Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Belajar
Belajar ialah suatu proses atau upaya yang dilakukan setiap individu untuk
mendapatkan perubahan tingkah laku baik dalam kognitif, afektif dan psikomotorik dari
berbagai macam materi yang telah dipelajari.Adapun definisi belajar yaitu segala aktifitas
psikis yang dilakukan oleh setiap individu sehingga tingkah lakunya berbeda antara
sebelum dan sesudah belajar. Perubahan tingkah laku merupakan adanya pengalaman
baru, memiliki kepandaian setelah mendapatkan ilmu setelah belajar dan aktifitas
berlatih.Belajar merupakan aktivitas manusia untuk mendapatkan perubahan dalam
dirinya. Belajar dapat dilakukan dengan berlatih atau mencari pengalaman baru.. Dengan
demikian, belajar dapat membawa perubahan bagi seseorang, baik berupa
pengetahuan,sikap, maupun keterampilan.
Menurut bebrapa ahli yang berpendapat mengenai belajar. Menurut W.S. Winkel
(Yatim Riyanto, 2009:5) pengertian belajar adalah suatu aktivitas mental/psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-
perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu
bersifat secara relatif konstan dan berbekas. Menurut Oemar Hamalik (2005: 36) belajar
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan
hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yakni mengalami. Hasil belajar
bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan kelakuan. Belajar menurut
Sugihartono dkk (2007 : 74) merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan
pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan kemampuan bereaksi yang relatif
permanen atau menetap karena adanya interaksi individu dengan lingkungannya.
Menurut Syaiful Bahri D. 11 & Aswan Zain (2002: 11), belajar adalah proses perubahan
perilaku berkat pengalaman dan latihan. Belajar merupakan usaha menggunakan sarana
atau sumber, di dalam atau di luar pranata pendidikan, guna perkembangan dan
pertumbuhan pribadi.
B. Pengertian Kesulitan Belajar Siswa
Pengertian kesulitan belajarsiswa di dalam pembelajaran di sekolah, kita
dihadapkan dengan sejumlah karakterisktik siswa yang beraneka ragam. Ada siswa yang
dapat menempuh kegiatan belajarnya secara lancar dan berhasil tanpa mengalami
kesulitan, namun di sisi lain tidak sedikit pula siswa yang justru dalam belajarnya

1
mengalami berbagai kesulitan. Kesulitan belajar siswa ditunjukkan oleh adanya
hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar, dan dapat bersifat psikologis,
sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhirnya dapat menyebabkan prestasi
belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Adapun pengertian Kesulitan
belajar adalah ketidakmampuan siswa dalam belajar sebagaimana mestinya yang
biasanya ditandai dengan kegagalan tertentu dalam mencapai tujuan belajar dan tidak
dapat mencapai target tujuan pembelajaran baik ditinjau dari segi penguasaan materi
pelajaran maupun rentangan waktu yang tersedia disebabkan oleh adanya
hambatanhambatan belajar, gangguan belajar dan dapat terjadi pada semua siswa.
C. Faktor-Faktor yang Menyebabkan Kesulitan Belajar
Faktor-faktor yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan belajar dapat dibedakan
menjadi dua yaitu :
a. Faktor internal antara lain: kondisi tubuh dan mental, kecerdasan siswa, sikap
terhadap pembelajaran, minat siswa terhadap pembelajaran, motivasi siswa
terhadap pembelajaran, dan kebiasaan siswa saat belajar.
b. Faktor eksternal diantaranya: perhatian orangtua terhadap kegiatan belajar siswa,
hubungan siswa dengan keluarga, suasana rumah saat siswa belajar, kondisi
lingkungan tempat tinggal, kegiatan dalam masyarakat, pengaruh media massa,
persiapan guru sebelum KBM, hubungan guru dengan siswa, kondisi sekolah,
ruang kelas dan sarana penunjang pembelajaran, kedisiplinan siswa dan guru,
materi pembelajaran, metode dan media dan evaluasi pembelajaran.
Siswa tidak selamanya mampu menunjukkan prestasi belajar yang baik dan
maksimal seperti yang diharapkan orang tua dan guru. Artinya, prestasi belajar siswa
tidak akan selamanya baik, dan juga tidak akan selamanya buruk. Hal ini disebabkan,
pencapaian prestasi belajar pada siswa sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor termasuk
faktor siswa itu sendiri, lingkungan, sarana dan prasarana belajar dan pembelajaran, serta
interaksi seluruh faktor tersebut dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu, faktor-faktor
yang mempengaruhi belajar tersebut apabila dapat dipenuhi dan diperhatikan dengan baik
dapat menunjang prestasi belajar siswa. Namun sebaliknya, apabila tidak diperhatikan
akan menjadi faktor yang justru menimbulkan masalah dan hambatan bagi proses
pembelajaran. Menurut Dalyono (1997:239) menjelaskan faktor-faktor yang

