Anda di halaman 1dari 3

HOLIDAY WITH MY FAMILY

Long weekend bulan Mei 2018 lalu, saya dan keluarga menghabiskan waktu berlibur di Kota
Bandung. Selama 3 hari 2 malam kami berwisata keliling Parijs van Java, mencicipi berbagai kuliner
yang memanjakan lidah, serta tak ketinggalan menyambangi butik-butik yang berjajar di seputaran
Dago.

Namun demikian,rencana perjalanan sudah saya susun sejak awal tahun lalu. Tiket pesawat,
termasuk hotel, dan tempat-tempat mana saja yang akan kami kunjungi, sudah di tentukan oleh ayah
saya sejak jauh hari, meskipun fleksibell. Untuk tiket pesawat ke Bandung, kami menggunakan
pesawat citilink sedangkan untuk penginapan, kami memilih Hotel Gino Feruci Braga, sebuah hotel
berbintang empat yang berdiri tepat di Jalan Braga yang tersohor itu.

Hari kamis pagi, saya dan keluarga berangkat dari Bandara Udara Internasional Sultan Mahmud
Badaruddin II,Palembang, dengan penerbangan menuju ke kota Bandung, selama sekitar 1 jam 10
menit untuk menempuhnya. Tetapi pada saat kami ingin menaiki pesawat, ternyata pesawat yang
ingin kami tumpangi mengalami penundaan selama sekitar 1 jam. Sesampainya di Bandara
Internasional Husein Sastranegara, saya dan keluarga langsung menyewa mobil yang ada di Kota
Bandung.

Setibanya di Hotel, ayah saya langsung menemui petugas resepsionis di lobi. Ayah saya
memesan 3 kamar. Setelah ayah saya melakukan konfirmasi pemesanan. Saya dan keluarga langsung
bergegas menuju ke kamar yang telah di pesan. Saya sangat bergembira karena kamar yang saya
tempati pemandangannya sangat bagus, dan ketika saya melihat ke bawah terdapat area kolam renang,
kolam renang di hotel Gino Feruci ini cukup luas.

Jam mulai menunjukan pukul 14:00 WIB, sesampainya di hotel saya,kakak, dan adik bergegas
ganti baju untuk berenang di kolam renang hotel ini, Kami berenang ditemani hangatnya mentari sore,
meski tidak bisa mengalahkan dinginnya udara.Ketika saya asik berenang, tiba-tiba kaki saya
tersandung keramik yang ada di dalam kolam, dan ternyata keramik kolam itu ada yang retak,jadi
mengakibatkan kaki saya berdarah, saya masih berada di kolam itu dan tidak ingin memberitahukan
semuanya kepada orang tua saya, kakak saya menyadari keadaan itu dan bergegas memberitahukan
kepada orang tua saya. Disana saya sudah menangis dan menahankan rasa perih di kaki saya, saat itu
orang tua saya sudah datang ke kolam renang, mereka menyuruh kami buat tidak lagi mandi kolam
disana, ayah saya mengecek luka di kaki dan langsung diobati pakai obat merah. Syukurlah ternyata
lukanya tidak terlalu parah.

Malam menjelang, mentari juga sudah tidak terlihat lagi. Saatnya bagi kami untuk menikmati
suasana romantisnya Kota Bandung. Perut juga sudah terasang lapar, saya dan keluarga bergegas
untuk mencari makan di luar. Dimulai di Jalan Braga, jalan yang terkenal dengan gedung-gedung
klasik era kolonial berarsitektur Eropa, serta seniman jalanan yang kreativitasnya tak ada matinya.
Tak sedikit pula Anda jumpai gerai makanan maupun resto di sepanjang jalan, mulai dari menu
kuliner lokal, nasional, hingga internasional seperti Eropa dan Jepang. The Kiosk Lost Market
menjadi tempat pilihan kami untuk menikmati makan malam.

Matahari sudah menembus tirai jendela saat kami terbangun pagi itu. Sekitar pukul 08.00 WIB,
saya dan keluarga langsung turun ke lantai satu untuk sarapan, disana terdapat banyak makanan. Dan
saya melihat minuman segar yang disediakan, saya memilih minuman susu milo yang diisi dengan
batu es, sesudah sarapan saya dan keluarga kembali ke kamar masing-masing untuk bersiap
mengelilingi kota Bandung.

