Anda di halaman 1dari 44

STIKES KARYA HUSADA

SEMARANG
Entrepreneur Campus

MODUL PRAKTIK
KETERAMPILAN KEBIDANAN KOMUNITAS
KEHAMILAN
SEMESTER VII

Disusun oleh :

1. Agnes Yuliana (1804279) 7. Eka Mutma’ina (1804286)


2. Aisyah (1804280) 8. Ella Artiana (1804287)
3. Ana Firda (1804281) 9. Elok Novis T. A. (1804288)
4. Anastasya Deo Rame (1804282) 10. Elsy Kuswita (1804289)
5. Bleazya Meitty C. (1804283) 11. Fatin Kurnia (1804290)
6. Dian Astuti (1804285)

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


STIKES KARYA HUSADA SEMARANG
2019

1
JUDUL

PENDAHULUAN

Kehamilan adalah diawali dari masa konsepsi yang sering didefinisikan sebagai
persatuan antara sebuah telur dan sperma, yang menandai awalnya suatu kehamilan, dan
peristiwa ini bukan merupakan hal yang terpisah tetapi merupakan peristiwa rangkaian
kejadian yang mengelilinginya.(1)
Kehamilan adalah fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Ada rasa
bangga karena ia merasa telah menjadi wanita yang sempurna dengan memiliki anak
nantinya. Ada yang bisa melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi juga tak
jarang banyak yang mengalami keluhan sepanjang kehamilannya.(2)
Selama masa kehamilan ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis
yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan terutama pada trimester III seperti dispnea,
insomnia, ginggivitis dan epulsi, sering berkemih, tekanan dan ketidaknyamanan pada
perineum, nyeri punggung bawah (NPB) atau low back pain (LBP), konstipasi, varises,
mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, kram kaki, oedema pergelangan kaki (non pitting),
dan perubahan mood serta peningkatan kecemasan.(3)
Anemia dalam kehamilan didefinisikan sebagai penurunan kadar hemoglobin
kurang dari 11 g/dl selama masa kehamilan pada trimester 1 dan ke 3 dan kurang dari
10.5 g/dl selama masa post partum dan trimester 2. Darah akan bertambah banyak dalam
kehamilan yang lazim disebut Hidremia atau Hipovorlemia. Akan tetapi, bertambahnya
sel darah kurang dibandingkan dengan bertambahnya plasma sehingga terjadi
pengeceran darah. Anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan dampak yang
membahayakan bagi ibu dan janin. Anemia pada ibu hamil dapat meningkatkan resiko
terjadinya perdarahan postpartum. Bila anemia terjadi sejak awal kehamilan dapat
menyebabkan terjadinya persalinan premature.(2)
Ibu hamil yang berada dalam rumah tangga yang melakukan perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS) akan menurunkan kejadian penyakit yang memperburuk
kematian ibu hamil, mengingat bahwa ibu hamil sebenarnya merupakan kelompok yang
rentan terhadap resiko sehingga memerlukan suatu lingkungan keluarga/rumah tangga
yang mempunyai perilaku hidup bersih dan sehat.(3)

2
Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012
menunjukan Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia berada pada angka 359 kematian
per 100.000 kelahiran hidup Penyebab langsung kematian ibu yang terbanyak
adalah: perdarahan, hipertensi pada kehamilan, partus macet, infeksi dan komplikasi
aborsi sedangkan penyebab tidak langsung kematian ibu adalah penyakit kangker, ginjal,
jantung, tuberkulosis, dan juga salah satunya anemia. Anemia memang tidak secara
langsung menyebabkan kematian ibu hamil karena penyebab kematian terbanyak adalah
akibat perdarahan. Namun, perdarahan yang hebat dapat menyebabkan ibu hamil jatuh
pada kondisi anemia berat, terlebih pada ibu yang tidak memiliki cadangan zat besi yang
baik selama masa kehamilan. Target sustainable Development Goal’s (SDG’s)
menurunkan angka kematian ibu hingga di bawah 70/100.000 KH. SDG’s ingin
mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 melalui 17 tujuan global ( goals), tujuan ketiga
membahas tentang kesehatan yang baik dan kesejahteraan bagi semua orang disegala
usia , termaksud menurunkan AKI.11 Selanjutnya, jumlah kasus kematian di Provinsi
Jawa Tengah pada tahun 2016 sebanyak 602 kasus, mengalami penurunan dibandingkan
jumlah kasus kematian ibu tahun 2015 yang sebanyak 619 kasus. Dengan demikian
angka kematian ibu Provinsi Jawa Tengah juga mengalami penurunan dari 111,16 per
100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 menjadi 109,65 per 100.000 kelahirna hidup
pada tahun 2016.12
Dilihat dari data profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Semarang untuk kasus
angka kematian ibu, mengalam I penurunan dari tahun – tahun sebelumnya, yaitu tahun
2015 sebanyak 35 kasus dan pada tahun 2016 menurun menjadi 32 kasus. 13 Berdasarkan
hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 proporsi anemia ibu hamil meningkat 11,8% dari
hasil Riset Kesehatan Dasar tahun 2013 yaitu 37,1% menjadi 48,9% hasil Riset
Kesehatan Dasar 2018. Dengan klasifikasi ibu hamil yang mendapatkan tablet tambah
darah sebanyak 73,2% dan yang tidak mendapatkan sebanyan 26,8%.14
Peningkatan zat besi dapat dilakukan dengan berbagai macam pendekatan, yaitu
dengan farmakologis dan non farmokologis. Pemberian terapi farmakologis diantaranya
adalah pemberian tablet tambah darah yaitu preparat Fe. Terapi non farmakalogis yang
mempunyai sumber besi di antaranya adalah telur daging, ikan, tepung, gandum, roti,
sayuran hujau, hati, bayam, kacang – kacangan, kentang, jagung, buah – buahan, otot dan
makanan yang mengandung flavonoid. 15
Makanan yang mengandung zat besi diperlukan untuk meningkatkan kadar
hemoglobin, salah satunya dengan mengkonsumsi madu adalah suatu caian kental berasa

3
manis dan lezat, bewarna kuning terang atau kuning keemasan yang dihasilkan oleh
hewan jenis serangga yang disebut lebah atau tawon. Kandungan madu tergantung pada
jenis madu dan kandungan airnya. Pada umumnya madu mengandung banyak mineral
serta tujuh jenis vitamin B kompleks, juga terdapat vitamin c, dekstrin, pigmen
tumbuhan, aminoacid (asam amino), protein, serta ester (yang berfungsi untuk
membentuk enzim), dan komponen aromatic yaitu zat – zat yang berfungsi sebagai
pengharum. Beberapa kandungan mineral dalam madu adalah belerang (s), kalsium (ca),
tembaga (Cu), mangan (Mn), besi (Fe), fosfor (p), klor (Cl), kalium (K), magnesium
( Mg), yodium (i), seng (Zn), silikon (Si), natrium (Na), molybdenum (Mo) dan
aluminium (Al). Kandungan mineral yang ada dalam madu tergantung pada sari bunga
yang dihisap.14,19,20
Selama kehamilan, dibutuhkan zat besi sekitar 0.8 mg/hari pada trimester I
sampai 6,3 mg/hari pada trimester II dan trimester ke III. Didalam satu butir kurma
mengadung 1.5 mg zat besi. Jika menggunakan dosis 3(3 butir buah kurma) maka
diperoleh zat besi sekitar 4.5 mg. jika menggunakan dosis 5(5 butir buah kurma) maka
diperoleh zat besi sekitar 7.5 mg. sedangkan jika menggunakan dosis 7(7 butir buah
kurma) diperoleh zat besi sekitar 10.5 mg.19

TUJUAN & MANFAAT

A. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan mengetahui asuhan kebidanan pada ibu hamil
yang mengalami anemia
B. Pada Tujuan Khusus
1. Mengetahui pengertian umum kehamilan
2. Mengetahui ketidaknyamanan yang terjadi selama proses kehamilan
3. Mengetahui tanda bahaya kehamilan
4. Mengetahui pengertian PHBS
5. Mengetahui pengaruh PHBS dalam kehamilan
6. Mengetahui konsep umum anemia
7. Mengetahui tanda dan gejala anemia pada ibu hamil
8. Mengetahui patofisiologi anemia dalam kehamilan
9. Mengetahui faktor-faktor yang menimbulkan anemia dalam kehamilan
10. Mengetahui pengaruh anemia pada ibu hamil

4
11. Mengetahui penangan dan pencegahan anemia dalam kehamilan.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Masyarakat
Hasil modul dapat digunakan sebagai tambahan informasi dan pengetahuan ibu hamil
agar tahu tentang pentingnya manfaat makanan bergizi seperti mengkonsumsi madu
untuk kadar hemoglobin sehingga ibu dapat mencegah anemia.
2. Bagi Bidan
Hasil modul dapat menjadi masukan yang berguna untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan terutama pada ibu hamil normal dan khususnya pada ibu hamil dengan
anemia agar anemia pada ibu hamil dapat dicegah sejak awal kehamilannya sehingga
membuat kehamilan ibu lebih nyaman dan sehat.
3. Bagi Institusi
Laporan asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai bahan literatur bagi Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang khususnya program studi Sarjana
Terapan Kebidanan untuk mengetahui manfaat dari pemberian madu pada ibu hamil
yang anemia.
4. Bagi Penulis selanjutnya
Laporan asuhan kebidanan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta pengalaman penulis dalam memberikan asuhan pada ibu hamil
dengan anemia.

