Anda di halaman 1dari 6

Simulasi Path Planning Berbasis Algoritma

Djikstra Menggunakan Python


Oggie Sabila Hendrawika
NIM 160534611673
Prodi S1 Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik
Universitas Negeri Malang
Malang, Indonesia
E-mail: oggi.hendra@yahoo.com

Abstrak - Perencanaan jalur merupakan salah satu hal yang sistem kontrol robot yang saling bekerja sama untuk mencapai
sangat penting pada dunia robotika terutama autonomous robot, tujuan tertentu. Dari ketiga komponen tersebut, kontrol robot
untuk dapat bergerak maka robot autonomous membutuhkan jalur merupakan hal yang paling utama menjadi perhatian selama
yang akan menuntuk pergerakan, atau langkah yang harus diambil ini, bisa dibilang sebagai otak sebuah robot. Dibutuhkan
selanjutnya, bisa juga dibilang sebagai penentuan titik koordinat sebuah sebuah kontrol (otak) yang baik sehingga robot dapat
yang akan dituju sehingga robot dapat bergerak sampai ketujuan bekerja dengan baik dan kontrol dari robot dikatakan cerdas
dengan menempuh jalur terdekat dan menuntun robot untuk tidak jika sistem yang diberikan merupakan sistem yang memiliki
mengambil langkah yang tidak perlu. Penelitian ini menggunakan kemampuan mandiri atau memiliki kepintaran dalam
algoritma adaptive A-star sebagai algoritma pencari jalur
mengambil keputusan berdasarkan informasi yang diterima.
terpendek, algoritma yang digunakan merupakan pengembangan
dari algoritma A-star sehingga dapat melakukan pencarian jalur Smart system memiliki tiga komponen penting : (i)
secara bertahap dan dilakukan secar berulang untuk menentukan interaktif, kolektif, koordinasi dan operasi paralel (ii)
setiap langkah yang harus diambil robot kedepannya dan algoritma kemampuan mengorganisasi diri (iii) kemampuan beradaptasi
ini termasuk kedalam algoritma sederhana dalam keluarga dan memiliki sifat fleksibel [2], kemampuan tersebut tidak
heuristic algorithm. Lingkungan pengujian dibangun dengan dimiliki oleh embedded system, walaupun demikian tanpa
menggunakan Aplikasi Netlogo 5.3.1, merupakan aplikasi berbasis adanya embedded system maka smart system tidak akan
agen yang dikembangkan oleh Uri Wilensky di center for Connected
terbangun. Perencanaan jalur merupakan salah satu dari
Learning and Compute-based Modeling Northwestern University.
beberapa proses yang digunakan untuk membangun sistem
Hasil pengujian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
algoritma adaptive A-star dapat melakukan pencarian jalur
robot cerdas (smart robot system), penggunaan algoritma
terpendek dengan optimal dan tidak terjebak pada kondisi local sangat dianjurkan dalam membangun sistem cerdas, baik itu
optimal dengan nilai standar deviasi 0.422%. penggunaan algoritma tunggal maupun kombinasi beberapa
algoritma untuk mencapai suatu tujuan, dan salah satu
Pada sebuah industri, terutama industri manufaktur, algoritma yang dapat diimplementasikan pada perencanaan
pengiriman barang baik itu barang hasil produksi, barang hampir jalur adalah algoritma A-star.
