Anda di halaman 1dari 44

Baca….

Ketika kita
Salah membaca
Salah menulis
Akan timbul
Salah tafsir
Salah dalam mengambil keputusan
PERATURAN DISIPLIN
KARYAWAN

KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI


NOMOR 1097/KPTS/DIR/2018 TANGGAL 25 JUNI 2018
TENTANG PERUBAHAN ATAS KEPUTUSAN DIREKSI PERUM PERHUTANI
NOMOR 001/KPTS/DIR/2018 TENTANG PERATURAN DISIPLIN
KARYAWAN PERUM PERHUTANI
MAKSUD & TUJUAN
MAKSUD
 Peserta memahami dan mengerti Peraturan Disiplin Karyawan Perum Perhutani

TUJUAN
 Peserta memahami dan mengerti tingkat & jenis pelanggaran disiplin
 Peserta memahami dan mengerti proses penjatuhan hukuman disiplin
 Peserta memahami dan mengerti proses keberatan hukuman disiplin
 Peserta memahami dan mengerti pejabat yang berwenang menghukum
 Peserta memahami dan mengerti tim pertimbangan kepegawaian
 Peserta memahami dan mengerti tim pertimbangan keberatan
PKB 2018-2020

BAB V
PELANGGARAN DAN SANKSI
Pasal 28
Jenis Pelanggaran

Pasal 29
Sanksi Pelanggaran

Pasal 30
Peraturan Disiplin Karyawan
PKB 2018-2020

Pasal 30
Peraturan Disiplin Karyawan

Ketentuan lebih lanjut mengenai pelanggaran dan sanksi pelanggaran


sebagaimana dimaksud dalam Pasal 28 dan Pasal 29 diatur dengan keputusan
PERHUTANI tentang Peraturan Disiplin Karyawan yang dibahas bersama dengan
SERIKAT paling lama 3 (tiga) bulan terhitung sejak PERJANJIAN ini ditandatangani.
PERUBAHAN SK 1097/KPTS/DIR/2018

Ketentuan Pasal 15 diubah seluruhnya sehingga berbunyi sebagai berikut :


Pasal 15
1. Dalam hal Pegawai ditahan pihak yang berwajib karena diduga melakukan tindak pidana bukan atas pengaduan
Perhutani, maka Perhutani tidak wajib membayar upah tetapi wajib memberikan bantuan kepada keluarga Pegawai yang
menjadi tanggungannya dengan ketentuan sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25% (dua puluh lima perseratus) dari upah;

b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35% (tiga puluh lima perseratus) dari upah;

c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45% (empat puluh lima perseratus) dari upah;

d. untuk 4 (empat) orang tanggungan atau lebih : 50% (lima puluh perseratus) dari upah.

2. Bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diberikan untuk paling lama 6 (enam) bulan takwim terhitung sejak hari
pertama Pegawai ditahan oleh pihak yang berwajib.
3. Perhutani dapat melakukan pemutusan hubungan kerja terhadap Pegawai yang setelah 6 (enam) bulan tidak dapat
melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena dalam proses perkara pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1).
PERUBAHAN SK 1097/KPTS/DIR/2018…. (2)

Ketentuan Pasal 15 diubah seluruhnya sehingga berbunyi sebagai berikut :

4. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)
berakhir dan Pegawai dinyatakan tidak bersalah, maka Perhutani mempekerjakan kembali Pegawai tersebut.
5. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan Pegawai dinyatakan
bersalah, maka Perhutani melakukan pemutusan hubungan kerja kepada Pegawai yang bersangkutan.
6. Perhutani membayar hak-hak kepada Pegawai yang mengalami pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud pada
ayat (3) dan ayat (5) sesuai ketentuan yang berlaku.
7. Dalam hal perbuatan Pegawai yang diancam pidana dan/atau telah divonis pidana oleh karena menjalankan tugas
kedinasan maka penghasilan bersih dan hak-hak Pegawai tersebut tidak dihentikan dan Perhutani memperkerjakan kembali
setelah Pegawai tersebut menjalani hukuman pidana.
8. Proses mempekerjakan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (7) harus berdasarkan rekomendasi dari Tim
Pertimbangan.
PERUBAHAN SK 1097/KPTS/DIR/2018

Ketentuan Pasal 16 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai berikut:

Pasal 16

1) Mekanisme pemberian bantuan kepada keluarga Pegawai sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (1) sebagai berikut :

a. Atasan langsung Yang Bersangkutan membuat surat rekomendasi kepada Kepala Unit Organisasi/Satuan Unit Organisasi untuk
menetapkan surat pemberian bantuan, disertai dengan dokumen/bukti surat penahanan/pemeriksaan kepentingan peradilan;

b. Berdasarkan dokumen/bukti, Kepala Unit Organisasi/Satuan Unit Organisasi menerbitkan surat pemberian bantuan.

2) Surat rekomendasi dan surat pemberian bantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditembuskan ke Tim Pertimbangan Kepegawaian.