5
URAIAN MATERI

A. Konsep dasar kehamilan


1. Pengertian
Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah dimana perubahan-
perubahan yang terjadi selama masa kehamilan normal adalah bersifat fisiologis
bukan patologis. Kehamilan juga merupakan pengalaman yang sangat bermakna
bagi perempuan, keluarga, masyarakat sehingga setiap perilaku ibu selama masa
kehamilannya akan mempengaruhi proses kahamilannya. Kehamilan adalah proses
yang diawali dengan keluarnya sel telur matang pada saluran telur yang kemudian
bertemu dengan sperma, lalu keduanya menyatu membentuk sel baru yang akan
tumbuh dan berkembang dalam rahim.(1)
Kehamilan adalah diawali dari masa konsepsi yang sering didefinisikan
sebagai persatuan antara sebuah telur dan sperma, yang menandai awalnya suatu
kehamilan, dan peristiwa ini bukan merupakan hal yang terpisah tetapi merupakan
peristiwa rangkaian kejadian yang mengelilinginya.(1)
Kehamilan adalah fase teristimewa dalam kehidupan seorang wanita. Ada rasa
bangga karena ia merasa telah menjadi wanita yang sempurna dengan memiliki
anak nantinya. Ada yang bisa melewatinya dengan ceria hingga melahirkan, tetapi
juga tak jarang banyak yang mengalami keluhan sepanjang kehamilannya.(2)
2. Ketidaknyaman selama kehamilan
Selama masa kehamilan ibu hamil mengalami perubahan fisik dan psikologis
yang dapat menimbulkan ketidaknyamanan terutama pada trimester III seperti
dispnea, insomnia, ginggivitis dan epulsi, sering berkemih, tekanan dan
ketidaknyamanan pada perineum, nyeri punggung bawah (NPB) atau low back
pain (LBP), konstipasi, varises, mudah lelah, kontraksi Braxton hicks, kram kaki,
oedema pergelangan kaki (non pitting), dan perubahan mood serta peningkatan
kecemasan.(3)
3. Tanda bahaya kehamilan
a. Keluar darah dari jalan lahir
Perdarahan pervaginam dalam kehamilan adalah jarang yang normal,pada
awal kehamilan ,ibu akan mengalami perdarahan yang sedikit atau spotting di
sekitar pertama haidnya perdarahan ini adalah perdarahan implementasi dan

6
perdarahan normal. Selain itu perdarahan ringan adalah pertanda dari servik
yang rapuh atau erosi. Perdarahan ini dikatakan normal atau suatu tanda
adanya infeksi. Pada awal kehamilan prdarahan yang tidak normal perdarahan
yang berwarna merah, banyak, dan disertai nyeri. Perdarahan ini tidak berarti
abortis,kehamilan mola,atau kehamilan etopik. Pada kehamilan lanjut
perdararahan ini adalah merah, banyak, dan kadang-kadang tetap dan kadang-
kadang disertai tidak nyeri. Perdarahan semacam ini berarti plasnta pvesia atau
solusio plasenta
b. Keluar air ketuban sebelum waktunya
Ketuban pecah dini adalah suatu kejadian dimana ketuben pecah sebelum
persalinan berlangsung yang disebabkan karena berkurangnya kekuatan
membrane atau meningkatan tekanan intra uteri atau oleh kedua factor tersebut
, juga karna adanya infeksi yang dapat berasal dari vagina servik dan
penilaiannya dapat ditentukan dengan adanya cairan ketuban di vagina
penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus (merah menjadi
biru)
c. Kejang
Kejang merupakan memburuknya keadaan pasien dengan gejala seperti gejala
sakit kepala, mual, nyeri uluh hati, sehingga muntah. Bila kejang semakin
memburuk penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun sehingga kejang.
Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala eklamsia
d. Gerakan janin tidak ada/ kurang (minimal 10x dalam 12 jam)
Ibu merasakan gerakan bayi selama bulan ke 5 atau ke 6. Beberapa ibu bias
merasakan gerakan bayinya lebih awal bayi harus bergerak paling sedikit 3 x
dalam 1 jam jika ibu berbaring atau beristirahat dan jika ibu makan dengan
minum yang baik
e. Demam tinggi
Ibu menderita demam dengan suhu taubuh > 38 C dalam kehmilan merupakan
suatu masalah . demam tinggi adalah gejala adanya infeksi dalam kehamilan
penangan demam adalah dengan berbaring dan minum banyak dan
mengompres untuk menurunkan suhu, demam disebabkan oleh infeki dalam
kehamilan yaitu masuknya mikro organisme pathogen kedalam tubuh wanita
hamil yang kemudian timbulnya tanda-tanda penyakit

7
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehamilan
Kehamilan merupakan suatu proses dari kehidupan seorang wanita. Adanya
proses ini akan menyebabkan beberapa perubahan pada wanita tersebut.
Perubahan-perubahan itu tentu tidak terlepas dari faktor yang mempengaruhi, yaitu
faktor fisik, faktor psikologi, faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi.(16)
a. Faktor fisik
1) Status kesehatan
Terjadi perubahan hormonal yang dapat menyebabkan berbagai perubahan
dalam tubuh yang pada sasarannya adalah normal/tidak ada yang memiliki
pengaruh khusus terhadap kehamilan. Ibu hamil biasanya sering mengalami
mual muntah (efek hormonal), bila berlebihan maka akan mengganggu status
kesehatan.
2) Status gizi
Status gizi merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kehamilan.
Hubungan antara gizi ibu hamil dan kesejahteraan janin merupakan hal yang
penting untuk diperhatikan. Kebutuhan zat gizi pada ibu hamil secara garis
besar adalah sebagai berikut :
a) Asam folat
Minimal pemberian suplemen asam folat dimulai dari 2 bulan sebelum
konsepsi dan berlanjut hingga 3 bulan pertama kehamilan. Dosis
pemberian asam folat untuk preventif adalah 500µ atau 0,5-0,8 mg
b) Kalori/Energi
Kebutuhan energi untuk kehamilan yang normal perlu tambahan kira-kira
80.000 kalori selama masa kurang lebih 280 hari. Hal ini berarti perlu
tambahan ekstra sebanyak kurang lebih 300 kalori setiap hari selama
hamil
c) Protein
Kebutuhan protein pada ibu hamil sebesar 910 gram dalam 6 bulan
terakhir kehamilan. Sehingga dibutuhkan tambahan 12 gram protein sehari
untuk ibu hamil.

8
d) Zar besi (Fe)
Jika kebutuhan zat besi tidak tercukupi, ibu hamil akan mudah lelah dan
rentan infeksi. Resiko melahirkan bayi tidak cukup umur dan bayi dengan
berat badan lahir rendah juga lebih tinggi
e) Kalsium
Ibu hamil dan bayi membutuhkan kalsium untuk menguatkan tulang dan
gigi. Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah sekitar 500 mg per hari
f) Vitamin
(1) Vitamin A
Kekurangan vitamin A dapat mengakibatkan kelahiran prematur dan
bayi berat lahir rendah. Kebutuhan vitamin A pada ibu hamil adalah
sekitar 200 RE/IU
(2) Vitamin B kompleks
Vitamin B kompleks berguna untuk menjaga sistem syaraf, otot dan
jantung agar berfungsi secara normal. Kebutuhan vitamin B kompleks
adalah sekitar 0,2 mg perhari.
(3) Vitamin C
Wanita hamil setiap harinya di sarankan mengkonsumsi 85 mg vitamin
C per hari. Makanan yang kaya akan vitamin C juga membantu
penyerapan zat besi dalam tubuh.
(4) Yodium
Defisiensi yodium mengakibatkan kretinisme, tambahan yodium yang
diperlukan sebanyak 25µ/hari.
3) Gaya hidup
Kebiasaan-kebiasaan ibu hamil yang dapat mempengaruhi kehamilannya
antara lain :
a) Kebiasaan minum jamu
Kebiasaan ini sangat beresiko bagi ibu hamil karena efeknya dapat
membahayakan tumbuh kembang janin seperti kecacatan, abortus,
BBLR,partus prematur dan lain-lain. Hal ini terjadi terutama apabila
minum jamu pada trimester I kehamilan.
b) Kepercayaan tertentu, mitos dan tahayul

9
c) Aktivitas seksual
Pada masa kehamilan terdapat perubahan yang cukup jelas mengenai
kemampuan seksual, hal ini dikarenakan peningkatan atau penurunan
libido.
d) Pekerjaan dan aktivitas sehari-hari
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pekerjaannya adalah apakah
aktivitasnya beresiko atau tidak bagi kehamilannya.
e) Exercise atau senam hamil
Senam hamil sangat menguntungkan ibu hamil karena dapat
meningkatkan kesehatan fisik, memperlancar peredaran darah,
mengurangi kram atau pegal-pegal, mempersiakan pernapasan, aktivitas
otot panggul untuk menghadapi proses persalinan. Sebelum melakukan
senam hamil, hendaknya memperhatikan kontra indikasi untuk melakukan
senam hamil.
f) Penggunaan obat-obatan selama hamil
Pengaruh obat terhadap janin selama hamil tidak hanya tergantung dari
macam obatnya saja tetapi kapan obat tersebut diberikan juga sangat
mempengaruhi janin. Efek obat-obatan pada janin antara lain dapat
menimbulkan kelainan / kecacatan pada janin.
g) Merokok
Pengaruh nikotin terhadap janin adalah menimbulkan efek kenaikan
tekanan pada otak dan dapat meningkatkan denyut jantung janin. Selain
berdampak pada janin juga dapat membahayakan kesehatan ibu seperti
penyakit jantung, hipertensi, kanker paru dan sebagainya.
h) Alkohol dan kafein
Efek pemakaian alkohol dalam kehamilan adalah pertumbuhan janin
terhambat, retardasi mental, kecacatan, kelainan jantung dan kelainan
neonatal. Konsumsi kafein yang berlebihan juga akan mengakibatkan
janin meninggal, abortus dan persalinan prematur.
i) Sinar rontgen dan radiasi
Penggunaan sinar rontgen atau radiasi terhadap kehamilan terutama pada
trimester I karena pada trimester I terjadi proses pembentukan organ
termasuk pembentukan organ vital otak, sumsum tulang belakang,
jantung, ginjal dan pernafasan. Sehingga paparan sinar X ray pada umur