jadi, atau bahan baku merupakan bagian penting dari proses
produksi. Untuk meningkatkan hasil produksi dibutuhkan sistem
Banyak penelitian telah dilakukan untuk menguji
pengiriman yang lebih efisien dan efektif. Salah satu perangkat yang keamampuan Algoritma yang digunakan pada Perencanaan
digunakan untuk pengiriman barang adalah Automatic Guided Jalur (path planning) robot bergerak, baik itu pengembangan
Vehicle (AGV), untuk meningkatkan hasil produksi yang lebih sebuah algortima dan atau kombinasi dua bahkan tiga
optimal maka dibutuhkan AGV yang dapat memilih jalan terpendek algoritma sebagai perbandingan algoritma, mencari yang
dari posisi awal AGV berada hingga tempat yang dituju. Pada paling optimal. Algoritma A-star (A*) sering digunakan untuk
Tugas Akhir ini akan dibahas mengenai perancangan dan realisasi efisiensi waktu [4], yang dimaksud efisiensi waktu adalah
AGV beserta algoritma Dijkstra untuk pemilihan jalur terpendek. waktu ketika algoritma ketika melakukan eksekusi (running),
Untuk navigasi AGV dalam mengikuti jalur yang berupa garis semakin cepat algoritma melakukan ekseskusi maka semakin
digunakan logika fuzzy sedangkan untuk mengetahui titik cepat juga robot mengambil keputusan ketika bergerak. Proses
persimpangan dengan terminal yang dituju atau terminal posisi modifikasi algoritma dilakukan untuk mengurangi waktu
sekarang menggunakan Radio Frequency Identification (RFID). proses, dimana hasilnya lebih baik jika dibandingkan sebelum
Berdasarkan hasil dari pengujian sistem, tingkat keberhasilan dimodifikasi.
pergerakan AGV dari terminal satu ke terminal empat sebesar
100% sedangkan dari terminal adalah 60% Ketika bergerak secara autonomous, robot membutuhkan
pemandu biasanya disebut sebagai navigasi, yang akan
Keywords Perencanaan jalur, algoritma pencari bertahap, memandu robot untuk mencapai tujuan tanpa mengalami
algoritma heuristik, algoritma Astar, robot bergerak , automatic hambatan dan dapat mencapai tujuan dengan selamat.
guided vehicle, dijkstra, RFID, fuzzy Navigasi terdiri dari empat bagian penting yaitu perception,
localization, cognition dan path planning [6]. Path planning
I. PENDAHULUAN sendiri terdiri dari metode klasik (cell decomposition, potntial
Algoritma perencanaan jalur pada mobile robot field method, subgoal network, dan road map) serta metode
berkembang sangat cepat, dengan tujuan untuk mencapai heuristik (heuristic method), algoritma A*, D* dan ACO
optimasi pergerakan mobile robot, sehingga robot (mobile diatas termasuk kedalam metode heuristic, ada juga neural
robot) dapat bergerak secara autonomous dengan tujuan yang network, fuzzy logic, dan hybrid algorithm.
jelas dan tidak mengambil langkah-langkah yang tidak perlu.
Pada paper pertama akan menganalisa kinerja algoritma
Pada dasarnya sebuah robot cerdas terdiri dari tiga sistem perencanaan jalur dalam memprediksi pergerakan target
utama yaitu sistem mekanik robot, sistem elektronik robot dan dengan menggunakan algoritma A*, dan menggunakan

