (1,27 cm) namun laba-laba

ini dapat di katakan sebagai laba-laba paling beracun di dunia. Gigitan

oleh laba-laba ini pada umumnya tidak terasa sakit, namun setelah 8 jam,

maka korban akan berada dalam kondisi kesakitan maupun sekarat.

Gigitannya pada umumnya menyebabkan muntah-muntah, pembengkakan

dan nekrosis (Kematian Sel).

3) Stonefish

Ikan Stonefish memiliki wajah yang buruk. Dijuluki sebagai ikan yang

paling beracun di dunia karena racunnya bisa menyebabkan luka yang

sangat buruk sampai-sampai bagian tubuh yang tersengat harus diamputasi

Makalah Sumber-Sumber Racun 6


segera agar racunnya tidak menyebar ke seluruh tubuh. Ikan ini sangat

dihindari oleh penyelam-penyelam di perairan laut dangkal Pasifik, lautan

India dan daerah the Great Barrier Reef.

4) Stalker Scorpion

Ada yang menganggap sengatan kalajengking relatif tidak berbahaya,

hanya menyebabkan efek lokal saja (nyeri, mati rasa ataupun bengkak).

Namun jenis Stalker Scorpion memiliki racun neurotoksin yang sangat

kuat pada ujung ekornya. Racun ini bisa menyebabkan rasa sakit yang

diikuti demam, kejang-kejang, lumpuh, dan akhirnya kematian pada setiap

hewan yang disengatnya. Manusia yang memiliki kondisi jantung yang

kurang kuat akan beresiko pada kematian. Stalker Scorpion banyak

ditemukan di daerah Afrika Utara dan Timur Tengah.

Chlorotoxin (Cltx) adalah senyawa aktif yang ditemukan di racun

kalajengking.Memiliki kemampuan untukmenghambat konduktansi salura

n klorida. Terkena Cltx dalam dosis yang banyak dapat

mengakibatkan kelumpuhan melalui gangguan saluran ion.

Mirip dengan toksin botulinum, Cltx telah terbukti memiliki nilai

terapeutik yang signifikan. Bukti menunjukkan

bahwa Cltx dapat menghambat kemampuan untuk glioma untukmenyusup

Makalah Sumber-Sumber Racun 7


jaringan saraf yang sehat di otak, secara signifikan

mengurangi kerugian invasif potensial yang disebabkan oleh tumor.

5) Ubur-ubur Jellyfish

Penghargaan ‘Binatang paling beracun di dunia’ sementara ini masih

dipegang oleh ubur-ubur Jellyfish. Sejak tahun 1954, sudah tercatat angkat

kematian sedikitnya 5.567 orang akibat terkena racunnya. Jellyfish banyak

ditemukan di perairan Asia dan Australia. Ada baiknya ketika kamu

menyelam menggunakan jaket selam dan cuka untuk pertolongan pertama

ketika terkena racun Jellyfish. Butuh waktu tidak lebih dari 5 menit saja

untuk racun ini menyerang jantung dan sistem sarafmu, sehingga kamu

akan tenggelam tanpa sempat menyentuh permukaan.

6) Bisa Ular

Makalah Sumber-Sumber Racun 8


Gigitan ular adalah salah satu bentuk yang paling umum dari

keracunan oleh racun alami di seluruh dunia. Banyak bisa ular serupa

dalam modus tindakan dan konstituen, menjadi campuran protein

atau polipeptida. Racun campuran dan akibatnya menimbulkan berbagai

efek. Misalnya, adanya protein asing dapat menyebabkan

reaksi anafilaksis, meskipun hal ini jarang terjadi, dan reaksi

alergi tersebut dapat menyebabkan kematian dalam beberapa

menit. Komponen enzim dapat mencernaberbagai konstituen jaringan baik

di lokasi aksi, menyebabkan nekrosis lokal.

Misalnya, gigitan ular Diamondback, ular yang paling beracun di

Amerika Serikat, memproduksi edemayang sangat menyakitkan dalam

beberapa menit. Mual, muntah dan diare dapat terjadi dan efek jantung,

sepertipenurunan tekanan darah arteri sistemik dan lemah serta nadi

cepat. Sistem saraf pusat dapat dipengaruhi, menyebabkan

kelumpuhan pernapasan. Banyak fosfolipase ditemukan dalam racun

ular kadang-kadangmenyebabkan intravaskular. Sebagian besar bisa

ular mengandung phosphodiesterase yang menyerang polinukleotida.

7) Conotoxin

Makalah Sumber-Sumber Racun 9


Conotoxin mewakili kategori racun yang dihasilkan oleh siput kerucut

yang hidup di laut, dan mampumenghambat aktivitas sejumlah

saluran ion seperti kalsium, natrium, kalium atau saluran.

Dalam banyak kasus,racun yang dikeluarkan oleh berbagai jenis siput

kerucut mencakup berbagai jenis conotoxins, yang mungkin khusus

untuk saluran ion yang berbeda, sehingga menciptakan racun yang

mampu meluas gangguan fungsi saraf. Salah satu bentuk unik conotoxins, ω-

conotoxin (. ω-CgTx) sangat spesifik untuk saluran Ca dan telah

menunjukkan kegunaan dalam mengisolasi racun dari sistem.

Secara signifikan, ω-CgTx mampu mengikat dan menghambat saluran

kalsium yang terletak di membran neuron tapi bukan dari sel-sel otot.

8) Apitoxin

Apitoxin atau madu racun lebah, adalah cairan tak berwarna dan pahit.

Bagian aktif dari racun adalah campuran kompleks protein, yang

menyebabkan peradangan lokal dan bertindak sebagai antikoagulan. Racun ini

diproduksi dalam perut lebah pekerja dari campuran sekresi asam dan basa.

Apitoxin bersifat asam (pH 4,5-5,5). Sebuah lebah madu dapat menyuntikkan

0,1 mg racun melalui penyengat nya. Apitoxin mirip dengan jelatang toksin.

Makalah Sumber-Sumber Racun 10


Diperkirakan bahwa 1% dari populasi alergi terhadap sengatan lebah.

