OLEH:
ABDUL RAHIM
Link semua presentasi ada di
http://gg.gg/hukumandisiplinpnsdisdikbudkalsel
Pasal 86 UU No.5 Tahun 2014 jo. Pasal 229 PP No. 11 Tahun 2017
Untuk menjamin terpeliharanya tata tertib dlm kelancaran pelaksanaan tugas, PNS
wajib mematuhi disiplin PNS;
“dalam rangka mewujudkan PNS yang handal, profesional, dan bermoral sebagai penyelenggara pemerintahan
yang menerapkan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good governance), maka PNS sebagai unsur
aparatur negara dituntut untuk memiliki sikap Disiplin, Jujur, Adil, transparan,
dan akuntabel dalam melaksanakan tugas”.
PENDEKATAN PEMBINAAN PNS BERMASALAH
No. Pola Pendekatan Kode Etik Disiplin PNS
1. Pengaturan 1. PP No. 42 Tahun 2004 1. UU No. 5 Tahun 2014
Yuridis 2. Permenristekdikti No. 54 Tahun 2. PP No. 11 Tahun 2017
2016 3. PP No. 53 Tahun 2010
3. Amanat : disusun kode etik tiap 4. Perka BKN No. 21 Tahun 2010
unit kerja 5. Dsb.
2. Definisi Kode Etik adalah pedoman sikap, adalah Kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
tingkah laku, perbuatan, nilai, dan untuk menaati kewajiban dan menghindari
norma yang mengikat pegawai, baik larangan yang ditentukan dalam peraturan
dalam melaksanakan tugas dan perundang-undangan dan/atau peraturan
fungsi sebagai pegawai maupun kedinasan yang apabila tidak ditaati
dalam pergaulan sehari-hari. atau dilanggar dijatuhi hukuman disiplin
5. Jenis Pelanggaran-Pelanggaran terhadap Norma dan Etika Jenis Pelanggaran terhadap ketentuan
Perbuatan Organisasi Pasal 3 dan Pasal 4 PP 53 Tahun 2010
Contoh: dan/atau Pelanggaran thd Ketentuan
1.Berkelahi dgn rekan kerja Peraturan kepegawaian lainnya
2.Tidak berpakaian sesuai norma/etika, dsb
6. Jenis Sanksi a. permohonan maaf yang dituangkan a. Teguran lisan
dalam Surat; b. Teguran tertulis
b. pernyataan penyesalan yang c. Pernyataan tidak puas
dituangkan dalam d. ....
Surat; dan/atau e. ....
c. pernyataan sikap bersedia dijatuhi f. ....
hukuman disiplin g. Pemberhentian Dengan Hormat Tidak
berdasarkan ketentuan peraturan Atas Permintaan Sendiri Sbg PNS
perundangundangan h. Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
apabila mengulangi perbuatannya atau Sebagai PNS
melakukan pelanggaran Kode Etik
lainnya yang dituangkan dalam Surat
No. Pola Pendekatan Kode Etik Disiplin PNS
7. Mekanisme Pemeriksaan melalui Majelis Kode Etik Pemeriksaan PNS dilakukan melalui dua
Pemeriksaan mekanisme :
1.Atasan Langsung
2.Tim Pemeriksa yang dibentuk Pejabat
Pembina Kepegawaian Daerah (BKD,
Inspektorat dan Disdik)
8. Pejabat Yang Pejabat Pembinan Kepegawaian (diuraikan Gubernur, Pejabat Eselon I, II, III, IV dan
Berwenang kemudian) atau yang setara, secara jelas terbagi siapa
Menghukum Pejabat yang berhak menjatuhkan sanksi
untuk tingkat dan jenis tertentu untuk
kepada PNS tertentu semua diatur dalam
Ketentuan Pasal 16 PP No. 53 Tahun
2010
PENTING DIPERHATIKAN :
Pelanggaran Kode Etik Yang Mengarah Pada Pelanggaran Disiplin (Pasal 3 dan Pasal 4 PP No.53
Tahun 2010), Mengacu Pada Proses Pembinaan Disiplin PNS Sebagaimana diatur dalam PP No.53
Tahun 2010 jo. Perka BKN No. 21 Tahun 2010, dan Pelanggaran Aturan Yang Sifat / Perbuatannya