10
kehamilan ini akan menimbulkan resiko kecacatan janin, malformasi
janin, retardasi mental, abortus dan persalinan prematur.
j) Faktor psikologis
(1) Stressor internal dan eksternal
Apabila wanita hamil berubah perangainya menjadi lebih cepat marah,
cepat naik darah atau yang tadinya rajin menjadi malas. Hal tersebut
merupakan hal yang wajar karena wanita tersebut mengalami
perubahan emosi.
(2) Support keluarga
Peran keluarga bagi ibu hamil sangatlah penting, psikologis ibu hamil
yang cenderung lebih labil dari pada wanita yang tidak hamil
memerlukan banyak dukungan keluarga terutama suami. Kecemasan
ibu berlanjut akan mempengaruhi ibu dalam hal napsu makan yang
menurun, kelemahan fisik dan mual muntah yang berlebihan.
(3) Partner abuse
Yaitu kekerasan selama kehamilan oleh pasangan. Kekerasan yang
terjadi biasa berupa kekerasan secara fisik, psikologi maupun seksual.
Faktor lingkungan, sosial budaya dan ekonomi.
B. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
adalah upaya memberikan pengalaman belajar bagi perorangan, keluarga,
kelompok, dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap dan
perilaku, melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support) dan gerakan
masyarakat (empowerment) sehingga dapat menerapkan cara hidup sehat, dalam
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat.(12)
Perilaku hidup bersih dan sehat adalah perilaku proaktif untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari
ancaman penyakit serta berperan aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) menitikberatkan pada pengertian perilaku sehat, dan
dibagi ke dalam tiga indikator, yaitu indikator nasional, indikator lokal spesifik, dan
indikator di tiap tatanan. Pada tingkat nasional, terdapat tiga indikator PHBS, yaitu
persentase penduduk tidak merokok, persentase penduduk yang mengkonsumsi sayur
dan buah-buahan, serta persentase penduduk yang melakukan aktifitas fisik/olahraga.
(20)

11
Indikator lokal spesifik merupakan indikator nasional yang ditambah dengan
beberapa Indikator lokal spesifik masing-masing daerah sesuai dengan situasi dan
kondisi daerah. Menurut Depkes RI (2008), terdapat 16 indikator lokal spesifik PHBS
yang dapat digunakan untuk mengukur perilaku sehat, yaitu:
1. Ibu hamil memeriksakan kehamilannya
2. Ibu melahirkan ditolong oleh tenaga kesehatan
3. Pasangan usia subur (PUS) memakai alat KB
4. Balita ditimbang
5. Penduduk sarapan pagi sebelum melakukan aktifitas
6. Bayi mendapatkan imunisasi lengkap
7. Penduduk minum air bersih yang masak
8. Penduduk menggunakan jamban yang sehat
9. Penduduk mencuci tangan dengan sabun
10. Penduduk menggososk gigi sebelum tidur
11. Penduduk tidak menggunakan napza
12. Penduduk mempunyai askes/tabungan/uang/emas
13. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan SADARI
(periksa payudara sendiri)
14. Penduduk memeriksakan kesehatan secara berkala untuk mengukur hipertensi
15. Penduduk wanita memeriksakan kesehatan secara berkala dengan Pap Smear
16. Perilaku seksual dan indicator lain yang diperlukan sesuai prioritas masalah
kesehatan yang ada didaerah Indikator lain yang juga digunakan untuk
menentukan baik atau tidaknya PHBS pada suatu keluarga adalah indeks
potensi keluarga sehat (IPKS) yang terdiri atas 7 macam indikator menurut
Depkes (2008), antara lain sebagai berikut:
a. Tersedianya sarana air bersih
b. Tersedianya jamban keluarga
c. Lantai rumah bukan dari tanah
d. Peserta KB
e. Memantau tumbuh kembang anak
f. Tidak ada anggota keluarga yang merokok
g. Menjadi peserta JPKM Sasaran dari program PHBS mencakup lima
tatanan, yaitu: tatanan rumah tangga, institusi pendidikan, tempat kerja,
tempat umum dan sarana kesehatan. Sedangkan sasaran program PHBS

12
dalam tatanan keluarga adalah pasangan usia subur, ibu hamil dan atau
menyusui, balita dan remaja, usia lanjut, dan pengasuh anak (Depkes RI
2007c). menurut Dinkes (2006), sasaran PHBS dalam tatanan rumah
tangga adalah seluruh anggota keluarga secara keseluruhan dan dibagi
menjadi tiga kelompok, yakni:
1) Sasaran primer
Merupakan sasaran utama dalam rumah tangga yang akan diubah
perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah (individu dalam
keljuarga yang bermasalah).
2) Sasaran sekunder Merupakan sasaran yang dapat mempengaruhi
individu dalam keluarga yang bermasalah, misalnya kepala keluarga,
ibu, orang tua, tokoh keluarga, tokoh agama, tokoh masyarakat,
petugas kesehatan dan lintas sektor terkait, PKK, dan lain sebagainya.
3) Sasaran tersier Merupakan sasaran yang diharapkan dapat menjadi
unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung pendanaan,
kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan PHBS,
misalnya seperti kepala desa, lurah, camat, kepala puskesmas, guru,
tokoh masyarakat, dan lain sebagainya. Perilaku hidup sehat juga
diklasifikasikan ke dalam beberapa perilaku menurut Becker (1979)
dalam Notoatmodjo (2007b), yakni sebagai berikut:
a) Makan dengan menu seimbang (appropriate diet). Menu seimbang
yang dimaksud adalah dalam arti kualitas yakni mengandung zat-
zat gizi yang diperlukan tubuh, dan dalam arti kuantitas yakni
jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan.
b) Olahraga teratur mencakup kualitas (gerakan) dan kuantitas dalam
arti frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga.
c) Tidak merokok. Merokok merupakan kebiasaan buruk yang
mengakibatkan berbagai macam penyakit. Meski demikian, pada
kenyataannya kebiasaan merokok di Indonesia seolah sudah
membudaya hampir 50% penduduk Indonesia usia dewasa.
Bahkan saat ini diperkirakan sekitar 15% remaja telah merokok.
d) Tidak minum-minuman keras dan narkoba. Kebiasaan minum-
minuman keras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik dan bahan-
bahan berbahaya lainnya) juga semakin meningkat, yakni

13
diperkirakan sekitar 1% penduduk Indonesia dewasa diperkirakan
sudah mempunyai kebiasaan minumminuman keras.
e) Istirahat secara cukup. Meningkatnya kebutuhan hidup akibat
tuntutan penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan
seseorang untuk bekerja keras dan berlebihan sehingga waktu
istirahat menjadi 9 berkurang. Hal tersebut apabila terus berlanjut
dapat membahayakan kesehatan.
f) Mengendalikan stres. Stres dapat terjadi pada siapa saja, dan lebih
sebagai akibat dari tuntutan hidup yang sulit. Stres tidak dapat
dihindari, namun yang terpenting dalam menjaga agar stres tidak
menyebabkan gangguan kesehatan. Stres dapat dikendalikan
dengan melakukan kegiatan-kegiatan positif.
g) Perilaku atau gaya hidup yang positif bagi kesehatan, misalnya
dengan tidak berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, dan
penyesuaian diri dengan lingkungan. Perilaku hidup sehat sangat
erat kaitannya dengan higiene perorangan (personal hygiene).
Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan dengan sabun dan
air bersih merupakan salah satu yang termasuk dalam higiene
perorangan yang mampu mencegah resiko terkena diare
(Nurwulan 2003). Selain itu kebersihan pribadi juga mencakup :
kebersihan kulit, rambut, mata, kuku, hidung, telinga, mulut dan
gigi, tangan dan kaki, pakaian, serta kebersihan sesudah buang air
kecil dan besar (Depkes 2004). Cuci tangan sebelum makan
merupakan salah satu faktor determinan status anemia.
Sebagaimana diketahui bahwa cuci tangan sebelum makan
merupakan salah satu perilaku hidup sehat. Melalui membiasakan
mencuci tangan sebelum makan diharapkan kuman-kuman
tersebut tidak turut masuk ke dalam mulut, selanjutnya akan
menyebabkan kecacingan sebab cacing di perut sebagai pemicu
terjadinya anemia. Anak yang rutin mencuci tangan ternyata
mempunyai resiko lebih kecil untuk terkena anemia.

