Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

PEMBUATAN LARUTAN DAN STOIKIOMETRI

AKADEMI FARMASI TORAJA

DISUSUN OLEH:

NAMA: Iin Luku’ Retta

NIM : 1704011

TANA TORAJA

2017/2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai salah satu tugas
dari mata kulia Kimia Dasar. Makalah ini secara garis besar membahas mengenai
larutan dan stoikiometri.

Dalam penulisan makalah ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Aslin
Jupri, S.Pd,M.Pd selaku dosen dan kak Rasnita M. Maliku, amd.Farm selaku
asisten dosen mata kuliah kimia dasar yang senantiasa memberikan petunjuk,
arahan, dan motivasi.

Dengan segala kerendahan hati, kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh
dari sempurna. Oleh sebab itu saran dan kritik yang berguna bagi kesempurnaan
makalah ini sangat di harapkan.

Makale, 14 November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..........................................................

DAFTAR ISI.........................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang.............................................................
B. Rumusan masalah.......................................................
C. Tujuan.........................................................................

BAB II ISI DAN PEMBAHASAN

II.1 Larutan............................................................................

A. Definisi larutan............................................................
B. Konsentrasi larutan......................................................
C. Komponen larutan.......................................................
D. Uraian bahan…………………………………………

II.2 Stoikiometri.....................................................................
A. Definisi Stoikiometri
B. Hukum-hukum dasar ilmu kimia................................
C. Persamaan kimia.........................................................
D. Konsep mol................................................................
E. Rumus molekul dan rumus empiris...........................

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................
B. Saran......................................................................

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Selama ini kehidupan kita sangat berkaitan dengan zat kimia yang
dapat kita temui dalam berbagai macam bentuk. Salah satunya dalam larutan
yang akan di bahas lebih jauh dalam makalah ini. Misalnya natrium
hidroksida (NaoH) dan kalium kromat ( K2CrO4). Secara garis besar larutan
di bagi menjadi dua yaitu larutan elektrolit dan larutan non-elektrolit.
Setiap senyawa kimia memiliki komposisi tertentu. Sehingga untuk
membuat suatu senyawa melalui reaksi kimia harus diperhitungankan
campuran bahan-bahan dalam perbandingan tertentu. Hal ini yang menjadi
pembahasan dalam makalah ini. Hal-hal yang akan di bahas yaitu tentang
perbandingan unsure-unsur dalam senyawa ,serta perbandingan zat-zat
dalam reaksi kimia.
Hal pertama kita sebut Stoikiometri senyawa, sedangkan yang kedua
kita sebut stoikiometri reaksi. Istilah stoikiometri berasal dari bahas
Yunani,yaitu dari kata stoicheionyang berarti unsur dan metron yang berarti
mengukur. Jadi stoikiometri berarti perhitungan kimia. Konsep-konsep yang
mendasari perhitungan kimia adalah massa atom realtif, rumus kimia
persamaan reaksi, dan konsep mol. Oleh karena itu, sebelum masuk kedalam
perhitungan kimia , akan dibahas berbagai konsep tersebut.
Rumusan masalah
a). apa yang di maksud dengan larutan

B. Tujuan
a).Untuk mengetahui cara pembuatan larutan
b). Untuk menentuhkan koefisien reaksi berdasarkan pembentukan
endapan.
c). Mempelajari kuantitas dan reaktan dan produksi
BAB II
ISI DAN PEMBAHASAN

II.1 Larutan
A. Defenisi larutan
Larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia
terlarut, kecuali di nyatakan pelarut digunakan air ( farmakope edisi
III : 32).
Larutan adalah campuran yang bersifat homogen antara molekul,
atom ataupun ion dari dua zat atau lebih. Disebut campuran karena
susunannya atau komposisinya dapat berubah. Disebut homogen
karena hubungannya begitu seragam sehingga tidak dapat di amati
adanya bagian-bagian yang berlainan, bahkan dengan mikrosk op
optis sekalipun. Fase larutan dapat berwujud gas, padat, ataupun cair.
Larutan gas misalnya udara. Larutan padat misalnya perunggu,
amalgan dan paduan logam lain. Larutan cair misalnya air laut,
larutan gula, larutan dalam air dan lain-lain (Faizal 2011).