Racun lebah terapi digunakan oleh beberapa sebagai pengobatan untuk

rematik dan penyakit sendi karena antikoagulan dan sifat anti-inflamasi. Hal

ini juga digunakan untuk menurunkan rasa mudah terpengaruh orang alergi

terhadap sengatan serangga. Terapi racun lebah juga dapat disampaikan dalam

bentuk Bee Venom Balm meskipun ini mungkin kurang ampuh daripada

menggunakan sengatan lebah hidup.

b. Tumbuh-Tumbuhan

Banyak spesies tumbuhan di dunia tidak dapat dimakan karena

kandungan racun yang dihasilkannya. Proses domestikasi atau

pembudidayaan secara berangsur-angsur dapat menurunkan kadar zat

racun yang dikandung oleh suatu tanaman sehingga tanaman pangan yang

kita konsumsi mengandung racun dengan kadar yang jauh lebih rendah

daripada kerabatnya yang bertipe liar (wild type).

Penurunan kadar senyawa racun pada tanaman yang telah

dibudidaya antara lain dipengaruhi oleh kondisi lingkungan tempat

tumbuhnya. Karena racun yang dihasilkan oleh tanaman merupakan salah

satu cara untuk melawan predator, maka tidak mengherankan bila tanaman

pangan modern jauh lebih rentan terhadap penyakit. Beberapa kelompok

racun yang ditemukan pada tanaman yang biasa kita konsumsi, ada

beberapa yang larut lemak dan dapat bersifat bioakumulatif. Ini berarti bila

tanaman tersebut dikonsumsi, maka racun tersebut akan tersimpan pada

jaringan tubuh, misalnya solanin pada kentang. Kadar racun pada tanaman

Makalah Sumber-Sumber Racun 11


dapat sangat bervariasi. Hal itu dipengaruhi antara lain oleh keadaan

lingkungan tempat tanaman itu tumbuh (kekeringan, suhu, kadar mineral,

dll) serta penyakit. Varietas yang berbeda dari spesies tanaman yang sama

juga mempengaruhi kadar racun dan nutrien yang dikandungnya.

Tabel 1. Contoh Racun Yang Terkandung Pada Tanaman Pangan Dan


Gejala Keracunannya
Racun Terdapat pada tanaman Gejala keracunan

Fitohemaglutinin Kacang merah Mual, muntah, nyeri


perut,diare.
Glikosida sianogenik Singkong, rebung, biji Penyempitan saluran
buah-buahan(apel, aprikot, nafas,mual, muntah,
pir,plum, ceri, peach) sakit kepala.

Glikoalkaloid Kentang, tomat hijau Rasa terbakar di mulut,


sakitperut,
mual,muntah.
Kumarin Parsnip, seledri Sakit perut, nyeri pada
kulitjika terkena sinar
matahari.
Kukurbitasin Zucchini Muntah, kram perut,
diare,pingsan.
Asam oksalat Bayam, rhubarb, teh Kram, mual, muntah,
sakit kepala.
1) Kacang Merah (Phaseolus Vulgaris)

Racun alami yang dikandung oleh kacang merah disebut fitohemaglutinin

(phytohaemagglutinin), yang termasuk golongan lektin. Keracunan makanan

oleh racun ini biasanya disebabkan karena konsumsi kacang merah dalam

Makalah Sumber-Sumber Racun 12


keadaan mentah atau yang dimasak kurang sempurna. Gejala keracunan yang

ditimbulkan antara lain adalah mual, muntah, dan nyeri perut yang diikuti oleh

diare. Telah dilaporkan bahwa pemasakan yang kurang sempurna dapat

meningkatkan toksisitas sehingga jenis pangan ini menjadi lebih toksik

daripada jika dimakan mentah. Untuk mengurangi kemungkinan terjadinya

keracunan akibat konsumsi kacang merah, sebaiknya kacang merah mentah

direndam dalam air bersih selama minimal 5 jam, air rendamannya dibuang,

lalu direbus dalam air bersih sampai mendidih selama 10 menit, lalu

didiamkan selama 45-60 menit sampai teksturnya lembut.

2) Singkong

Singkong mengandung senyawa yang berpotensi racun yaitu linamarin dan

lotaustralin. Keduanya termasuk golongan glikosida sianogenik. Linamarin

terdapat pada semua bagian tanaman, terutama terakumulasi pada akar dan

daun. Singkong dibedakan atas dua tipe, yaitu pahit dan manis. Singkong tipe

pahit mengandung kadar racun yang lebih tinggi daripada tipe manis. Jika

singkong mentah atau yang dimasak kurang sempurna dikonsumsi, maka

racun tersebut akan berubah menjadi senyawa kimia yang dinamakan

hidrogen sianida, yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Singkong

manis mengandung sianida kurang dari 50 mg per kilogram, sedangkan yang

pahit mengandung sianida lebih dari 50 mg per kilogram. Meskipun sejumlah

kecil sianida masih dapat ditoleransi oleh tubuh, jumlah sianida yang masuk

ke tubuh tidak boleh melebihi 1 mg per kilogram berat badan per hari. Gejala

keracunan sianida antara lain meliputi penyempitan saluran nafas, mual,

Makalah Sumber-Sumber Racun 13


muntah, sakit kepala, bahkan pada kasus berat dapat menimbulkan kematian.

Untuk mencegah keracunan singkong, sebelum dikonsumsi sebaiknya

singkong dicuci untuk menghilangkan tanah yang menempel, kulitnya

dikupas, dipotong-potong, direndam dalam air bersih yang hangat selama

beberapa hari, dicuci, lalu dimasak sempurna, baik itu dibakar atau direbus.

Singkong tipe manis hanya memerlukan pengupasan dan pemasakan untuk

mengurangi kadar sianida ke tingkat non toksik. Singkong yang umum dijual

di pasaran adalah singkong tipe manis.

3) Pucuk Bambu (Rebung)

Racun alami pada pucuk bambu termasuk dalam golongan glikosida

sianogenik. Untuk mencegah keracunan akibat mengkonsumsi pucuk bambu,

maka sebaiknya pucuk bambu yang akan dimasak terlebih dahulu dibuang

daun terluarnya, diiris tipis, lalu direbus dalam air mendidih dengan

penambahan sedikit garam selama 8-10 menit. Gejala keracunannya mirip

dengan gejala keracunan singkong, antara lain meliputi penyempitan saluran

nafas, mual, muntah, dan sakit kepala.