14
Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga) akan
sulit dicapai jika tidak didukung oleh sistem nilai dan normanorma sosial serta norma-
norma hukum yang dapat diciptakan/dikembangkan oleh para pemuka masyarakat,
baik pemuka informal maupun pemuka formal. (22)
Penelitian menunjukkan bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Kelurahan Payo Selincah Jambi 54%,
data Riskesdas 2007 menunjukkan bahwa rumah tangga yang telah mempraktikkan
PHBS 38,7%, sedangkan target yang harus dicapai oleh Kementerian Kesehatan yaitu
sebesar 70% rumah tangga sudah mempraktikkan PHBS pada tahun 2014 (Depkes,
2008). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 6 Nopember
2013, rumah tangga yang telah mempraktikkan PHBS di wilayah Bantul 42,65%
sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Imogiri I Bantul pada tahun 2012 sebesar
21,31%. PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga sehat. Ibu
hamil yang berada dalam rumah tangga yang melakukan PHBS akan menurunkan
kejadian penyakit yang memperburuk kematian ibu hamil, mengingat bahwa ibu
hamil sebenarnya merupakan kelompok yang rentan terhadap resiko sehingga
memerlukan suatu lingkungan keluarga/rumah tangga yang mempunyai perilaku
hidup bersih dan sehat.(24)
PHBS dalam rumah tangga ibu hamil dan ibu pernah hamil ditinjau menurut
provinsi, tingkat ekonomi, dan tingkat pendidikan masih sangat rendah. Perilaku ibu
hamil seperti merokok atau penggunaan tembakau, penggunaan alkohol, perubahan
pola diet dapat menyebabkan anemia.(28)
Perilaku tidak sehat pada ibu hamil tidak berdiri sendiri, semua adalah akibat
dari penyebab mendasarnya seperti kemiskinan termasuk miskinnya pengetahuan ibu
hamil dan keluarga tentang bagaimana memelihara kehamilannya sehingga muncul
perilaku tidak sehat. Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional
karena mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan
pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu
hamil disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu
dan anak). Oleh karena itu anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak
yang terkait dalam pelayanan kesehatan.(28)
Anemia masih dianggap suatu kondisi yang normal dan merupakan proses
alamiah yang terjadi selama kehamilan serta kepercayaan dan pantangan makanan
merupakan perilaku yang dapat menyebabkan anemia kehamilan (Triratnawati, 1997;

15
Harnany, 2006). Hasil penelitian Setyowati (2010) menunjukkan bahwa dari 40
partisipan, kurang lebih seperempatnya melakukan pembatasan makan selama hamil
karena takut kalau janin yang dikandungnya menjadi besar sehingga akan sulit dalam
proses melahirkan. Selain itu keluarga dan masyarakat juga berpengaruh terhadap
perilaku wanita dalam pemenuhan nutrisi selama hamil. Ibu hamil memerlukan tablet
besi untuk pembentukan haemoglobin, sehingga pemerintah Indonesia mengatasinya
dengan pemberian suplemen tablet besi untuk ibu hamil sejak tahun 1974 melalui
program puskesmas dan posyandu. Jumlah tablet zat besi yang dikonsumsi ibu hamil
minimal 90 tablet selama kehamilan (Kemenkes RI, 2011). Anemia gizi besi menjadi
masalah utama bagi semua kelompok umur, dimana prevalensi yang paling tinggi
pada ibu hamil sebesar 55%. (29)
Menurut laporan World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 bahwa
prevalensi anemia pada ibu hamil di dunia mencapai 41,8% dengan angka tertinggi
kejadian di Afrika dan Asia Tenggara, berturut-turut 57,1% dan 48,2%. Angka
kejadian anemia ibu hamil di Indonesia mencapai 70% atau 7 dari 10 wanita hamil
menderita anemia.
C. Konsep dasar anemia
1. Pengertian
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan salah satu kelainan darah
yang umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi
terlalu rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah
merah mengandung hemoglobin yang membawah oksigen ke jaringan tubuh.
Memiliki sel darah merah yang normal dan mencegah anemia membutuhkan
kerjasama antara ginjal, sumsum tulang belakang dan nutrisi dalam tubuh. Jika
ginjal atau sumsum tulang tidak berfungsi atau tubuh kurang gizi maka jumlah sel
darah merah dan fungsi normal mungkin sulit untuk dipertahankan.(16)
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah
merah dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu
memenuhi fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan(16).
2. Gejala dan Tanda Anemia pada Ibu Hamil
Gejala awal biasanya tidak ada atau tidak spesifik (misalnya kelelahan, lemas,
pusing, dyspnea ringan). Gejala dan tanda yang lain mungkin termasuk pucat dan
jika terjadi anemia berat akan mengalami takikardi dan hipotensi. Anemia

16
meningkatkan resiko kelahiran prematur dan infeksi postpartum. Beberapa tanda
dan gejala diantaranya(18) :
a. Merasa lelah atau lemah
b. Kulit pucat progresif dari kulit
c. Denyut jantung cepat
d. Sesak nafas
e. Konsentrasi terganggu
3. Patofisiologi Anemia dalam Kehamilan
Masa kehamilan terjadi peningkatan cairan tubuh dalam jumlah besar yang
terutama disebabkan oleh meningkatnya volume plasma darah dan cairan
ekstraseluler. Jumlah ini mulai meningkat selama beberapa minggu setelah
proses konsepsi dan mencapai jumlah maksimum yaitu meningkat sebesar 50%
dalam waktu sekitar 34 minggu .(19)
Apabila ketersediaan nutrisi atau sintesis sel-sel darah tidak seimbang dengan
peningkatan volume plasma, maka konsentrasi per 100 ml darah akan berkurang
meskipun secara keseluruhan jumlah atau volume darah bertambah. Produksi sel
darah merah terpacu selama kehamilan sehingga jumlahnya pun meningkat, tetapi
peningkatan ini tidak sebesar peningkatan yang terjadi pada plasma. Jumlah
hemoglobin dalam setiap sel darah merah tidak berubah, namun karena
jumlah sel darah merah per 100 ml darah lebih sedikit, hemodilusi pun terjadi. (22)
Hemodilusi atau pengenceran darah ini mulai tampak setelah konsepsi (sekitar
16 minggu usia kehamilan) dan mencapai jumlah maksimum yaitu meningkat
sebesar 50% dalam waktu sekitar 34 minggu . (19)
Selain berakibat pada berkurangnya konsentrasi hemoglobin, lambatnya
produksi sel darah merah dibandingkan peningkatan plasma darah ini juga
menyebabkan penurunan hematokrit. Penurunan hemoglobin dan hematokrit
terjadi pada trimester pertama dan kedua kehamilan. Dengan demikian, secara
fisiologis penurunan kadar hemoglobin dalam batas tertentu pada masa
kehamilan adalah hal yang normal. Namun, jika kadar hemoglobin lebih
rendah dari batas minimal yang dianjurkan akan berakibat timbulnya anemia
kehamilan.(19)

17
a. Klasifikasi anemia dalam kehamilan
1) Anemia Defisiensi Besi
Anemia defisiensi besi merupakan penyebab tersering anemia selama
kehamilan dan masa nifas adalah defisiensi besi dan kehilangan darah
akut. Tidak jarang keduanya saling berkaitan erat, karena pengeluaran
darah yang berlebihan disertai hilangnya besi hemoglobin dan terkurasnya
simpanan besi pada suatu kehamilan dapat menjadi penyebab penting
anemia defisiensi besi pada kehamilan berikutnya. Keperluan akan zat
besi bertambah dalam kehamilan, terutama dalam kehamilan trimester
terakhir. Apabila masuknya zat besi tidak cukup ditambah dengan
kehamilan, maka mudah terjadi anemia defisiensi besi, lebih-lebih pada
kehamilan kembar(19).
2) Anemia Megaloblastik
Anemia megaloblastik yang disebabkan oleh kekurangan vitamin B12
selama kehamilan sangat jarang terjadi, ditandai oleh kegagalan tubuh
menyerap vitamin B12 karena tidak adanya faktor intrinsic. Ini adalah suatu
penyakit autoimun yang sangat jarang pada wanita dengan kelainan ini.
3) Anemia Hipoplastik
Anemia pada wanita hamil yang disebabkan karena sumsum tulang
kurang mampu membuat sel-sel baru, dinamakan anemia hipoplastik
dalam kehamilan. Darah tepi menunjukkan gambaran normositer dan
normo-krom, tidak ditemukan ciri-ciri defisiensi besi, asam folik, atau
vitamin B12. Ciri lain ialah bahwa pengobatan dengan segala macam
obat penambah darah tidak memberi hasil.(19)
Etiologi anemia hipoplastik karena kehamilan hingga kini belum
diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, sinar
rontgen, racun, atau obat-obat. Dalam hal yang terakhir, anemianya
dianggap hanya sebagai komplikasi kehamilan. Karena obat-obat
penambah darah tidak memberi hasil, maka satu-satunya cara untuk
memperbaiki keadaan penderita ialah tranfusi darah, yang sering perlu
diulang sampai beberapa kali. Biasanya anemia hipoplastik karena
kehamilan, apabila wanita dengan selamat mencapai masa nifas, akan
sembuh dengan sendirinya. Dalam kehamilan-kehamilan berikutnya
biasanya wanita menderita anemia hipoplastik lagi. Anemia aplastik

18
dan anemia hipoplastik berat yang tidak diobati mempunyai
prognosis buruk, baik bagi ibu maupun buruk bagi anak. (19)
4) Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik disebabkan penghancuran/pemecahan sel darah yang
lebih cepat dari pembuatannya. Wanita dengan anemia hemolitik sukar
menjadi hamil, apabila ia hamil maka anemianya biasanya menjadi lebih
berat. Sebaliknya mungkin pula bahwa kehamilan menyebabkan krisis
hemolitik pada wanita yang sebelumnya tidak menderita anemia.
Frekuensi anemia hemolitik dalam kehamilan tidak tinggi.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Timbulnya Anemia
a. Sebab Langsung(19)
1) Kecukupan makanan
Penurunan jumlah zat besi dapat disebabkan oleh kurangnya zat besi yang
terdapat dalam sumber makanan, makanan cukup zat besi namun bentuk
besi tidak mudah diserap atau mengandung zat penghambat absorbsi besi.
2) Infeksi penyakit
Beberapa penyakit dapat menyebabkan kejadian anemia, seperti penyakit-
penyakit kronis.
b. Sebab Tidak Langsung(19)
Secara tidak langsung, perhatian terhadap wanita yang masih rendah di
keluarga dapat menjadi penyebab kejadian anemia. Misalnya, wanita
mengeluarkan energi lebih banyak di dalam keluarga atau kurangnya kasih
sayang keluarga terhadap wanita.
c. Sebab Mendasar(19)
Anemia gizi lebih sering terjadi pada kelompok penduduk sebagai
berikut:
1) Keluarga yang memiliki pendidikan yang rendah, karena pada umumnya
kurang memahami dalam memilih bahan makanan bergizi, khususnya
yang mengandung zat besi.
2) Ekonomi yang rendah sehingga kurang mampu membeli makanan sumber
zat besi karena harganya relatif mahal.
3) Lokasi geografis yang buruk s eperti daerah terpencil dan daerah endemis
penyakit yang dapat memperberat anemia.
5. Pengaruh Anemia pada Ibu dan Janin