3) Mekanisme mempekerjakan kembali sebagaimana dimaksud dalam pasal 15 ayat (4) dan ayat (7) sebagai berikut :

a. Atasan langsung Yang Bersangkutan membuat surat rekomendasi kepada Tim Pertimbangan Kepegawaian untuk memproses
mempekerjakan kembali;

b. Sesuai dengan dokumen/bukti kronologis terkait dengan pidana karena menjalankan tugas kedinasan atau surat dari pengadilan yang
menyatakan tidak bersalah, Tim Pertimbangan Kepegawaian memberikan rekomendasi Yang Bersangkutan bekerja kembali kepada
Kepala Unit Organisasi/Satuan Unit Organisasi;

c. Kepala Unit Organisasi/Satuan unit Organisasi menerbitkan keputusan bekerja kembali Yang Bersangkutan.
PERUBAHAN SK 1097/KPTS/DIR/2018…. (2)

Ketentuan Pasal 16 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3) diubah, sehingga Pasal 16 berbunyi sebagai berikut:

4) Mekanisme pemutusan hubungan kerja sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15 ayat (3) dan ayat (5), sebagai berikut :
a. Atasan langsung Yang Bersangkutan membuat surat rekomendasi kepada Tim Pertimbangan Kepegawaian dan Pejabat yang
berwenang untuk memproses pemutusan hubungan kerja;

b. Berdasarkan dokumen/bukti Tim Pertimbangan Kepegawaian merekomendasi kepada Pejabat Yang Berwenang untuk menerbitkan surat
keputusan Pemutusan Hubungan Kerja.
PERUBAHAN SK 1097/KPTS/DIR/2018

Pasal 37 Ketentuan Pasal 37 ayat (3) dihapus dan ayat (4) diubah,
sehingga Pasal 37 berbunyi sebagai berikut:
1. Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum berlakunya
Keputusan ini dan sedang dijalani oleh pegawai yang bersangkutan Pasal 37
dinyatakan tetap berlaku.
1) Hukuman disiplin yang telah dijatuhkan sebelum
2. Keberatan atas hukuman disiplin yang ditetapkan berdasarkan berlakunya Keputusan ini dan sedang dijalani oleh
Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 155/Kpts/Dir/2012 yang pegawai yang bersangkutan dinyatakan tetap berlaku.
diajukan kepada atasan pejabat yang berwenang menghukum
sebelum berlakunya Keputusan ini diselesaikan sesuai dengan 2) Keberatan atas hukuman disiplin yang ditetapkan
Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor 155/Kpts/Dir/2012. berdasarkan Keputusan Direksi Perum Perhutani Nomor
155/Kpts/Dir/2012 yang diajukan kepada atasan pejabat
3. Apabila terjadi pelanggaran disiplin dan telah dilakukan pemeriksaan yang berwenang menghukum sebelum berlakunya
sebelum berlakunya Keputusan ini, namun belum ditetapkan putusan Keputusan ini diselesaikan sesuai dengan Keputusan Direksi
hukuman disiplinnya, maka hasil pemeriksaan tetap berlaku dan Perum Perhutani Nomor 155/Kpts/Dir/2012.
proses selanjutnya dilaksanakan sesuai dengan ketentuan dalam
Keputusan ini. 3) Dihapus.

4. Apabila terjadi pelanggaran disiplin sebelum berlakunya Keputusan ini 4) Pelanggaran disiplin yang dilakukan sebelum berlakunya
dan belum dilakukan pemeriksaan maka berlaku ketentuan dalam Keputusan ini, maka jenis pelanggaran dan jenis hukuman
Keputusan ini disiplin mengacu pada ketentuan dalam Keputusan Direksi
Perum Perhutani Nomor 155/Kpts/Dir/2012.
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN

 pelanggaran disiplin ringan;


 pelanggaran disiplin sedang;
 pelanggaran disiplin berat.
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN

1. Tidak bersikap loyal kepada Perhutani dalam setiap pelaksanaan tugas yang diberikan;
2. Tidak melakukan tugas dan pekerjaan dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab sehingga merugikan Perhutani;
3. Tidak mengedepankan hubungan kerja secara professional dengan menghargai dan memperlakukan bawahan sebagai
manusia seutuhnya dengan memperhatikan sesuai sisi kemanusiaan;
4. Tidak mendorong/memotivasi bawahan untuk berprestasi dan secara bersama-sama mencapai sasaran kinerja yang
telah ditetapkan.
5. Meremehkan dan membeda-bedakan ras, suku, agama dan golongan antar satu dengan lainnya;
6. Tidak saling menghargai, tidak berperilaku sopan santun terhadap sesama karyawan serta tidak menjaga kebersamaan
dan kesetaraan;
7. Tidak bersikap hormat dan santun kepada atasan;
8. Tidak melakukan komunikasi secara santun, terbuka, jujur, bertanggung jawab dan beretika;
9. Tidak bekerja jujur dan professional dalam menjalankan tugas dengan penuh tanggung jawab;
10. Tidak memiliki sikap terbuka adanya perbedaan pendapat (dissenting opinion) di dalam merumuskan suatu keputusan;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN

11. Tidak menghargai dan tidak menerima perbedaan pendapat serta kritik yang membangun;
12. Melakukan koreksi atau teguran kepada bawahan secara dekonstruktif, tidak adil dan sehingga mematahkan semangat
kerja yang bersangkutan;
13. Dengan sengaja membantu mengabsenkan karyawan lain, baik pada mesin absensi atau buku hadir.
14. Tidak memanfaatkan seluruh jam kerja secara produktif untuk kepentingan Perhutani berdasarkan laporan aktivitas
harian kepada pimpinannya;
15. Tidak mentaati ketentuan jam kerja dan/atau terlambat masuk kerja dan keluar atau pulang lebih cepat tanpa izin
tertulis dari atasan langsung atau pejabat yang berwenang atau pimpinan satuan Unit Organisasi yang bersangkutan,
minimal 2 (dua) kali dalam 1 (satu) minggu;
16. Tidak mengikuti upacara tanpa alasan yang dapat dipertanggungjawabkan;
17. Tidak masuk kerja tanpa izin atasan langsung atau pejabat yang berwenang atau pimpinan satuan Unit Organisasi yang
bersangkutan selama 1 (satu) hari.
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG

1. Tidak mengutamakan kepentingan Perhutani di atas kepentingan golongan dan pribadi;


2. Tidak menjaga, melindungi, memelihara dan menggunakan sebaik-baiknya harta benda Perhutani dan/atau sarana/fasilitas Perhutani,
termasuk barang inventaris, barang temuan, dan/atau barang yang berada dalam wilayah atau penguasaan Perhutani;
3. Tidak menjaga dan menghargai hak milik intelektual (property rights) yang dimiliki dan digunakan Perhutani;
4. Membiarkan atau tidak melaporkan pada atasannya/Pejabat yang Berwenang/Direksi apabila mengetahui adanya penyimpangan atau
hal-hal yang dapat membahayakan atau merugikan Perhutani;
5. Tidak menindaklanjuti dengan sebaik-baiknya setiap laporan yang diterima sesuai dengan kewenangan yang dimiliki;
6. Tidak memberikan sanksi hukuman disiplin sesuai dengan kewenangannya;
7. Membahas secara negatif kebijakan atasan dengan sesama bawahan/karyawan yang berpotensi mengundang fitnah dan kontra
produktif terhadap kinerja Perhutani;
8. Menolak atau tidak melaksanakan tugas kedinasan Perhutani yang diberikan kepada karyawan yang tercantum dalam uraian tugas
dan/atau penugasan dan/atau rencana kerja;
9. Meninggalkan wilayah penugasan tanpa izin dan/atau sepengetahuan atasan langsung berdasarkan alasan yang dapat
dibenarkan/dipertanggungjawabkan;
10. Menghalangi, mempersulit dan/atau tidak memberikan pelayanan kepada pihak lain sesuai dengan wewenang dan tugasnya;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG

11. Tidak mendukung kemajuan atau kelangsungan operasional Perhutani;


12. Tidak bersedia meningkatkan kompetensi (keahlian/skill, pengetahuan/knowledge, sikap/attitude) dan profesionalisme untuk
mencapai sasaran kerja yang ditentukan;
13. Tidak meningkatkan pengetahuan bawahannya;
14. Tidak membina dan membimbing bawahannya dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan;
15. Tidak memberikan keteladanan/contoh yang baik dalam tindakan dan perilaku sehari-hari;
16. Menghambat atau tidak memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan diri atau karir bawahan;
17. Melakukan penilaian terhadap kinerja bawahan dengan tidak adil dan obyektif berdasarkan mekanisme dan kriteria yang ditetapkan
oleh Perhutani.
18. Tidak menempati rumah dinas jabatan bagi Pejabat paling lambat 1 (satu) bulan setelah Pegawai tersebut menerima Surat Keputusan
Promosi/Mutasi;
19. Menolak promosi atau mutasi sesuai dengan kebutuhan Perhutani;
20. Memegang jabatan rangkap apapun di luar Perhutani baik pengurus atau komisaris, yang dapat menimbulkan benturan kepentingan
bisnis dengan Perhutani, kecuali hubungannya dengan koperasi karyawan sebagaimana diatur dalam peraturan;
21. Melakukan ikatan bisnis secara pribadi maupun melibatkan keluarga, dengan pihak lain yang dapat menimbulkan benturan
kepentingan dinas dengan Perhutani;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG

