Anda di halaman 1dari 11

TRADISI MELAYU PEKANBARU(RIAU)

Dosen pembimbing:Tety kumalasari,M.Sc,P.Hd

Disusun oleh:
DESI SASIMARNI
180388201067

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNNIVERSITAS MARITIM RAJA ALI HAJI
TANJUNGPINANG
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya
terutama nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
mata kuliah "Tradisi Melayu". Kemudian shalawat beserta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar kita Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-qur’an dan
sunnah untuk keselamatan umat di dunia.

Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah TRADISI MELAYU di program
studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan pada
Universitas Negeri Maritim Raja Ali Haji.

Saya menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan-kekurangan dalam penulisan


makalah ini, maka dari itu saya mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para
pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Tanjungpinang, 7 Mei 2019

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1
DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 3
BAB I .................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PENDAHULUAN ................................................................................ Error! Bookmark not defined.
1.1 LATAR BELAKANG .......................................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 RUMUSAN MASALAH ...................................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 TUJUAN ............................................................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II................................................................................................... Error! Bookmark not defined.
PEMBAHASAN ................................................................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 TRADISI MELAYU RIAU ................................................. Error! Bookmark not defined.
2.2 KESENIAN TRADISIONAL RIAU .................................... Error! Bookmark not defined.
BAB III ................................................................................................. Error! Bookmark not defined.
PENUTUP ............................................................................................ Error! Bookmark not defined.
3. 1 SIMPULAN ........................................................................... Error! Bookmark not defined.
3. 2 SARAN .................................................................................. Error! Bookmark not defined.

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Adat atau tradisi biasanya diartikan sebagai suatu ketentuan
yang berlaku dalam masyarakat tertentu, dan menjelaskan satu
keseluruhan cara hidup dalam bermasyarakat1
. Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, tradisi mempunyai dua arti: Pertama, adat kebiasaan
turun temurun yang masih dijalankan masyarakat. Kedua, penilaian
atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan cara yang
paling baik dan benar.2 Dengan demikian, tradisi merupakan istilah
generik untuk menunjuk segala sesuatu yang hadir menyertai kekinian.3
Pada era modern ini, masih banyak tradisi yang tetap
dipertahankan secara turun temurun dari nenek moyang hingga ke anak
cucu pada suatu masyarakat.

Demikian juga yang terjadi di Dusun

Tanjung, Kelurahan Lubuk Puding Kecamatan Buru, Kabupaten

Karimun Provinsi Kepulauan Riau.

1Husni Thamrin, Orang Melayu : Agama, Kekerabatan, Prilaku Ekonomi,(Lpm :

Uin Suska Riau ),2009, hlm : 1

2Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (

Jakarta : Balai Pustaka),1998, hlm : 589

3Rumadi,Post-Tradisionalisme Islam, Wacana Intelektualisme Dalam Komunitas

NU, ( Jakarta : Depag RI ), 2007, hlm : 9

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa saja tradisi melayu riau?


2. Apa saja kesenian tradisional di melayu riau?

1.3 TUJUAN

1. Untuk memnuhi tugas mata kuliah tradisi melayu

2. Untuk mengenal TRADISI melayu riau dan melestarikannya


Melayu Riau (Jawi: ‫ )ماليو رياو‬adalah salah satu dari banyak Rumpun Melayu yang ada di
nusantara. Mereka berasal dari daerah Riau yang menyebar di seluruh wilayah sampai ke pulau-
pulau terkecil yang termasuk dalam wilayah provinsi Riau dan kepulauan Riau. Wilayah
kediaman mereka yang utama adalah di daerah Riau kepulauan, sebagian besar di Bengkalis,
Indragiri Hulu, Kampar, dan wilayah Pekanbaru yang merupakan kekuatan kerajaan Riau pada
masa lampau.
Provinsi Riau, terletak di bagian tengah Pulau Sumatra. Sebelah Utara provinsi ini
berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Selat Malaka, di sebelah Selatan berbatasan
dengan Provinsi Jambi, sebelah Barat berbatasan dengan Provinsi Sumatra Utara dan Sumatra
Barat, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Laut Cina Selatan. Meskipun sebagian besar
penduduk Melayu Riau hidup di Pulau Sumatra, sebagian lain tinggal di kepulauan. Dua pulau
yang paling berkembang dalam gugusan pulau itu adalah Pulau Batam dan Pulau Bintan.
Bahasa Melayu Riau adalah bagian dari rumpun Bahasa Melayu. Bahasa Riau sendiri
memiliki dua dialek, yakni dialek Melayu Riau Daratan yang digunakan di Pulau Sumatra, dan
dialek yang mereka gunakan di Kepulauan Riau dan di daerah pesisir pantai. Sastra Melayu
Riau terekam dengan baik dalam pantun, syair, gurindam, hikayat, karmina, seloka, puisi-puisi
tradisional, peribahasa lokal, mantra-mantra, dan kisah-kisah roman, serta bentuk-bentuk ekspresi
lainnya yang mereka gunakan untuk mengungkapkan perasaan mereka.