B. Konsentrasi larutan
Konsentrasi adalah perbandingan antara jumlah zat terlarut dan
jumlah pelarut, dinyatakan dalam satuan volume (berat, mol) zat
terlarut dalam sejumlah volume tertentudari pelarut, berdasarkan hal
ini muncul satuan-satuan , konsentrasi yaitu fraksi mol, molaritas,
molalitas, normalitas, ppm, serta di tambahkan dengan persen massa
dan persen volume.
Konsentrasi dinyatakan dengan beberapa cara yaitu:

a).Molaritas
Molaritas adalah jumlah mol zat terlarut dalam satu liter larutan.
Dimensi molaritas adalah mol/L atau mol L-1.
Rumus molaritas :

𝑛 𝑔 1000
M= atau M=𝑀𝑟 ×
𝑣 𝑣

Dimana: M = molaritas

n = Mol

v = volume

g = massa zat terlarut

Mr = massa relatif zat terlarut

b). Molalitas

molalitas adalah jumlah zat terlarut pada tiap kilogram pelarut,


dalam molalitas tidak ada volume, namun massa tidak berpengaruh
pada suhu.

Rumus:
𝑛 𝑔 1000
m= atau m= ×
𝑝 𝑀𝑟 𝑝

dimana: m = molalitas

n = mol

p = massa pelarut (kg)

Mr = massa relatif terlarut

g = massa terlarut
c). Persen massa

Persen massa atau sering disebut persen bobot perbobot (% 𝑏⁄𝑏),


menyatakan jumlah zat terlarut dalam 100 bagian massa larutan.

Rumus persen massa:


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛
d). Persen volume

Persen volume atau persen volume per volume (% 𝑣⁄𝑣). Menyataka jumlah
zat terlarut dalam 100 bagian volume larutan.

Rumus persen volume :


𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡
% 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = × 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

e). Permillion

ppm (part per million) menyatakan jumlah bagian komponen dalam sejuta
bagian campuran.

Rumus permillion :
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛)
𝑝𝑝𝑚 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 = × 100%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛 (𝑐𝑎𝑚𝑝𝑢𝑟𝑎𝑛)

𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑧𝑎𝑡 𝑡𝑒𝑟𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡 (𝑘𝑜𝑚𝑝𝑜𝑛𝑒𝑛)


𝑝𝑝𝑚 𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 = × 100%
𝑣𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑙𝑎𝑟𝑢𝑡𝑎𝑛

f). Fraksi mol


Fraksi mol menyatakan perbandingan mol zat terlarut dengan jumlah mol
seluruh larutan (mol terlarut + mol pelarut)

Rumus fraksi mol :


𝑛𝐴
𝑥𝑎 =
𝑛𝐴+𝑛𝐵

Dengan : xA = fraksi mol pelarut

nA = mol zat terlarut

nB = mol zat pelarut

D. Komponen larutan

Suatu larutan terdiri atas dua komponen yaitu :

1. Pelarut (solvent) ialah omponen yang mengandung jumlah zat yang lebih
banyak.
2. Terlarut (solute) ialah komponen yang mengandung zat yang lebih
sedikit.

Larutan dibagi menjadi 3 jenis yaitu:

a). Larutan tak jenuh

Larutan tak jenuh adalah larutan yang mengandung solute kurang


dari yang diperlukan untuk membuat larutan jenuh.

b).Larutan jenuh

Larutan jenuh adalah sutu larutan yang mengandung sejumlah


solute yang larut dan mengadakan kesetimbangan dengan solute
padatnya.
c).Larutan lewat jenuh

Larutan lewat jenuh adalah larutan yang mengandung lebih banyak


solute yang diperlukan.

Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut dibedakan menjadi 2 yaitu:


a). Larutan pekat merukan larutan yang mengandung realtif lebih banyak
solute.
b). Larutan encer merupakan larutan yang relatif sedikit mengandung solute.

E.Uraian Bahan

1.FeSO4 (F1 edisi III hal.254)


NR/NL :Forrossi sulfat/ besi (II) sulfat
RM/BM :FeSO4/ 151,90
Kelarutan :Perlahan-lahan larut hamper sempurna dalam air bebas
Karbondioksida p.
Pemerian :Serbuk putih keabuan rasa logam seput
Kegunaan :anemia defenisi besi

2.(CO2H)2, 2H2O 6,3% b/v (asam aksolat)


Pemerian : Hablur ,tidak berwarna
Kelarutan : Larut dalam air dan etanol
Kegunaan : Sebagai zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

3.H2SO4 (asam , sulfat) (F,edisi III hal.58)