Target pagi ini saya dan keluarga ingin mengunjungi Wisata Tangkuban Parahu, dengan menaiki
mobil yang sudah disewa, untuk pergi ke Tangkuban Parahu membutuhkan sekitar 20 km ke arah
utara Kota Bandung, dengan rimbun pohon pinus dan hamparan kebun teh di sekitarnya, sangat indah
kalau dilihat. Ketika kami menuju ke Tangkuban Parahu,tiba-tiba ban mobil kami pecah dan suaranya
sangat kuat. Ayah saya langsung minta bantuan pada warga setempat,dan mengantarkan mobil kami
ke bengkel terdekat. Ketik kejadian itu, ayah saya frustasi,karena memakan waktu banyak untuk
membenari ban yang pecah. Sesampainya di Tangkuban Parahu, saya dan keluarga langsung berfoto-
foto ria disana,banyak spot yang indah untuk berfoto disana, perut sudah terasa lapar kami mencari
tempat makan disana, dan kami menemukan orang yang menjual baso, waktu mencicipi basonya,
ternyata baso disana enak juga ya.

Sekitar jam 14:00 WIB, saya dan keluarga mengunjugi Wisata FarmHouse, sesampainya disana,
kami berjalan menuju tempat penukaran tiket dengan Welcome Drink. Ada tiga jenis minuman susu
yang bisa kita pilih. Yang plain, rasa coklat dan juga rasa stroberi. Di Farm House, kami
menghabiskan waktu sekitar 1,5 jam.

Kami berkeliling Farm House Lembang ini dari satu taman ke taman lainnya. Yang khas dari
taman di Farm House ini adalah tamannya didesain sedemikian rupa sehingga mirip dengan nuansa
Eropa. Banyak tempat duduk di Farm House ini sehingga jika kita merasa capek, kita bisa duduk di
kursi-kursi ini. Beberapa bangunan di Farm House ini menyerupai rumah kurcaci atau rumah The
Hobbit. Rumah-rumah ini paling ramai dikunjungi, bahkan mau foto saja sampai antre beberapa
orang. Ada juga mini zoo di Farm House. Binatangnya memang gak sebanyak di kebun binatang sih,
tapi ya lumayan lah buat hiburan anak-anak. Seingat saya, binatang-binatangnya itu ada iguana, kura-
kura, kucing, landak, sugar glider, burung, domba, kelinci, dan anak sapi. Bahkan kita bisa berwisata
sambil memberi makan domba, anak sapi atau kelinci. Kita bisa membeli wortel atau susu untuk anak
sapi yang disediakan oleh pihak Farm House.

Di Farm House Susu Lembang ini, selain berbagai macam taman, rumah the hobbit dan petting
zoo, juga ada restoran dan tempat belanja oleh-oleh. Kalau teman-teman kelaparan, bisa juga nyicip
kuliner di sini. Makanan yang tersedia juga ala-ala Eropa gitu misalnya French Crepes. Kami kemarin
juga gak nyobain makan di Farm House soalnya perut sudah kenyang karena sebelum berangkat
makan dulu di rumah. Karena kental dengan nuansa Eropa, bahkan kita di sini bisa sewa kostum ala
Eropa (Belanda) gitu. Bisa buat orang dewasa laki-laki/perempuan dan anak-anak juga ada.

Setelah dari Tangkuban Parahu dan FarmHouse, saya dan keluarga ingin mencicipi makanan
khas bandung. Makanan khas Bandung memang dikenal sangat variatif dan memiliki cita rasa yang
tinggi. Namun demikian, kamu tidak perlu mengeluarkan uang banyak untuk bisa mendapatkannya.
Seperti, seblak,nasi tutug oncom,nasi timbel,karedok,mie kocok,kupat tahu,mochi es krim dan masih
banyak lagi.