2
menimbulkan kesulitan dalam belajar, yaitu faktor internal atau faktor dari dalam diri
siswa sendiri dan faktor ekstern yaitu faktor yang timbul dari luar siswa.
1. Faktor Internal a. Sebab yang bersifat fisik: karena sakit, karena kurang sehat atau
sebab cacat tubuh b. Sebab yang bersifat karena rohani : intelegensi, bakat,
minat,motivasi, faktor kesehatan mental, tipe-tipe khusus seorang pelajar.
2. Faktor Ekstern a. Faktor Keluarga, yaitu tentang bagaimana cara mendidik anak,
hubungan orang tua dengan anak. Faktor suasana : suasana sangat gaduh atau ramai.
Faktor ekonomi keluarga : keadaan yang kurang mampu. b. Faktor Sekolah, misalnya
faktor guru, guru tidak berkualitas, hubungan guru dengan murid kurang harmonis,
metode mengajar yang kurang disenangi oleh siswa. Faktor alat : alat pelajaran yang
kurang lengkap. Faktor tempat atau gedung. Faktor kurilulum : kurikulum yang kurang
baik, misalnya bahan-bahan terlalu tinggi, pembagian yang kurang seimbang. Waktu
sekolahdan disiplin kurang. c. Faktor Mass Media dan Lingkungan Sosial, meliputi
bioskop,TV, surat kabar, majalah, buku-buku komik. Lingkungan sosial meliputi teman
bergaul, lingkungan tetangga, aktivitas dalam masyarakat.

D. Diagnosis Kesulitan Belajar


Sebelum menetapkan alternatif pemecahan masalah kesulitan belajar siswa, guru
sangat dianjurkan terlebih dahulu melakukan identifikasi (upaya mengenal gejala dengan
cermat) terhadap fenomena yang menunjukkan kemungkinan adanya kesulitan belajar
yang melanda siswa tersebut. Upaya seperti ini disebut diagnosis yang bertujuan
menetapkan “jenis penyakit” yakni jenis kesulitan belajar siswa.Diagnosis merupakan
istilah yang diadopsi dari bidang medis. Menurut Thorndike dan Hagen, diagnosis dapat
diartikan sebagai upaya untuk menemukan kelemahan atau penyakit (weakness and
disease) apa yang dialami seseorang dengan melalui pengujian mengenai gejala-
gejalanya secara seksama.
Dengan demikian didalam melakukan diagnosis bukan hanya sekedar
mengidentifikasi jenis atau karakteristiknya, serta latar belakang dari suatu kelemahan
belajar (dengan menghimpun dan mempergunakan berbagai data atau informasi
selengkap dan seobjektif mungkin) melainkan juga mengimplikasikan suatu upaya untuk