4) Biji Buah-Buahan

Contoh biji buah-buahan yang mengandung racun glikosida sianogenik

adalah apel, aprikot, pir, plum, ceri, dan peach. Walaupun bijinya

mengandung racun, tetapi daging buahnya tidak beracun. Secara normal,

kehadiran glikosida sianogenik itu sendiri tidak membahayakan. Namun,

ketika biji segar buah-buahan tersebut terkunyah, maka zat tersebut dapat

berubah menjadi hidrogen sianida, yang bersifat racun. Gejala keracunannya

Makalah Sumber-Sumber Racun 14


mirip dengan gejala keracunan singkong dan pucuk bambu. Dosis letal sianida

berkisar antara 0,5-3,0 mg per kilogram berat badan. Sebaiknya tidak

dibiasakan mengkonsumsi biji dari buah-buahan tersebut di atas. Bila anak-

anak menelan sejumlah kecil saja biji buah-buahan tersebut, maka dapat

timbul gejala keracunan dan pada sejumlah kasus dapat berakibat fatal.

5) Kentang

Racun alami yang dikandung oleh kentang termasuk dalam golongan

glikoalkaloid, dengan dua macam racun utamanya, yaitu solanin dan

chaconine. Biasanya racun yang dikandung oleh kentang berkadar rendah dan

tidak menimbulkan efek yang merugikan bagi manusia. Meskipun demikian,

kentang yang berwarna hijau, bertunas, dan secara fisik telah rusak atau

membusuk dapat mengandung kadar glikoalkaloid dalam kadar yang tinggi.

Racun tersebut terutama terdapat pada daerah yang berwarna hijau, kulit, atau

daerah di bawah kulit. Kadar glikoalkaloid yang tinggi dapat menimbulkan

rasa pahit dan gejala keracunan berupa rasa seperti terbakar di mulut, sakit

perut, mual, dan muntah. Sebaiknya kentang disimpan di tempat yang sejuk,

gelap, dan kering, serta dihindarkan dari paparan sinar matahari atau sinar

lampu. Untuk mencegah terjadinya keracunan, sebaiknya kentang dikupas

kulitnya dan dimasak sebelum dikonsumsi.

6) Tomat Hijau

Tomat mengandung racun alami yang termasuk golongan glikoalkaloid.

Racun ini menyebabkan tomat hijau berasa pahit saat dikonsumsi. Untuk

Makalah Sumber-Sumber Racun 15


mencegah terjadinya keracunan, sebaiknya hindari mengkonsumsi tomat hijau

dan jangan pernah mengkonsumsi daun dan batang tanaman tomat.

7) Parsnip (Semacam Wortel)

Parsnip mengandung racun alami yang disebut furokumarin

(furocoumarin). Senyawa ini dihasilkan sebagai salah satu cara tanaman

mempertahankan diri dari hama serangga. Kadar racun tertinggi biasanya

terdapat pada kulit atau lapisan permukaan tanaman atau di sekitar area yang

rusak. Racun tersebut antara lain dapat menyebabkan sakit perut dan nyeri

pada kulit jika terkena sinar matahari. Kadar racun dapat berkurang karena

proses pemanggangan atau perebusan. Lebih baik bila sebelum dimasak,

parsnip dikupas terlebih dahulu.

8) Seledri

Seledri mengandung senyawa psoralen, yang termasuk ke dalam golongan

kumarin. Senyawa ini dapat menimbulkan sensitivitas pada kulit jika terkena

sinar matahari. Untuk menghindari efek toksik psoralen, sebaiknya hindari

terlalu banyak mengkonsumsi seledri mentah, dan akan lebih aman jika seledri

dimasak sebelum dikonsumsi karena psoralen dapat terurai melalui proses

pemasakan.

9) Zucchini (Semacam Ketimun)

Zucchini mengandung racun alami yang disebut kukurbitasin

(cucurbitacin). Racun ini menyebabkan zucchini berasa pahit. Namun,

zucchini yang telah dibudidayakan (bukan wild type) jarang yang berasa pahit.

Gejala keracunan zucchini meliputi muntah, kram perut, diare, dan pingsan.

Makalah Sumber-Sumber Racun 16


Sebaiknya hindari mengkonsumsi zucchini yang berbau tajam dan berasa

pahit.

10) Bayam

Asam oksalat secara alami terkandung dalam kebanyakan tumbuhan,

termasuk bayam. Namun, karena asam oksalat dapat mengikat nutrien yang

penting bagi tubuh, maka konsumsi makanan yang banyak mengandung asam

oksalat dalam jumlah besar dapat mengakibatkan defisiensi nutrien, terutama

kalsium. Asam oksalat merupakan asam kuat sehingga dapat mengiritasi

saluran pencernaan, terutama lambung. Asam oksalat juga berperan dalam

pembentukan batu ginjal. Untuk menghindari pengaruh buruk akibat asam

oksalat, sebaiknya kita tidak mengkonsumsi makanan yang mengandung

senyawa ini terlalu banyak.

Fitoaleksin adalah zat toksin yang dihasilkan oleh tanaman dalam jumlah

yang cukup hanya setelah dirangsang oleh berbagai mikroorganisme

patogenik atau oleh kerusakan mekanis dan kimia. Fitoaleksin dihasilkan oleh

sel sehat yang berdekatan dengan sel-sel rusak dan nekrotik sebagai jawaban

terhadap zat yang berdifusi dari sel yang rusak. Fitoaleksin terakumulasi

mengelilingi jaringan nekrosis yang rentan dan resisten. Ketahanan terjadi

apabila satu jenis fitoaleksin atau lebih mencapai konsentrasi yang cukup

untuk mencegah patogen berkembang

Makalah Sumber-Sumber Racun 17


11) Strychnine

Tumbuhan ini walau terlihat indah dan menarik, baik buahnya yang

seperti bisa di konsumsi, namun Strychnine memiliki racun yang

menyerang saraf pusat dan mengakibatkan kejang-kejang.

Dengan Dosis yang tepat maka korban dapat mengalami kematian dalam

waktu 10 - 20 menit. Racun ini membunuh secara perlahan-lahan dan

membuat korban menderita hingga meninggal.

12) Monkshood Atau Wolfsbane

Tanaman disebut juga wolfsbane karena sering digunakan oleh para

petani untuk membasmi serangga. Tanaman ini dalam cerita-cerita fiksi

digunakan untuk mendeteksi manusia srigala. Tanaman ini disebut juga

sebagai “tanaman arsenik “ dan pada zaman dahulu digunakan sebagai

Makalah Sumber-Sumber Racun 18


racun untuk mencemari pasokan air musuh. Racun yang dikandung dalam

tumbuhan ini disebut alkaloid pseudaconitine, yang digunakan oleh orang-

orang Ainu Jepang digunakan pada ujung panah mereka sebagai racun

untuk berburu.