22. Melakukan kegiatan untuk dan atas nama Perhutani di luar kewenangannya yang merugikan Perhutani;
23. Melakukan perbuatan yang merusak citra Perhutani;
24. Melakukan dan/atau membantu perbuatan yang menimbulkan kerugian bersifat materiil atau dapat dinilai secara materiil sampai
dengan Rp. 50.000.000.- (lima puluh juta rupiah) dan/atau menimbulkan kerugian bagi Unit Organisasi;
25. Melakukan perbuatan yang menyimpang/tidak sesuai dengan hukum dan kepatutan yang berlaku di masyarakat;
26. Tidak patuh dan konsekuen terhadap hukum, kebijakan (policy), dan Standard Operating Procedure (SOP) yang sudah ditetapkan serta
melakukan tindakan yang di luar kewenangannya;
27. Tidak mematuhi peraturan Perhutani dan tidak menginformasikan kepada pimpinan bila ada kebijakan yang kurang dipahami dan
adanya indikasi penyimpangan;
28. Tidak mematuhi dan menghormati kesepakatan yang tertuang dalam Perjanjian Kerja Bersama (PKB);
29. melakukan intimidasi, penghinaan, berkata kasar dan/atau ucapan yang mengandung unsur intimidasi, pelecehan ataupun provokasi,
dan mencegah persaingan tidak sehat diantara sesama karyawan;
30. melakukan intimidasi atau tekanan, penghinaan, dan pelecehan terhadap bawahan yang mungkin timbul sebagai akibat perbedaan
watak, keadaan pribadi dan latar belakang kebudayaan seseorang;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG

31. Memberikan/menyebarkan informasi palsu khususnya menyangkut pribadi Karyawan lain dan/atau keluarganya yang bersifat
menghasut, memfitnah, dan sebagainya, yang diperkirakan dapat menjerumuskan pimpinan dalam evaluasi penilaian dan/atau
pengambilan keputusannya;
32. Tidak menjaga kehormatan dan martabat sesama Karyawan dan keluarga;
33. Tidak masuk kerja tanpa izin atasan langsung atau pejabat yang berwenang atau pimpinan satuan Unit Organisasi yang bersangkutan
selama 2 (dua) sampai dengan 5 (lima) hari, baik berturut-turut maupun tidak berturut-turut.
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

1. Menggunakan dan memanfaatkan harta perusahaan untuk kepentingan pribadi, kepentingan kelompok dan/atau
aktivitas politik serta pihak ketiga lainnya;
2. Melakukan dan/atau memerintahkan rekayasa administrasi dalam bidang atau jenis kegiatan apapun di lingkungan
Perhutani sehingga merugikan Perhutani;
3. Memalsukan catatan, dokumen dan informasi Perhutani;
4. Mendistribusikan dan/atau memusnahkan catatan, dokumen serta informasi di luar kewenangannya;
5. Tidak menjaga rahasia-rahasia perusahaan yang meliputi : formula, desain, dokumen atau informasi sensitif yang
merupakan milik perusahaan;
6. Tidak memelihara dan melindungi catatan, dokumen dan informasi Perhutani dari penggunaan di luar kepentingan
Perhutani;
7. Menyampaikan informasi Perhutani kepada media cetak, elektronik atau pihak lain di luar kewenangannya, yang
bersifat rahasia sebagaimana diatur dalam Peraturan Informasi Publik yang dikecualikan dan prosedur kerja pengaturan
rahasia data dan dokumen perusahaan;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

8. Karena kedudukannya atau jabatannya :


a. menggunakan catatan, dokumen dan informasi perusahaan,
b. tidak menyimpan atau membocorkan rahasia jabatan, dan/atau
c. memanfaatkan posisi jabatan
untuk kepentingan pribadi, kelompok atau pihak lain dan berpotensi merugikan perusahaan atau stakeholders lainnya;
Memanfaatkan dan/atau menyalahgunakan jabatan, wewenang, sarana atau fasilitas Perhutani yang dipercayakan
kepadanya, untuk kepentingan dan keuntungan pribadi, kelompok atau pihak lain;
9. Menerima hadiah atau suatu pemberian berupa apa saja dari siapapun juga yang berhubungan dengan jabatan dan/atau
pekerjaannya, dengan maksud untuk mencapai suatu tujuan tertentu, sebagaimana diatur dalam Peraturan Perundang-
Undangan;
10. Meminum-minuman keras, mabuk, perjudian atau melakukan tindakan asusila di lingkungan kerja atau di luar
perusahaan;
11. memakai dan/atau mengedarkan narkotika, psikotropika, dan zat adiktif lainnya di lingkungan kerja atau di luar
perusahaan sehingga merusak citra Perhutani;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

12. Menyerang, menganiaya, melakukan kekerasan fisik, pelecehan, penghinaan, provokasi, sikap mengejek,
memfitnah, merendahkan, dan saling menjatuhkan sesama karyawan dan/atau pihak lain, baik dilakukan di
lingkungan kerja maupun di luar Perhutani;
13.Melakukan penipuan, pencurian, atau penggelapan barang dan/atau uang milik Perhutani;
14.Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau meminjamkan barang–barang, aset,
dokumen, harta atau surat-surat berharga milik Perhutani secara tidak sah;
15.Membantu rekan kerja, atasannya dan/atau orang lain untuk mengambil hasil hutan atau barang milik
Perhutani secara tidak sah;
16.Terlibat pengambilan hasil hutan atau barang milik Perhutani secara tidak sah untuk kepentingan pribadi
dan/atau orang lain dan/atau kelompok
17.Melakukan dan/atau membantu perbuatan yang menimbulkan kerugian bersifat materiil, dengan nilai
kerugian diatas Rp. 50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) dan/atau menimbulkan kerugian terhadap bagi Unit
Organisasi;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

18. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan/atau orang lain;
19. Membujuk teman sekerja dan/atau mitra kerja untuk melakukan perbuatan yang bertentangan dengan peraturan
perundang-undangan;
20. Dengan ceroboh atau sengaja merusak atau membiarkan dalam keadaan bahaya barang milik Perhutani yang
menimbulkan kerugian bagi Perhutani;
21. Dengan ceroboh atau sengaja membiarkan teman sekerja dalam keadaan bahaya di tempat kerja;
22. Memberikan keterangan-keterangan palsu atau dipalsukan sehingga merugikan perusahaan;
23. Menjalankan aktivitas politik dan berafiliasi kepada partai politik serta memberikan kontribusi apapun menyangkut
aktivitas politik;
24. Menggunakan dan memanfaatkan nama,asset, fasilitas dan potensi perusahaan kepada partai poltik manapun;
25. Mengatasnamakan perusahaan atau memberikan kontribusi atas nama perusahaan kepada partai politik manapun;
26. Membuat kesepahaman, perikatan dan pernyataan baik secara langsun maupun tidak langsung yang dapat
menunjukan bahwa perusahaan memiliki keterikatan dengan partai politik manapun;
JENIS PELANGGARAN DISIPLIN BERAT

27. Memberikan dukungan kepada calon Presiden/Wakil Presiden, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah,
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Calon Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah atau Kepala Desa dengan cara :
a. Mengerahkan karyawan Perum Perhutani untuk ikut kampanye;
b. Menggunakan fasilitas Negara atau Perhutani dalam kampanye mendukung salah satu pasangan;
c. Membuat keputusan dan/atau tindakan yang menguntungkan atau merugikan salah satu pasangan calon selama masa
kampanye;
d. Memberikan surat dukungan disertai fotokopi Kartu Tanda Penduduk atau Surat Keterangan Tanda Penduduk;
28. Tidak masuk kerja tanpa izin atasan langsung atau pejabat yang berwenang atau pimpinan satuan Unit Organisasi yang
bersangkutan selama 6 (enam) hari sampai dengan 14 (empat belas) hari dalam 1 (satu) bulan;
29. Melakukan pelanggaran jabatan atau pelanggaran pidana dan telah dijatuhi hukuman pidana yang telah mempunyai
kekuatan hukum tetap, kecuali pelanggaran tersebut dilakukan dalam rangka tugas kedinasan;
30. Tidak masuk kerja tanpa izin atasan langsung atau pejabat yang berwenang atau pemimpin Unit Organisasi yang
bersangkutan selama minimal 15 (lima belas) hari dalam 1 (satu) bulan, baik berturut- turut maupun tidak berturut-turut;
31. Menjadi pengurus partai politik, calon anggota legislatif, anggota legislatif, calon kepala daerah, calon wakil kepala daerah,
kepala daerah, dan/atau wakil kepala daerah, dan Kepala Desa
TINGKAT DAN JENIS HUKUMAN DISIPLIN

 hukuman disiplin ringan :


Pernyataan tidak puas dan sanksi tidak dibayarkan apresiasi kinerja bulanan sebanyak 1 (satu) kali.

 hukuman disiplin sedang :


a. Surat Peringatan Pertama dan sanksi tidak dibayarkan apresiasi kinerja bulanan sebanyak 3 (tiga) kali;
b. Surat Peringatan Kedua dan sanksi tidak dibayarkan apresiasi kinerja bulanan sebanyak 6 (enam) kali;
c. Surat Peringatan Ketiga dan sanksi tidak dibayarkan apresiasi kinerja bulanan sebanyak 9 (sembilan) kali;
d. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

 hukuman disiplin berat :


a. Surat Peringatan Ketiga dan sanksi berupa tidak dibayarkan apresiasi kinerja bulanan sebanyak 9 (sembilan)
kali;
b. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
SKEMA PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PELANGGARAN RINGAN
2X 4X
PELANGGARAN PELANGGARAN
RINGAN RINGAN

HUKUMAN
PELANGGARAN SURAT SURAT SURAT DISIPLIN SEDANG
DISIPLIN PERNYATAAN PERNYATAAN PERNYATAAN SURAT
RINGAN TIDAK PUAS TIDAK PUAS 2 TIDAK PUAS 3 PERINGATAN 1