Spesifik Diatur Dalam Ketentuan Peraturan Perundang-undangan lainnya (contoh pelanggaran
terhadap ketentuan PP No,10 Thn1983 jo. PP No. 45 Thn 1990, Mengacu Pada Pembinaan Disiplin
PNS, Tidak Dilakukan Melalui Pendekatan Pembinaan Kode Etik Instansi/ Unit Kerja
DEFINISI DISIPLIN BERDASARKAN
PP 53 TAHUN 2010
untuk mengetahui apakah PNS yang bersangkutan benar atau tidak melakukan pelanggaran disiplin;
untuk mengetahui latar belakang, faktor-faktor yang mendorong atau menyebabkan PNS melakukan pelanggaran
disiplin;
untukmengetahui apakah proses / prosedur formal dilakukan dengan benar sehingga pembuktian materiil dalam
rangka penentuan keputusan / sanksi berkeadilan
Untuk menghindarkan dari perbuatan maladministrasi / potensi gugatan di masa yang akan datang
Menciptakan keteraturan organisasi dan menghilangkan preseden buruk
Ketaatan terhadap ketentuan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku
• REPRESIF
tindakan langsung setelah terjadinya pelanggaran, tindakan
ini dimaksudkan agar pelanggaran yg terjadi tidak meluas.
PENDEKATAN
PENINDAKAN • PERSUASIF
DISIPLIN
penindakan disiplin sebagai sarana untuk membuktikan/
meyakinkan secara halus bahwa aturan harus ditegakkan
(sarana diseminasi aturan).
• KURATIF
tindakan pemulihan paska terjadinya pelanggaran yaitu berupa
penyadaran terhadap pelaku pelanggaran agar tidak terjadi
pengulangan pelanggaran di masa yang akan datang (pendekatan
simpatik secara personal atasan - bawahan)
FAKTOR PENDUKUNG TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN
FAKTOR YG
NO FAKTOR SEBAB DAMPAK YANG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
1. Mental / Karakter a. kurang memahami nilai a. PNS tidak merasa berdosa
budaya/agama; meskipun berbuat salah;
b. Watak bawaan; b. PNS berani melanggar
c. Pengaruh Lingkungan: peraturan;
1) keluarga; c. PNS tidak takut dijatuhi hukuman
2) masyarakat; disiplin.
3) tempat kerja.
2. Permasalahan Ekonomi a. Biaya kebutuhan hidup a. PNS bekerja sampingan pada
meningkat; saat jam kerja;
b. Kebutuhan Sosial; b. Bermalas-malasan;
c. Gaya hidup. c. Terdorong berbuat KKN.
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
3. Manajemen SDM yg tidak a. belum ada aturan internal a. Kinerja organisasi yang lemah
berjalan dengan baik yang jelas; b. SDM yang tidak berjalan
b. Tidak ada pembagian dengan efisien dan efektif
tugas dan beban kerja c. PNS Tidak Termotivasi
yang jelas; d. Produktifitas kerja menurun
c. Kurangnya fasilitas
kantor;
d. Kurangnya jumlah
personil;
e. Tidak pernah dilakukan
rolling /mutasi;
f. tidak ada promosi/ tidak
jelas pola karier;
g. Tidak ada
Pengembangan kualitas
dan Kompetensi PNS
h. Dll.
FAKTOR YG
NO FAKTOR PENYEBAB AKIBAT YG DITIMBULKAN
MEMPENGARUHI
4. Pelanggaran tidak ditindak a. Merasa kasihan; a. PNS tidak takut hukuman
tegas (Pembiaran) b. Merasa sungkan; disiplin;
c. Merasa ketakutan; b. PNS berani melakukan
d. Tidak berpengalaman perbuatan indisipliner.
melakukan pembinaan; c. Preseden/contoh tidak baik,
dan memicu pelanggaran lain
dikemudian hari
PASAL 5
PNS YANG TIDAK MENAATI KETENTUAN SEBAGAIMANA
DIMAKSUD DALAM PASAL 3 DAN/ATAU PASAL 4 DIJATUHI
HUKUMAN DISIPLIN.
