Anda di halaman 1dari 26

Asuhan keperawatan kesehatan dengan masalah populasi infeksi

DISUSUN

Kelompok 6

SRIDELVI FAHRUN

YAHYA ZAKARIA

ZEIN SUSANTI ALI

KELAS A KEPERAWATAN 2016

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GORONTALO

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
karya tulis ini. Sungguh suatu kesyukuran yang memiliki makna tersendiri, karena
walaupun dalam keadaan terdesak, kami dapat menyelesaikan makalah ini. Dalam
penulisan karya tulis ini, kami mencoba membahas tentang “Asuhan
keperawatan kesehatan dengan masalah populasi infeksi”.
Apa yang kami lakukan dalam makalah ini, masih jauh yang diharapkan dan
isinya masih terdapat kesalahan – kesalahan baik dalam penulisan kata maupun
dalam menggunakan ejaan yang benar. Oleh karena itu, kritikan dan saran yang
sifatnya membangun, kami harapkan sehingga makalah ini menjadi sempurna.

Gorontalo, 11 MEI 2019

Kelompok 6
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR …………………………………………………………….

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………...

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ……………………………………………………………


B. Manfaat................………………………………………………………...
C. Tujuan.........................................................................................................

BAB II. PEMBAHASAN

A. Konsep Medis ............ ……………………………………………………


B. Konsep Keperawatan ...............………………………………………….

BAB III. PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………………….
B. Saran ………………………………………………………………………

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………….....


Bab I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Penyakit infeksi merupakan penyebab paling utama tingginya
angka kesakitan (mordibity) dan angka kematian (mortality) terutama pada
negara-negara berkembang seperti halnya Indonesia. Penyakit infeksi
merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya mikroba
patogen (Darmadi, 2008). Salah satu penyebab penyakit infeksi adalah
bakteri (Radji, 2011). Bakteri yang dapat menyebabkan terjadiya infeksi
contohnya Escherichia coli dan Bacillus subtilis.
Timbulnya berbagai penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
mendorong untuk terus dilakukannya penelitian baru yang mampu
menghasilkan antibiotik baru serta memiliki efikasi yang optimal untuk
mengobati penyakit infeksi. Salah satu mikroorganisme penghasil
antibiotik adalah Actinomycetes. Actinomycetes merupakan salah satu
bakteri yang mirip jamur dan tergolong dalam bakteri Gram positif
(Waluyo, 2009). Actinomycetes banyak menghasilkan senyawa bioaktif
yang kemungkinan besar dapat menghasilkan senyawa-senyawa antibiotik
untuk mengobati gejala infeksi (Manjula et al., 2009).
Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang dari
waktu ke waktu terus berkembang. Infeksi merupakan penyakit yang dapat
ditularkan dari satu orang ke orang lain atau dari hewan ke manusia yang
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme : bakteri, virus, riketsia, jamur,
dan protozoa. Organisme-organisme ini dapat menyerang seluruh tubuh
atau sebagian organ saja (Gibson, 1996). Mikroorganisme dapat dihambat
atau dirusak menggunakan antibiotik. Antibiotik adalah salah satu produk
metabolik yang dihasilkan suatu organisme tertentu, yang dalam jumlah
kecil dapat merusak atau menghambat mikroorganisme. Resistensi
terhadap antibiotik hanyalah salah satu contoh proses alamiah yang tak
pernah ada akhirnya yang dilakukan oleh organisme untuk
mengembangkan toleransi terhadap keadaan lingkungan yang baru
(Pelczar et al., 1988). Staphylococcus aureus dan Pseudomonas aeruginosa
adalah contoh bakteri yang dapat menyebabkan infeksi.
B. Tujuan
a. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas II
b. Agar mahasiswa mampu memahami dan membuat Asuhan
Keperawatan Populasi infeksi
c. Mengenal masalah kesehatan infeksi
d. Memutuskan tindakan yang tepat untuk mengatasi masalah kesehatan
pada infeksi
e. Melakukan tindakan perawatan kesehatan yang tepat kepada penyakit
infeksi
f. Memelihara/memodifikasi lingkungan keluarga (fisik, psikis, sosial)
sehingga dapat meningkatkan kesehatan populasi infeksi
g. Memanfaatkan sumber daya yang ada di masyarakat (fasilitas
pelayanan kesehatan).
C. Manfaat Penulisan
a. Mahasiswa dapat mengenal masalah kesehatan yang muncul pada
populasi infeksi
b. Mahasiswa dapat memberikan tindakan perawatan yang tepat terhadap
populasi infeksi
c. Mahasiswa memiliki gambaran tentang proses perawatan terhadap
populasi infeksi
BAB II