XXX-X-XXXX-XXXX-X/XX/$XX.00 ©2019 IEEE


aplikasi Netlogo sebagai proses simulasi. Lingkungan yang rintangan diketahui maka algoritma akan mulai menghitung
akan digunakan bersifat statis dan dinamis, dan pola apakah masih dalam batas aman atau tidak.
pergerakan target yang akan digunakan adalah pola gerak
linier, horizontal dan diagonal. Ukuran yang digunakan menggunakan jarak (radius),
jika robot masuk dalam radius tertentu (sudah ditetapkan)
Pada paper kedua menggunakan Automatic Guided maka algoritma akan mengkondisikan keadaan aman atau
Vehicle yang merupakan kendaraan terpadu yang digunakan tidak aman sehingga robot dapat melakukan pergerakan
dalam industri manufaktur dan berfungsi untuk distribusi menghindar jika diperlukan.
bahan baku dan hasil produksi dari satu tempat ke tempat yang
lain. Sistem operasi Automatic Guided Vehicle tidak 4) Algoritma Pencarian Jalur : Penggunaan algoritma
memerlukan operator untuk mengemudikan gerak Automatic pada path planning menjadi hal yang sangat penting,
Guided Vehicle secara langsung, untuk beberapa kegunaan algoritma dapat meningkatkan kemampuan robot untuk
Automatic Guided Vehicle sudah diprogram untuk bergerak mencapai target dengan cepat (jalur terpendek) dan aman
menuju ke suatu tujuan dengan navigasi secara otomatis (terhindar dari tabrakan). Algortima tersebut biasanya
sehingga operator hanya bertugas untuk mengawasi dan disebut sebagai algoritma pencari (searching algorithm)
mengendalikan Automatic Guided Vehicle dari jarak jauh. yang merupakan satu kesatuan algoritma yang digunakan
Algoritma Dijkstra adalah algoritma yang digunakan pada perencanaan jalur.
untuk mencari jalur terpendek dalam sebuah perjalanan 5) Algoritma pencari pada penelitian ini akan
dengan mengadopsi sistem pencarian greedy, yaitu pencarian menggunakan konsep yang dikembangkan oleh [3],
melalui hasil dari jumlah bobot terkecil dari satu titik ke titik incremental search Adaptive A-star. Incremental search
lainnya. Pada Automatic Guided Vehicle algoritma tersebut dikembangkan berdasarkan pada metode
dijalankan bersama dengan dengan program lain seperti fuzzy
pencariansebelumnya, proses pencarian kembali (replan)
logic pada line follower, Radio Frequency Identifier (RFID)
untuk informasi posisi, dan perintah dari user yang dikirim dimulai dari awal lagi (permulaan). Algoritma ini terbagi
melalui jaringan bluetooth. Sehingga Automatic Guided menjadi 2 kelas utama berdasarkan informasi heuristik :
Vehicle dapat beroperasi dalam lingkup yang lebih besar dan a. Kelas pertama, memperbaharui nilai heuristic (h-
menghasilkan hasil produksi yang lebih optimal tanpa value) pada pencarian saat ini dengan menggunakan
memiliki banyak pekerja. informasi (hvalue) dari pencarian sebelumnya,
sehingga menyebabkan pencarian saat ini memiliki
II. METODE PENELITIAN lebih banyak informasi dan pencarian selanjutnya
Metode penelitian yang digunakan pada paper pertama akan lebih focus.
menggunakan metode yang telah dilakukan oleh [5] pada b. Kelas kedua, proses memperbaharui menggunakan
penelitian-nya yang berjudul “Analisis Perbandingan konsep previous search tree dari pencarian
Algoritma Perencanaan Jalur Robot Bergerak Pada
sebelumnya, sehingga proses pencarian saat ini
Lingkungan Dinamis”, metode yang digunakan adalah
sebagai berikut : tidak perlu dilakukan dari awal.