19
a. Dapat terjadi abortus/ Persalinan prematuritas
b. Hambatan tumbuh kembang janin dalam Rahim
c. Barat bayi lahir rendah (BBLR)
d. Mudah terjadi infeksi
e. Ancaman dekompensasi cordis
f. Perdarahan antepartum
6. Pencegahan dan Penanganan Anemia dalam Kehamilan
Upaya yang dilakukan dalam mencegah dan menanggulangi anemia dalam
kehamilan adalah :
a. Selalu menjaga kebersihan dan mengenakan alas kaki setiap hari
b. Istrahat yang cukup
c. Makan makanan yang bergizi dan mengandung zat besi
d. Rutin memeriksakan kehamilannya minimal empat kali selama hamil untuk
mendapatkan tablet zat besi (Fe) dan vitamin yang lainnya pada petugas
kesehatan, serta makan makanan yang bergizi tiga kali sehari dengan porsi dua
kali lebih banyak.
Upaya untuk mencegah juga dapat dilakukan sebagai berikut :
a. Suplementasi tablet Fe
b. Mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi
c. Mengubah kebiasaan pola makan dengan menambah konsumsi pangan yang
memudahkan absorbsi besi seperti mengkonsumsi makanan dan minuman
yang mengandung vitamin C
d. Penurunan kehilangan besi dengan pemberantasan cacing
Anemia pada kehamilan juga berhubungan dengan meningkatnya kesakitan
ibu. Anemia pada wanita hamil merupakan problema kesehatan yang dialami oleh
wanita diseluruh dunia, lebih cenderung berlangsung di negara yang sedang
berkembang dari pada negara yang sudah maju (Prawirohardjo, 2009).
Anemia merupakan masalah kesehatan masyarakat terbesar didunia terutama
bagi kelompok wanita usia reproduksi (WUS). Anemia pada wanita usia subur
(WUS) dapat menimbulkan kelelahan, badan lemah, penurunan kapasitas
/kemampuan atau produktifitas kerja.

7. Zat Besi

20
a. Pengertian Zat Besi 28,29
Zat besi merupakan salah satu mineral yang sangat penting bagi
kehidupan manusia untuk pembentukan hemoglobin atau sel- sel darah
merah. Selain itu, mineral ini berfungsi sebagai komponen membentuk
myoglobin ( protein yang membawa oksigen ke otot).
Salah satu unsur terpenting dalam proses pembentukan sel darah merah
adalah zat besi. Zat besi dapat diperoleh dari makanan. Kekurangan zat besi
dalam makanan sehari – hari dapat menimbulkan defisiensi zat besi.
b. Sumber Zat Besi28,29,30,31
Zat besi dapat diperoleh dari sumber makanan hewani, nabati, sayuran,
dan buah – buahan. Disamping jumlah besi, perlu diperhatikan kualitas besi
di dalam makanan, dinamakan juga ketersediaan biologik ( bioavability ).
Besi yang bersumber dari bahan makanan terdiri atas besi heme dan
besi non heme.
1) Zat besi hem, didapatkan terutama dari hasil hewan seperti: hati, ginjal,
ikan, hemoglobin, dan myoglobin dalam daging.
2) Zat besi non hem, didapatkan terutama hasil tumbuh – tumbuhan seprti
sayur berwarna hijau tua, kacang – kacangan, gandum, padi – padian dan
jagung.
Pada umumnya besi hem yang ada di dalam daging, ayam, ikan.
Mempunyai ketersediaan biologic tinggi, besi hem dapat diserap dua kali
lipat dari pada besi non hemn tetapi besi non hem seperti kacang – kacangan
yang mempunyai ketersediaan biologic rendah dan pada sayuran memiliki
ketersediaan bilogik kurang.
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan Fe didalam tubuh. Kehadiran protein hewani,
vitamin C, vitamin A, Zn, asam folat,zat gizi mikro lain dapat meningkatkan
penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari mengkonsumsi makanan
sumber zat besi adalah terpenuhi kecukupan vitamin A, karena makanan
sumber zat besi biasanya juga merupakan sumber vitamin A.

c. Faktor yang Mempengaruhi Penyerapan Zat Besi28,31

21
Faktor yang berpengaruh terhadap absorbsi besi yaitu bentuk besi
didalam makanan. Terdapat berbagai jenis makanan yang dapat
mempengaruhi bioavailabilitas besi yang dikategorikan sebagai pelancar dan
penghambat zat besi. Golongan bahan pelancar yaitu ikan, sayur, buah –
buahan, dan vitamin C. sedangkan yang tergolong zat penghambat adalah
kopi, teh, asam oksalat, serat, antasida, karbonat, bikarbonat, susu.
d. Kebutuhan Fe/Zat Besi pada Masa Kehamilan32,33
Saat kehamilan zat besi yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak
dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi bagi ibu hamil dibutuhkan untuk
memenuhi kehilangan basal, juga untuk pembentukan sel – sel darah merah
yang semakin banyak serta janin dan plasentanya. Seiring bertambahnya
umur kehamilan, zat besi yang dibutuhkan semakin banyak.
Kebutuhan zat besi hamil berbeda – beda pada setiap
umurmkhamilanya, pada trimester I naik dari 0.8 mg/hari, menjadi 6,3
mg/hari pada trimester II dan ke III. Kebutuhan akan zat besi sangat
menyolok kenaikanya. Dengan demikian, kebutuhan zat besi trimester II dan
III dapat dipenuhi dari makanan sajah, namun juga harus disuplai dari
sumber lainya agar cukup. Penambahan zat besi selama kehamilan kira – kira
1000 mg, diantaranya 500 mg dibutuhkan untuk meningkatkan massa sel
darah merah, 300 mg untuk transportasi ke fetus dalam kehamilan 1 minggu
dan 200 mg lagi untuk menggantikan cairan yang keluar dari tubuh.
Sebagian dari peningkatan ini dapat dipenuhi oleh simpanan zat besi
dan peningkatan adaptif persentase zat besi yang diserap, akan tetapi bila
simpanan zat besi rendah dan zat besi yang serapdari makanan sangat sedikit,
maka diperlukan suplemen preparat besi. Untuk itu kebutuhan Fe disesuaikan
dengan usia kehamilan atau kebutuhan zat besi tiap trimester, yaitu sebagai
berikut:
1) Trimester I: kebutuhan zat besi ± 1 mg/hari, (kehilangan basal 0.8
mg/hari) ditambah 30-40 mg untuk kebutuhan janin dan sel darah merah.
2) Trimester II: kebutuhan zat besi ± 5 mg/hari, (kehilangan basal 0.8
mg/hari) ditambah kebutuhan sel darah merah 300 mg dan konseptus 115
mg.
3) Trimester III: kebutuhan zat besi 5 mg/hari, ditambah kebutuhan sel
darah merah 150 mg dan konseptus 223 mg.

22
e. Manfaat Utama dan Fungsi Zat besi bagi Ibu Hamil27
Manfaat dan fungsi zat besi bagi ibu hamil yaitu:
1) Sebagai komponen dalam pembentukan sel darah merah, cadangan Fe
pada bayi yang baru lahir.
Sel darah merah bertugas mengangkut oksigen dari paru – paru ke
jaringan dan mengangkut nutria dari ibu ke janin.
2) Untuk pembentukan dan mempertahankan sel darah merah. Kecukupan
sel darah merah akan menjamin sirkulasi oksigen dan metabolisme zat –
zat gizi yang dibutuhkan ibu hamil. Asupan zat besi sejak awal kehamilan
yang cukup baik, maka akan digunakan oleh janin untuk kebutuhan
tumbuh kembang.
8. Hemoglobin pada Ibu Hamil 2,31,33
Hemoglobin adalah protein yang kaya akan zat besi. Memiliki daya
gabung terhadap oksigen dan dengan oksigen itu membentuk exihemoglobin
didalam sel darah merah. Sel darah merah yang berfungsi menyalukan oksigens
ke seluruh tubuh, jika Hb berkurang, jaringan tubuh kekurangan oksigen.
Oksigen diperlukan tubuh untuk bahan bakar proses metabolism tubuh.
Hemoglobin (Hb) merupakan salah satu parameter yang digunakan
untuk mengukur prevalensi anemia. Bila kadar Hb ibu hamil < 11gr/dl, maka
kadar hemoglobin ibu hamil tersebut dikatakan tidak normal atau anemia.
Batasan normal kadar hemoglobin wanita hamil adalah >11gr/dl. Derajat
anemia pada ibu hamil berdasarkan kadar hemoglobin sebagai berikut:
1) Tidak anemia : Hb 11 g/dl.
2) Anemia ringan : Hb 9-10 gr/dl.
3) Anemia sedang : Hb 7-8 gr/dl.
4) Anemia berat : Hb <7 gr/dl.
Angka kejadian anemia selama kehamilan dapat dikurangi dengan
mendeteksi kejadian anemia secara dini dengan melakukan pemeriksaan kadar
hemoglobin pada ibu hamil. Pemeriksaan kadar hemoglobin ibu hamil dapat
dilakukan yaitu dengan menggunakan metode kolorimetri seperti cara Hb Sahli
sedangkan dengan metode spektrofotometri dapat dialkukan dengan cara
metode digital salah satunya menggunakan Easy Touch GHb. Hb Sahli atau
Haemoglobinometer merupakan salah satu cara penetapan hemoglobin secara

