“IKTERUS NEONATORUM “
DI RUANG NICU RSU HAJI SURABAYA
Disusun Oleh :
2015
SATUAN ACARA PENYULUHAN
1. Topik : Ikterus Neonatorum
2. Sub Pokok Bahasan :
2.1 Pegertian Ikterus Neonatorum
2.2 Penyebab Ikterus Neonatorum
2.3 Macam-macam Ikterus Neonatorum
2.4 Tanda dan gejala Ikterus Neonatorum
2.5 Bahaya Bayi Ikterus
2.6 Penanganan Ikterus
3. Sasaran : Ibu
4. Hari / tanggal : Kamis, 7 Januari 2016
5. Pukul : 09.00 WIB – 09.30 WIB
6.Waktu : 30 menit
7. Tempat :Ruang Laktasi dan PMK NICU RSU Haji Surabaya
8. Tujuan :
8.1 Tujuan Intruksional Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan ibu mengetahui dan memahami mengenai
tentang Ikterus Neonatorum dan dapat mengetahui bahaya-bahaya yang terjadi pada bayi
ikterus.
8.2 Tujuan Intruksional Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan :
• Ibu dapat menjelaskan pengertian Ikterus Neonatorum.
• Ibu dapat menjelaskan penyebab Ikterus Neonatorum.
• Ibu dapat menjelaskan macam-macam Ikterus Neonatorum.
• Ibu dapat menjelaskan tanda dan gejala Ikterus Neonatorum.
• Ibu dapat menjelaskan bahaya dari bayi ikterus.
Ibu dapat menjelaskan penanganan ikterus pada bayi
9. Materi (terlampir)
9.1 Pengertian Ikterus Neonatorum.
9.2 Penyebab Ikterus Neonatorum
9.3 Macam-macam Ikterus Neonatorum.
9.4 Tanda dan gejala Ikterus Neonatorum.
9.5 Bahaya dari bayi ikterus.
9.6 Penanganan bayi dengan ikterus
10. Media penyuluhan
1) Leafleat
2) Power point
3) LCD
11.Metode penyuluhan
1) Ceramah
2) Tanya jawab
3. Simpulan
Penyaji dan peserta Peserta dengan
menyimpulkan bimbingan penyaji
materi yang sudah menyimpulkan
dibahas materi
4. Leaflet
Membagikan leaflet Peserta menerima
leaflet
5. Salam Penutup
Mengucapkan Menjawab salam
salam
12. Pengorganisasian
12.1 Moderator:
Tugas :
13.1.1 Memperkenalkan anggota kelompok dan pembimbing
13.1.2 Membuka acara penyuluhan
13.1.3 Mengatur jalannya penyuluhan
13.1.4 Memfasilitasi tanya jawab
13.1.5 Menutup acara penyuluhan
13.2 Penyaji :
Tugas :
13.2.1 Menyajikan materi penyuluhan
13.3 Observer:
Tugas :
13.3.1 Mengevaluasi jalannya penyuluhan
13.3.2 Mengobservasi ketepatan waktu penyuluhan
13.4 Notulen:
Tugas :
13.4.1 Mencatat semua peserta yang hadir
13.4.2 Mencatat semua pertanyaan peserta
13.4.3 Menyimpulkan penjelasan dan jawaban hasil penyuluhan
13.5 Fasilitator :
Nolo Sulasmi SKM., M.Kes
Sri Utami, S.Kp.,M.kes
Fiqih Reissa Al Baiti
Firda Amalia H.
Firza Rakhimah
Hana Sausani Adna
b. Ikterus patologis
Ikterus patologis memiliki karakteristik seperti berikut:
1) Ikterus yang terjadi pada 24 jam pertama kehidupan.
2) Ikterus dengan kadar bilirubin melebihi 12mg/dL pada neonatus cukup bulan
dan 10mg/dL pada neonates lahir kurang bulan/premature
3) Ikterus dengan peningkatan bilirubun lebih dari 5mg/dL per hari.