A. Perencanaan Jalur Robot Bergerak B. Algoritma Pencari A-star


Perencanaan jalur (path planning) dikelompokan Algoritma yang digunakan sebagai algoritma pencari
menjadi empat bagian utama, yaitu : jalur adalah algoritma berbasis A-star (Gambar 1) yang telah
dikembangkan atau dimodifikasi sehingga memiliki sifat
1) Rintangan dan target : Kelebihan menggunakan incremental search atau memiliki sifat yang menggunakan
Netlogo adalah kemampuan untuk membuat sebuah agen kembali informasi dari pencarian sebelumnya yang
digunakan untuk meningkatkan pencarian saat ini dan
untuk setiap objek, pada penelitian ini terdapat tiga objek
dengan sehingga dapat menemukan jalur terpendek lebih
yang dianggap penting (robot, rintangan dan target). Ketiga
cepat dari pada algoritma konvensional biasa.
objek tersebut harus didifinisikan dan harus bisa berdiri
sendiri, setiap informasi dari setiap agen harus selalu
terpantau dan disimpan yang nantinya akan digunakan oleh
algoritma ketika melakukan perhitungan (running process).
2) Pergerakan Target (prediksi) : Pada penelitian ini,
objek yang akan diprediksi pola pergerakannya adalah pola
pergerakan target, prediksi pergerakan untuk satu langkah
berikutnya, sementara itu untuk pergerakan rintangan yang
dihitung adalah jarak onjek rintangan dengan robot, jika
jaraknya telah mencapai radius tertentu maka algoritma akan
memerintahkan robot untuk menagbil langkah yang
diperlukan sehingga dapat terhindar dari terjadinya
tabarakan.
3) Menghindari Rintangan : Kelebihan dari simulasi
adalah mudahnya mengambil posisi spesifik dari masing-
masing objek (robot, rintangan, target), karena pada simulasi
setiap objek anak dianggap sebagai agen. Ketika posisi
tersebut diam tidak bisa bergerak bertujuan menghalangi
jalur yang dibangun oleh algoritma. Rintangan dinamis,
menandakan bahwa rintangan tersebut dapat bergerak
dengan bebas, namun tidak bersifat random, arah bergerak
memotong jalur yang dihasilkan oleh algoritma, dengan
tujuan untuk melihat kemampuan robot ketika ada objek
yang mendekati robot atau menghalangi jalur yang dibangun
oleh algoritma.
Lingkungan simulasi yang dibangun dapat dilihat pada
Gambar 3, titik biru atas merupakan target, bergerak dari
sebelah kiri menuju kekanan dengan pola gerak lurus. Titik
kuning merupakan robot yang bergerak mendekati posisi
target, robot akan bergerak mengikuti jalur yang dihasilkan.
Rintangan statis ditandai dengan kotak persegi panjang
berwarna merah (3 kotak), sementara itu rintangan dinamis
merupakan titik merah (bulat) berjumlah 4 rintangan yang
dapat bergerak.