Adapun tradisibyang masih ada sampai sekarang yaitu:


1. POTANG BALIMAU

Sebagaimana dengan tahun-tahun sebelumnya, pada Ramadan 1440 H ini


masyarakat Kota Pekanbaru, Riau menyambutnya dengan sukacita. Mereka
menggelar Potang Balimau, Minggu (5/5). Sebuah tradisi yang turun-temurun digelar
masyarakat setempat.

Kegiatan itu selain diikuti masyarakat juga ikut melibatkan aparatur sipil
negara (ASN) dari lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau dan Kota
Pekanbaru.

Acara itu diawali dengan berziarah ke makam pendiri Pekanbaru di areal


Masjid Raya Pekanbaru. Mulai dari makam Sultan Muhammad Ali Abdul Jalil
Muazzam Syah, makam Sultan Abdul Jalil Alamuddin Syah, makam Sayid Osman
Sahabuddin, Makam Sultanah Khodijah, makam Tengku Embong Badariah,
dan makam Sayid Zen Al Jufri.

Usai menabur bunga di makam pendahulu, dilanjutkan dengan kegiatan


lainnya di tepian Sungai Siak. Di sana masyarakat mengikuti acara arak-arakan,
memukul beduk, dan memandikan anak yatim.
2. TEPUK TEPUNG TAWAR
Bagi masyarakat Melayu Riau, tradisi Tepuk Tepung Tawar atau Tepung
Tawar merupakan simbol untuk mendoakan seseorang karena keberhasilannya.
Upacara ini menjadi salah satu bagian penting dalam sejumlah prosesi adat istiadat.
Baik dalam acara adat perkawinan, khatam, berandam, syukuran, peresmian maupun
prosesi lainya.
Sampai saat ini masyarakat Melayu di provinsi Riau dan Kepulauan Riau ini
masih melaksanakan Tepung Tawar. Upacara ini menjadi simbol yang hakekatnya
tetap pada kekuatan memohon doa kepada Allah SWT, agar dihindarkan dari segala
marabahaya.
Dalam ungkapan orang melayu, yang disebut Tepuk Tepung Tawar, menawar
segala yang berbisa, menolak segala yang menganiaya, menjauhkan segala yang
menggila, mendindingkan segala yang menggoda, menepis segala yang berbahaya.
Selanjutnya juga disebutkan di dalam Tepuk Tepung Tawar, terkandung segala restu,
terhimpun segala doa, terpatri segala harap, tertuang segala kasih sayang.
Tepung Tawar merujuk pada alat yang digunakan seperti bedak sejuk
dicampur air perenjis, yang manfaatnya diyakini bisa meneduhkan hati dan kalbu.
Kemudian daun sitawar, daun sidingin (sosor bebek), daun juang-juang, daun ati-ati
dan daun rusa (gandarusa). Diikat daun ribu-ribu atau benang 7 rupa. Beragam
tumbuhan ini juga diyakini dapat menjadi penawar berbagai penyakit.
Alat selanjutnya yakni beras tabur, dipakai untuk ditaburkan sebagai lambang
pemberian doa dan berkat. Beras tabur terdiri dari beras kunyit atau beras kuning,
beras putih basuh, bertih. Beras kuning melambangkan marwah, beras putih basuh
mengandung arti memutihkan hati. Bertih, adalah padi digongseng melambangkan
perkembangan baik untuk kemudian hari.
Selain itu ada juga, bunga rampai, melati, pandan, mawar untuk menciptakan
harum wangi serasi. Kemudian Inai dipadukan gambir dan air wangi. Makna ramuan
ini yakni menyatukan keluarga menjadi sakinah dan kewibawaan.