Monkshood dapat ditemukan tumbuh di seluruh Eropa dan Amerika

Serikat. Karena semua bagian tanaman beracun, maka penanganannyapun

ekstra hati-hati. Kontak dengan kulit dapat menyebabkan mati rasa

sementara dan anak-anak yang memegang umbi untuk jangka waktu yang

panjang dapat menyerap alkaloid beracun dan mati. Menelan atau

penyerapan tanaman dapat menyebabkan gejala jantung dan kelumpuhan.

Jika tertelan, gejala meliputi terbakar pada tungkai dan perut. Dalam kasus

dosis besar, kematian dapat terjadi dalam 2-6 jam dan 20ml cukup untuk

membunuh manusia dewasa.

13) Racun Bushman

Tanaman bushman atau Acokanthera oppositifolia paling banyak

ditemukan didaerah-daerah beriklim panas dan biasanya tumbuh dibawah

pohon lain ayaupun dipinggiran semak.

Makalah Sumber-Sumber Racun 19


Racun bushman ini terkenal digunakan oleh suku Khoisan di Afrika

Selatan sebagai obat racun untuk anak-anak panah mereka. Meski tanaman

ini berbunga harum dan buahnya yang enak, tetapi getahnya merupakan

racun berbahaya. Daun-daunnya sendiri bisa dijadikan bahan obat-obatan.

14) Angel’s Trumpet (Terompet Malaikat)

Angel’s trumpet atau terompet malaikat atau disebut juga bunga

terompet karena bentuknya yang menyerupai terompet. Bunga terompet

mengandung zat hallucinogen, yakni zat yang dapat menyebabkan

seseoarang mengalami halusinasi. Karena hal inilah bunga terompet

termasuk salah satu NARKOTIKA. Kandungan aktifnya dalam bunga

terompet adalah atropine, hyoscyamine dan scopolamine yang

diklasifikasikan sebagai zat penghilang kesadaran atau anticholinergics.

Tanaman ini kadang-kadang dibuat menjadi teh dan dicerna sebagai

obat halusinogen. Tingkat toksisitas yang bervariasi tergantung lokasi

tanaman, dan bagian ke bagian, hampir tidak mungkin untuk mengetahui

berapa banyak racun yang Anda telan. Karena hal inilah banyak pengguna

yang overdosis dan meninggal.

Makalah Sumber-Sumber Racun 20


15) Moonseed (Biji Bulan)

Biji dari buah yang berasal dari Amerika Utara ini adalah racun

yang sangat berbahaya bagi manusia, meski burung bisa memakannya.

Moonseed dengan nama Latin Menispermum candense awalnya

menyebabkan kelumpuhan dan lebih fatal lagi pada dosis yang lebih

banyak dan apabila tidak diobai dengan segera.

c. Zat Kimia

1) Sianida

Racun ini sangat berbahaya apalagi dalam jumlah yang sangat kecil,

sianida membunuh dengan mencegah sel-sel darah merah dalam

penyerapan oksigen mengakibatkan "Sesak Napas Internal", menghasilkan

daya membunuh yang sangat cepat dan seketika dalam hitungan menit

Makalah Sumber-Sumber Racun 21


hingga jam. Sianida bahkan di gunakan pada perang dunia ke-2 bahkan

hingga sekarang dimana di gunakan untuk metode eksekusi.

2) Arsenik

Arsenik merupakan racun yang paling populer dalam dunia misteri

pembunuhan. Pada abad ke-15 dan 16, keluarga itali dari Borgias

menggunakan arsenik sebagai racun dalam pembunuhan politik, Bahkan di

katakan bahwa napoleon di racuni dengan Arsenik yang di campuri

anggur.

Di United Kingdom arsenik di jual secara bebas di apotik untuk

digunakan dalam pembasmian hama tikus.

3) Hidrokarbon

Makalah Sumber-Sumber Racun 22


Hidrokarbon menyebabkan perubahan paru paru dan susunan saraf

pusat. Menekan zat ini akan menyebabkan iritasi mukosa, muntah dan

diare. Kadang timbul distres pernapasan, sianosis, takikardi, demam

dan kematian. Bensin, minyak tanah, pengencer cat, gasolin, karosen

dan minyak polish sangat bahaya. Diagnosis dibantu dengan foto

thorak adanya pneumonia hidrokarbon.

4) Sulfur Dioxida

Sulfur dioksida adalah salah satu spesies dari gas-gas oksida sulfur

(SOx). Gas ini sangat mudah terlarut dalam air, memiliki bau namun

tidak berwarna. Sebagaimana O3, pencemar sekunder yang terbentuk

dari SO2, seperti partikel sulfat, dapat berpindah dan terdeposisi jauh

dari sumbernya.

Pencemaran SOx diudara terutama berasal dari pemakaian baru

bara yang digunakan pada kegiatan industri, transportasi, dan lain

sebagainya. Belerang dalam batu bara berupa mineral besi peritis atau

FeS2 dan dapat pula berbentuk mineral logam sulfida lainnya seperti

Makalah Sumber-Sumber Racun 23


PbS, HgS, ZnS, CuFeS2 dan Cu2S. Dalam proses industri besi dan

baja (tanur logam) banyak dihasilkan SOx karena mineral-mineral

logam banyak terikat dalam bentuk sulfida. Pada proses peleburan

sulfida logam diubah menjadi oksida logam. Proses ini juga sekaligus

menghilangkan belerang dari kandungan logam karena belerang

merupakan pengotor logam.

Kelembaban udara juga mempengaruhi kecepatan perubahan SOx

menjadi asam sulfat maupun asam sulfit yang akan berkumpul

bersama awan yang akhirnya akan jatuh sebagai hujan asam. Meskipun

sumber alami (gunung berapi atau panas bumi) mungkin hadir pada

beberapa tempat, sumber antropogenik, pembakaran bahan bakar fosil

yang mengandung sulfur, mendominasi daerah perkotaan. Ini

termasuk:

- Sumber pokok (pembangkit tenaga listrik, pabrik pembakaran,

pertambangan dan pengolahan logam)

- Sumber daerah (pemanasan domestik dan distrik)

- Sumber bergerak (mesin diesel).