Gambar 2. Pengujian Algortima Perencanaan Jalur


Gambar 1. Diagram Alir : Algoritm Pencari A-star
Pada paper kedua perancangan sistem Automatic
Robot akan selalu mengikuti jalur terpendek yang
dihasilkan oleh algoritma pencari, dari posisi saat ini ke Guided Vehicle terdiri dari beberapa blok sistem yang
posisi target, sampai robot mencapai posisi target. Dua data terintegrasi menjadi satu sistem. Pembagian blok sistem
struktur yang dimiliki oleh algoritma A*: dibagi menjadi blok user input dan sensor, blok pengolahan
data, dan blok keluaran.
1. OPEN, merupakan daftar yang berisi node yang
akan dikunjungi, dimulai dari node awal dimana Pada bagian user input, masukan berasal dari user yang
nilai g-value masih kosong dan juga pada parent memasukkan data tujuan berdasarkan informasi data yang
NULL. Proses yang dilakukan oleh algoritma A* sudah dikirim oleh mikrokontroler menggunakan serial
adalah dengan cara berulang akan memindahkan monitor. Sedangkan sensor menggunakan sensor fotodiode
node s yang memiliki nilai terkecil pada g-value dan untuk membaca jalur yang berupa garis dan menggunakan
h-value dari daftar OPEN dan dikirim ke daftar modul RFID untuk informasi posisi dari percabangan serta
CLOSED. membaca tujuan yang dituju, untuk pengiriman data antara
2. Daftar CLOSED pada dasarnya merupakan node user dengan mikrokontroler menggunakan komunikasi
yang tadinya ada pada daftar OPEN. wireless serial (bluetooth).
Algoritma pencarian bertahap (incremental search) yang
Pada bagian pengolahan data menggunakan dua
digunakan pada penelitian ini adalah algoritma Adaptive A-
mikrokontroler, pembagian dalam pengolahan data
star, berbasis pembelajaran heuristik, untuk setiap pencarian
dibedakan menjadi pembacaan sensor garis dengan logika
memerlukan nilai h-value yang konsisten menuju posisi
untuk mengikuti garis, pembacaan module RFID serta data
target, sehingga didapat jalur dengan biaya minimal (cost-
minimal), dan nilai h (h-value) akan selalu diperbaharui. dari user input untuk diolah menggunakan logika jalur
terpendek sehingga mengetahui apakah keluaran sistem
C. Lingkungan Pengujian sudah sesuai, komunikasi antar mikrokontroler
Pada penelitian ini akan dibangun sebuah lingkungan menggunakan komunikasi I2C dan serial.
pengujian, terdiri dari tiga buah rintangan statis dan 4 buah
Pada bagian keluaran merupakan pengaturan arah
rintangan dinamis. Statis, menandakan bahwa rintangan
pergerakan dan kecepatan dua motor DC yang dipasang
secara diferensial dengan menggunakan driver mosfet. Data derajat keanggotaan satu pada suatu nilai crisp tunggal dan
yang dihasilkan dari bagian pengolahan akan digunakan nilai nol pada suatu crisp yang lain. Karena keluaran dalam
untuk mengatur arah gerak dari kedua motor serta mengatur bentuk singletone maka fungsi pada setiap nilai linguistik
kecepatannya menggunakan duty cycle. bernilai satu dan nol pada diluar nilai linguistik. keluaran
pada sistem yang dibuat ada dua, yaitu kecepatan motor
Berikut adalah diagram blok dari sistem yang digunakan dc kanan dan kiri. untuk keluaran sistem yang berupa
dalam paper kedua : kecepatan memiliki sembilan nilai linguistik, yaitu: sangat
cepat sekali, sangat cepat, lebih cepat, cepat, normal,
pelan, lebih pelan, sangat pelan, sangat pelan sekali.
Gambar fungsi keanggotaan dari output fuzzy pada gambar
3.3 dan gambar 3.4.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Before you begin to format your paper, first write and save
the content as a separate text file. Complete all content and
organizational editing before formatting. Please note sections
A-D below for more information on proofreading, spelling
and grammar.
Keep your text and graphic files separate until after the text
Gambar 3. Diagram Alir : Algoritm Pencari A-star Gambar 3.2. Fungsi keanggotaan keluaran motor kanan
A. Perancangan Fuzy Logic
Sistem kendali yang digunakan untuk mengikuti garis
pada AGV menggunakan Fuzzy Logic. Pada sistem ini
memiliki dua baris sensor masukan berupa sensor garis yang
berjumlah 16 buah (10 depan dan 6 belakang) dan
dipasang secara sejajar. Hasil dari pembacaan sensor
digunakan sebagai masukan untuk fuzzy logic dengan
keluaran berupa kecepatan motor DC yang berupa nilai Gambar 3.3. Fungsi keanggotaan keluaran motor kiri
PWM, berikut akan dijelaskan proses-proses yang terjadi B. Rule Inference
pada suatu sistem fuzzy logic yang digunakan pada robot. Pada rule inference, terjadi proses pengolahan data
Masukan dari sensor garis ini memiliki delapan nilai masukan fuzzyfikasi dengan hasil keluaran yang dikehendaki
linguistik yaitu lima untuk baris depan lebih kiri, kiri, tengah, dengan aturan-aturan tertentu. Dari aturan-aturan yang
kanan, dan lebih kanan dan tiga untuk baris belakang kiri, dibentuk inilah yang nantinya akan menentukan respon dari
tengah, dan kanan dengan fungsi keanggotaan bahu sistem terhadap berbagai kondisi set point dan gangguan
trapesium dan segitiga. Gambar himpunan fuzzy dari input yang terjadi pada sistem yang akan dibuat. Rule inference
sistem pada gambar 3.1 dan gambar 3.2. sistem tertulis pada tabel 3.1 dan tabel 3.2.

