Anda di halaman 1dari 3

Analisis Dekontruksi Derrida

Amelinda Ruby Felicia


3 SiS 1 / 2125160339

Wanita Kuat yang Berdamai dengan Masalah.

Jacques Derrida merupakan seorang pemikir yang kritis terhadap filsafat modern dan
berbagai karya sastra tapi ia sendiri menolak disebut sebagai filsuf atau sastrawan. Salah satu
teorinya adalah Dekontruksi atau permainan makna atau metafisika kehadiran. Menurutnya
kata, tanda, dan konsep bukanlah kenyataan yang menghadirkan “ada” melainkan hanya berupa
“bekas”(trace). Baginya, sesuatu yang “ada” bersifat majemuk, tak berstruktur, dan tak
bersistem, hingga tak bisa sekonyong-konyong dibenarkan melalui kata, tanda, dan konsep
tunggal. Maka metafisika kehadiran atau biasa disebut metafisika modern tersebut harus
dibongkar (dekonstruksi) untuk menemukan solusi atas permasalahan modernitas.
Beberapanya sudah banyak yang dicoba untuk mengdekontruksi suatu hal atau konsep
untuk melihat beberapanya dari segala sisi dan menunjukan pemikiran-pemikiran baru. Dalam
tulisan ini menawarkan kritik pada salah satu kutipan untuk melihat bebrapanya dari sudut
pandang yang lain. Dalam “membongkar makna” baru, Derrida memberikan beberapa caranya,
pertama perlu dicari tema mayor atau bagaimana tema besar secara keseluruhan atau makna
yang sudah tergambar sebelumnya. Kedua mencari oposisi biner atau mencari perbedaan
diantara pemikiran awal dan pemikiran yang dibentuk, biasanya disandingkan untuk melihat
perbedaan yang jelas. Ketiga menulis betwennes, pada langkah ini kita menolak persamaan-
persamaan yang masih nampak dan menggantinya dengan makna yang baru. Setelah itu baru
kita membuat kontruksi makna yang baru untuk membangun stigma baru juga.
Sesuai dengan penjelasan yang sudah tertera pada tulisan di atas, berikut analisinya.
“Seorang wanita yang kuat adalah wanita yang bisa tersenyum pada pagi hari seakan-akan dia
tidak menangis malam tadi” – Anonim. ( https://sepositif.com.cdn.ampproject.org )
Kutipan tersebut mempunyai tema mayor tentang pemikiran universal bagaimana
seharusnya jika ingin dipandang menjadi perempuan kuat. Kutipan tersebut memberikan
stigma masyarakat bagaimana memandang seseorang perempuan kuat. Bahwa perempuan
yang kuat adalah yang selalu bisa tersenyum di pagi hari atau maksudnya saat beraktivitas,
harus menunjukan keceriannya, kehebatannya tanpa ada air mata. Tidak menunjukan jika
malam hari atau beberapa waktu lalu ada masalah, seberat apapun itu dan sekencang apapun
kita menangis.
Setelah melihat makna asli, perlu dicari perbedaan dari sudut pandang yang berbeda
agar mampu membangun makna baru. Dalam kutipan tersebut dapat ditemukan oposisi
binnernya; wanita yang tersenyum belum tentu benar-benar sudah kuat, wanita yang menangis
bisa jadi menunjukan kekuatannya untuk menerima masalah, wanita yang mempunyai masalah
bisa jadi tidak menangis untuk kuat, wanita yang tidak mempunyai masalah belum tentu
tersenyum dan tidak kuat. Dalam langkah ini bisa dilihat bahwa banyak kebenaran yang
tertunda untuk mengkritisi kutipan tersebut. Beberapa kemungkinan itu kemudian bisa menjadi
awal membentuk makna baru yang dibangun.
Dilangkah ketiga adalah menulis betwennes atau menolak persamaan makna asli dan
makna yang akan kita buat. Langkah ini perlu kejelian untuk melihat oposisi binner yang sudah
ditulis, bisa disebut waktu untuk kita benar-benar menyaring makna baru yang akan kemudian