SO2 dan gas-gas oksida sulfur lainnya terbentuk saat terjadi

pembakaran bahan bakar fosil yang mengandung sulfur. Sulfur sendiri

terdapat dalam hampir semua material mentah yang belum diolah

seperti minyak mentah, batu bara, dan bijih-bijih yang mengandung

metal seperti alumunium, tembaga,seng,timbal dan besi. Di daerah

perkotaan, yang menjadi sumper sulfur utama adalah kegiatan

Makalah Sumber-Sumber Racun 24


pemangkit tenaga listrik, terutama yang menggunakan batu bara

ataupun minyak diesel sebagai bahan bakarnya, juga gas buang dari

kendaraan yang menggunakan diesel dan industri-industri yang

menggunakan bahan bakar batu bara dan minyak mentah.

Sulfur dioxida, disemburkan ke udara oleh pabrik-pabrik berbahan

bakar batu bara, menyumbang pada formasi hujan asam yang telah

merusak ekosistem laut, serta meningkatkan penyakit pernapasan,

terutama pada anak-anak dan orang berusia lanjut, yang dapat

memicu gejala asma yang parah, serta memperparah penyakit paru-

paru dan jantung.

5) Methylene Chloride (Dichloromethane)

Methylene chloride secara luas digunakan dalam banyak proses

industri dan merupakan bagian dari kandungan dari banyak produk

rumah tangga, termasuk semir sepatu ssemprot, cat anti bocor,

penghilang noda, pewarna kayu, vernis, termasuk juga lem, minyak

pelumas serta penghilang karat. Diakui oleh para ilmuwan di bidang

Makalah Sumber-Sumber Racun 25


kesehatan zat ini merupakan penyebab kanker dan mampu

menyebabkan kerusakan pada janin yang sedang bertumbuh, system

reproduksi serta system syaraf.

B. Mekanisme Keracunan

Bahan-bahan racun seperti preservatif, pestisida dsb. masuk ke dalam

tubuh organisme (jasad hidup) melalui:

1. Kulit luar

2. Mulut dan saluran makanan

3. Saluran pernapasan

Melalui kulit, bahan racun dapat memasuki pori-pori atau terserap

langsung ke dalam sistem tubuh, terutama bahan yang larut minyak (polar).

Melalui mulut, racun dapat terserap seperti halnya makanan, langsung masuk

peredaran darah. Melalui saluran pernapasan racun dapat terserap ke dalam

sistem tubuh dan dapat langsung mempengaruhi sistem pernapasan

(pengambilan oksigen dan pembuangan CO2). Pengaruh racun dapat timbul

segera setelah masuknya racun (acute toxicity), dalam hal ini racun tersebut

racun akut. Gejala keracunan dapat pula terjadi lambat, setelah beberapa bulan

atau beberapa tahun – dan di bahan racun penyebabnya disebut racun kronis

(chronic toxicity). Racun jenis organofosfat seperti malathion yang biasa

digunakan untuk pencegah serangan kumbang ambrosia (Scolytidae) dan

kumbang bubuk (pinhole borers: Lyctus, Heterobostrychus, Dinoderus)

merupakan racun akut. Racun jenis organokhlorin atau hidrokarboberkhlor

seperti DDT, Chlordan, Lindane dll. merupakan racun kronis yang baru terasa

Makalah Sumber-Sumber Racun 26


efeknya setelah bertahun-tahun karena diperlukan waktu yang lama untuk

menumpuk (akumulasi) racun ini dalam lemak tubuh. Sebaliknya, racun akut

yang sebagian besar terdiri dari senyawa-senyawa larut dalam air bekerja

sangat cepat tapi tidak bersifat akumulatif dan mudah tercuci serta terurai

menjadi komponen yang tidak beracun.

Pada umumnya bahan pengawet yang beracun dapat digolongkan dalam

tiga golongan besar yaitu:

a. Pengawet yang bersifat minyak,

b. Pengawet larut minyak dan

c. Pengawet larut air.

Di antara pengawet minyak terdapat kreosost yang merupakan campuran

bermacam-macam senyawa organik yang berasal dari residu destilasi minyak

bumi. Bahan pengawet larut minyak biasanya terdiri atas senyawa-senyawa

organik yang bersifat racun kronis, memliki afinitas terhadap lemak tubuh

sehingga bersifat akumulatif dalam tubuh jasad hidup. Contoh racun yang larut

dalam minyak adalah semua senyawa organokhlorin seperti DDT, endrin,

Chlordane, lindane yang sampai kini sebagian masih digunakan untuk

melindungi bangunan dari serangan rayap tanah. Senyawa bahan pengawet

larut air adalah racun-racun dari golongan organofosfat (malathion dll.) serta

garam-garam sulfat, arsenat, Cu, , Cr, dan boron.Bahan pengawet larut air

sebagian besar merupakan racun akut.

Makalah Sumber-Sumber Racun 27


Racun Kronis

Racun kronis menimbulkan gejala keracunan setelah waktu yang relatif

lama karena kemampuannya menumpuk (akumulasi) dalam lemak yang

terkandung dalam tubuh. Racun ini juga apabila mencemari lingkungan (air,

tanah) akan meninggalkan residu yang sangat sulit untuk dirombak atau dirubah

menjadi zat yang tidak beracun, karena kuatnya ikatan kimianya.

Ada di antara racun ini yang dapat dirombak oleh kondisi tanah tapi hasil

rombakan masih juga merupakan racun. Demikian pula halnya, ada yang dapat

terurai di dalam tubuh manusia atau hewan tapi menghasilkan metabolit yang juga

masih beracun. Misalnya sejenis insektisida organoklorin, Dieldrin yang

disemprotkan dipermukaan tanah untuk menghindari serangan rayap tidak akan

berubah selama 50 tahun sehingga praktis tanah tersebut menjadi tercemar untuk

berpuluh-puluh tahun. Dieldrin ini bisa diserap oleh tumbuhan yang tumbuh di

tempat ini dan bila rumput ini dimakan oleh ternak misalnya sapi perah maka

dieldrin dapat menumpuk dalam sapi tersebut yang kemudian dikeluarkan dalam

susu perah. Manusia yang minum susu ini selanjutnya akan menumpuk dieldrin

dalam lemak tubuhnya dan kemudian akan keracunan. Jadi dieldrin yang

mencemari lingkungan ini tidak akan hilang dari lingkungan, mungkin untuk

waktu yang sangat lama.