Gambar 3.1. Fungsi keanggotaan masukan sensor garis


bagian depan
Keterangan : SPS=Sangat Pelan Sekali, SP=Sangat Pelan,
LP=Lebih Pelan, P=Pelan, N=Normal, C=Cepat, LC=
Lebih Cepat, SC= Sangat Cepat, SCS=Sangat Cepat
Sekali.
C. Equations
Deffuzifikasi merupakan pemetaan bagi nilai-nilai fuzzy
keluaran yang dihasilkan pada tahap rules inference ke nilai-
Gambar 3.2. Fungsi keanggotaan masukan sensor garis nilai keluaran kuantitatif. Pada perancangan robot mobil ini
bagian belakang proses deffuzifikasi menggunakan metode Weigth Average
dan keluaran dari proses deffuzifikasi berupa nilai PWM
Pada keluaran sistem menggunakan model sugeno, yang nantinya digunakan untuk mengontrol kecepatan motor
pembentukan fungsi keluaran pada model sugeno memiliki DC.
fungsi yang lebih sederhana dengan respon lebih cepat dari
model yang lain. Bentuk keluaran fungsi keanggotaan pada
model sugeno mempunyai bentuk singletone, bentuk dengan
D. Perancangan Sistem RFID setiap kali melakukan pencarian maka algoritma akan
Perancangan RFID reader dipasang menjadi satu memberikan sebuah titik atau koordinat yang harus dituju oleh
dengan sensor fotodiode dan diletakkan pada bagian bawah robot sebagai langkah selanjutnya. Proses ini akan terus
berlanjut sampai robot sampai ketujuan, proses ini lah yang
AGV. Sedangkan RFID tag diletakkan pada setiap
disebut sebagai proses pencarian incremental search. Sifat
terminal dan setiap persimpangan jalan dari lintasan AGV.
target yang berubah posisi setiap saat, sehingga dibutuhkan
Berikut gambar dari simpul peletakkan tag RFID. sebuah algoritma yang selalu bisa memperbaharui jalur
E. Perancangan Algoritma Dijkstra menuju target.
Algoritma untuk menentukan rencana perjalan terpendek
pada sistem ini menggunakan Algoritma Dijkstra, masukan
pada sistem ini terdiri dari banyaknya simpul, jarak antar
simpul, posisi awal dan tujuan akhir. Flowchart algoritma
Dijkstra pada gambar 3.4.

Gambar 4. Pengujian Algortima Perencanaan Jalur


Gambar 4, merupakan proses pencarian algoritma A*
sedang berjalan, tanda kuning menandakan banyaknya patch
yang telah ditelusuri oleh algoritma pencari dan yang
berwarna hijau merupakan jalur yang dihasilkan oleh
algoritma pencari (A*). Jalur akan selalu diperbaharui dan
algoritma akan terus melakukan pencarian, jalur yang terbaik
yang akan diberikan ke robot untuk diikuti, robot akan
berhenti ketika robot mencapai posisi target. Jarak tempuh dan
waktu eksekusi akan dicatat, dan dilihat untuk mengetahui
efektifitas algoritma pencari pada perencanaan jalur robot
bergerak.
Tabel 3.3. Hasil Uji Algoritma Pencari A*
No Waktu Jarak
1 62.993 1738.4143
2 62.540 1736.223
3 63.321 1738.4143
4 63.835 1736.223
Gambar 3.4. Diagram Alir Sistem Algoritma Djikstra
5 63.008 1738.4143
6 63.071 1738.4143
IV. PEMBAHASAN
7 63.024 1738.4143
Pengujian yang dilakukan pada paper pertama dilakukan
pada lingkungan kompleks dengan target bergerak dengan 8 63.258 1738.4143
pola pergerakan linier, dengan dua arah yang berbeda, yang 9 62.416 1736.223
pertama target bergerak mendekati robot dan yang kedua
target bergerak menajuhi robot, sehingga nantinya dapat 10 62.572 1736.223
diketahui kemampuan algoritma tersebut dalam mencari jalur Total 630.038 17375.3778
terpendek. Tabel 3.3 merupakan hasil uji yang telah dilaksanakan,
Ketika posisi objek (robot, target) diketahui maka pengujian dilakukan sebanyak 10 kali dan terlihat bahwa
algoritma pencari (A*) akan langsung melakukan pencarian, tidak terjadi perbedaan yang mencolok untuk setiap

