Berbagai teknik pengolahan air irigasi untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba
dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air irigasi yang telah
dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu secara
fisika, kimia, dan biologi. Untuk suatu jenis air irigasi tertentu, ketiga metode pengolahan
tersebut dapat diaplikasikan secara sendirisendiri atau secara kombinasi (Hafni 2012).
Secara garis besar satuan operasi dalam proses pengolahan air yang biasa dipergunakan
adalah intake, koagulasi, flokulasi, sedimentasi, filtrasi, dan desinfeksi. Alternatif
pengolahan perlu dilakukan untuk mengoptimalkan pengolahan (Smaradhana et al 2016).
Intake
Intake berfungsi untuk menangkap air baku dari sumber sebelum masuk ke
instalasi pengolahan (Utami et al 2016). Intake adalah konstruksi yang dibangun di
sumber air baku untuk mengambil sejumlah air yang direncanakan. Beberapa lokasi
intake pada sumber air yaitu intake sungai, intake danau dan waduk, dan intake air tanah.
Jenis-jenis intake, yaitu intake tower, shore intake, intake crib, intake pipe atau conduit,
infiltration gallery, sumur dangkal dan sumur dalam (Arifiani dan Hadiwidodo 2007).
Sedimentasi
Aerasi
Aerasi merupakan proses pengontakan air dengan udara bebas yang bertujuan
untuk mengurangi kandungan CO2 (merupakan asam lemah) dalam air. Pengurangan
CO2 dimaksudkan untuk menaikkan pH air agar menjadi netral sehingga dapat
mengurangi sifat korosif dari air. Proses aerasi juga bertujuan untuk mengurangi rasa dan
bau yang disebabkan oleh zat organik yang terdekomposisi. Selain itu berfungsi untuk
mengendapkan ion-ion logam seperti mangan dan besi (Winarno, 1986 in Lestari, 2008)