Anda di halaman 1dari 1

E.

Formulasi Supositoria

Supositoria dapat dibuat dengan beberapa metode yaitu pencetakan dengan tangan,
pencetakan komperasi, dan pencetakan dengan penuangan.

1. Pencetakan dengan tangan (manual)


Pencetakan dengan tangan (manual) merupakan metode paling sederhana, praktis dan
ekonomis untuk memproduksi sejumlah kecil supositoria. Caranya dengan menggerus
bahan pembawa/ basis sedikit demi sedikit dengan zat aktif, didalam mortar hinnga
homogeny. Kemudian massa supositoria yang mengandung zat aktif digulung menjadi
bentuk slinder lalu dipotong – potong sesuai diameter dan panjangnya. Zat aktif
dicampurkan dalam bentuk serbuk halus atau dilarutkan dalam air. Untuk mencegah
melekatnyabahan pembawa pada tangan, dapat digunakan talk.
2. Pencetakan dengan komperasi/ cetak kempa/ cold compression
Pada pencetakan kompresi, supositoria dibuat dengan mencetak massa yang dingin ke
dalam cetakan dengan bentuk yang diinginkan. Alat kompresi ini terdapat dalam berbagai
kapasitas yaitu 1,2 dan 5 g. Dengan metode kompresi, dihasilkan supositoria yang lebih baik
dibandingkan cara pertama, karena metode ini dapat mencegah sedimentasi padatan yang
larut dalam bahan pembawa supositoria. Umumnya metode ini digunakan dalam skala
besar produksi dan digunkan untuk membuat supositoria dengan pembawa lemak coklat/
oleum cacao. Beberapa basis yang dapat digunakam adalah PEG 1450 – heksametriol-
1,2,6,6% dan 12% polietilen oksida 4000.
3. Pencetakan dengan penuangan / cetak tuang/fusion
Metode pencetakan dengan penuangan sering juga digunakan untuk pembuatan skala
industry. Teknik ini ini juga sering disebut sebagai teknik pelelehan. Cara ini dapat dipakai
untuk membuat supositoria dengan hampir semua pembawa. Cetakannya dapat
digunakkan untuk membuat 6-600 supositoria. Pada dasarnya langkah- langkah dalam
metode ini ialah melelehkan bahan pembawa dalam penangas air hingga homogeny,
membasahi cetakan denan lubrikan untuk mencegah melekatnya supositoria pada inding
cetakan, menuang hasil leburan menjadi supositoria. Selanjutnya pendinginan bertahap(
pada awalnya di suhu kamar, lalu pada lemari pendingin bersuhu 7-10oC, lalu melepaskan
suppo dari cetakan. Cetakan yang umum digunakan sekarang terbuat dari baja tahan karat,
alumunium, tembaga atau plastik.
Cetakan yang dipisah sekat sekat, umumnya sapat dibuka secara membujur. Pada waktu
leburan dituangkan ke cetaka ditutup dan kemudian dibuka lagi saat akan mengeluarkan
supositoria yang sudah dingin. Tergantung pada formulasinya, cetakan supo mungkin
memerlukan lubrikan ebelum leburan dimasukkan ke dalamnya, supaya memudahkan
terlepasnya supo dari cetakan. Bahan- bahan yang mungkin menimbulkan iristasi terhadap
membrane mukosa seharusnya tidak digunakan sebagai lubrikan.

Anda mungkin juga menyukai