23
visual berdasarkan satuan warna (colorimetric). Metode yang digunakan adalah
membandingkan warna sampel darah dengan warna merah standar.
9. Tablet Fe
a. Pengertian34
Tablet besi (Fe) adalah tablet yang berisi 60 mg elementasi iron dan
0.25 mg asam folat setiap tablet. Fe merupakan unsur yang sangat penting
dalam pembentukan hemoglobin, yaitu senyawa warna merah yang terdapat
sdalam sel darah merah yang digunakan untuk mengangkut oksigen dan
karbon dioksida dalam tubuh. Ibu hamil perlu mengkonsumsi tablet Fe
selama kehamilan, karena kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat selama
kehamilan.
b. Dosis Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil31
Adapun dosis dan cara pemberian tablet tambah darah adalah:
1) Dosis pencegahan diberikan sebanyak satu tablet setiap hari berturut –
turut selama 90 hari kehamilanya, sampai 42 hari setelah melahirkan.
2) Dosis pengobatan diberikan jika ibu hamil mengalami anemia pemberia
tablet besi menjadi 3 tablet sehari selama 90 hari selama masa kehamilan.
Selama normal, ibu hamil menerima sekali sebulan 30 biji tablet besi.
c. Efek Samping Terapi Tablet Tambah Darah pada Ibu Hamil35
Tablet Fe kadang – kadang dapat memberikan beberapa efek samping
yang tidak berbahaya dan biasanya bersifat ringan seperti perut terasa tidak
enak, mual – mual, susah buang ai besar dan tinja berwarna hitam. Biasanya
untuk mengurangi gejala sampingan tersebut ibu hamil dianjurkan meminum
tablet Fe pada malam hari menjelang tidur dan lebih baik setelah minum
tablet Fe disertai makan buah seperti pisang, jeruk dan papaya.
D. Inovasi yang di berikan
1. Pengertian Madu 14,15,16
Madu adalah suatu caian kental berasa manis dan lezat, bewarna kuning terang atau
kuning keemasan yang dikumpukan dari dari nectar bunga dan dihasilkan oleh
hewan jenis serangga yang disebut lebah atau tawon. Kandungan madu tergantung
pada jenis madu dan kandungan airnya. Pada umumnya madu mengandung banyak
mineral – mineral penting seperti kalsium, fosfor, potasium, sodium, besi,
magnesium, dan tambaga. Kandungan lainnya yaitu terdapat glukosa 75%, asam
organik sebesar 8%, vitamin, biji renik, minyak, kandungan zat besi yang tinggi

24
yang dapat mengobati penyakit anemia serta mengandung antibiotik. Kandungan
mineral yang ada dalam madu tergantung pada sari bunga yang dihisap.
2. Taksonomi Madu 38
Secara taksonomi lebah madu di klasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Kelas : Insecta atau Hexapoda
Ordo : Hymenoptera
Family : Apidae
Genus : Apis
Jenis : Apis Florea
Apis Cerana
Apis Mellifera
Apis Dorsatu
Apis Koschevnikovi
Apis Adreniformis
3. Kandungan Madu 14,15
Didalam madu mengandung mineral - mineral penting seperti natrium,
kalsium, fosfor, potasium, sodium, besi, magnesium, tembaga, alumunium,
kalium, dan juga ditambah lagi kandungan vitamin yang ada di dalamnya seperti
thiamin (B1), riboflavin (B2), asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, asam
pantotenat, biotin, asam folat dan vitamin K, serta terdapat glukosa 75%, asam
organik sebesar 8%, protein, enzim, garam mineral 18%. Madupun mengandung
mineral penting yang membantu dalam produksi hemoglobin. Ketika madu
dikonsumsi setiap hari, penderita anemia dapat melihat peningkatkan secara
signifikan dalam tingkat energi, kemudian madu membantu meningkatkan
penyerapan kalsium, jumlah hemoglobin dan mengobati atau mencegah anemia
karena faktor gizinya serta mengandung antibiotic.

4. Macam – Macam Madu 14,15,16,39

25
Ada beberapa macam madu. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut:
1) Madu Hutan atau Madu Multifloral
Madu ini yang berasal dari berbagai jenis tanaman, sehingga mendapatkan
nectar dari berbagai jenis tanaman.
2) Madu Randu
Madu yang dihasilkan oleh lebah yang mengkonsumsi nectar dari tanaman
randu.
3) Madu Kelengkeng
Madu yang dihasilkan oleh lebah yang mengkonsumsi nectar tanaman
kelengkeng.
4) Madu Flora
Madi ini dihasilkan dari nectar bunga, sehingga jika nectar tersebut berasal
dari berbagai macam jenis bunga, maka madu yang dihasikanpun disebut
madu poliflora dan apa bila dari satu jenis tanamn sajah maka disebut madu
monoflora.
5) Madu Ekstra Flora
Madu yang dihasilkan dari nectar yang terdapat di luar bunga yaitu dari
bagian tanaman lainya, seperti daun, cabang dan batang.
6) Madu Embun
Dihasilkan dari cairan hasil dari sekresi serangga family Lechanidae,
Psyllidae, atau Lechinadae yang diletakan eksudatnya pada bagian – bagian
tanaman. Cairan ini juga kemudian dihisap lalu dikumpulkanya oleh
kawanan lebah madu di dalam bagian tertentu yang disebut sarang madu.
7) Madu Sisir (comb honey)
Madu yang dipasarkan beserta sisir sarang dari pada madu tersebut.
8) Madu Jura Mountain
Madu ini sangat berbau harum, karena madu ini berasal dari nectar jenis rape,
acacia, pine, dan fir (jura), serta tanaman yang beraromatis seperti lavender,
rosemary, thyme, dan calluna. Warna dari madu ini bervariasi dari terang
sampai sangat gelap (dark ember) padamadu calluna sampai putih (rape,
acacia).

9) Madu Yukatan

26
Nama dari madu ini berasal dari asal dari pada madunya yaitu Yakuta
Penisula. Warna dari pada madu ini pun bervariasi ada yang terang sampai
light ember. Di eropa madu ini digunakan sebagai madu meja sedangkan di
Amerika madu ini untuk industry.
10) Madu Argentina
Madu ini biasanya berwarna putih serta berasal dari nectar alfalfa, white
clover, dan thestie.
11) Madu Hongaria dan Rumania
Madi ini berasal dari nectar dari pada bunga acacia.
12) Madu Spanyol
Madu ini berwarna orange menyala di antara madu dari jenis lainya yang
memiliki aroma, warna serta cita rasa yang berbeda (orange blossom,
rosemary, dan lavender). Madu jenis inipun harganya sangat tinggi di
bandingkan dengan madu jenis lainya serta di gemari oleh masyarakat Eropa.
13) Madu Monoflora
Madu yang berasal dari beberap jenis nectar tanaman namun satu diantaranya
yang merupakan nectar utamanya misalnya madu linden. Karena adanya
nectar lain dalam jumlah yang berjumlah sedikit tidak akan banyak
mengandung cita rasa dan keharuman dari nectar utamanya.
14) Madu Linden (Tilia)
Merupakan madu yang berasal dari nectar bunga Tilia yang bermutu sangat
tinggi karena citarasanya yang sangat baik.
15) Madu Heather
Madu ini berasal dari nectar bunga calluna vulgaris L. madu ini mempunyai
ciri berwarna kuning tua atau merah kecoklatan, madu ini juga mempunyai
aroma yang enak namun rasa dari madu ini sedikit sepat. Sifat dari madu ini
kental namun tidak cepat bergranulasi.
16) Madu Lavender
Madu ini berasal dari nectar dari bunga lavender atau lavandula DC. Harga
dari madu ini sangat tinggi serta warna dari madu inipun kuning keemasan
juga aroma dari madu ini harum.

17) Madu Clover

27
Madu dari nectar sweet clover (Melilotus Offcinales Desr), madu ini
mempunyai cita rasa yang sngat disukai oleh kalangan orang banyak. Warna
dari madu inipun pink amber atau putih dengan aroma yang mendekati dari
aroma vanilla.
5. Mekanisme Madu Mencegah Anemia13,15
Dari berbagai jenis madu, madu hutanlah yang memiliki beberapa
kelebihan dibandingkan dengan madu yang lainya. Madu hutan mempunyai
kelebihan diantaranya menambah nafsu makan, sebagai anti oksidan,
antibiotic, penambah energy serta pembentukan hemoglobin. Didalam madu
ini terdapat kandungan karbohidrat 82.3%, protein 0.3%, asam amino ,
vitamin, enzim dan mineral. Sebagai bahan yang mengatasi penyakit lainnya
madu hutan mengandung flavonoid, alkaloid, dan juga vitamin C. Flavonoid
adalah salah satu komponen yang membantu dalam pembentukan hemoglobin
yang berpengaruh terhadap absorbsi dan pelepasan besi dari transferrin
kedalam jaringan tubuh.
Selama dalam kehamilan, jika menggunakan dosis 1 sendok makan,
maka madu yang di gunakan adalah 15 gram, jika takaran madu yang
digunakan 1 ½ sendok makan, maka madu yang digunakan adalah 25 gram.
Sedangkan jika menggunakan takaran 2 sendok makan, maka madu yang
digunakan adalah 28 gram.

28
PENATALAKSANAAN

A. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1. Data Subjectif: Resiko a. Kurang
Beberapa ibu hamil kurang terjadinya aktifnya ibu
memanfaatkan fasilitas kesehatan peningkatan hamil untuk
untuk memeriksakan kehamilannya AKI yang mengikuti
sehingga belum paham akan pentingnya disebabkan kelas ibu
informasi seputar kesehatan. peningkatan hamil yang
Data objectif : kasus ibu hamil diadakan
Anemia berjumlah 9 dengan Anemia, setiap
Kek berjumlah 5 KEK,Usia > 35 bulannya
Usia > 35 tahun berjumlah 4 tahun, dll b. Kurangnya
Usia < 20 tahun 3 keingin tahuan
PHBS yang kurang memadai informasi yang
terdapat di
buku
kunjungan
pemeriksaan
kehamilan.

