Anda di halaman 1dari 2

Bab 1 –Makro Ekonomi Regional

Boks 1

REVITALISASI INDUSTRI GULA DI JAWA TIMUR

Gula merupakan kebutuhan pokok penduduk. Fakta ini membawa konsekuensi kewajiban
pemerintah untuk menjamin ketersediaan gula di pasar domestik pada tingkat harga yang
terjangkau bagi seluruh kelompok pendapatan masyarakat. Selain itu, industri gula merupakan
sumber penghidupan lebih dari satu juta petani di Jawa dan menyediakan lapangan kerja bagi lebih
dari setengah juta buruh tani di pedesaan, terutama di Jawa dan Sumatera. Mengingat pentingnya
komoditi diaksud, kebijakan swasembada gula dipandang sesuai dengan kondisi di Indonesia.
Kebijakan ini pun dianggap tepat dalam mengantisipasi kemungkinan liberalisasi perdagangan gula
di masa depan. Mencapai swasembada gula merupakan salah satu sasaran pembangunan sub
sektor pertanian (perkebunan) yang segera harus dicapai.

Produksi Gula Tahun 2006

Kont. Jatim
Uraian Jawa Luar Jawa Indonesia Jatim
(%)
Jumlah PG 47 12 59 33
Luas Areal (Ha) 248,398.00 148,884.00 397,282.00 172,942 43.5
Total Tebu (ton) 19,918,300.00 10,325,660.00 30,243,960.00 14,666,500 48.5
Rendemen (%) 7.31 8.25 7.78 7 93.2
Produksi Gula (ton) 1,455,800.00 852,169.00 2,307,969.00 1,075,792 46.6
Sumber : Studi Konsolidasi Pergulaan Nasional (P3GI)

Produksi gula, secara nasional untuk tahun 2007 diperkirakan turun sebanyak 8% hingga
12% dibandingkan produksi tahun 2006 yang mencapai 2,3 juta ton (berdasarkan kajian Pusat
Penelitian Perkebunan dan Gula Indonesia). Penurunan tersebut diakibatkan faktor-faktor on-
farm (cuaca, varietas bibit, pemupukan, dsb) dan faktor-faktor off-farm yaitu mesin-mesin pabrik
gula yang sudah tua sehingga produktivitasnya rendah. Apabila kondisi ini tidak ditangani,
dikhawatirkan target swasembada gula pada tahun 2009 sebesar 2,76 juta ton akan sulit
dipenuhi. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan program revitalisasi industri gula yang
memperhatikan aspek on-farm dan off-farm.

Jumlah PG dan Kapasitas terpasang Industri Gula Indonesia

Daerah Jumlah PG Total Kapasitas


(Unit) (TCD)
Jawa Barat 5 13,030
Jawa Tengah 10 25,160
Jawa Timur 31 90,430
Sumatera 8 58,240
Sulawesi 4 10,980
Indonesia 58 197,840
Sumber : Studi Konsolidasi Pergulaan Nasional (P3GI)

Jumlah pabrik gula (PG) yang masih beroperasi di Indonesia saat ini berjumlah 58 PG,
dimana 54 PG berada di Jawa dan sisanya 12 PG di luar p. Jawa (Sumatera dan Sulawesi). Total

________________________________________________________________________________________________ 32
Evaluasi Perkembangan Ekonomi, Perbankan & Sistem Pembayaran Jawa Timur Triwulan III-2007
Bab 1 –Makro Ekonomi Regional

kapasitas terpasang industri gula di Indonesia sekitar 197.847 ton cane per day (TCD). Di wilayah
Jawa Timur sendiri berdiri 31 PG dengan total kapasitas 90.430 TCD. Hasil produksi gula Jawa
Timur menyumbangkan 46,6% dari produksi gula nasional.
Saat ini pabrik-pabrik gula beroperasi pada kapasitas utilisasi yang cukup tinggi.
Peningkatan produksi secara substansial memerlukan investasi baru. Terkait hal tersebut
pemerintah mencanangkan program revitalisasi pabrik gula dengan fokus penggantian mesin-
mesin produksi yang sudah tua. Revitalisasi tersebut menurut rencana akan dibiayai melalui dana
sindikasi perbankan.
Revitalisasi PG untuk wilayah Jawa Timur akan dilaksanakan pada beberapa pabrik
diantaranya PG Semboro, PG Djatiroto, PG Watoetoelis, PG Gempol Krep, PG Pesantren Baru dan
PG Ngadirojo. Proses revitalisasi telah memasuki tahap studi kelayakan dan akan segera
memasuki tahap implementasi. Revitalisasi direncanakan selesai pada tahun 2009. Selain itu,
dalam jangka menengah-panjang direncanakan pula untuk membangun pabrik gula baru. Selain
program revitalisasi, akan dilakukan pula program pemantapan yaitu optimalisasi produksi
dengan peningkatan utilisasi faktor-faktor produksi yang sudah ada.

Perkembangan Produktivitas Tebu Indonesia dan Peningkatan Rendemen


tahun 1999 – 2006

90
80
70
Tebu (ton/ha)

60
50
Tebu
40 Rendemen
30
20
10
0
1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Tahun 1999 - 2006

Selain upaya peningkatan produksi melalui peningkatan kapasitas produksi (off-farm), yang
tidak kalah pentingnya adalah usaha-usaha peningkatan produksi secara on-farm melalui
penggunaan varietas unggul, pemulihan kesuburan tanah melalui pemberian pupuk berimbang
secara tepat, pengelolaan air yang efisien serta pelaksanaan tebang angkut yang konsisten sejak
awal giling sampai dengan akhir musim giling. Upaya-upaya tersebut diarahkan untuk
menghasilkan tebu dengan kualitas/tingkat rendemen yang tinggi. Saat ini tingkat rendemen
tebu berkisar 7-8%, sementara tingkat rendemen tertinggi yang pernah dicapai adalah 14%.

________________________________________________________________________________________________ 33
Evaluasi Perkembangan Ekonomi, Perbankan & Sistem Pembayaran Jawa Timur Triwulan III-2007

Anda mungkin juga menyukai