3
memprediksi kemungkinan-kemungkinan dan juga menyarankan tindakan
pemecahannya.
Dalam melakukan diagnosis diperlukan adanya prosedur yang terdiri atas
langkah-langkah tertentu yang diorientasikan pada ditemukannya kesulitan belajar jenis
tertentu yang dialami siswa. Langkah-langkah diagnosis dalam kesulitan belajar :
1. Identifikasi
2. Menentukan prioritas
3. Menentukan potensi
4. Menentukan taraf kemampuan dalam bidang yang perlu diremediasi
5. Menetukan gejala kesulitan
6. Menganalisis faktor-faktor yang terkait
7. Menyusun rekomendasi untuk pengajaran
Dalam melakukan diagnosis, ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan oleh
seorang guru bagi anak yang berkesulitan belajar, prinsip-prinsip tersebut yaitu :
1. Terarah pada perumusan metode perbaikan
2. Efisien
3. Menggunakan catatan kumulatif
4. Memperhatikan berbagai informasi yang terkait
5. Valid dan reliabel
6. Penggunaan tes baku (kalau mungkin)
7. Penggunaan prosedur informal
8. Kuantitatif
9. Berkesinambungan.
Kasus kesulitan belajar dapat pula di deteksi dari catatan observasi atau laporan
proses kegiatan belajar yaitu :
1. Cepat lambat (berapa lama) menyelasaikan pekerjaan (tugasnya)
2. Ketekunan (persistency) dalam mengikuti pelajaran (berapa kali tidak hadir :
alpa, sakit, izin)
3. Partisipasi dan kontribusinya dalam pemecahan masalah atau mengerjakan
tugas kelompok
4. Kemampuan kerja sama dan penyesuaian sosialnya.

4
Sehingga bisa dikatakan jika kegiatan mendiagnosa yang dilakukan oleh guru
dalam menangani kesulitan belajar yang dialami oleh peserta didik bisa berjalan
dengan baik, itu akan berdampak pada proses penanganan yang akan dilakukan
serta keberhasilan proses belajar itu sendiri. Namun itu juga akan berdampak
sebaliknya jika seorang guru/pendidik salah atau kurang tepat dalam melakukan
diagnosa terhadap kesulian belajar murid.
E. Cara Mengatasi Kesulitan Belajar
Mengatasi kesulitan belajar, tidak dapat dipisahkan dari faktor-faktor
kesulitan belajar. Banyak solusi yang ditawarkan oleh berbagai pihak dalam
mengatasi kesulitan belajar. Menurut Tadjab langkah-langkah untuk mengatasi
kesulitan belajar adalah sebagai berikut:
1. Pengumpulan Data
Untuk menemukan sumber penyebab kesulitan belajar, diperlukan banyak
informasi. Untuk memperoleh informasi tersebut, maka perlu diadakan suatu
pengamatan langsung yang disebut dengan pengumpulan data.
2. Pengolahan Data
Data yang telah terkumpul, selanjutnya diadakan pengolahan secara
cermat. Dalam pengolahan data langkah yang dapat ditempuh antara lain:
a. Identifikasi kasus
b. Membandingkan antar kasus
c. Membandingkan dengan hasil tes
d. Menarik kesimpulan
3. Diagnosis
Diagnosis adalah keputusan (penentu) mengenai hasil dari pengolahan
data. Diagnosis ini dapat berupa hal-hal sebagai berikut:
a. Keputusan mengenai jenis kesulitan belajar anak (berat dan ringannya).
b. Keputusan mengenai faktor-faktor yang ikut menjadi sumber penyebab
kesulitan belajar.
c. Keputusan mengenai faktor utama penyebab kesulitan belajar.
4. Pragnosis

5
Prognosis artinya “ramalan”. Apa yang telah ditetapkan dalam tahap
diagnosis, akan menjadi dasar utama dalam menyusun dan menetapkan ramalan
mengenai bantuan apa yang harus diberikan kepadanya untuk membantu
mengatasi masalahnya.
5. Treatment atau Perlakuan
Perlakuan disini maksudnya adalah pemberian bantuan kepada anak yang
bersangkutan (yang mengalami kesulitan belajar) sesuai dengan program yang
telah disusun pada tahap prognosis tersebut. Bentuk treatment yang mungkin
dapat diberikan contohnya bimbingan belajar kelompok, bimbingan belajar
individual dan lain-lain.
6. Evaluasi
Evaluasi disini untuk mengetahui apakah treatment yang telah diberikan
tersebut berhasil dengan baik, artinya ada kemajuan, atau bahkan gagal sama
sekali. Kalau ternyata treatment yang diberikan tidak berhasil, maka diadakan
pengecekan kembali.
Kemungkinan cara mengatasi kesulitan belajar sesuai dengan sifat-sifat
permasalahannya :
a. Jika kelemahannya menyeluruh dan bersumber kepada :
1. Kurikulum dan sistem pengajaran, maka perlu diadakan program pengajaran
khusus sebagai pengayaan sampai keterampilan dasar dan pola belajar siswa
terpenuhi dan terkuasai.
2. Sistem evaluasi, maka perlu diadakan peninjauan kembali dan dikembangkan
system penilaian yang bersifat edukatif yang dapat menggairahkan siswa.
3. Faktor kondisional, maka komponen-komponen belajar mengajar pokok yang
disyaratkan (buku, laboratorium, dan lain-lain) perlu dipenuhi.
b. Jika kelemahannya hanya segmental dan sektoral pada bagian tertentu, yang
mungkin bersumber pada :
1. Metode belajar mengajar, maka akan mudah ditempuh remedial teaching
secara kelompok, baik dalam kelas sebagai keseluruhan maupun dalam kelompok
kecil.