Pembahasan

A. Konsep medis
1. Definisi penyakit infeksi

Penyakit infeksi adalah serangan dan peningkatan yang sangat


cepat dari mikroorganisme, seperti bakteri, virus, dan parasit yang
seharusnya tidak berada di dalam tubuh. Sebenarnya, tubuh manusia juga
mengandung bakteri (seperti yang terdapat di dalam mulut dan usus).
Namun, bakteri alami itu tidak dianggap sebagai infeksi.

Infeksi dapat bersifat lokal (hanya pada bagian tertentu) atau


menyebar melalui darah sehingga menjadi sistemik (seluruh tubuh).

Umumnya penyakit infeksi disebabkan oleh bakteri dan virus. Itu


sebabnya, dalam dunia medis akrab istilah infeksi virus atau infeksi
bakteri untuk menggambarkan kondisi penyakit infeksi yang disebabkan
oleh keduanya. Bakteri dan virus terlalu kecil untuk dapat dilihat dengan
mata telanjang. Kedua mikroorgonasime ini dapat menimbulkan gejala
serupa dan sering kali menyebar dengan cara yang sama.

Membedakan apakah penyakit infeksi disebabkan bakteri atau


virus sangat penting. Hal itu dapat berguna untuk menentukan diagnosis
dan pengobatan yang tepat.

Infeksi dapat disebabkan oleh 4 organisme berbeda, yakni virus,


bakteri, parasit, dan jamur. Masing-masing organisme dapat menimbulkan
masalah kesehatan yang berbeda. Berikut adalah contoh penyakit
berdasarkan organisme yang menyebabkannya:
 Virus. Organisme ini menyerang sel dalam tubuh. Human
immunodeficiency virus (HIV) adalah salah satu contoh jenis virus yang
menyebabkan penyakit HIV/AIDS.
 Bakteri. Organisme ini dapat melepaskan racun penyebab penyakit. E.
coli adalah salah satu contoh jenis bakteri yang menyebabkan infeksi
saluran kemih.
 Jamur. Dermatophytes adalah salah satu contoh jenis jamur yang juga
menjadi penyebab kutu air. Jamur ini dapat berkembang biak dengan cepat
di lingkungan bersuhu hangat dan lembap.
 Parasit. Parasit hidup dengan bergantung pada organisme lain.
Plasmodium adalah salah satu contoh jenis parasit yang bergantung hidup
di nyamuk dan menjadi penyebab malaria.

Penyebaran organisme penyebab infeksi dapat terjadi dengan


berbagai cara, baik secara kontak langsung, melalui hewan atau benda
yang terkontaminasi. Diare, demam, dan badan terasa lemas adalah gejala
umum penyakit infeksi. Jika mengalami gejala tersebut, akan lebih baik
untuk segera berkonsultasi dengan dokter.

2. Tanda dan gejala


Infeksi bakteri dan infeksi virus dapat menimbulkan gejala yang
serupa. Beberapa gejala yang umum muncul akibat penyakit infeksi
antara lain batuk dan bersin, demam, peradangan, muntah, diare,
kelelahan, serta kram. Gejala tersebut muncul karena tubuh sedang
berupaya untuk membersihkan organisme yang menginfeksi.Meski
memiliki kemiripan, infeksi bakteri dan infeksi virus berbeda dalam
banyak aspek penting lainnya. Sebagian besar perbedaan disebabkan
oleh perbedaan struktur organisme dan cara mereka merespons
pengobatan.Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala yang tidak
disebutkan di atas. Jika Anda memiliki kekhawatiran akan gejala
tertentu, konsultasikanlah pada dokter.
3. Contoh penyakit infeksi
a. Disebabkan oleh Bakteri
- TBC : ditularkan memalui udara
- Tetanus : melalui luka yang kotor
- Mencret : lalat, air dan jari yang kotor
- Pneumonia : lewat batuk (udara)
- Gonorrhea dan sifilis : hubungan kelamin
- Sakit telinga : dengan selesma (masuk angin dan pilek)