Ketua Mejelis Kerapatan Adat (MKA) Lembaga Adat Melayu Riau, Datuk
Seri Al Azhar, mengatakan Tepuk Tepung Tawar adalah simbolik, hakekatnya tetap
pada kekuatan doa kepada sang pencipta semesta.

“Tepung Tawar peristiwa memberikan kepercayaan diri dalam mengarungi


kehidupan, dari kesadaran bahwa manusia tidak hidup sendiri. Merupakan ekspresi
simbolik, melalui doa kepada Allah SWT. Memohon mendapatkan berkah dan
kewibawaan,” kata Datuk Seri Al Azhar pada kontributor GenPI.co, Jumat (15/2).
Menurutnya arti kata “tawar” adalah penawar bukan dalam arti ekonomi.
Tetapi menawar "bisa" atau secara simbolik adalah aura aura jahat. Lembaga Adat
Melayu Riau telah beberapa kali menggelar tepung tawar kepada tokoh nasional. Di
antaranya adalah Presiden RI, Joko Widodo, Ustad Abdul Somad, Ketua MPR
Zulkifli Hasan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dan Sandiaga Uno.

Kesenian tradisional melayu riau yang masih ada sampai sekarang:


a) Wayang Cecak
Wayang Cecak adalah akulturasi antara budaya tionghoa dan budaya melayu
yaitu salah satu kesenian yang menjadi khasanah tradisi lisan di pulau penyegat dan
semakin diakui keberadaannya, merupakan sastra lisan yang di peragakan melalui
media wayang. Kesenian ini merupakan kesenian yang menggunakan boneka tangan,
terbuat dari kain perca di mainkan oleh dalang. Dengan menggambarkan kehidupan
dalam kotak yang kira-kira berukuran dua kali tiga meter, dan boneka itu digerakkan
oleh tangan manusia (dalang) dari belakang. Kesenian ini hanya di pertunjukkan
kepada kalangan elit saja dan tidak menyebar di tengah-tengah masyarakat, sampai
pada masa tahun 1940-an pemain wayang cicak yang berada di Pulau Penyengat
hanya seorang yang bernama Khadijah Terung.
b) Dangkong
Dangkong salah satu bagian tarian khas tradisional di kepulauan riau. Tari
dangkong atau lebih akrab disebut joget dangkong ini awalnya kesenian melayu yang
sering digelar masyarakat kecamatan moro kabupaten karimun. Alat musik yang
pertama kali digunakan dalam suatu pertunjukan joget dangkong di moro pada masa
itu hanya ada empat yaitu: Bjole Tempurung, Gendang Tabur, Gong dan Gendang
Babane. Joget dangkung ini berfungsi sebagai upacara adat, sebagai penghibur warga
kerajaan pada zaman dahulu. Kesenian joget dangkong ini lalu mengalami perubahan
seiring perkembangan jaman, baik perubahan alat musik, perubahan bentuk
pertunjukan, perubahan pormasi ,cara joget, perubahan lagu, perubahan kostum dan
tata rias.
c) Gobang
Gobang adalah kesenian asli jemaja, kepulauan anambas, Kepri yang unik dan
khas. Bagi masyarakat jemaja tarian gobang selalu di tampilkan dalam acara-acara
penting seperti: sunatan, perkawinan, dan hari besar lainnya. Kesenian joget gobang
yang sepintas mirip opera tradisional ini dalam penampilannya selalu dilengkapi
dengan para penari yang berkostum aneh, semuanya menggunakan topeng berwajah
seram sepeti moyet, raksasa bengis dan paras menyerupai hantu lainya. Musik
pengiringnya terdiri atas gendang panjang, gendang pendek dan gong. Di tengah
alunan musik itulah para pemainnya melantunkan nyanyian dalam bahasa daerah
melayu setempat. Syair-syairnya berisi tuntunan moral, nasehat dan lain-lainya.