Matahari pun mulai terbenam, saya dan keluarga kembali ke hotel untuk bersih-bersih badan dan
beristirahat sejenak, dan tidak lupa saya dan keluarga menunaikan sholat maghrib berjamaah, sekitar
jam 19:00 WIB, saya dan keluarga keluar dari hotel dan mencari makan di sekitarnya, Setelah sempat
mondar-mandir, kami pun memilih menginjakkan kaki di Bandros Bistro. Dengan motto "Steak-na
Urang Bandung", menu yang disajikan memang didominasi berbagai jenis steak.Tak banyak
pengunjung disana, selain kami, hanya ada enam meja lain yang terisi diantara belasan meja yang
tersedia.

Kami berkendara di tengah dinginnya udara malam Kota Bandung untuk makan di Infinito
Culinary yang berlokasi di Jalan Taman Cibunut Utara. Menurut saya, tempat ini lebih pas disebut
kafe karena tempatnya tidak terlalu luas. Untuk menu keroyokan, kami memesan Pizza Durian, dan
Pizza Durian Oreo yang merupakan menu legendaris di tempat ini. Sedangkan untuk minuman, saya
memesan Hot Chocolate, dan keluarga saya memesan Ice Taro Latte.

Selanjutnya Baso Tahu Tulen menjadi tempat makan malam pilihan saya. Kali ini saya mulai
dengan perut kosong, sehingga sanggup menampung 10 potong somay. Meski lokasinya di pinggiran
jalan dan hanya menggunakan gerobak, namun rasanya serasa baso tahu bintang lima. Selesai makan
malam, kami berniat mengunjungi Rumah Mode Factory Outlate, Factory Outlet adalah salah
satu tempat wisata di Bandung yang menjadi salah satu destinasi wisata favorit. Saya dan keluarga
dibingungkan dengan banyaknya pilihan atau alternatif tempat belanja yang murah meriah yang ada di
kota Kembang, Mulai dari pusat belanja tradisional seperti Pasar cimol tanpa pendingin ruangan yang
ada di pinggir jalan, sampai dengan pusat belanja berupa mall-mall hingga factory outlet yang besar
dan nyaman ada di Bandung.

Hari minggu ini adalah hari terakhir kami di Bandung, jadi kami sekeluarga ingin membeli oleh-
oleh untuk keluar besar. Ada puluhan tempat, bahkan ratusan tempat belanja oleh-oleh khas Bandung
yang bisa kamu datangi di sana. Mulai dari dari Factory Outlet hingga Artshop yang unik, kamu
pastinya tidak akan ragu menghabiskan uang untuk membeli barang sebagai oleh-oleh bagi yang
tersayang di rumah. Tetapi bunda saya ingin membeli oleh-oleh makanan saja, seperti batagor
bandung,rujak cireng,tahu bandung,oncom raos,brownies kukus,surabi bandung,picnic roll,keripik
maicih,pevo cake dan asih banyak lagii.

Setelah membeli oleh-oleh, saya dan keluarga makan siang ke Nanny’s Pavillon Bandung.
belum lengkap rasanya jika belum menjajal aneka makanan dan minuman di pusat wisata kuliner
bandung, salah satunya di Nanny’s Pavillon. Saya memilih makanan Hot Tuna Spaghetti, dan Smoke
Beef Sandwich, adik dan kakak saya memilih Uncle Halord Spaghetti dan Waffle Toast Banana, ayah
dan bunda saya memilih makanan seperti saya. Perut sudah terasa kenyang.

Kami langsung berangkat menuju Bandara Internasional Husein Sastranegara, dan menuju
Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin. Dan menggunakan pesawat Garuda Indonesia.

Setelah sampai di palembang, saya dan keluarga mengambil mobil di tempat penitipan mobil,
dan bergegas pulang ke Kota Baturaja. Menempuh waktu sampai 5 jam. Kami sampai di Baturaja
sekitar pukul 17:00 WIB. Sesampainya di rumah saya dan keluarga langsung istirahat karena
kelelahan.

Sungguh liburan yang sangat menyenangkan meskipun banyak kejadian yang tak terduga, tetapi
saya dan keluarga sangat enjoy dalam menghadapi masalah tersebut.

Anda mungkin juga menyukai