Nama resmi :adicum sulfunicum
Nama lain : asam sulfat
RM/BM :H2SO4/98,07
Kelarutan :-
Pemerian : cairan kental seperti minyak korosif tidak berwarna jika
ditambahkan kedalam air menimbulkan panas.
Kegunaan : zat tambahan
Penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat

4.Ammonium klorida (F1 edisi III hal.87)


Nama resmi : ammonicloridum
Nama lain : ammonium klorida
RM/BM : NH4CI/ 33,49
Kelarutan : mudah larut dalam air dan dalam gliserol p
Lebih mudah larut dalam air mendidih; agak
Sukar larut dalam etanol (18%) p.
Pemerian : serbuk butir atau hablur :putih :tidak berbau:rasa asin dan
Dingin ,mikroskop
Kegunaan : dalam wadah tertutup
Penyimpanan :dalam wadah tertutup

5.Temabaga (II)sulfat (F1 edisi III hal.731)


Nama resmi :-
Nama lain :tembaga (II) sulfat
RM/BM :CuSO4/ 249,6
Pemerian :prisma triklinik atau serbuk hablur; biru
Kelarutan :larut dalam 3 bagian air dan dalam 3 bagian gliserol
p: sangat sukar larut dalam etanol (95%) p.
Penyimpanan :dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : sebagai sampel

6.Barium klorida (F1 edisi III hal.656)


Nama resmi :BARRI CHCORIDUM
Nama lain :barium klorida
RM/BM :BaCl2/244,28
Pemerian : hablur:tidak berwarna
Kelarutan : larut dalam 5 bagian air
Kegunaan : sebagai sampel

7. Kalium Iodut (F1 edisi III hal.689)


Nama resmi : kalium iodut
Nama lain : kaliu iodut
Pemerian : serbuk hablur;putih
RM/BM :kios
Kelarutan :larut dalam air
Kegunaan :sebagai sampel

8. Kalium dikromat
Nama lain : kalium dikromat
RM :K2CR2O7
Pemerian :tidak mudah menyerap
9. kalium klorot
Nama resmi :-
Nama lain :kalium klorot p
RM/BM :-
Pemerian :serbuk putih atau hablur ,tidak berwarna jika tercampur dengan
Zat organik atau zat yang mudah dioksidasi ,sangat mudah
Meledak jika digenus.
Kelarutan :larut dalam 16 bagian air pada suhu 15,5o praktik tidak larut
Dalam etanol (95%) ;larut dalam 30 bagian gliserol p pada
Suhu 15,5o timbang.

10.kalium sulfat (F1 edisi III hal.692)


Nama resmi :kalium sulfat
Nama lain : kalium sulfat
Pemerian :hablur ,putih atau tidak berwarna
Kelarutan :larut dalam air

11. Natrium Bikarbonat (F1 edisi III hal.424)


Nama resmi : Natril Subcarbonat
Nama lain :natrium bikarbonat
Pemerian :serbuk putih,hablur monokin kecil buram,tidak berbau,
rasa asin.
Kelarutan :larut dalam II bagian air:praktis tidak larut dalam etanol
(95%)p.

12. Natrium Hidroksida (F1 edisi III hal.412)


Nama resmi : Natril Hydkokydum
Nama lain :natrium hidroksida
Pemerian :bentuk batang, butiran,massa hablur atau
keping,kering,keras,sangat alkalis dan kolusif dan sangat
menyerap karbondioksida.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol (95%)

13. Natrium Karbonax (F1 edisi III hal.400)


Nama resmi : Natrium Carbonas
Nama lain :natrium karbonax
Pemerian :hablur tidak berwarna atau serbuk hablur putih
Kelarutan :mudah larut dalam air , lebih mudah larut dalam air
mendidih.

14.Perak Nitrat (F1 edisi III hal.92)


Nama resmi : Argent nitrat
Nama lain :perak nitrat
Pemerian :hablur transparan atau serbuk,hablur berwarna putih,tidak
berbau menjadi gelap jika kena cahaya.
Kelarutan :sangat mudah larut dalam air:larut dalam etanol (95%).