d) Melemang
Melemang merupakan tarian tradisional yang berasal asli dari daerah bintan.
Menurut sejarahnya tarian melemang ini berasal dari tanjung pisau negeri bentan
penaga. Tarian melemang pertama kali di mainkan sekitar abad ke 12. Ketika itu
tarian melemang hanya di mainkan di istana kerajaaan Melayu bentan. Pada masa itu
tarian melemang di tampilkan pada saat saat tertentu saja khususnya untuk menghibur
pembesar dan raja di kalangan istana. Namun sejak kerajaan bentan mengalami
keruntuhan, tarian melemang berubah menjadi pertunjukan hiburan rakyat. Tarian
melemang sangat di gemari masyarakat melayu yang telah dikenal luas di daerah ini.
Setiap pementasan para penari mempertunjukkan kecakapannya mengambil sesuatu,
berdiri sambil membungkukkan badan ke arah belakang.
e) Mak Yong
Mak Yong adalah seni teater tradisional masyarakat melayu yang masih lestari
hingga sekarang masih sering dipertunjukkan. Pada jaman dahulu pertunjukan mak
yong di adakan orang desa di pematang sawah selesai panen padi. Seni teater mak
yong terdapat juga di negara bagian seperti: terengganu, pattani, kelantan, kedah. Di
kepulauan riau seni teater mak yong dibawakan penari yang memakai topeng berbeda
dengan di malaysia yang tanpa topeng. Pertunjukan mak yong biasanya di bawakan
oleh kelompok penari dan pemusik, yang menggabungkan berbagai unsur keagamaan,
sandiwara, tari, musik, vokal, serta naskah. Tokoh utama pria dan wanita, keduanya
dibawakan oleh penari wanita. Pertunjukan mak yong di iringi musik seperti gendang,
rebab dan tetawak.
f) Mendu
Mendu adalah sebuah kesenian yang tidak jauh berbeda dengan mak yong,
yang sama-sama menggabungkan unsur nyanyian, tarian,dan teater. Pertunjukan
kesenian mendu kerap digelar di berbagai daerah di kepulauan riau sepeti di Anambas
(tarempa dan langi), Natuna (Ranai, Sepempang dan Midai). Cerita yang di mainkan
adalah hikayat dewa mendu yang di angkat dari cerita rakyat masyarakat Natuna.
Tokoh-tokoh dalam seni pertunjukan mendu, di samping dewa mendu itu sendiri
adalah Angkara Dewa, Siti Mahdewi, Maharaja Laksemalik, Kilan Cahaya, Nenek
Kebayan, Raja Bahailani, Raja Majusi, Raja Firmansyah, Raja Beruk, dan tokoh-
tokoh pendukung lainnya yang jenaka seperti Selamat Salabe dan Tuk Mugok.
g) Zapin
Tarian Zapin adalah salah satu tarian rumpun melayu. Kata zapin sendiri
berasal dari bahasa arab yaitu ''Zappan'' yang artinya penari dan ''Al Zapin'' yang
berarti gerak kaki. Tarian yang kental dengan pengaruh budaya arab ini bisa anda
nikmati kalau mengunjungi kepulauan Lingga. Biasanya ditampilkan di acara-acara
tertentu atau pegelaran budaya. Tarian zapin memiliki banyak ragam gerak tariannya,
walaupun pada dasarnya gerakan dasar zapinnya sama, dan pada prinsipnya tarian ini
bersifat edukatif namun di tampilkan dengan kemasan yang menghibur. Syair-syair
lagunya cukup kental dengan nuansa dakwah islam. Musik penggiringnya terdiri dari
dua alat utama yaitu alat musik petik gambus dan tiga buah alat musik tabuh berupa
gendang kecil yang kerap disebut marwas.
BAB III
PENUTUP
3.1 SIMPULAN

TRADISI adat melayu Riau hampir selalu dikaitkan dengan norma


sosial, agama dan adat istiadat. Ini membuat TRADISI adat ini berkembang
dengan makna dan filosofi yang bermacam-macam.

KESENIAN tradisional Melayu Riau terdiri dari berbagai macam


jenis. Jenis ini tergantung pada situasi dan kondisi si pemakai dan kegiatan
yang lakukan.
Disetiap Corak dan warna juga mengandung makna juga arti masing-masing.

3.2 SARAN
1.dengan mempelajari tentang tradisi adat melayu kita dapat
melestarikan budaya melayu
2.kita dapat tau nilai-nilai,nama-nama dan juga makna dari setiap
tradisi melayu.

Anda mungkin juga menyukai