Racun Akut

Racun akut kebanyakan ditimbulkan oleh bahan-bahan racun yang larut air

dan dapat enimbulkan gejala keracunan tidak lama setelah racun terserap ke dalam

tubuh jasad hidup. Contoh yang paling nyata dari racun akut adalah “Baygon”

Makalah Sumber-Sumber Racun 28


yang terdiri dari senyawa organofosfat (insektisida atau racun serangga) yang

seringkali disalahgunakan untuk meracuni manusia, yang efeknya telah terlihat

hanya beberapa menit setelah racun masuk ke dalam tubuh. Walaupun semua

racun akut ini dapat menyebabkan gejala sakit atau kematian hanya dalam waktu

beberapa saat setelah masuk ke dalam tubuh, namun sifatnya yang sangat mudah

dirombak oleh suhu yang tinggi, pencucian oleh air hujan dan sungai serta faktor-

faktor fisik dan biologis lainnya menyebabkan racun ini tidak memegang peranan

penting dalam pencemaran lingkungan.

C. Gejala Klinis Keracunan

Penilaian keadaan klinis yang paling awal adalah status kesadaran. Alat

ukur yang paling sering digunakan adalah GCS (Glasgow Coma Scale).

Apabila pasien tidak sadar dan tidak ada keterangan apapun, maka diagnosis

keracunan dapat dilakukan pereksklusionam dan semua penyebab penurunan

kesdaran seperti meningoensefalitis, trauma, perdarahan subaraknoid/

intrakranial, subdural/ ekstradural haematom, hipoglikemia, diabetik

ketoasidosis, uremia, ensefalopati.

Penemuan klinis seperti ukuran pupil mata, frekuensi napas dan denyut

nadi mungkin dapat membantu penegakan diagnosis pada pasien dengan

penurunan kesadaran.

Gambaran Klinis Yang Menunjukkan Penyebab Keracunan

Gambaran Klinis Kemungkinan Penyebab

Pupil pin point, frekuensi napas Opoioid, inhibitor kolinesterase


turun (organofosfat, carbamate

Makalah Sumber-Sumber Racun 29


insektidida), klonidin, fenotiazin

Dilatasi pupil, laju napas turun Benzodiazepin

Antidepresan trisiklik, amfetamin,


ekstasi, kokain, antikolonergik
Dilatasi pupil, takikardia (benzeksol, benztropin), antihistamin

Sianosis Obat depresan SSP, bahan penyebab


methaemoglobinemia

Hipersalivasi Organofosfat/ karbamat, insektisida

Nistagmus, ataksia, tanda serebral Antikonvulsan (frenitoin,


karbamazepin), alkohol

Gejala ekstrapiramidal Fenotiazin, haloperidol,


metoklopramid

Seizures Antidepresan trisiklik, antikonvulsan,


teofilin, antihistamin, OAINS,
fenothiazin, isoniazid

Hipertemia Litium, antidepresan trisiklik,


antihistamin

Hipertemia dan hipertensi, takikardi, Amfetamin, ekstasi, kokain


agitasi

Hipertemia dan takikardi, asidosis Salsilat


metabolik

Bradikardia Penghambat beta, digoksin, opioid,


klonidin, antagonis kalsium (kecuali
dihidropiridin), organofosfat
insektisida

Abdominal cramp, diare, takikardi, Withdrawal alkohol, opiat,


halusinasi benzodiazepin

Makalah Sumber-Sumber Racun 30


d. Bakteri

Makanan tidak menunjang pertumbuhan patogen tersebut, misalnya,

patogen penyebab tuberkolosis (Mycobacterium bovis dan M.

tubercolosis), brucellosis (Brucela aortus, b. melitensis), diprteri

(Corynebacterium diptheriae), disentri oleh Campylobacter, demam

tifus,kolera , hepatitis, dan lain-lain; dan (2) infeksi dimana makanan

berfungsi sebagai medium kultur untuk pertumbuhan patogen hingga

mencapai jumah yang memadai untuk menimbulkan infeksi bagi

pengkomsumsi makanan tersebut; infeksi ini mencakup Salmonela spp,

Listeria, vibrio parahaemolyticus, dan Escherichia coli enteropatogenik.

Penularan infeksi jenis kedua ini lebih mewabah dari pada jenis-jenis

gangguan perut yang lain. Gejalagejala yang disebabkan infeksi mulai

terlihat setelah setelah 12-24 jam dan ditandai dengan sakit perut bagian

bawah (abdominal pains), pusing, diare, muntah-muntah, demam dan sakit

kepala. Pada tabel 2 disajikan gejala-gejala penyakit yang ditimbulkan

oleh bakteri patogen dan waktu inkubasi yang diperlukan untuk

menimbulkan gejala. Beberapa peneliti menyarankan penyakit yang

disebabkan olehClostridium perfringens dan Bacillus cereus dikategorikan

sebagai intoksikasi karena kedua jenis bakteri dapat memproduksi toksin.

Akan tetapi untuk menimbulkan efek keracunan, sejumlah besar sel hidup

harus terkonsumsi. Demikian juga Salmonella dapat menghasilkan

enterotoksin dan sitotoksin didalam saluran pencernaan. SebaliknyaS.

aereus yang tergolong ke dalam intoksikasi, dapat mengkolonikasi

Makalah Sumber-Sumber Racun 31


mukosa dalam saluran pencernaan dan menyebabkan diare kronis. Dengan

demikian klasifikasi keracunan makanan ini harus digunakan secara hati-

hati. Beberapa bakteri patogen yang dapat mengakibatkan keracunan

pangan melalui intoksikasi adalah:

1. Bacillus cereus

Bacillus cereus merupakan bakteri yang berbentuk batang,

tergolong bakteri Gram-positif, bersifat aerobik, dan dapat membentuk

endospora. Keracunan akan timbul jika seseorang menelan bakteri atau

bentuk sporanya, kemudian bakteri bereproduksi dan menghasilkan

toksin di dalam usus, atau seseorang mengkonsumsi pangan yang telah

mengandung toksin tersebut.

Ada dua tipe toksin yang dihasilkan oleh Bacillus cereus, yaitu

toksin yang menyebabkan diare dan toksin yang menyebabkan muntah

(emesis).