II.2 Soikiometri

A. Definisi Stoikiometri
Reaksi kimia telah mempengaruhi kehidupan kita. Sebagai contoh
makanan yang kita konsumsi setiap saat setelah dicerna berubah menjadi
tenaga tubuh. Nitrogen dan hidrogen bergabungan membentuk ammonia
yang digunakan sebagai pupuk, bahan bakar dan plastic dihasilkan dari
minyak bumi. Pati dalam tanaman dalam daiun disintesis dari Co2 dan H2O
oleh pengaruh energy matahari . jadi dapat dikatakan bahwa stoikiometri
adalah ilmu yang mempelajari kuantitas produk dan reaktan dalam reaksi
kimia (chang,2005). Dengan kata lain stoikiometri adalah perhitungan kimia
yang menyangkut hubungan kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi.
B. Hukum-hukum dasar kimia( Hukum lavoiser)
1. Hukum kekekalan massa
“ massa zat-zat sebelum dan sesudah reaksi adalah tetap”
Contoh :

2Mg + O2 →2MgO
(4g) (32g) (36g)

2. Hukum perbandingan tetap (hukum proust)


“perbandingan massa unsur-unsur dalam tiap-tiap senyawa adalah
tetap” contoh soal :

a. Pada senyawa NH3 =massa N : massa H


=1 Ar . N : 3 Ar.H
=1 (14) : 3 (1)
=14 : 3
Keuntungan dari hukum proust adalah :
Bila diketahui massa suatu senyawa atau massa salah satu unsur
yang membentuk senyawa tersebut maka massa unsur lainnya dapat
diketahui.
Contoh soal :

Berapa kadar C dalam 50 gram CaCO3 ? (Ar:C =12; O=16; Ca=40)

𝐴𝑟 𝐶
Massa C = x massa CaCO3
𝑀𝑟 𝐶𝑎𝐶𝑜3
12
= x 50 gram
100

b. Hukum gay-lussac
“ volume gas-gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi
bila diukur pada suhu dan tekanan yang sama, akan berbanding
sebagai bilangan bulat dan sederhana”
Jadi untuk : P1 =P2 dan T1 = T2 berlaku :
𝑉1 𝑛1
=
𝑉2 𝑛2
c. Hukum Avogadro
“Pada suhu dan tekanan yang sama, gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama “

C. Persamaan reaksi
Persamaan reaksi mempunyai sifat :
1. Jenis unsur-unsur sebelum dan sesudah reaksi selalu lama
2. Jumlah masing-masing atom sebelum dan sesudah reaksi selalu lama
3. Perbandingan koefisien reaksi menyatakan perbandingan mol (khusus
yang berwujud gas perbandingan koefisien juga menyatakan
perbandingan volume asalkan suhu dan tekanannya sama)

Langkah-langkah penulisan persamaan reaksi :


1. Nama-nama reaktan dan hasil reaksi dituliskan. Penulisan ini disebut
persamaan sebutan.
2. Tuliskan persamaan reaksi dengan menggunakan lambing-lambang,
yaitu, rumus-rumus kimia zat, dan wujud reaksi. Penulisan ini disebut
persamaan kerangka.
3. Setarakan persamaan kerangka tersebut sehingga diperoleh persamaan
reaksi setara yang disebut persamaan kimia.

Penyetaraan persamaan reaksi sesuai dengan hukum kekekalan reaksi


Lavoisier dan teori atom Dalton. Menurut hukum Lavoisier, pada reaksi kimia
tidak terjadi perubahan massa. Artinya, jumlah dan jenis atom ruas kiri ( reaktan)
sama dengan jumlah dan jenis atom diruas kanan (hasil reaksi). Agar jenis dan
jumlah atom diruas kiri sama dengan ruas kanan, persamaan reaksi disetarakan (
diseimbangkan) dengan cara mengatur angka didepan reaktan dan hasil reaksi.
Angka yang diberikan di depan reaktan dan hasil rekasi disebut koefisien. Angka
satu sebagai koefisien tidak dituliskan. Oleh karena itu persamaan reaksi dapat
dituliskan sebagai berikut :
Tahap-tahap penyetaraan persamaan reaksi dapat dilakukan dengan :
1. Tuliskan persamaan kerangka, yaitu persamaan reaksi yang belum setara,
dengan reaktan diruas kiri dan hasil reaksi di ruas kanan.
2. Tetapkan kopefisien zat/senyawa yang lebih rumit adalah satu.
3. Setarakan reaksi dengan mengatur koefisien reaktan dan hasil reaksi yang
lain.