B. PERUMUSAN, PRIORITAS MASALAH DAN PENEGAKAN DIAGNOSA


KEBIDANAN (DIAGRAM VENN)

29
DIAGRAM VENN

PHBS

<< 20
20 TAHUN
TAHUN

>35
>35 TAHUN
TAHUN MASALAH
KESEHATAN KE
K
ANEMI
A

KETERANGAN :
Ukuran : Besar = Menular, Sedang = Ragu-ragu, Kecil = Tidak menular

30
= Warna merah meresahkan, = warna hijau tidak
meresahkan, Lingkaran besar menular Lingkaran kecil
tidak menular

= Warna merah meresahkan, = warna hijau tidak


meresahkan, Lingkaran sedang ragu-ragu Lingkaran sedang
ragu ragu

= Warna merah meresahkan, = warna hijau tidak


meresahkan, Lingkaran kecil tidak menular Lingkaran besar menular

C. INOVASI PRODUK KEBIDANAN

31
Penggunaan madu untuk mengurangi masalah Anemia di wilayah sarirejo
karna banyaknya ibu yang menderita Anemia kami memutuskan untuk mengambil
masalah tersebut.
Jenis madu yang dugunakan untuk pemberian ibu hamil yang mengalami
anemia adalah madu hutan (multifloral), dengan pemberian dosis 1 sendok makan
maka madu yang digunakan adalah 15 gram, jika takaran madu yang digunakan 1 ½
sendok makan maka madu yang digunakan 25 gram, jika menggunakan 2 sendok
makan maka madu yang digunakan 28 gram madu, dengan pemberian sehari 2 kali
dengan waktu pagi dan sore hari.

32
PEMBAHASAN

LAPORAN INOVATIF
A. DISCUSSION
Perilaku hidup bersih dan sehat pada ibu hamil tidak adekuat Ibu hamil
membutuhkan makanan yang bergizi, baik untuk dirinya sendiri maupun untuk
memenuhi kandungan nutrisi bagi janin yang dikandungnya. Selama trimester I
kehamilan, kebutuhan zat besi ibu lebih rendah karena tidak menstruasi dan zat besi
yang digunakan janin minimal. Mulai dari trimester II terdapat pertambahan sel-sel
darah merah yang berlangsung sampai trimester III. Penambahan sel-sel darah merah
tersebut kira-kira sama dengan penambahan sebesar 450 mg besi. Selama kehamilan
tubuh wanita memerlukan ± 1000 mg Fe. Kebutuhan Fe digunakan untuk
perkembangan janin 300 mg, plasenta 50 mg, ekspansi sel darah merah, kehilangan
basal 240 mg. Distribusi kebutuhan Fe ini tidak sama dari waktu ke waktu selama
kehamilan. Kebutuhan Fe ini terutama meningkat pada trimester terakhir. Pada awal
kehamilan kebutuhan Fe pada wanita adalah 0,8 mg/hari, kebutuhan terus meningkat
hingga mencapai 10-12 mg/hari pada akhir kehamilan.20,31,34,35
Protein hewani dan protein nabati merupakan suatu zat yang sangat penting
bagi tubuh karena merupakan sumber protein dan berfungsi sebagai bahan bakar
dalam tubuh dan sebagai zat pembangun. Fungsi protein adalah menggantikan sel
yang rusak. Kekurangragaman menu dan jumlah makanan dalam konsumsi seharihari
cukup memberi pengaruh pada keadaan gizi seseorang dan juga status anemia.
Melakukan pekerjaan yang berat di saat hamil memang menjadi salah satu penyebab
dari berkurangnya kemampuan tubuh dalam memenuhi kebutuhan ibu dan janin yang
dikandungnya. Kebutuhan nutrisi misalnya zat besi, terkuras habis cadangannya untuk
memenuhi aktivitas ibu hamil Akibatnya, seorang ibu hamil bisa mengalami yang
disebut sebagai anemia dalam kehamilan.29,30
Kurangnya tidur setelah shif malam pada buruh pabrik juga akan
mempengaruhi kadar haemoglobin. Berkurangnya waktu tidur, berarti semakin
meningkatkan penggunaan energi. Dengan demikian penggunaan energi ini perlu
diimbangi dengan input makanan yang memadai untuk pembentukan energi kembali
yang digunakan untuk biosintesis dan reparasi sel-sel tubuh yang mengalami
kerusakan.31

33
Status zat besi tiap individu bermacam-macam mulai dari kelebihan zat besi
sampai anemia defisiensi zat besi. Walaupun kebutuhan zat besi bervariasi pada tiap
grup yang tergantung pada faktor-faktor seperti pertumbuhan (bayi, remaja,
kehamilan), dan perbedaan kehilangan normal zat besi (menstruasi dan kelahiran),
terjadi proses yang diatur tubuh dalam meningkatkan absorpsi zat besi sejalan dengan
penggunaan zat besi dan menurunkan absorpsi zat besi yang disimpan di dalam tubuh
sejalan dengan adanya asupan makanan.28,31,32,33
Anemia terjadi apabila kepekatan hemoglobin dalam darah di bawah batas
normal. Hemoglobin ialah sejenis pigmen yang terdapat dalam sel darah merah,
bertugas membawa oksigen dari paru-paru ke jaringan tubuh. Zat besi mempunyai
peranan penting dalam tubuh, selain membantu hemoglobin mengangkut oksigen dan
mioglobin menyimpan oksigen, zat besi juga membantu berbagai macam enzim
dalam mengikat oksigen untuk proses pembakaran.2,31,33
Anemia gizi adalah suatu keadaan kekurangan kadar hemoglobin dalam darah
yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan
hemoglobinbatas ambang anemia untuk wanita usia 11 tahun keatas adalah apabila
konsentrasi atau kadar hemoglobin dalam darah kurang dari 12 g/dl.31,33

B. LITERATUR REVIEW
1. Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah diawali dari masa konsepsi yang sering didefinisikan
sebagai persatuan antara sebuah telur dan sperma, yang menandai awalnya suatu
kehamilan, dan peristiwa ini bukan merupakan hal yang terpisah tetapi merupakan
peristiwa rangkaian kejadian yang mengelilinginya
2. Definisi Anemia Dalam Kehamilan
Anemia pada ibu hamil adalah kondisi dimana berkurangnya sel darah merah
dalam sirkulasi darah atau massa hemoglobin sehingga tidak mampu memenuhi
fungsinya sebagai pembawa oksigen keseluruh jaringan. Saat kehamilan zat besi
yang dibutuhkan oleh tubuh lebih banyak dibandingkan saat tidak hamil. Zat besi
bagi ibu hamil dibutuhkan untuk memenuhi kehilangan basal, juga untuk
pembentukan sel – sel darah merah yang semakin banyak serta janin dan
plasentanya. Seiring bertambahnya umur kehamilan, zat besi yang dibutuhkan
semakin banyak.

34
Kebutuhan zat besi hamil berbeda – beda pada setiap umurmkhamilanya,
pada trimester I naik dari 0.8 mg/hari, menjadi 6,3 mg/hari pada trimester II dan ke
III. Kebutuhan akan zat besi sangat menyolok kenaikanya. Dengan demikian,
kebutuhan zat besi trimester II dan III dapat dipenuhi dari makanan sajah, namun
juga harus disuplai dari sumber lainya agar cukup. Penambahan zat besi selama
kehamilan kira – kira 1000 mg, diantaranya 500 mg dibutuhkan untuk
meningkatkan massa sel darah merah, 300 mg untuk transportasi ke fetus dalam
kehamilan 1 minggu dan 200 mg lagi untuk menggantikan cairan yang keluar dari
tubuh.
C. IMPLICATION AND RECOMMENDATION
Diharapkan untuk pendidikan kesehatan ini dapat dipergunakan oleh bidan sebagai
fasilitator dalam bekerja sama dengan kader untuk pegangan pada saat melakukan
pendidikan kesehatan pada ibu yang mengalami anemia.
D. CONCLUSIN
Pendidikan kesehatan dilaksanakan di setiap rumah warga di kelurahan sari rejo,
dilaksanakan pada tanggal 16 – 20 Desember 2019 yang dilakukan oleh mahasiswa
dengan didampingi oleh kader dan bidan. Sebagian besar materi yang disampaikan
pada ibu sudah sesuai serta mengajari cara mengkonsumsi madu dengan baik dan
benar dan narasumber memberikan fasilitas berupa leaflet.

35
E. REFERENCES
1. Polumulo. 2012. Hubungan Sanitasi Rumah Dengan Kejadian Penyakit
Commond Cold Pada Ballita Di Wilayah Kerja Puskesmas Tamalate Kota
Gorontalo Tahun 2012. Fakultas ilmu-ilmu kesehatan dan keolahragaan
Universitas Negeri Gorontalo.
2. Handout Mata Kuliah Natural Advance Therapy Sarjana Terapan Kebidanan
Semester 7
3. Jaelani, S, 2014, Khasiat Bawang Merah. Penerbit Kanisius, Yogyakarta

36
PENUTUP

A. SIMPULAN
Anemia adalah suatu kondisi medis dimana jumlah sel darah merah atau
hemoglobin kurang dari normal. Anemia merupakan salah satu kelainan darah yang
umum terjadi ketika kadar sel darah merah (eritrosit) dalam tubuh menjadi terlalu
rendah. Hal ini dapat menyebabkan masalah kesehatan karena sel darah merah
mengandung hemoglobin yang membawah oksigen ke jaringan tubuh. Memiliki sel
darah merah yang normal dan mencegah anemia membutuhkan kerjasama antara
ginjal, sumsum tulang belakang dan nutrisi dalam tubuh
B. SARAN
1. Bagi Masyarakat
Menambah pengetahuan ibu atau orangtua tentang pentingnya memantau
kesehatan sehingga dapat melakukan tindakan dasar secara non farmakologi yaitu
mengkonsumsi madu secara mandiri
2. Bagi Bidan
Bagi bidan dapat digunakan untuk menambah wawasan dan pengetahuan serta
memberikan asuhan kasih sayang pada ibu dengan anemia.
3. Bagi Institusi
Laporan asuhan kebidanan ini dapat digunakan sebagai bahan literatur bagi
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Karya Husada Semarang khususnya program studi
Sarjana Terapan Kebidanan untuk mengetahui manfaat dari madu untuk mencegah
terjadinya anemia.
4. Bagi Penulis selanjutnya
Laporan asuhan kebidanan ini dapat digunakan untuk menambah wawasan dan
pengetahuan serta pengalaman penulis dalam memberikan asuhan pada ibu dengan
Anemia dalam kehamilan.

