Anda di halaman 1dari 2

PENGANTAR

Para saudara umat Allah, yang dikasihi Tuhan

Hari Rabu ini Gereja di seluruh dunia mulai memasuki Masa Puasa, sebagai suatu
perjalanan rohani bersama Yesus menuju Yerusalem, di mana Ia akan melaksanakan karya-Nya
sebagai Almasih. Berabad-abad masa puasa merupakan suatu perjalanan batin intensif yang
harus dialami oleh pengikut-pengikut Yesus Kristus.

Mengapa masa puasa diselenggarakan selama 40 hari? Dalam Kitab Kejadian (Perjanjian
Lama) diceriterakan, bahwa Allah mendatangkan air bah selama 40 hari untuk menghukum
dosa umat manusia yang diciptakan-Nya. Selama 40 tahun bangsa Israel, yang hidup sebagai
budak-budak dalam penjajahan di Mesir, harus berjuang di padang gurun dalam perjalanan
hidup mereka menuju ke Palestina, sebagai tanah terjanji. Dan 40 hari Musa, Elias dan Yesus
sendiri harus berpuasa dan berdoa untuk mempersiapkan diri dalam melaksanakan panggilan
hidup mereka!

Karena itu marilah kita seperti Yesus sendiri menggunakan masa puasa ini sebagai
semacam retret 40 hari untuk dapat merayakan Paskah sebaik dan seotentik mungkin. Tiada
kebangkitan tanpa kematian.

LITURGI SABDA

Umat Allah terkasih,

Marilah kita membuka hati dan pikiran kita dengan mohon bimbingan Roh Kudus untuk
mendengarkan Sabda Allah, yang tertuang lewat bacaan-bacaan yang akan kita dengarkan.

PENERIMAAN ABU

Abu adalah tanda pertobatan. Kitab Suci mengisahkan abu sebagai tanda pertobatan,
misalnya pada pertobatan Niniwe (lih. Yun 3:6). Di atas semua itu, kita diingatkan bahwa kita ini
diciptakan dari debu tanah (Lih. Kej 2:7), dan suatu saat nanti kita akan mati dan kembali
menjadi debu. Olah karena itu, pada saat menerima abu di gereja, kita mendengar ucapan dari
Romo, “Bertobatlah, dan percayalah kepada Injil” atau, “Kamu adalah debu dan akan kembali
menjadi debu” (you are dust, and to dust you shall return).”

Kini marilah kita terima abu di dahi kita, dengan penuh rasa sesal atas dosa-dosa, dan
membuka diri dengan penuh kerendahan hati, seraya mohon pengampunan dari Allah Maha
Pengasih.
LITURGI EKARISTI/PERSEMBAHAN

Dalam perayaan-kenangan ini, Gereja, terutama Gereja yang sekarang sedang


berkumpul, mempersembahkan kurban murni kepada Allah Bapa dalam Roh Kudus. Maksud
Gereja ialah, supaya dalam mempersembahkan kurban murni ini umat beriman belajar juga
mempersembahkan diri sendiri.

Maka melalui Kristus, Sang pengantara, dari hari ke hari umat beriman akan semakin
sempurna bersatu dengan Allah dan dengan sesama umat, hingga akhirnya Allah menjadi
segala-galanya dalam semua.

Para saudara, marilah kita satukan persembahan hidup kita dengan kurban Kristus di
altar.

KOMUNI

Komuni kudus adalah persatuan kita dengan Kristus, yang menjadikan kita mengambil
bagian di dalam Tubuh dan Darah-Nya, dan dengan demikian juga mengambil bagian dalam
hidup ilahi-Nya.

Persekutuan dengan Tubuh dan Darah Kristus, memperteguh persatuan kita dengan
Kristus, mengampuni dosa-dosa ringan yang kita lakukan, dan melindungi kita dari dosa berat,
sebab dengan menerima sakramen ini, ikatan kasih antara kita dan Kristus diperkuat, dan
dengan demikian kesatuan Gereja juga diperteguh.

Para saudara marilah kita menyambut roti kudus, tubuh Kristus dengan hati bersih dan
penuh rasa hormat.

Anda mungkin juga menyukai