D. Konsep mol
Mol adalah satuan bilangan kimia yang jumlah atom-atomnya atau
molekul-molekulnya sebesar bilangan Avogadro dan massanya = Mr
senyawa itu.
1. Massa atom dan massa rumus
a. Massa atom
Massa atom didefinisikan sebagai massa suatu atom dalam satuan
atomic mass unit (amu) atau satuan massa atom (sma). Satu amu
1
didefinisikan sebagai kali massa satu atom C-12. Karbon-12 adalah
12
suatu isotope karbon yang memiliki 6 proton dan 6 neutron. Unsur ini
dijadikan sebagai standaar pebanding sebab unsur ini memiliki sifat
yang stabil dengan waktu paruh yang panjang. Dengan menetapkan
massa atom C-12 sebesar 12 sma, kita dapat menentukan massa atom
unsur lainnya.
b. Massa atom relative (Ar)
Massa atom unsur sebenarnya belum dapat diukur dengan alat
penimbang massa atom, karena atom berukuran sangat kecil. Massa
atom unsur ditentukan dengan cara membandingkan massa atom rata-
1
rata unsur tersebut terhadap massa rata-rata satu atom karbon-12
12
sehingga massa atom yang diperoleh adalah massa atom relative (Ar).
c. Massa molekul relative
Unsur dan senyawa yang partikelnya berupa molekul, massanya
dinyatakan dalam massa molekul relatif (Mr). pada dasarnya massa
molekul relatif adalah perbandingan massa rata-rata satu molekul
1
unsur atau senyawa dengan massa rata-rata satu atom karbon-12.
12

Jenis molekul sangat banyak, sehingga tidak ada table massa


molekul relative. Akan tetapi, massa molekul relative dap[at dihitung
dengan menjumlahkan massa atom relatif atom-atom pembentuk
molekulnya

Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul,


melainkan pasangan ion-ion, misalnya NaCl maka Mr senyawa
tersebut disebut massa rumus relatif. Massa rumus relatif dihitung
dengan cara yang sama dengan perhitungan massa molekul relatif,
yaitu dengan menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur dalam
rumus senyawa itu.

Untuk senyawa yang partikelnya bukan berbentuk molekul,


melainkan pasangan ion-ion, misalnya NaCl maka Mr senyawa
tersebut disebut massa rumus relatif. Massa rumus relatif dihitung
dengan cara yang sama dengan perhitungan massa molekul relatif,
yaitu dengan menjumlahkan massa atom relatif unsur-unsur dalam
rumus senyawa itu.

d. Massa molar
Telah diketahui bahwa satu mol adalah jumlah zatyang
mengandung partikel (atom, molekul, ion) aebanyak atom yang
terdapat dalam 12 gram karbon dengan nomor massa 12 ( karbon-12,
C-12) sehingga terlihat bahwa massa 1 mol C-12 adalah 12 gram.
Massa 1 mol zat disebut massa molar. Massa molar sama dengan
massa molekul relatif (Mr) atau massa atom relatif (Ar) suatu zat yang
dinyatakan dalam gram.

Massa molar=Mr atau Ar suatu zat (Gram )


Hubungan mold an massa dengan massa molekul relatif (Mr) atau
massa atom relatif (Ar) suatu zat dapat dicari dengan :

Gram = mol x Mr atau Ar

Contoh soal :
Berapa gram propana C2H8 dalam 0,21 mol jika diketahui Ar C=12
dan H=1 ?
Jawab :
Mr propane =(3x12) + (8x 1) = 33 g/mol
Sehingga
Mr propana = mol x Mr =0,21 mol x 33 g/mol = 9,23 gram
e. Volume molar
Avogadro mendapatkan hasil dari percobaannya bahwa pada
suhu 0°C (273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) didapatkan tepat
1 liter oksigen dengan massa 1,3286 gram. Pengukuran dengan
kondisi 0℃ (273 K) dan tekanan 1 atmosfir (76 cmHg) disebut juga
keadaan STP (Standard temperature and pressure). Pada keadaan STP,
1 mol gas oksigen sama dengan 22,4 liter.
Volume gas tidak standar pada persamaan gas ideal dinyatakan
dengan

PV=nRT
Ket :
P: tekanan gas (atm)
V : volume gas (Liter)
n : jumlah mol gas
R : Tetapan gas ideal (0,082 liter atm/mol K)
T : temperature mutlak (kelvin)

E. Rumus molekul dan rumus empiris


Rumus kimia menunjukan jenis atom unsur dan jumlah relatif masing-
masing unsur yang terdapat dalam zat. Banyaknya unsur yang terdapat
dalam zat ditunjukkan dengan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empiris dan molekul. Rumus empiris,
rumus yang menyatakan perbandingan terkecil atom-atom dari unsur-unsur
yang menyusun senyawa. Rumus molekul, rumus yang menyatakan jumlah
atom-atom dari unsur-unsur yang menyatakan jumlah atom-atom dari unsur-
unsur yang menyusun satu molekul senyawa.