37
Dilihat dari kasus diatas sebagai pemberi layanan kesehatan kita sebagai
seorang Bidan memiliki peran penting dalam membantu serta memberikan solusi pada
ibu-ibu yang merasa terkadang khawatir tentang kesehatannya.
Terutama pada ibu yang telah mengalami tanda dan gejala yang ditimbulkan
oleh anemia sehingga membuat ibu sendiri tidak nyaman untuk melakukan aktivitas
sehari-hari.
Walaupun terkadang menurut mereka biasa-biasa saja. Namun disini tenaga
kesehatan terutama bidan memiliki peran penting dalam membantu dan membagi
ilmu sehingga ibu atau keluarga mampu melakukan secara mandiri.
Salah satunya yaitu mengajarkan pada ibu kebiasaan yang baik yang harus
dilakukan setalah mengetahui keadaan kesehatannya sehingga ibu dan keluarga lebih
tenang dalam menghadapi kondisi yang dirasakan pada ibu.

38
OS

ER
OP
PR

AT

ST
IN
U
D

A
D
N
A
R

R
E
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

TEKNIK PEMBERIAN MADU

Madu adalah suatu caian kental berasa manis dan


lezat, bewarna kuning terang atau kuning keemasan
1 PENGERTIAN yang dikumpukan dari dari nectar bunga dan
dihasilkan oleh hewan jenis serangga yang disebut
lebah atau tawon
Tujuan pemberian Madu ini dapat meningkatkan
2 TUJUAN kadar Hb pada ibu hamil yang mengalami anemia
ringan.
SASARAN Ibu hamil yang mengalami Anemia Ringan
3
PEMBERIAN
4 PETUGAS Bidan
a. Alat dan bahan
5 PERSIAPAN ALAT 1) Sendok makan
2) Madu
Tahap Pra Interaksi
a. Mencuci tangan
b. Menjelaskan manfaat madu
Tahap Kerja
a. Memberikan madu 2 sendok perhari
PROSEDUR
6 b. Mengevaluasi setelah 7 hari diberikan Madu
PENATALAKSANAAN
c. Membereskan dan mengembalikan alat ke tempat
semula
d. Mencuci tangan
e. Mencatat hasil dalam lembar observasi
f. Berpamitan dengan klien
Hadisoesilo, S. 2001. Keanekaragaman Spesies
7 SUMBER Lebah Madu Asli Indonesia.
Biodiversitas.mipa.uns.ac.id

39
SKILL LABORATORIUM

No :.............................................................. Institusi :.....................................


Nama :............................................................... Tanggal :.....................................
Stase :.............................................................. Observer :.....................................

Terapi Paparan sinar matahari

NO
NO PROSEDUR PUNGGUNG
TINDAKAN
A SIKAP

1 Menyambut dan memberi salam kepada pasien


2 Memperkenalkan diri kepada klien
3 Merespon reaksi klien
4 Percaya diri
5 Menjaga privasi pasien
Jumlah Score/5X10%
B ISI
1 Menjelaskan maksud dan tujuan pemberian madu
2 Melakukan apersepsi
3 Mempersiapkan alat
4 Memberikan ibu madu 2 sendok perhari

5 Beritahu ibu bayi bahwa tindakan telah selesai

6 Bereskan alat

7 Evaluasi
Jumlah Score/22X80%
C TEKNIK
1 Melakukan secara sistematis

2 Menggunakan bahasa yang mudah dimengerti pasien

40
3 Penggunaan media
4 Melakukan pendokumentasian dengan benar
Jumlah Score/4X10%

TTD

41
DAFTAR PUSTAKA

TES FORMA

[1]. Saminem. 2009. Asuhan Kebidanan Kehamilan Normal. Yogyakarta: ECG.


[2]. Asantika. 2019. Patologi Kehamilan Mmemahami Berbagai Penyakit dan
Komplikasi Kehamilan. Yogyakarta: Pustaka Baru Pres.
[3]. Asrinah, dkk.2010. Asuhan Kebidanan: Masa Kehamilan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
[4]. Huta Hean, S.2013. Perawatan Antenatal. Jakarta Selatan: Salemba Medika
[5]. Respati Anwar.Fitri.2015. Gizi dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:
Cakrawala Ilmu.
[6]. Proverawati, Atika. 2009. Gizi Untuk Kebidanan. Yogyakarta: Nusa Medika.
[7]. Lalage, Zerlina. 2013. Menghadapi Kehamilan Beresiko. Yogyakarta: Abata
Pres.
[8]. Susilowati, Dyah Ayu.dkk.2017. Pengaruh Pemberian Buah Kurma Pada
Ibu
Hamil Trimester III dengan Anemia Terhadap Kadar Hemoglobin di
BPM
Tri Rahayu Setyaningsih Cangkringan Sleman Yogyakarta. 17 Juli 2019.
[9]. Fitriyani. 2017. Pengaruh Konsumsi Telur Rebus dan Tablet Fe Terhadap
Kadar Hemoglobin Ibu Hamil Trimester III dengan Anemia di BPM
Maunah Kabupaten Kebumen. 09 April 2019.
[10]. Haniek, Ummi.dkk. 2017. Efek Ekstrak Kurma (Phoenix dactylifera L)
Terhadap Status Besi Pada Ibu Hamil.
[11]. Utami, Nurul.dkk.2017. Kurma (Phoenix dactylifera) dalam Terapi Anemia
Defisiensi Besi. JK Unila | Volume 1 | Nomor 3 | 2017.
[12]. Rahmawati, Alfiah.2019. Pengaruh Konsumsi Kurma (Phoenix Dactylifera)
terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin. JURNAL KEBIDANAN, e-
ISSN 2621-2870, p-ISSN 2089-7669.

42
[13]. Zen, Ady.dkk.2013. Pengaruh Pemberian Sari Kurma (Phoenix dactylifera)
terhadap Kadar Hemoglobin. Sains Medika, Vol. 5, No. 1, Januari -
Juni 2013
[14]. Cholifah,Noor.dkk. 2018. Aplikasi Pemberian Madu Terhadap Peningkatan
Hemoglobin (Hb) Pada Remaja Putri Yang Mengalami Anemia. The
8th University Research Colloquium 2018.
[15]. Islamyah,Nur. 2017. Pengaruh Madu Terhadap Kadar Hemoglobin Remaja
Putri Kelas X Yang Mengalami Anemia di Smkn 01 Mempawah Hilir
[16]. Rista,dkk. 2014. Efektifitas Madu Terhadap Peningkatan Hb Pada Tikus Putih.
JESBIO Vol. III No. 5, November 2014
[17]. Kemenkes 2014
[18]. Dinas Kesehatan Jawa Tengah. 2016. Profil Kesehatan Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016. www.depkes.go.id
[19]. Dinas Kesehatan Kota Semarang. 2016. Profil Kesehatan Kota Semarang
2016. dinkes.semarangkota.go.id
[20]. Kementrian Kesehatan RI. 2014. Pusat Data dan Informasi Kementrian
Kesehatan RI: Penyebab kematian Ibu, www.depkes.go.id
[21]. J, Putranto.2015. Pembangunan Gizi Untuk kualitas Sumber Daya
Manusia.Bandung:Puri Delco.
[22]. Marmi.2014. Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
[23]. Nugraheni, Esti.2010. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka
Rihama.
[24]. Marmi, dkk.2015. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
[25]. Wahyuni, Seri.2018. Efektivitas Pendamping Minum Tablet Tambah Darah
Oleh Kader Posyandu Terhadap Peningkatan Kadar HB Ibu Hamil di
Puskesmas Kota Palangkaraya.
[26]. Demaeyer, E.M. 1995. Pencehagan dan Pengawasan Anemia Defisiensi Besi.
Jakarta: Widya Medika.
[27]. H, Ronald. 2009. Makanan Sehat dan Bergizi. Bandung: Yrama Widya.
[28]. Nurhayati. 2014. Pengaruh Asupan Tablet Zat Besi terhadap Kadar Hb pada
Ibu Hamil di Puskesmas Kopelma Darusalam.
[29]. Jauhar, Ahmad.2013. Dasar – Dasar Ilmu Gizi. Yogyakarta: Jaya Ilmu.

43
[30]. Patimah, St.2017. Pola Konsumsi Ibu Hamil dan Hubunganya dengan
Kejadian Anemia Defisiensi Besi. J Sains dan Teknologi
[31]. Rizky, Fadina, dkk. Hubungan Suplemen Tablet Fe dengan Kadar
Hemoglobin pada Ibu Hamil Trimester III. Jurnal Kesehatan Andalas.
[32]. Wayana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
[33]. Salman, Yuliana, dkk. 2016. Hubungan Pola Konsumsi Zat Besi dan
Kepatuhan Mengkonsumsi Tablet Fe dengan Kejadian Anemia pada
Ibu Hamil. Jurkesia. Vol.VI.No.2.
[34]. Punamasari, Gilang. 2016. Hubungan Pengetahuan dan Sikap terhadap
Kepatuhan Ibu Hamil dalam Mengkonsumsi Tablet Fe. Jurnal
Kebidanan dan Ilmu Kesehatan ISSN:2407-2656 Volume 3/No 3.

44

Anda mungkin juga menyukai