Keterangan :
: Variabel yang diteliti
Gigi geligi manusia terdiri dari gigi sulung dan gigi permanen. Gigi sulung
sering juga disebut gigi decidui, temporary teeth atau gigi susu. Gigi sulung mulai
erupsi atau tumbuh pada saat berusia 6 bulan sampai umur 2 tahun. Gigi sulung
akan bertahan selama beberapa waktu dan normalnya akan mulai digantikan
dengan gigi permanen pada usia 6-7 tahun. Gigi permanen yang pertama kali
19
erupsi adalah gigi molar pertama rahang atas dan rahang bawah serta gigi
incisivus pertama rahang bawah. Gigi sulung akan digantikan keseluruhan oleh
gigi permanen pada usia 12-13 tahun. Gigi sulung berjumlah 20, terdiri dari 10
gigi di rahang atas dan 10 gigi dirahang bawah sedangkan jumlah gigi permanen
berjumlah 32, 16 gigi dirahang atas dan 16 gigi dirahang bawah (Scheid, Weiss,
2013) .
Kondisi menutupnya rahang yang disertai gigi rahang atas dan gigi rahang
bawah biasa disebut dengan oklusi. Oklusi biasanya berfungsi sebagai estetik,
fungsional yang dapat menjadi hambatan bagi kesehatan fisik dan emosional dari
jenis makanan yang mereka pilih untuk dimakan yang menyebabkan terjadinya
HMAR merupakan salah satu indikator yang disarankan oleh WHO untuk
penyimpangan gigi dalam satu rahang, kelainan hubungan rahang atas dan bawah
dalam keadaan oklusi serta kelainan dentofasial (Laguhi et al., 2014). Penilaian
indeks HMAR akan dijumlahkan dan didapatkan total nilai yang dimasukan
dalam kategori maloklusi ringan dan berat. Maloklusi ringan rentang penilaian
antara 5-14 sedangkan maloklusi berat rentang nilai ≥15 (Salzman, 1968).
20
Status gizi adalah keadaan seimbang antara asupan dan kebutuhan zat
gizi. Status gizi baik (seimbang) bila jumlah asupan zat gizi sesuai dengan yang
dibutuhkan, status gizi kurang bila jumlah asupan zat gizi kurang atau tidak sesuai
yang dibutuhkan dan pengukuran dari IMT kurang dari rata-rata, status gizi lebih
bila jumlah asupan zat gizi lebih dari yang dibutuhkan dan pengukuran dari IMT
lebih dari rata-rata. Indeks Massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indikator
dalam menentukan kondisi status gizi seseorang (Poltekkes, 2008). Untuk menilai