4) Ikterus yang menetap sesudah 2 minggu pertama.
5) Ikterus yang mempunyai hubungan dengan proses hemolitik, infeksi atau
keadaan patologis lain yang telah diketahui
6) Kadar bilirubin direk melebihi 1mg/dL.
4. Tanda dan Gejala Ikterus Neonatorum
Gejala Hiperbilirubinemia dikelompokan menjadi 2 fase yaitu akut dan kronik:
(Surasmi, 2003)
1). Gejala akut
a) Lethargi (lemas)
b) Tidak ingin mengisap
c) Feses berwarna seperti dempul
d) Urin berwarna gelap
2). Gejala kronik
a) Tangisan yang melengking (high pitch cry)
b) Kejang
c) Perut membuncit dan pembesaran hati
d) Dapat tuli, gangguan bicara dan retardasi mental
e) Tampak matanya seperti berputar-putar
5. Komplikasi
Jika bayi kuning patologis tidak mendapatkan pengobatan, maka akan terjadi
penyakit kern ikterus. Kern ikterus yaitu keruskan otak akibat perlangketan
bilirubin indirek pada otak. Pada kern ikterus gejala klinik pada permulaan tidak
jelas antara lain : bayi tidak mau menghisap, letargi, mata berputar-putar, gerakan
tidak menentu (involuntary movements), kejang tonus otot meninggi, leher kaku, dn
akhirnya opistotonus.
Penyebab kern ikterus karena kadar bilirubin yang sangat tinggi yang dapat
mencapai tingkat toksik sehingga merusak sel-sel otak. Kadar bilirubin yang tinggi
merupakan kelanjutan dari ikterus neonatorum. Kern ikterus dapat menimbulkan
kerusakan otak dengan gejala gangguan pendengaran, keterbelakangan mental dan
gangguan tingkah laku.
1. Memandikan bayi
2. Melakukan perawatan tali pusat
3. Lakukan pencegahan hipotermi
4. Menjemur bayi di bawah sinar matahari dari jam 07.00 hingga hjam 09.00
pagi,kurang lebih 30 menit
5. Berikan ASI secara adekuat
2) Ikterus Patologis
1. Cegah agar gula darah tidak turun, jika anak masih bisa menetek mintalah pada ibu
untuk menetekkan anakanya
Jika anak tidak bisa menetek lagi tapi masih bisa menelan beri perasan ASI atau
susu pengganti, Jika keduanaya tidak memungkinkan beri air gula 30-50 cc sebelum
dirujuk
Cara membuat air gula.Larutkan 4 sendok teh gula kedalam gelas yang berisi 200
cc air masak
Jika anak tidak bisa menelan berikan 50cc air susu ataua ir gula melalaui pipa
ansogastrik ,jika tidak rujuk segera
Nasehati ibu agar menjaga bayi tetap hangat
Sertakan contoh darah ibu jika kuning terjadi pada 2 hari pertama kehidupan
Rujuk segera.
Setiap ikterik yang muncul pada 24 jam pertama adalah patologis dan
membutuhkan pemeriksaan laboratorium lanjut
Pada bayi dengan ikterus kramer grade 3 atau lebih perlu dirujuk
Perhatikan frekwensi BAK dan BAB
Beri terapi sinar untuk bayi yang dirawat di RS dan jemur bayi dibawah sinar matahari
pagi pada jam 7-8 selaam 30 menit/.15 menit telentang dan 15 menit telungkup
6.Cegah kontak dengan keluarga yang sakit dan cegah terjadinya infeksi dengan menjaga
personal hygiene dan selalu cuci tangan sebelum kontak dengan bayi.
7.Risiko Terjadinya kern ikterus, dapat di lakukan pencegahan kern ikterus dengan
melakukan cek laboratorium bilirubin.