b. Disebabkan oleh Virus

- Selesma, influenza, campak, gondok : ditularkan melalui udara,


batuk, ataupun lalat
- Rabies : melalui gigitan binatang
- Penyakit kulit : melalui sentuhan

c. Disebabkan oleh Jamur

- Kurap, kutu air, dan gatal pada lipatan paha : ditularkan melalui
sentuhan atau dari pakaian yang di pakai secara bergantian

d. Disebabkan oleh Parasit internal (hewan berbahaya yang hidup di


dalam tubuh)

- Disentri : ditularkan dari kotoran ke mulut


- Malaria : malalui gigitan nyamu

e. Disebabkan oleh Parasit eksternal (hewan yang berbahaya yang


hidup di permukaan tubuh)

- Kutu rambut, kutu hewan, kutu busuk berupa kudis : penularannya


dari orang-orang yang telah terinfeksi atau melalui pakaian
4. Penyebab
Infeksi virus dan bakteri memiliki banyak persamaan. Kedua jenis
infeksi ini disebabkan oleh mikroba bakteri dan virus. Keduanya
menyebar dengan cara yang sama, seperti:
- Batuk dan bersin
- Kontak dengan orang yang terinfeksi, terutama melalui ciuman dan
hubungan seks
- Kontak dengan permukaan, makanan dan air yang terkontaminasi
- Kontak dengan makhluk hidup yang terinfeksi, termasuk hewan
peliharaan, ternak, dan serangga, seperti lalat dan kutu

5. Pencegahan
Berikut ini adalah beberapa gaya hidup dan pengobatan yang dapat
Anda lakukan di rumah untuk membantu Anda mengobati penyakit
infeksi yang Anda miliki:
- Cuci tangan Anda secara menyeluruh (sering kali merupakan cara
terbaik untuk menghindari terkena pilek).
- Bersalaman dengan orang yang sedang pilek sangat berisiko, jadi
hindari mengusap mata atau hidung setelahnya.
- Makanan harus dimasak atau didinginkan secepat mungkin.
- Sayuran dan daging harus disimpan secara terpisah dan
dipersiapkan di papan pemotong yang berbeda.
- Daging sebaiknya disajikan dengan matang.
- Ingatlah bahwa makanan yang mengandung bakteri ini tidak selalu
berbau busuk. Penting untuk tetap waspada.
- Beberapa organisme mati sewaktu makanan dimasak, tetapi
mereka masih dapat meninggalkan zat-zat beracun yang dapat
menyebabkan diare dan muntah.
- Menggunakan kondom dalam hubungan seks penting untuk
mengurangi kemungkinan penularan penyakit menular seksual.
6. Penyakit Degeneratif
Penyakit degeneratif adalah suatu penyakit yang muncul akibat
proses kemunduran fungsi sel tubuh yaitu dari keadaan normal
menjadi lebih buruk. Sedikitnya ada 50 yang termasuk penyakit
degenerative. Beberapa penyakit degeneratif di antaranya adalah
diabetes melitus, stroke, jantung koroner, kardiovaskular, obesitas,
dislipidemia, hipertensi, penyakit jantung, asam urat dan sebagainya.
Penyakit degenerative terjadi karena adanya proses penuaan, biasanya
terjadi saat usia bertambah tua. Tetapi saat ini penyakit degenerative
dapat terjadi pada orang yang umurnya lebih muda. Di Indonesia,
penyakit degeneratif saat ini banyak terjadi di kalangan muda dan di
perkotaan. Penyebab utamanya adalah perubahan gaya hidup akibat
urbanisasi dan modernisasi. Perubahan gaya hidup ini dapat dilihat
secara jelas antara lain dengan munculnya tempat-tempat makan junk
food di hampir seluruh sudut kota dan kesempatan olahraga yang
sering ditinggalkan.