KEWAJIBAN
1. Mengucapkan sumpah/janji PNS
2. Mengucapkan sumpah/janji jabatan
3. Setia dan taat sepenuhnya kepada Pancasila, UUD Negara RI
Tahun 1945, NKRI
4. Mentaati segala ketentuan peraturan perundang-undangan
5. Melaksanakan tugas kedinasan yg dipercayakan kpd PNS dgn penuh pengabdian,
kesadaran, dan tanggung jawab
6. Menjungjung tinggi kehormatan negara , Pemerintah, dan martabat PNS
7. Mengutamakan kepentingan negara daripada kepentingan diri
sendiri, dan/atau golongan
8. Memegang rahasia jabatan yg menurut sifatnya atau menurut
perintah harus dirahasiakan
9. Bekerja dgn jujur, tertib, cermat, dan bersemangat untuk
kepentingan negara
10. Melaporkan dgn segera kpd atasannya apabila mengetahui ada hal yg
dpt membahayakan atau merugikan negara atau Pemerintah terutama di
bidang keamanan, keuangan, dan materiil
11. Masuk kerja dan menaati ketentuan jam kerja
12. Mencapai sasaran kerja pegawai yg ditetapkan
13. Menggunakan dan memelihara barang-barang milik negara
dgn sebaik-baiknya
14. Memberikan pelayanan sebaik-baiknya kpd masyarakat
15 Membimbing bawahan dlm melaksanakan tugas
16 Memberikan kesempatan kepada bawahan untuk mengembangkan karier; dan
17 Menaati peraturan kedinasan yg ditetapkan oleh pejabat yg berwenang.
LARANGAN
1. Menyalahgunakan wewenang
2. Menjadi perantara untuk mendapatkan keuntungan pribadi
dan/atau orang lain dengan menggunakan kewenangan orang
lain
3.Tanpa izin Pemerintah menjadi pegawai atau bekerja utk negara
lain dan/ atau lembaga atau organisasi internasional
4.Bekerja
pada perusahaan asing, konsultan asing, atau lembaga
swadaya masyarakat asing
5. Memiliki, menjual, membeli, menggadaikan, menyewakan, atau
meminjamkan barang-barang baik bergerak atau tidak bergerak,
dokumen atau surat berharga milik negara secara tdk sah
6. Melakukan kegiatan bersama dgn atasan, teman sejawat, bawahan, atau
orang lain di dlm maupun di luar lingkungan kerjanya dgn tujuan utk
keuntungan pribadi, golongan,atau pihak lain, yg secara langsung atau tdk
langsung merugikan negara
7. Memberi atau menyanggupi akan memberi sesuatu kpd siapapun baik secara
langsung atau tdk langsung dan dgn dalih apapun utk diangkat dlm jabatan
8. Menerima hadiah atau sesuatu pemberian apa saja dari siapapun juga yg
berhubungan dgn jabatan dan/ atau pekerjaannya
9. Bertindak sewenang-wenang terhadap bawahannya
10. Melakukan suatu tindakan atau tdk melakukan suatu tindakan yg dpt
menghalangi atau mempersulit salah satu pihak yg dilayani sehingga
mengakibatkan kerugian bagi yg dilayani
11. Menghalangi berjalannya tugas kedinasan
12. Memberikan dukungan kpd calon Presiden/Wakil Presiden,
DPR, DPD, atau DPRD dgn cara :
a. ikut serta sbg pelaksana kampanye
b. menjadi peserta kampanye dgn menggunakan atribut partai
atau atribut PNS
c. sbg peserta kampanye dgn mengerahkan PNS lain; dan/atau