Gejala keracunan:

 Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin

penyebab diare, maka gejala yang timbul berhubungan dengan

saluran pencernaan bagian bawah berupa mual, nyeri perut seperti

kram, diare berair, yang terjadi 8-16 jam setelah mengkonsumsi

pangan.

 Bila seseorang mengalami keracunan yang disebabkan oleh toksin

penyebab muntah, gejala yang timbul akan bersifat lebih parah dan

akut serta berhubungan dengan saluran pencernaan bagian atas,

Makalah Sumber-Sumber Racun 32


berupa mual dan muntah yang dimulai 1-6 jam setelah

mengkonsumsi pangan yang tercemar.

Bakteri penghasil toksin penyebab muntah bisa mencemari pangan

berbahan beras, kentang tumbuk, pangan yang mengandung pati, dan tunas

sayuran. Sedangkan bakteri penghasil toksin penyebab diare bisa

mencemari sayuran dan daging.

Tindakan pengendalian khusus bagi rumah tangga atau penjual

makanan terkait bakteri ini adalah pengendalian suhu yang efektif untuk

mencegah pertunasan dan pertumbuhan spora. Bila tidak tersedia lemari

pendingin, disarankan untuk memasak pangan dalam jumlah yang sesuai

untuk segera dikonsumsi. Toksin yang berkaitan dengan sindrom muntah

bersifat resisten terhadap panas dan pemanasan berulang, proses

penggorengan pangan juga tidak akan menghancurkan toksin tersebut.

2. Clostridium botulinum

Clostridium botulinum merupakan bakteri Gram-positif yang dapat

membentuk spora tahan panas, bersifat anaerobik, dan tidak tahan asam tinggi.

Toksin yang dihasilkan dinamakan botulinum, bersifat meracuni saraf

(neurotoksik) yang dapat menyebabkan paralisis. Toksin botulinum bersifat

termolabil. Pemanasan pangan sampai suhu 800 C selama 30 menit cukup

untuk merusak toksin. Sedangkan spora bersifat resisten terhadap suhu

pemanasan normal dan dapat bertahan hidup dalam pengeringan dan

pembekuan.

Makalah Sumber-Sumber Racun 33


Gejala keracunan:

Gejala botulism berupa mual, muntah, pening, sakit kepala,

pandangan berganda, tenggorokan dan hidung terasa kering, nyeri perut,

letih, lemah otot, paralisis, dan pada beberapa kasus dapat menimbulkan

kematian. Gejala dapat timbul 12-36 jam setelah toksin tertelan. Masa

sakit dapat berlangsung selama 2 jam sampai 14 hari.

Penanganan :

Tidak ada penanganan spesifik untuk keracunan ini, kecuali

mengganti cairan tubuh yang hilang. Kebanyakan keracunan dapat terjadi

akibat cara pengawetan pangan yang keliru (khususnya di rumah atau

industri rumah tangga), misalnya pengalengan, fermentasi, pengawetan

dengan garam, pengasapan, pengawetan dengan asam atau minyak.

Bakteri ini dapat mencemari produk pangan dalam kaleng yang

berkadar asam rendah, ikan asap, kentang matang yang kurang baik

penyimpanannya, pie beku, telur ikan fermentasi, seafood, dan madu.

Tindakan pengendalian khusus bagi industri terkait bakteri ini adalah

penerapan sterilisasi panas dan penggunaan nitrit pada daging yang

dipasteurisasi. Sedangkan bagi rumah tangga atau pusat penjualan

makanan antara lain dengan memasak pangan kaleng dengan seksama

(rebus dan aduk selama 15 menit), simpan pangan dalam lemari pendingin

terutama untuk pangan yang dikemas hampa udara dan pangan segar atau

yang diasap. Hindari pula mengkonsumsi pangan kaleng yang

kemasannnya telah menggembung.

Makalah Sumber-Sumber Racun 34


3. Staphylococcus aureus

Terdapat 23 spesies Staphylococcus, tetapi Staphylococcus

aureus merupakan bakteri yang paling banyak menyebabkan keracunan

pangan. Staphylococcus aureus merupakan bakteri berbentuk kokus/bulat,

tergolong dalam bakteri Gram-positif, bersifat aerobik fakultatif, dan tidak

membentuk spora. Toksin yang dihasilkan bakteri ini bersifat tahan panas

sehingga tidak mudah rusak pada suhu memasak normal. Bakteri dapat mati,

tetapi toksin akan tetap tertinggal.

Toksin dapat rusak secara bertahap saat pendidihan minimal selama 30

menit. Pangan yang dapat tercemar bakteri ini adalah produk pangan yang

kaya protein, misalnya daging, ikan, susu, dan daging unggas; produk pangan

matang yang ditujukan dikonsumsi dalam keadaan dingin, seperti salad,

puding, dan sandwich; produk pangan yang terpapar pada suhu hangat selama

beberapa jam; pangan yang disimpan pada lemari pendingin yang terlalu

penuh atau yang suhunya kurang rendah; serta pangan yang tidak habis

dikonsumsi dan disimpan pada suhu ruang.

Gejala keracunan :

Gejala keracunan dapat terjadi dalam jangka waktu 4-6 jam, berupa mual,

muntah (lebih dari 24 jam), diare, hilangnya nafsu makan, kram perut hebat,

distensi abdominal, demam ringan. Pada beberapa kasus yang berat dapat

timbul sakit kepala, kram otot, dan perubahan tekanan darah.

Makalah Sumber-Sumber Racun 35


Penanganan :

Penanganan keracunannya adalah dengan mengganti cairan dan elektrolit

yang hilang akibat muntah atau diare. Pengobatan antidiare biasanya tidak

diperlukan. Untuk menghindari dehidrasi pada korban, berikan air minum dan

larutan elektrolit yang banyak dijual sebagai minuman elektrolit dalam

kemasan. Untuk penanganan leboih lanjut, hubungi puskesmas atau rumah

sakit terdekat. Beberapa bakteri patogen yang dapat menginfeksi tubuh

melalui pangan sehingga menimbulkan sakit adalah:

1. Salmonella

Salmonella merupakan bakteri Gram-negatif, bersifat anaerob

fakultatif, motil, dan tidak menghasilkan spora. Salmonella bisa terdapat

pada bahan pangan mentah, seperti telur dan daging ayam mentah serta

akan bereproduksi bila proses pamasakan tidak sempurna. Sakit yang

diakibatkan oleh bakteri Salmonella dinamakan salmonellosis. Cara

penularan yang utama adalah dengan menelan bakteri dalam pangan

yang berasal dari pangan hewani yang terinfeksi. Pangan juga dapat

terkontaminasi oleh penjamah yanng terinfeksi, binatang peliharaan dan

hama, atau melalui kontaminasi silang akibat higiene yang buruk.