1X 3X
PELANGGARAN PELANGGARAN
RINGAN RINGAN

1. PERNYATAAN TIDAK PUAS DIKELUARKAN OLEH ATASAN LANGSUNG.


2. SURAT PERNYATAAN TIDAK PUAS BERLAKU 6 BULAN.
3. MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN RINGAN SETELAH MASA BERLAKU SURAT PERNYATAAN TIDAK
PUAS, MAKA KEMBALI KE SURAT PERNYATAAN TIDAK PUAS PERTAMA.
4. ATASAN LANGSUNG TIDAK MEMPROSES DAN/ATAU MEMBERIKAN SANKSI HUKUMAN DISIPLIN MAKA
ATASAN LANGSUNG YANG BERSANGKUTAN AKAN DIKENAKAN HUKUMAN DISIPLIN SEDANG.
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PELANGGARAN SEDANG
2X 4X
PELANGGARAN PELANGGARAN
SEDANG SEDANG

PELANGGARAN PEMUTUSAN
SURAT SURAT SURAT HUBUNGAN
DISIPLIN
PERINGATAN 1 PERINGATAN 2 PERINGATAN 3 KERJA
SEDANG

1X 3X
PELANGGARAN PELANGGARAN
SEDANG SEDANG

1. MASA BERLAKU SURAT PERINGATAN : 6 BULAN.


2. KEWENANGAN :
• PROSES PEMERIKSAAN : TIM PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
• PENERBITAN HUKUMAN DISIPLIN : PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
3. MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN SEDANG SETELAH HABIS MASA BERLAKU SURAT PERINGATAN, MAKA
KEMBALI KE SURAT PERINGATAN 1.
PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN PELANGGARAN BERAT
Staf Pelaksana

SURAT
PERINGATAN 3

PELANGGARAN DISIPLIN PEMUTUSAN


BERAT HUBUNGAN KERJA
Pejabat

1X PENURUNAN JABATAN 2X
1 TINGKAT LEBIH
RENDAH

1. MASA BERLAKU HUKUMAN PELANGGARAN DISIPLIN BERAT : 6 BULAN.


2. KEWENANGAN :
• PROSES PEMERIKSAAN & REKOMENDASI HUKUMAN : TIM PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
• PENERBITAN HUKUMAN DISIPLIN : PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
3. MELAKUKAN PELANGGARAN DISIPLIN BERAT SETELAH HABIS MASA BERLAKU HUKUMAN PELANGGARAN
DISIPLIN BERAT, MAKA KEMBALI KE SURAT PERINGATAN 3.
SKEMA PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN RINGAN
PELANGGARAN
DISIPLIN

PERMINTAAN
KLARIFIKASI OLEH
ATASAN
MAKSIMAL 5 HARI SEJAK TERJADINYA PELANGGARAN.

TIDAK TERBUKTI

PENJATUHAN
HUKUMAN DISIPLIN
OLEH ATASAN
PROSES PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN SEDANG DAN BERAT

BPK, SPI, PELANGGARAN


WBS, DISIPLIN
ADUAN

TIDAK
TERBUKTI
Max
30 hari
PENERBITAN
PEMERIKSAAN
ATASAN LANGSUNG REKO HUKUMAN
PEMANGGILAN TIM BAP
MELAPORKAN KE TIM MEN DISIPLIN
PEMERIKSAAN PERTIMBANGAN
PERTIMBANGAN DASI PEJABAT YG
KEPEGAWAIAN
BERWENANG
Max Max Max
7 hari 7 hari 30 hari
TIM PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN
KEANGGOTAAN DAN KETUA TIM.
Terdiri dari minimal 5 orang yang meliputi Unsur Sumber Daya Manusia, Unsur Keuangan, Unsur Hukum, dan Unsur Pejabat Terkait.

Ketua Tim diatur sbb :


1. Jenjang Jabatan I : Kepala Satuan Pengawasan Intern;
2. Jenjang jabatan II pada :
• Kantor Pusat, Pusdikbang SDM dan Puslitbang Perhutani : Kepala Satuan Pengawasan Intern,
• Divisi Regional : Wakil Kepala Divisi Regional bidang kelola SDH
3. Jenjang Jabatan III pada :
• Kantor Pusat : Kepala Satuan Pengawasan Intern,
• Pusdikbang SDM : Kepala Departemen Perencanaan dan Evaluasi,
• Puslitbang Perhutani : Kepala Departemen Perencanaan, Kerjasama, Inovasi dan Perbenihan
• Divisi Regional : Wakil Kepala Divisi Regional bidang Kelola SDH;
4. Jenjang Jabatan IV sampai dengan jenjang jabatan VII pada :
• Kantor Pusat : Kepala Satuan Pengawasan Intern,
• Pusdikbang SDM : Kepala Departemen Perencanaan dan Evaluasi,
• Puslitbang Perhutani : Kepala Departemen Perencanaan, Kerjasama, Inovasi dan Perbenihan,
• Kantor Divisi Regional : Wakil Kepala Divisi Regional bidang Kelola SDH,
• KPH : Wakil Administratur/Kepala Seksi KPH,
• KBM : Manajer Keuangan, SDM dan Umum,
• PHW : Wakil PHW
KEBERATAN