PENYAKIT YANG DISEBABKAN PERILAKU TIDAK SEHAT


 StressBerlebihan
Stres yang berlebihan dapat menurunkan daya tahan tubuh
seseorang dan memacu resiko penyakit jantung, serta membuat tidak
nyaman. Stres yang berlebihan juga memacu penuaan dini. Ibu-ibu yang
memiliki anak-anak dengan penyakit kronis merupakan orang-orang yang
mengalami stres, dan mengalami penuaan dini yang paling ekstrim. Untuk
mengurangi stres adalah dengan menarik nafas dalam-dalam dan selalu
berpikiran positif, dan luangkan waktu untuk melakukan hal-hal yang
dapat mengurangi stress.
 MinumanAlkohol
Bukan merupakan suatu kebetulan bila alkohol merupakan kabar
buruk mengenai stres. Para wanita sebaiknya membatasi diri meminum
minuman beralkohol. Berbagai gangguan kesehatan juga bisa timbul dari
kebiasaan minum alkohol yang berlebihan. Termasuk serangan jantung,
kangker hati, kanker tenggorokan, dan kanker payudara.
 KurangBergerak
Dengan sedikit menggerakkan tubuh, dapat memperpanjang hidup
serta mengurangi kelebihan berat, mengurangi stres, dan bahkan mencegah
penyakit Alzheimer (demensia). Langkah pertama yang perlu dilakukan
yaitu hanya dengan berjanji pada diri sendiri bahwa kita akan lebih aktif.
Parkirlah mobil dari jauh pintu masuk, menggunakan tangga dan tidak
menggunakan lift, melakukan olahraga/ senam, jalan kaki selama 30 menit
atau lebih banyak selama lima kali atau lebih dalam satu minggu.
 MakananBerlemak
Lemak yang dikonsumsi secara berlebihan dapat memacu
kolesterol tinggi dan merangsang penyakit jantung. Biasakan diri Anda
untuk mengkonsumsi makanan yang non-kolesterol dan berkadar lemak
rendah. Tips: Takar asupan lemak, jangan lebih dari 10 persen (atau
kurang) dari seluruh kalori.
 Merokok
Untuk mengurangi bahaya kanker dan kerutan dini, Anda dapat
mengganti rokok dengan permen karet rasa nikotin. Berdasarkan
penelitian di tahun 2004, permen karet rasa nikotin memberikan hasil dua
kali lipat dimana perokok berhenti merokok dibandingkan dengan
keinginan/ janji si perokok untuk berhenti merokok.
 MenghirupUdaraPolusi
Polusi udara dapat menyebabkan batuk dan sakit mata/ mata perih
dan hal ini berhubungan dengan serangan pada penyakit asma dan saluran
pernafasan. Usahakan untuk berada di dalam ruangan sebanyak yang Anda
bisa bila kadar udara sedang tinggi.
 TerlaluSeringKenaSinarMatahari
Batasi diri Anda dari sengatan sinar matahari dan gunakan tabir
matahari, paling tidak yang mengandung SPF 15 untuk mencegah resiko
kanker kulit dan juga kerutan.
 KurangTidur
Kurang tidur berhubungan dengan obesitas, diabetes, tekanan
darah tinggi dan masalah ingatan. Singkirkan segera televisi dan benda-
benda elektronik lain yang mengganggu ketenangan dari kamar tidur
Anda. Tata ulang kamar tidur Anda dan ciptakan suasana kamar tidur yang
nyaman dengan lampu yang temaram yang membuat Anda tidur dengan
nyenyak.
 KelebihanBeratBadan
Kelebihan berat badan dapat memicu kemungkinan penyakit
serangan jantung, diabetes, bahkan kanker. Penelitian mutakhir
menyatakan jenis diet yang dilakukan kurang penting dibandingkan
dengan komitmen Anda untuk melakukan diet tersebut dengan disiplin.
 MengonsumsiGulaBerlebih
Gula yang berlebihan dapat menaikkan berat badan dan
kemungkinan terserang penyakit jantung. Ahli nutrisi menyarankan untuk
menjaga tambahan gula pada makanan kecil/cemilan dan kue-kue kering
sampai 12 sendok teh per hari pada diet berkalori 2200. Selain itu ganti
makanan yang manis-manis dengan buah-buahan dan sayuran segar