kita buat. Dalam bagian ini, saya memilih “wanita yang menangis bisa jadi menunjukan
kekuatannya untuk menerima masalah”, karena menurut saya ini yang paling mendekati tema
mayor juga makna asli dalam kutipan tersebut. Sama-sama membicarakan kekuatan, menangis
dan tersenyum.
Pertama, merujuk kepada wanita. Untuk menjadi kuat sebagai wanita bukan ketika kita
mampu menyembunyikannya, tapi ketika kita mampu menjadikan masalah itu pembelajaran.
Dan bukan sebatas tersenyum tapi mengubah sekitar kita tersenyum. Bahwa wanita adalah
mahluk yang lembut iya, tapi perlu ada ketegasan tidak sebatas menerima segalanya.
Bahwa dalam hal ini kekuatan bisa berbeda dalam pemikiran setiap orang, diambil dari
kata pada kutipan “kuat”. Menurut KBBI sebagai berikut; /ku·at/ a 1 banyak tenaganya
(gayanya, dayanya); 2 tahan (tidak mudah patah, rusak, putus, dan sebagainya); 3 tidak mudah
goyah (terpengaruh); 4 ketat (tentang pertahanan, penjagaan, dan sebagainya); 5 tahan
(menderita sakit dan sebagainya); 6 kencang (tentang angin): bertiup angin yang -- dari arah
buritan sehingga perahu dapat melaju; 7 berat (tekanannya): sangat -- tekanannya; 8 keras;
nyaring; 9 erat (tentang ikatan; 10 mampu dan kuasa (berbuat sesuatu); 11 mempunyai
keunggulan (kecakapan dan sebagainya) dalam suatu pengetahuan (kecakapan). Kuat saja
dalam KBBI sudah mempunyai makna lebih dari 10, kuat mana yang dimaksud kutipan
tersebut? Jika masih bisa dipertanyakan kita mampu untuk mengatakan bahwa kuat yang lebih
kuat adalah ketika kita menangis, menunjukan bahwa semuanya baik-baik saja dan menerima
bukan menyembunyikan beberapa hal yang menyakitkan.
Kedua, kata tersenyum. Tersenyum/ter·se·nyum/ v memberikan senyum; tertawa
dengan tidak bersuara. Apakah tersenyumadalah kebahagiaan yang sesungguhnya? Bagaimana
bisa jika kekuatan ditunjukan dalam sebatas senyuman? Bukankan senyuman hanya sebuah
ekspresi? Maka dari itu makna senyum bisa diubah dengan hal yang tidak mutlak menunjukan
kebahagiaan, seseorang yang tidak memberi senyuman namun membuat orang tertawa bisa
jadi adalah mereka yang bahagia dan menunjukan kekuatannya.
Ketiga, menangis. Menangis/me·na·ngis/ v melahirkan perasaan sedih (kecewa,
menyesal, dan sebagainya) dengan mencucurkan air mata serta mengeluarkan suara (tersedu-
sedu, menjerit-jerit). Apakah menangis sesuatu yang perlu disalahkan? Apakah menangis
menunjukan ketidakkuatan seseorang? Dalam artiannya menurut KBBI, menangis adalah suata
cara untuk melahirkan kesedihan, perasaan sesal, mencoba mengucurkan air mata dan
mengeluarkan suara untuk membuang kesakitan.
Dari analisis tersebut dapat dibuat kontruksi baru yang telah kita cari oposisi binner dan
makna lainnya.
“Kekuatan wanita ada ketika berani menunjukan apa yang dirasakan, tidak hanya
menebar senyum tapi membuat mereka disekitarnya tersenyum.”
Bahwa wanita yang kuat adalah yang mampu menunjukan apa yang ia rsakan, baik
bahagia bahkan sedih, menjadikan masalah adalah pelajaran. Menujukan bahwa mereka
mampu mengualarkan tanpa menyembunyikan kesakitan itu, sekalipun menangis. Makna kuat
ketika kita bisa berdamai dengan kesakitan Teori dekonstruksi yang dibangun Derrida
berupaya untuk menunujukkan bahwa ada pemikiran lain yang bisa menjadi pemikiran
alternatif disamping pemikiran yang telah “ada”. Derrida juga menawarkan untuk membuka
pemikiran-pemikiran yang selama ini terpinggirkan oleh pemikiran tunggal yang sudah dianut
oleh beberapa kelompok tanpa sengaja.

Anda mungkin juga menyukai