Penularan dari satu orang ke orang lain juga dapat terjadi selama

infeksi.

Gejala keracunan:

Pada kebanyakan orang yang terinfeksi Salmonella, gejala yang

terjadi adalah diare, kram perut, dan demam yang timbul 8-72 jam

Makalah Sumber-Sumber Racun 36


setelah mengkonsumsi pangan yang tercemar. Gejala lainnya adalah

menggigil, sakit kepala, mual, dan muntah. Gejala dapat berlangsung

selama lebih dari 7 hari. Banyak orang dapat pulih tanpa pengobatan,

tetapi infeksi Salmonella ini juga dapat membahayakan jiwa terutama

pada anak-anak, orang lanjut usia, serta orang yang mengalami

gangguan sistem kekebalan tubuh.

Penanganan:

Untuk pertolongan dapat diberikan cairan untuk menggantikan

cairan tubuh yang hilang. Lalu segera bawa korban ke puskesmas atau

rumah sakit terdekat.

2. Clostridium perfringens

Clostridium perfringens merupakan bekteri Gram-positif yang

dapat membentuk endospora serta bersifat anaerobik. Bakteri ini

terdapat di tanah, usus manusia dan hewan, daging mentah, unggas, dan

bahan pangan kering.Clostridium perfringens dapat menghasilkan

enterotoksin yang tidak dihasilkan pada makanan sebelum dikonsumsi,

tetapi dihasilkan oleh bakteri di dalam usus.

Gejala keracunan:

Gejala keracunan dapat terjadi sekitar 8-24 jam setelah

mengkonsumsi pangan yang tercemar bentuk vegetatif bakteri dalam

jumlah besar. Di dalam usus, sel-sel vegetatif bakteri akan

menghasilkan enterotoksin yang tahan panas dan dapat menyebabkan

sakit. Gejala yang timbul berupa nyeri perut, diare, mual, dan jarang

Makalah Sumber-Sumber Racun 37


disertai muntah. Gejala dapat berlanjut selama 12-48 jam, tetapi pada

kasus yang lebih berat dapat berlangsung selama 1-2 minggu (terutama

pada anak-anak dan orang lanjut usia).

Penanganan:

Tidak ada penanganan spesifik, kecuali mengganti cairan tubuh

yang hilang. Tindakan pengendalian khusus terkait keracunan pangan

akibat bakteri ini bagi rumah tangga atau pusat penjual makanan antara

lain dengan melakukan pendinginan dan penyimpanan dingin produk

pangan matang yang cukup dan pemanasan ulang yang benar dari

masakan yang disimpan sebelum dikonsumsi.

3. Escherichia coli

Bakteri Escherichia coli merupakan mikroflora normal pada usus

kebanyakan hewan berdarah panas. Bakteri ini tergolong bakteri Gram-

negatif, berbentuk batang, tidak membentuk spora, kebanyakan bersifat

motil (dapat bergerak) menggunakan flagela, ada yang mempunyai

kapsul, dapat menghasilkan gas dari glukosa, dan dapat memfermentasi

laktosa. Kebanyakan strain tidak bersifat membahayakan, tetapi ada

pula yang bersifat patogen terhadap manusia,

seperti Enterohaemorragic Escherichia coli (EHEC). Escherichia

coli O157:H7 merupakan tipe EHEC yang terpenting dan berbahaya

terkait dengan kesehatan masyarakat. E. coli dapat masuk ke dalam

tubuh manusia terutama melalui konsumsi pangan yang tercemar,

Makalah Sumber-Sumber Racun 38


misalnya daging mentah, daging yang dimasak setengah matang, susu

mentah, dan cemaran fekal pada air dan pangan.

Gejala keracunan:

Gejala penyakit yang disebabkan oleh EHEC adalah kram perut,

diare (pada beberapa kasus dapat timbul diare berdarah), demam, mual,

dan muntah. Masa inkubasi berkisar 3-8 hari, sedangkan pada kasus

sedang berkisar antara 3-4 hari.

Makalah Sumber-Sumber Racun 39


BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari makalah di atas dapat disimpulkan bahwa Racun adalah

Suatu penyakit dapat menular dari orang yang satu kepada yang lain,

ditentukan oleh 3 faktor yaitu: Agent (penyebab penyakit), Host (induk semang),

Environment (lingkungan).

Menurut sejarahnya usaha-usaha pertama untuk menggolong-golongakan

agent-agent adalah didasarkan sumber-sumber alamnya. Satu dari pelopor dalam

bidang ini adalah Discorides yang membagi racun-racun kedalam racun- racun

binatang, tumbuh-tumbuhan dan mineral.

Zat-zat toksin digolongkan dengan cara-cara yang bermacam-macam

tergantung pada minat dan kebutuhan dari yang menggolongkannya. Sebagai

contoh, zat-zat toksis dibicarakan dalam kaitannya dengan organ-organ sasaran

dan dikenal sebagai racun-racun liver, racun-racun ginjal penggunaannya dikenal

sebagai pestisida-pestisida, pelarut-pelarut, bahan-bahan additif pada makanan

dan lain-lain dan kalau dihubungkan ke sumbernya dikenal sebagai toxin-toxin

binatang dan tumbuh-tumbuhan kalau dikaitkan dengan efek-efek mereka dikenali

sebagai karsinogen, mutagen dan seterusnya.

B. Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk menambah

pengetahuan kita tentang racun khususnya sumber-sumber racun.

Makalah Sumber-Sumber Racun 40


DAFTAR PUSTAKA

http://www.academia.edu/9349831/MAKALAH. Diakses pada tanggal 23


Mei 2015 jam 13.00 wita

http://nightray13-kuro.blogspot.com/2013/09/toksikologi-makalah
toksikologi-hewan.html. Diakses pada tanggal 23 Mei 2015 jam 13.00 wita

http://healthylife-link.blogspot.com/2009/11/sumber-utama-racun_26.html.
Diakses pada tanggal 23 Mei 2015 jam 13.00 wita

Makalah Sumber-Sumber Racun 41

Anda mungkin juga menyukai