B. Konsep Keperawatan
1. Pengkajian
1. Data inti komunitas
a. sejarah/riwayat Daerah Komunitas
1). Sejarah : Desa mohungo merupakan salah satu desa yang
terdapat di kecamatan tilamuta kabupaten boalemo. Desa
mohungo merupakan wilayah yang terdiri dari perkantoran,
permukiman, perkebunan, persawahan dan prasarana umum
lainnya.
b. data demografi
Jumlah masyarakat didesa mohungo adalah 320 masyarakat yang
terdiri dari kepala keluarga, ibu rumah tangga, anak” serta bayi.
Masyarakat didesa mohungo berjenis kelamin perempuan 60% dan
yang berjenis kelamin laki-laki 40%. Masyarakat didesa mohungo
90% berpendidikan, dan 85% yang memiliki pekerjaan tetap.
Masyarakat yang mempunyai penyakit infeksi didesa mohungo ada
25 orang :
1. 14 orang menderita TB
2. 2 orang menderita pneumonia
3. 2orang menderita penyakit kelamin
4. 2 orang menderita meningitis

c. Etnisitas

Suku di desa mohungo adalah campuran. Ada suku


gorontalo, bugis dan manado, tapi lebih dominan ke suku
gorontalo.

d. nilai-nilai, keyakinan dan Agama

Penduduk didesa mohungo semuanya beragama islam.


Penduduk didesa mohungo suka saling membantu jika ada
masyarakat yang kesusahan. Masyarakat didesa mohungo
memegang teguh nilai kesopanan dan saling menghargai satu sama
lain. Hal ini dapat dilihat jika ada kegiatan yang dilakukan didesa
mohungo seperti kerja bakti dan lain-lain.

2. Data subsistem komunitas


a. Lingkungan fisik
1). Kualitas air
NO Kondisi air Frekuensi %
1 berwarna 7 5%
2 berbau 6 4%
3 berasa - -
4 Tidak berrwarna 320 91%
berasa/tidak
berbau
Kualitas air didesa mohungo banyak yang berkualitas baik
dan layak digunakan. Tapi masih ada kondisi air yang berwarna 7
rumah (5%) dan berbau 6 rumah (4%).

2). Kualitas udara


No Kualitas Udara Presentase
1 Tercemar 30%
2 Tidak tercemar 70%
Kualitas udara dibeberapa tempat bersih dan ada juga yang
sudah tercemar. Menurut beberapa masyarakat masih banyak yang
membuang sampah sembarangan dan polusi dari kendaraan yang
membuat udara tercemar sehingga kesehatan bisa terganggu.

b. Perumahan
Tipe Permanen 175 60%
permanen
1 Semipermanen 95 25%
2 Tidak 50 15%
permanen
Jumlah 320 100%
Tipe perumahan yang ada didesa mohungo yang permanen
sebanyak 175 buah, semipermanen 95 buah, tidak permanen 50
buah.

c. Pelayanan kesehatan dan sosial

No Pelayanan frekuensi %
kesehatan dan
sosial
1 Puskesmas 1
2 klinik 2
3 Rumah sakit 1
Pusat pelayanan kesehatan yang ada didesa mohungo terdiri
dari 1 puskesmas, 2 klinik, dan 1 rumah sakit.

d. Ekonomi
Sebagian besar mata pencaharian penduduk yang bekerja
sebagai buruh tani sebanyak 60 orang dan karyawan sebanyak 260
orang. Tingkat ekonomi dimasyarakat berpenghasilan lebih dari
2juta, sehingga sudah mampu memenuhi kebutuhan dalam
meningkatkan kesehatan seperti kebutuhan nutrisi dan fasilitas
kesehatan.
e. Transportasi dan keamanan

Transportasi didesa mohungo menggunakan kendaraan roda


dua. Tetapi sudah sebagian besar yang menggunakan roda empat
dalam melakukan aktivitas. Kondisi keamanan dan keselamatan
didesa mohungo dalam lingkup aman.