d. sbg peserta kampanye dgn menggunakan fasilitas negara
Jumlah jam kerja efektif dalam 5 (lima) hari kerja adalah 37,5 ( tiga puluh tujuh
setengah ) jam / 7,5 (tujuh setengah) jam per hari kerja, yang terbagi atas :
a. Hari Senin s/d Hari kamis : pukul 07.30 - 16.00
Waktu istirahat : pukul 12.00 – 13.00
b. Hari Jum’at : pukul 07.30 – 16.30
Waktu istirahat : pukul 11.30 – 13.00
KASUS DISIPLIN YANG UMUMNYA TERJADI
Tindak Pidana Umum, TP Korupsi, dan/atau kejahatan yang terkait dengan jabatan;
Menjadi Anggota Parpol, menjadi anggota DPR/DPRD tanpa pengunduran diri;
Memberikan dukungan kepada salah satu calon Presiden, Wakil Presiden, Anggota MPR/DPR/DPRD,
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah, Partai Politik;
Bekerja pada Negara/ perusahaan/ LSM asing;
Pelanggaran Terhadap PP No. 10 Tahun 1983 jo. PP No.45 Tahun 1990;
Pelanggaran Tugas Belajar/ Ijin Belajar;
Pemalsuan Ijazah, Plagiat, dan kejahatan akademik lain;
Menjadi anggota kelompok/ Organisasi terlarang yang bertentangan dengan UUD 1945/Pancasila/ NKRI
Meninggalkan Tugas/ Tidak Masuk Kerja dan/atau tidak menaati ketentuan jam kerja;
Dan perbuatan lain yang bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
Pelanggaran Terhadap Kewajiban Masuk Kerja dan Menaati
Ketentuan Jam Kerja
Penundaan KP selama 1
21 s.d. 25 hari tahun
25 % s.d. 50%
HD Sedang
Pembuktian Materiil Kasus Pelanggaran Disiplin dan PNS berdasarkan hasil pemeriksaan
Pembinaan dengan melaksanakan setiap langkah melakukan beberapa pelanggaran,
prosedural formil merupakan prasyarat mutlak kepadanya hanya dijatuhi satu jenis
hukuman disiplin yang terberat.
Sebelum menjatuhkan hukuman disiplin, pejabat yang
berwenang menghukum wajib : PNS yang pernah dijatuhi hukuman disiplin,
1. Mempelajari dengan teliti hasil pemeriksaan kemudian melakukan pelanggaran yang
sifatnya sama, maka dijatuhi hukuman PRINSIP
(Kesesuaian Tuduhan dan Alat Bukti)
disiplin yang lebih berat dari hukuman disiplin PENJATUHAN
2. Memperhatikan latar belakang dan faktor-faktor
yang mendorong terjadinya pelanggaran yang pernah dijatuhkan HUKUMAN
3. Tegas menetapkan sanksi yang akan diberikan DISIPLIN
karena walaupun bentuk pelanggaran yang terjadi Apabila tidak terdapat pejabat yang berwenang
sama, tetapi latar belakang dan faktor-faktor yang menghukum, kewenangan menjatuhkan HD
mendorong kemungkinan berbeda, serta dampak menjadi kewenangan Pejabat yang lebih tinggi.
yang ditimbulkan dari perbuatan juga berbeda,
maka jenis hukuman disiplin dapat berbeda pula.
Apabila Pejabat yang berwenang menghukum
Hukuman Disiplin bukan merupakan semata-mata
tidak menjatuhkan hukuman disiplin kepada
sarana menghukum Pegawai, namun demikian
PNS yang melakukan pelanggaran disiplin,
sebagai upaya pembinaan dengan tujuan
pejabat tersebut dijatuhi hukuman disiplin
memperbaiki sikap, prilaku, etika Pegawai
oleh atasannya.