6
2. Sistem penilaian, maka perlu diadakan penyesuaian dengan system yang
lazim berlaku disekolah yang bersangkutan.
3. Penampilan dan sikap guru, maka perlu adanya perubahan pada diri guru.
Cara mengatasi kesulitan belajar yaitu :
1. Salah satu upaya untuk mengatasi kesulitan belajar adalah dengan
meningkatkan motivasi belajar.
2. Memiliki tujuan belajar dan sasaran yang hendak dicapai.
3. Mengenali bakat dan minat.
4. Ciptakan suasana belajar yang menyenangkan.
5. Catatlah keberhasilan belajar yang telah kamu capai sebagai alat pemacu
keberhasilan selanjutnya.
6. Mintalah pertimbangan pada guru, teman, atau seseorang yang dirasa
memiliki kemampuan untuk menyelesaikan permasalahan belajar.
7. Melengkapi sarana belajar.
8. Memelihara kondisi kesehatan, hindari makanan yang beresiko merusak
otak.
9. Mengatur waktu belajar di sekolah maupun di rumah.
10. Membuat rangkuman, skema dan catatan bagi pelajaran yang dianggap
penting atau sulit.
11. Ciptakan hubungan harmonis dengan guru, teman, maupun keluarga agar
tidak membebani pikiran dan perasaan
12. Bergaullah dengan orang-orang yang mendukung keberhasilan belajar.
Adapun solusi yang diberikan oleh pihak BK dalam mengatasi masalah belajar
siswa, yaitu :
1. Melakukan pendekatan terhadap siswa
2. Pencarian data tentang masalah yaitu dengan berkomunikasi dengan orang
tua siswa dan wali kelas.
3. Melakukan konsultasi secara privat

7
KESIMPULAN

Dari berbagai penjelasan diatas, tentu banyak sekali tugas sebagai orang
tua/pendidik dalam mendidik anak, baik mulai dari masa kecil mereka maupun
hingga besar nantinya. Semua adalah tanggung jawab yang mulia, sebagaimana
anak adalah karunia dan titipan Tuhan kepada para orang tua/pendidik. Maka dari
itu, pendidiklah yang harus merawat dan memperhatikan perkembangan mereka,
dan akhirnya pendidik pula yang akan tersenyum bahagia melihat perkembangan
mereka. Marilah kita memulai belajar mengenali dan mendidik anak mulai dari
sekarang. Sehingga, dalam mengatasi kesulitan belajar anak tidak dengan
memarahi anak tersebut melainkan mencari tau tentang anak menjadi kesulitan
dalam belajar.

8
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.unram.ac.id/6291/1/JURNAL%20SKRIPSI%20MURZANI
%20%28E1E014039%29.pdf di unduh pada tanggal 20 Maret 2019
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/agus-triyanto-mpd/02-
kesulitan-belajar-anak-sekolah-dasar.pdf di unduh pada tanggal 20 maret 2019
https://eprints.uny.ac.id/29197/1/ASTI%20NOOR%20HANIK.pdf di
unduh pada tanggal 20 maret 2019
http://neyshaafahza.blogspot.com/2015/06/kesulitan-belajar-faktor-dan-
cara.html di unduh pada tanggal 21 maret 2019

Anda mungkin juga menyukai