f). Politik dan pemerintahan


Pemerintahan didesa mohungo sudah mengadakan
sosialisasi/penyuluhan tentang bahaya-bahaya penyakit infeksi
sehingga para penderita penyakit infeksi tersebut tidakx dapat
menularkan ke masyarakat lainnya. Pemerintahan didesa mohungo
sudah terbilang bagus karena mereka cepat dalam menanggulangi
masalah penyakit infeksi tersebut.

g). Komunikasi

Masyarakat didesa mohungo menggunakan handphone untuk


berkomunikasi antar masyarakat.

h). Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat didesa mohungo sebagian besar
masih sekolah yaitu 200 orang, sementara yang belum TK 20
orang, dan yang TK 25 orang serta yang tamat s1 75 orang.
i). Rekreasi
Desa mohungo tidak memiliki tempat rekreasi atau fasilitas
rekreasi. Masyarakat biasanya pergi ke tempat rekreasi yang
lokasinya ada dikecamatan lain.

3. Pengkajian peragregat

1. Ibu hamil dan menyusui


a. Jumlah pasangan usia subur
No PUS Frekuensi
1 Ya 15
2 Tidak -
Jumlah 15

Dari data di atas jumlah PUS ada 15 orang.

b. Pasangan usia subur yang menjadi akseptor KB


No Akseptor KB Frekuensi
1 Ya, Menggunakan KB 8
2 Tidak, Menggunakan 7
KB
Jumlah 15
Dari data di atas PUS yang menggunakan KB ada 8 orang dan tida
menggunakan KB 7 orang.

c. Jenis kontrasepsi yang digunakan


No Jenis Kontrasepsi Frekuensi
1 IUD 3
2 Suntik 5
3 Pil 2
4 Susuk 5
5 Tubektomi -
6 Kalender -
Jumlah 15
Dari data di atas jenis kontrasepsi IUD yang di gunakan ada 3 orang,
suntik 5 orang, pil 2 orang dan susuk 5 orang.
d. Jumlah Ibu Hamil
No Jumlah Bumil Frekuensi
1 Ya ( Hamil) 7
2 Tidak (Tidak -
Hamil)
Jumlah 7
Jumlah ibu hamil desa mohungo ada 7 orang .
e. Usia Kehamilan
No Usia Kehamilan Frekuensi
1 Trimester I 3
2 Trimester II 2
3 Trmester III 2
Jumlah 7
Dari usia kehamilan di atas trimester 1 ada 3 orang, trimester 2 ada 2
orang dan trimester 3 ada 2 orang.

f. Frekuensi Kehamilan

No Kehamilan Keberapa Frekuensi


1 I 2
2 II 4
3 III 1
4 Lebih III -
Jumlah 7
Frekuensi kehamilan 1 ada 2 orang kehamilan 2 4 orang dan kehamilan
3 1 orang.

g. Usia Ibu Hamil


No Usia Bumil Frekuensi
1 25-35 6
2 Lebih dari 35 1
Jumlah 7
Usia ibu hamil 25-35 tahun ada 6 orang dan umur lebih dari 35 tahun ada
1 orang.
h. Tempat periksa kehamilan

No Tempat periksa Frekuensi


kehamilan
1 Puskesmas 4
2 Bidan 2
3 Lainnya 1
Jumlah 7
Ibu hamil yang memeriksa kehamilan di puskesmas 4 orang, di bidan 2
orang dan tempat lain 1 orang.

i. Frekuensi periksa kehamilan

No Periksa Kehamilan Frekuensi


1 2 Kali 2
2 3 Kali 3
Jumlah 5
Frekuensi periksa kehamilan 2 kali ada 2 orang dan 3 kali ada 3 orang.

j. Imunisasi Tetanus Toksoid

No Imunisasi TT Frekuensi
1 Lengkap 1
2 Tidak lengkap 6
Jumlah 7
Imunisasi TT ysng lengksp 1 orang dan yang tida lengkap 6 orang.

k. Penyakit yang di derita ibu hamil


No Penyakit yang di Frekuensi
derita
1 Hipotensi -
2 Anemia 2
3 Bengkak 2
4 Mual/Muntah 2
5 Varises 1
6 Tidak Ada Keluhan -
Jumlah 7
Penyakit yang di derita ibu hamil bengkak 2 orang, mual muntah 2
orang dan varises 1 orang.