SANKSI DISIPLIN TERHADAP PELANGGARAN KEWAJIBAN
DAN LARANGAN HARUS MEMPERTIMBANGKAN DAMPAK
DARI PERBUATANNYA :
Unit Kerja
Instansi/
Pemprov
Hukuman Pemerintah /
Disiplin • Dampak
Perbuatan
Negara
Tingkat Berat
SKEMA PENJATUHAN HUKUMAN DISIPLIN
Pemanggilan Pemeriksaan
Peristiwa 2x7 hari kerja (BAP) Rumus
Penyelidikan
Pelanggaran (Pasal 23 PP Pasal 24 PP 5W+1H
(min 2 alat bukti)
Disiplin 53/2010) 53/2010
Pejabat yang
Penetapan Berwenang Pertimbangan
Menghukum Hukum/Laporan
Keputusan PENYIDIKAN
(Pasal 16 PP Hasil Pemeriksaan
(LHP)
53/2010)
Banding Gugatan
Keberatan
Administratif PTUN
TAHAPAN PEMBUKTIAN PELANGGARAN DISIPLIN
1. PENYELIDIKAN :
SERANGKAIAN TINDAKAN GUNA MEMBUKTIKAN BAHWA
BENAR/TIDAKNYA
TERDAPAT PERISTIWA HUKUM YANG DIDUGA SEBAGAI PELANGGARAN
DISIPLIN
( WAKTU : SEBELUM PEMERIKSAAN/PEMBINAAN)
2. PENYIDIKAN
SERANGKAIAN TINDAKAN PENGUMPULAN ALAT BUKTI DENGAN
MELAKUKAN PEMBUKTIAN ATAS DASAR KESESUAIAN ALAT BUKTI,
PERISTIWA HUKUM, DAN PEMBUKTIAN BENAR/TIDAKNYA PELAKU
PELANGGAR DISIPLIN MELAKUKAN PELANGGARAN
:
WHAT APA PELANGGARAN DISIPLIN YG DILAKUKAN.
:
WHEN KAPAN WAKTU DILAKUKANNYA PELANGGARAN DISIPLIN.
:
WHERE DIMANA LOKASI TERJADINYA PELANGGARAN DISIPLIN.
b. Banding Administratif
Upaya administratif yang dapat ditempuh PNS yang tidak puas terhadap
hukuman disiplin yang dijatuhkan oleh pejabat yang berwenang menghukum
kepada Badan Pertimbangan Kepegawaian (BAPEK)
Upaya administratif berupa Keberatan dan/atau Banding Administratif diajukan oleh PNS ybs
paling lambat 14 hari terhitung sejak diterimanya keputusan (tanggal yg ditentukan untuk menerima
keputusan sebagaimana diberitahukan dalam surat penyampaian keputusan)
PNS yang sedang dalam proses pemeriksaan karena diduga melakukan pelanggaran disiplin atau sedang
mengajukan upaya administratif tidak dapat disetujui untuk pindah instansi/mutasi.
PNS ditolak untuk mengundurkan diri ketika sedang dalam proses pemeriksaan pejabat yang berwenang
memeriksa, karena diduga melakukan pelanggaran disiplin PNS;
Dengan tidak mengesampingkan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan pidana PNS yang melakukan
pelanggaran disiplin dijatuhi hukuman disiplin
Contoh :
Sdr. XXX, pangkat Pengatur Tingkat I golongan ruang II/d, diduga telah melakukan tindak pidana
dan dilakukan penahanan sehingga yang bersangkutan diberhentikan sementara dari jabatan negeri.
Dalam hal demikian, meskipun yang bersangkutan telah diperiksa oleh pihak yang berwajib atas
dugaan tindak pidana yang dilakukan dan diberhentikan sementara dari jabatan negeri, maka atasan
Iangsung yang bersangkutan wajib melakukan pemeriksaan. Apabila dalam pemeriksaan tersebut
yang bersangkutan terbukti melakukan pelanggaran disiplin, maka yang bersangkutan dijatuhi
hukuman disiplin, tanpa menunggu putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang
tetap.
Pasal 259 Peraturan Pemerintah Nomor 11
Tahun 2017
(1)PNS yang telah selesai menjalankan tugas belajar wajib melapor kepada PPK
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak berakhirnya masa tugas belajar.
(2) Dalam hal PNS tidak melapor kepada PPK sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), PNS yang bersangkutan diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan
sendiri dan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.
ATURAN PERALIHAN PP 53 TAHUN 2010
8. KURANGNYA SOSIALISASI
PERSYARATAN USUL PENETAPAN PENJATUHAN HUKUMAN
DISIPLIN
NB:
KELENGKAPAN USUL DIPENGARUHI JENIS/SUBSTANSI PERMASALAHAN DISIPLIN
TERIMA KASIH DAN SELAMAT
BERDISKUSI