PUTUSAN HUKUMAN DISIPLIN YANG DAPAT DIAJUKAN KEBERATAN ADALAH SURAT PERINGATAN dan PHK

SKEMA PROSES KEBERATAN

SURAT PEMERIKSAAN
SURAT KEPUTUSAN
PERINGATAN/ TIM BAP REKOMEN
KEBERATAN KEBERATAN PEJABAT
PHK PEMERIKSA DASI
MEMUTUS KEBERATAN
KEBERATAN
Max. 14
hari

Max. 30 hari
TIM PEMERIKSA KEBERATAN

TERDIRI DARI MINIMAL 5 ORANG YANG MELIPUTI UNSUR SUMBER DAYA MANUSIA, UNSUR KEUANGAN, UNSUR HUKUM,
DAN UNSUR PEJABAT TERKAIT (KEANGGOTAAN TIDAK BOLEH SAMA DENGAN TIM PERTIMBANGAN KEPEGAWAIAN).

KETUA TIM DIATUR SBB :


1. JENJANG JABATAN I DAN JENJANG JABATAN II : KEPALA DIVISI HUKUM;
2. JENJANG JABATAN III PADA :
• KANTOR PUSAT, PUSDIKBANG SDM DAN PUSLITBANG PERHUTANI : KEPALA DIVISI HUKUM,
• DIVISI REGIONAL : WAKIL KEPALA DIVISI REGIONAL BIDANG KELOLA BISNIS;
3. JENJANG JABATAN IV SAMPAI DENGAN JENJANG JABATAN VII PADA :
• KANTOR PUSAT : KEPALA DIVISI HUKUM,
• PUSDIKBANG SDM : KEPALA DEPARTEMEN ASSESMENT DAN DIKLAT,
• PUSLITBANG PERHUTANI : KETUA KOORDINATOR PENELITI,
• DIVISI REGIONAL : WAKIL KEPALA DIVISI REGIONAL BIDANG KELOLA BISNIS
PEJABAT YANG BERWENANG MENGHUKUM
DAN MEMUTUS KEBERATAN
No Jenjang Jabatan Satuan Unit Organisasi Pejabat Yang Berwenang Menghukum Pejabat Yang Memutus Keberatan
Kantor Pusat Direktur SDM, Umum dan IT Direktur Utama
1 I Pusdikbang SDM
Puslitbang Perhutani
Divisi Regional
Kantor Pusat Kepala Divisi SDM dan Umum Direktur SDM, Umum dan IT
2 II Pusdikbang SDM Kapusdikbang SDM
Puslitbang Perhutani Kapuslitbang Perhutani
Divisi Regional Kepala Divisi Regional
Kantor Pusat Kepala Divisi SDM dan Umum Direktur SDM, Umum dan IT
3 III Pusdikbang SDM Kapusdikbang SDM
Puslitbang Perhutani Kapuslitbang Perhutani
Kantor Divisi Regional Kepala Dept. SDM & Umum Kepala Divisi Regional
KPH Administratur
KBM General Manajer
PHW Kepala PHW
4 VII – IV Kantor Pusat Kepala Divisi SDM dan Umum Direktur SDM, Umum dan IT
Pusdikbang SDM Kapusdikbang Kepala Divisi SDM dan Umum
Puslitbang Perhutani Kapuslitbang Perhutani
Kantor Divisi Regional Kepala Dept. SDM, Umum Kepala Divisi Regional
KPH Administratur
KBM General Manajer
PHW Kepala PHW
PEGAWAI DITAHAN DALAM PROSES PERKARA PIDANA

1. Pegawai menjalani pemeriksaan untuk kepentingan peradilan dapat dibebastugaskan dari pekerjaannya sampai ada
proses penahanan sementara.
2. Pegawai yang sedang dikenakan penahanan, terhitung mulai tanggal penahanan dapat diberhentikan sementara
sampai ada putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap.
3. Pegawai yang diancam pidana dan/atau telah divonis pidana karena menjalankan tugas kedinasan maka
penghasilan bersih dan hak-hak Pegawai tersebut tidak dihentikan dan wajib diperkerjakan kembali setelah Pegawai
tersebut menjalani hukuman pidana.
4. Pegawai ditahan karena diduga melakukan tindak pidana, maka penghasilan bersihnya tidak dibayarkan namun
Perhutani memberikan bantuan kepada keluarga Pegawai yang menjadi tanggungannya, paling lama 6 (enam) bulan
terhitung sejak hari pertama Pegawai ditahan oleh pihak yang berwajib; dengan rincian sebagai berikut :
a. untuk 1 (satu) orang tanggungan : 25 % (dua puluh lima persen) dari penghasilan bersih;
b. untuk 2 (dua) orang tanggungan : 35 % (tiga puluh lima persen) dari penghasilan bersih;
c. untuk 3 (tiga) orang tanggungan : 45 % (empat puluh lima persen) dari penghasilan bersih;
d. untuk 4 (empat) orang tanggungan : 50 % (lima puluh persen) dari penghasilan bersih.
5. Setelah 6 (enam) bulan Yang Bersangkutan tidak dapat melakukan pekerjaan sebagaimana mestinya karena proses
perkara pidana, maka Pegawai tersebut diproses hukuman disiplinnya berupa “Pemutusan Hubungan Kerja”.
6. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan berakhir dan pegawai tersebut
dinyatakan tidak bersalah maka pegawai tersebut dapat bekerja kembali pada jenjang jabatan yang sebelum Yang
Bersangkutan dalam proses pidana.
7. Dalam hal pengadilan memutuskan perkara pidana sebelum masa 6 (enam) bulan dan pegawai tersebut dinyatakan
bersalah, maka Pegawai tersebut diproses hukuman disiplinnya berupa “Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)”.
8. Proses mempekerjakan kembali dan membayarkan hak-hak pegawai harus berdasarkan rekomendasi dari Tim
Pertimbangan Kepegawaian.
9. Mekanisme pemberian bantuan kepada keluarga Pegawai sebagai berikut :
a. Atasan langsung Yang Bersangkutan membuat surat rekomendasi kepada Kepala Unit Organisasi/Satuan Unit
Organisasi untuk menetapkan surat pemberian bantuan, disertai dengan dokumen/bukti surat
penahanan/pemeriksaan kepentingan peradilan dan ditembuskan ke Tim Pertimbangan Kepegawaian;
b. Berdasarkan dokumen/bukti, Kepala Unit Organisasi/Satuan Unit Organisasi menerbitkan surat pemberian
bantuan.
PEJABAT DIPERBANTUKAN