l. Jumlah Ibu Menyusui

No Jumlah Bakteri Frekuensi


1 Ya Meneteki 11
2 Tidak Meneteki 8
Jumlah 19
Jumlah ibu menyusui yang meneteki ada 11 orang dan tidak meneteki
ada 8 orang.
m. Lama ibu menyusui

No Lama Menyusui Frekuensi


1 Kurang dari 1 bulan 5
2 1-4 Bulan 2
3 5-12 Bulan 2
4 Lebih Dari 12 Bulan 10
Jumlah 19
Lama ibu menyusui kurang dari 1 bulan ada 5 orang, 1-4 bulan 2 orang,
5-12 bulan ada 2 orang dan lebih dari 12 bulan 10 orang.
2. Balita
a. Jumlah Balita
No Balita Frekuensi
1 Ya Tergolong balita 26
2 Tidak tergolong 30
balita
Jumlah 56
Jumlah yang tergolong balita ada 26 orang dan yang tidak tergolong
balita 30 orang.
b. Kebiasaan Ke Posyandu
No Kebiasaan Frekuensi
1 Ke Posyandu 15
2 Tidak Ke posyandu 11
Jumlah 26
Kebiasaan balita yang ke posyandu ada 15 orang dan yang tida ke
posyandu ada 11 orang.
c. Imunisasi Balita
No Imunisasi Frekuensi
1 Lengkap 10
2 Belum Lengkap 9
3 Tidak Lengkap 7
Jumlah 26
Imunisasi balita yang lengkap 10 orang, belum lengkap 9 orang dan
tidak lengkap 7 orang.
d. Kepemilikan kartu menuju sehat
No Imunisasi Frekuensi
1 Ya Memiliki 13
2 Tidak memiliki 13
Jumlah 26
Yang memiliki KMS 13 orang dan yang tida memiliki 13 orang .
e. Hasil penimbangan balita
No Hasil penimbangan Frekuensi
KMS
1 Hijau 10
2 Di atas Hijau Kuning 8
3 Dibawah Titik-titik 5
4 Dibawah Merah 3
Jumlah 26
Hasil penimbangan balita di kartu hijau 10 orang, yang di atas hijau
kuning 8 orang, di bawah titik titik 5 orang dan di bawah merah 3 orang.
3. Remaja
a. Kegiatan remaja di luar sekolah
No Kegiatan di luar Frekuensi
sekolah
1 Keagamaan 15
2 Karang Taruna 30
3 Olah raga 20
4 Dan lain-lain 5
Jumlah 70
Kegiatan remaja di luar sekolah, keagamaan 15 orang, karang taruna
30 orang dan olah raga 20 orang.
b. Penggunaan waktu luang
No Penggunaan waktu Frekuensi
luang
1 Musik/Tv 15
2 Olahraga 18
3 Rekreasi 20
4 Keagamaan 10
Jumlah 63
Penggunaan waktu luang remaja, musik/TV 15 orang,olah raga 18
orang, rekreasi 20 orang dan keagamaan 10 orang.
c. Kebiasaan remaja
No Kebiasaan Anak Frekuensi
1 Merokok 15
2 Alkohol 7
3 Tidak ada atau -
lainnya
Jumlah 22
Kebiasaan remaja yang merokok 15 orang dan yang minum alkohol 7
orang.
4. Lansia
a. Keluhan Lansia
No Keluhan penyakit Frekuensi
lansia
1 Ya Mengeluh 47
2 Tidak ada keluhan 9
Jumlah 56
Berdasarkan tabel di atas dapat di lihat bahwa dari 56 jumlah lansia
terdapat 47 orang lansia yang mempunyai keluhan dan sebagian tida
ada keluhan yaitu 9 orang lasia.
b. Jenis penyakit yang di derita lansia
No Jenis Penyakit Frekuensi
1 Asma 3
2 TBC 1
3 Hipertensi 29
4 DM 13
5 Rematik 1
6 Katarak 1
7 Lain-Lain -
Jumlah 48
Berdasarkan tabel di atas di lihat bahwa dari 48jumlah lansia yang
mempunyai kuluhan terdapat 3 orang lansia menderita asma, 1 orang
mederita TBC, 29 orang menderita hipertensi, 13 orang menderita
DM, dan 1 orang menderita rematik dan katarak.
c. Penanganan penyakit lansia
No Penanganan Frekuensi
Penyakit
1 Sarana Kesehatan 15
2 Non Medis 37
3 Diobati Sendiri 4
Jumlah 56
Dari data di atas di lihat bahwa dari 56 jumlah lansia terdapat 15
orang yang menggunakan sarana kesehatan, 37 orang menggunakan
sarana nonmedis dan 4 orang mengobati sendiri penyakitnya.
d. Penggunaan waktu senggang
No Waktu Senggang Frekuensi
1 Berkebun 18
2 Rekreasi 5
3 Senam 7
4 Lain-Lain -
Jumlah 30
Penggunaan waktu senggang lansia digunakan untuk berkebun ada 18
orang, rekreasi ada 5 orang, dan senam ada 7 orang.
2. Analisa data
No Data Problem Etiologi
1. Satu ibu hamil Ibu hamil Anemia pada ibu hamil
mengatakan bahwa ibu dengan berhubungan dengan
hamil sering pusing dan Anemia ketidakmampuan dalam
kurang darah karena mengenal masalah
jarang mengkonsumsi kebutuhan untuk ibu hamil
sayuran