Rumus molekul = (Rumus empiris) x n


Mr rumus molekul = n x (Mr rumus empiris)
(n =bilangan bulat)

Untuk menentukan rumus empiris dan rumus molekul suatu senyawa,


dapat ditempuh dengan langkah berikut :
a. Cari massa (persentase) tiap unsur penyusun senyawa.
b. Ubah ke satuan mol.
c. Perbandingan mol tiap unsur merupakan rumus empiris.
d. Untuk mencari rumus molekul dengan cara :
(Rumus empiris) x n =Mr. n dapat dicari nilainya
e. Kemudian kalikan n yang diperoleh dari hitungan ,dengan
rumus empiris.

Contoh soal :
Suatu senyawa terdiri dari 60% karbon, 5% hydrogen, dan
sisanya nitrogen. Jika Mr senyawa itu = 80 (Ar C=12; H=1;
N=14). Tentukan rumus empiris dan rumus molekul senyawa
itu!
Jawab :
Persentase nitrogen = 100% - (60%+5%)= 35%

Misalnya massa senyawa = 100 gram


Maka massa C : N : H = 60 : 35 : 5
Perbandingan mol C :moh H: mol N = 5 : 5 : 2,5
=2 : 2 : 1
Maka rumus empiris = C2H2N
=(C2H2N)n = 80
= (24 + 2 + 14 ) n = 80
= (40)n =80
n = 2.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian materi di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa
larutan adalah sediaan cair yang mengandung bahan kimia terlarut,kecuali
dinyatakan pelarut digunakan air suling atau campuran yang bersifat
homogeny antara molekul atom ataupun ion dari dua zat atau lebih disebut
campuran karena susunannya atau komposisinya dapat berubah. Konsentrasi
larutan adalah perbandingan jumlah zat terlarut dan jumlah pelarut yang
dinyatakan dalam bentuk satuan volume (berat,mol) dengan beberapa cara:
molaritas,molalitas,persen massa,persen volume,ppm,dan fraksi mol.
Stoikiometri adalah perhitungan kimia yang menyangkut hubungan
kuantitatif zat yang terlibat dalam reaksi. Konsep mol digunakan untuk
menentukan rumus kimia suatu senyawa,baik rumus empiris (perbandingan
terkecil atom dalam senyawa) maupun rumus molekul (jumlah atom dalam
senyawa).Rumus molekul dan rumus empiris suatu senyawa ada kalanya
sama tetapi kebanyakan tidak sama. Menentukan rumus molekul senyawa
ada dua hal yang harus terlebih dahulu diketahui yaitu rumus empris dan Mr
atau Bm senyawa. Hukum-hukum gas yaitu:Hukum Gay-lussac (hukum
perbandingan volume), Hukum Avogadro (pada suhu dan tekanan yang
sama,gas-gas yang bervolume sama ,gas-gas yang bervolume sama akan
memiliki mol yang sama.

B.SARAN

Dengan adanya makalah ini, semoga bisa menambah wawasan.


DAFTAR PUSTAKA
Brady, E.J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta :Binarupa Aksara

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.

Ompu , Marlan. 2002. Kimia SPMB. Bandung : Yrama Widya. Syukri, S. 1999. Kimia Dasar.
Bandung : ITB.

http ://www.geogle.co,id/ kinetika kimia (diakses tanggal 10 oktober 2010).

Brady, E.J. 1999. Kimia Universitas. Jakarta : Binarupa Aksara.

Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-konsep Inti. Jakarta : Erlangga.

Ompu, Marlan. 2002. Kimia SPMB. Bandung : Yrama Widya. Syukri, S. 1999. Kimia Dasar.
Bandung : ITB.

Keenan, C. 1999. Kimia Untuk Universitas. Jakarta : Erlangga.

Harnanto, Ari dan Ruminten. 2009. Kimia untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikaan Nasional.

Permana, Irvan. 2009. Memahami Kimia 1 untuk SMA/MA kelas X. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.

Setyawati, Arifatun Arifah. 200. Mengkaji Fenomena Alam untuk kelas X SMA/MA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Anda mungkin juga menyukai