pengujian. Dari hasil perhitungan sebaran data hasil


pengujian .
Pada paper kedua Hasil pengujian eksekusi waktu 2. Algoritma A* dapat menghasilkan jalur optimal
program Dijkstra pada gambar berikut : dan tidak terjebak pada kondisi local optimal
dengan nilai standar deviasi 0.422%.
dengan menggunakan standar deviasi didapat nilai 0.4222
%, sehingga dapat disimpulkan bahwa algoritma pencari
(A*) yang digunakan dapat menghasilkan jalur yang
optimal dan tidak terjebak pada kondisi lokal optimal.

DAFTAR PUSTAKA
[1] Arndt M., Berns K. (2012) Mobile Robots in Smart Environments: The
Gambar 4.1 Hasil pengujian Dijkstra Current Situation. In: Levi P., Zweigle O., Häußermann K., Eckstein
B. (eds) Autonomous Mobile Systems 2012. Informatik aktuell.
Springer, Berlin, Heidelberg.
[2] Currel, G., and Dowman, A., “Essential Mathematics and Statistic for
Science Second Edition.” ISBN 978-0-470-69449-7, ISBN 9780-470-
69448-0, by Jon Wiley & Sons, Ltd., Publication 2009.
[3] Mac, T.T et all., “Heuristic Approaches in Robot Path Planning : A
survey”, Robotic and Autonomous Systems 86 (2016) 13-28.
[4] Via, Y. V., “Optimasi Pencapaian Target Pada Simulasi Perencanan
Jalur Robot Bergerak di Lingkungan Dinamis.” JUTI: Jurnal Ilmiah
Teknologi Informasi 10.1 (2012): 15. Web. 11 May 2015.
Gambar 4.2 Hasil Dijkstra dengan posisi awal terminal [5] Guruji, K. A., Agarwal, H., Parsediya, D.K., “Time-Efficient A*
Algorithm for Robott Path Plannig”, 3rd International Conference on
Innovations in Automation and Mechatonics Engineering, Procedia
Technology 23 (2016) 144-149R. Nicole, “Title of paper with only first
IV. KESIMPULAN word capitalized,” J. Name Stand. Abbrev., in press.
Automatic Guided Vehicle memerlukan waktu 2.63 ms [6] Suhendra, T and Priyambodo, T., “Analisis Perbandingan Algoritma
untuk mengolah fuzzy logic dan 552 us untuk eksekusi Perencanaan Jalur Robot Bergerak Pada Lingkungan Dinamis,” IJCCS
(Indonesian J. Comput. Cybern. Syst., vol. 11, no. 1, p. 21, Jan. 2017.
algoritma Dijkstra. Pergerakan Automatic Guided Vehicle
[7] Romdon, Arizal. 2014. RANCANG BANGUN SISTEM
dapat berjalan dari terminal satu menuju terminal dua dengan NAVIGASI AUTOMATIC GUIDED VEHICLE (AGV)
jalan 1 – 3 – 2 – 4 dan dari terminal empat menuju terminal MENGGUNAKAN SENSOR GARIS BERBENTUK LINGKARAN
satu dengan jalan 4 – 2 – 3 – 1 memiliki total panjang jalur DAN FUZZY LOGIC. Bandung : Universitas Telkom.
454.2 cm dengan tingkat keberhasilan membaca tag RFID [8] Priyono, Agung. 2014. Perancangan dan Implementasi One Steered
Traction Wheel Robot dengan Circular Line Sensor menggunakan
adalah 80%. Kontrol Logika Fuzzy. Bandung : Universitas Telkom.

Dari hasil pengujian yang diperoleh dapat disimpulkan :


1. Simulasi pengujian pencarian jalur terpendek
dengan menggunakan algoritma pencari A* dapat
dilakukan dengan menggunakan aplikasi berbasis
agen Netologo 5.3.1.

Anda mungkin juga menyukai