1. Pejabat dalam proses pemeriksaan pelanggaran disiplin dan/atau pemeriksaan oleh aparat penegak hukum, maka
Yang Bersangkutan dapat dibebaskan dari jabatannya untuk sementara dengan status Pejabat diperbantukan.
2. Pejabat diperbantukan diberikan penghasilan bersih dengan tunjangan jabatan sebesar 50 % (lima puluh persen)
dan tidak mendapat tunjangan kewilayahan.
3. Jangka waktu pejabat diperbantukan sampai ditetapkannya putusan penjatuhan hukuman disiplin atau maksimal 6
(enam) bulan.
4. Dalam proses pemeriksaan pelanggaran disiplin pejabat yang diperbantukan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
dinyatakan tidak bersalah oleh Tim Pertimbangan Kepegawaian, maka hak-haknya dipulihkan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
HUKUMAN DISIPLIN BAGI KARYAWAN TIDAK TETAP

1. Jenis pelanggaran yang berlaku bagi karyawan tidak tetap adalah pelanggaran yang tercantum dalam
Keputusan ini dan/atau pelanggaran terhadap perjanjian kerja.
2. Jenis Hukuman Disiplin bagi Karyawan Tidak Tetap adalah Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).
REHABILITASI

1. Setiap pegawai berhak memperoleh rehabilitasi apabila dinyatakan tidak bersalah atau dibebaskan
dari segala tuntutan hukum berdasarkan putusan pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap
atau diberhentikan proses penyidikannya berdasarkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan (“SP3”);
2. Rehabilitasi diusulkan oleh Pimpinan Unit Organisasi dengan melampirkan putusan pengadilan yang
berkekuatan hukum tetap atau SP3, kepada Direksi untuk mendapatkan persetujuan;
3. Pegawai yang mendapat Rehabilitasi, dipulihkan kembali hak-haknya sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PENETAPAN KENAIKAN JABATAN BAGI PEGAWAI
YANG DITURUNKAN JABATANNYA

Pegawai yang dijatuhi hukuman disiplin berupa penurunan jabatan dapat dipertimbangkan kembali ke jenjang jabatan
semula apabila dianggap layak oleh Pejabat yang berwenang dan Tim Pertimbangan Kepegawaian, dengan persyaratan
sebagai berikut :
1. sudah menjalani hukuman disiplin minimal 6 (enam) bulan;
2. tidak melakukan kembali pelanggaran disiplin baik pelanggaran disiplin ringan, sedang atau berat;
3. menunjukan perilaku dan kinerja yang baik menurut penilaian atasan langsungnya;
4. memperhatikan formasi jabatan yang lowong dan persyaratan jabatan;
5. telah menyelesaikan kewajiban-kewajibannya kepada perusahaan yang didukung dengan Berita Acara oleh Tim
Pertimbangan Kepegawaian; dan
6. direkomendasikan oleh Tim Pertimbangan Kepegawaian.
PEMBAHARUAN DATA

1. Hukuman disiplin yang diterbitkan oleh setiap satuan unit organisasi dilaporkan secara berkala setiap 3 (tiga) bulan
kepada Pimpinan Unit Organisasi.
2. Setiap putusan hukuman disiplin, harus dilakukan pembaharuan data pegawai dalam sistem informasi IKAT PHT
oleh user Admin masing-masing Satuan Unit Organisasi.
3. Data yang harus diperbaharui adalah :
a. Jenis hukuman disiplin dan berakhirnya hukuman disiplin;
b. Tindakan keberatan, bila ada; atau
c. Putusan atasan pejabat yang memutus terhadap tindakan keberatan.

Anda mungkin juga menyukai