2. Warga mengatakan Balita dengan Ketidakpatuhan ibu balita


bahwa ada balita yang masalah tidak yang tidak membawa
tidak ke posyandu sekitar ke posyandu balita ke posyandu
11 orang
3. Warga mengatakan Resiko Kurangnya pengetahuan
bahwa masih ada remaja peningkatan remaja tentang bahaya
yang kebiasaannya kasus merokok dan minum
merokok dan minum penyakit alkohol
alkohol. pernafasan
4. Warga mengatakan Hipertensi Ketidakpatuhan lansia
bahwa banyak lansia pada lansia dalam memanfaatkan
yang menderita sarana kesehatan
hipertensi dan ada lansia
yang tidak
memanfaatkan sarana
kesehatan saat sakit

3. Diagnosa keperawatan
a. anemia pada ibu hamil berhubungan dengan ketidakmampuan dalam mengenal
masalah kebutuhan ibu hamil
b. Ketidakpatuhan ibu balita yang tidak membawa balita ke posyandu
c. Kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan minum alkohol
d. Ketidakpatuhan lansia dalam memanfaatkan sarana kesehatan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Diagnosa keperawatan komunitas yang bisa ditegakkan pada asuhan
keperawatan komunitas populasi infeksi adalah:
a. anemia pada ibu hamil berhubungan dengan ketidakmampuan dalam
mengenal masalah kebutuhan ibu hamil
b. Ketidakpatuhan ibu balita yang tidak membawa balita ke posyandu
c. Kurangnya pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan minum
alkohol
d. Ketidakpatuhan lansia dalam memanfaatkan sarana kesehatan
B. Saran
Lebih meningkatkan kesadaran masyarakat untuk hal-hal yang bisa
mengancam jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Harrison. 2000. Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam Volume 3 (13th ed). Jakarta:
EGC.

Jain, Ritu. 2011. Pengobatan Alternatif untuk Mengatasi Tekanan Darah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama

Kemensos. 2010. Penduduk Lanjut Usia di Indonesia dan Masalah


Kesejahteraannya. Depsos.go.id

Mansjoer. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Jilid I. Jakarta: Media Aesculapius

Mubarak, W & dkk. (2006). Ilmu Keperwatan Komunitas. Jakarta: CV. Sagumg
Seto.

Nugroho, Wahjudi.2006. Komunikasi dalam Keperawat n Gerontik. Jakarta:


penerbit Buku Kedokteran EGC

Pakkenberg BD. 2003. Aging and The human neocortex Exp. Gerontology.

Pierce dan Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit.


Jakarta :EGC

http://scholar.unand.ac.id/25374/2/2.%20BAB%201.pdf

http://eprints.ums.ac.id/16854/2/BAB_I.pdf

Anda mungkin juga menyukai