Anda di halaman 1dari 19

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1 KONSEP NIFAS


1. Pengertian
 Masa nifas adalah pulih kembali mulai dari persalinan selesai sampai
alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil, lama masa nifas yaitu 6-
8 minggu (Mochtar,2006). Masa puerperium atau nifas mulai setelah
partus selesai, dan berakhir setelah kira-kira 6 minggu. Akan tetapi,
seluruh alat genetalia baru pulih kembali seperti sebelum ada
kehamilan dalam waktu 3 bulan (Prawiroharjo, 2009). Kala
puerperium berlangsung selama 6 minggu atau 42 hari, merupakan
waktu yang diperlukan untuk pulihnya alat kandungan pada keadaan
yang normal. Dijumpai dua kegiatan penting pada puerperium, yaitu
involusi uterus dan proses laktasi (Manuaba, 2006)
2. Periode Nifas
Nifas dibagi 3 periode, yaitu :
 Puerperium dini
Yaitu kepulihan dimana ibu telah diperbolehkan berdiri dan berjalan-
jalan.Dengan agama dianggap telah bersih dan boleh bekerja setelah
40 hari.
 Puerperium intermedial
Yaitu kepulihan menyeluruh alat-alat genetalia yang lamanya 6-8
minggu.
 Remote puerperium
Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna bila
selama hamil atau waktu persalinan mempunyai komplikasi. Waktu
untuk sehat bisa berminggu-minggu, bulanan atau tahunan.
3. Perubahan fisiologik, anatomik dan psikologik pada Ibu Nifas
Selama periode nifas terjadi banyak perubahan pada wanita, baik secara
anatomik, fisiologik maupun dari segi psikologik. Perubahan tersebut
diantaranya adalah :
a. Hormonal
 Beberapa jam setelah plasenta terlepas, kadar hormon plasenta (LH
dan HCG) menurun dengan cepat. Dalam 2 hari LH sudah tidak
terdeteksi dalam serum, dan HCG dalam waktu 10 hari juga tidak
dapat terdeteksi.
 Kadar estrogen dan progesteron dalam serum menurun dalam waktu 3
hari post partum, dan mencapai kadar normal sebelum hamil dalam
waktu 7 hari post partum.
 Hormon prolaktin meningkat setelah bayi menyusui
a. Sistem Kardiovaskuler
 Pulih dalam keadaan seperti sebelum hamil dalam waktu 2 minggu.
 Pada 24 jam pertama, beban tambahan pada jantung yang disebabkan
oleh adanya hipovolemik.
 Penurunan kadar estrogen menyebabkan terjadi diuresis yang
berlebihan dan plasma darah tidak begitu mengandung cairan,
sehingga daya koagulasi meningkat.
Hal ini harus dicegah dengan ambulansi dini.
 Jumlah sel darah dan hemoglobin akan kembali normal pada kari ke-5
b. Sistem Gastrotestinal
Seringkali terjadi konstipasi karena :
 Faal usus belum normal, akan kembali normal dalam 3-4 hari.
 Asupan makanan yang menurun selama proses persalinan dan hari
pertama pasca persalinan.
 Rasa nyeri pada bagian perineum yang mungkin dapat menghalangi
keinginan BAB
 Gerakan tubuh berkurang
c. Traktus urinarius
 Dalam waktu 24 jam pertama kemungkinan terjadi kesulitan BAK,
karena kemungkinan terjadi spasme sfigter dan odema leher buli-buli,
setelah mengalami kompresi oleh kepala janin dengan tulang
symphisis selama proses persalinan.
 Terjadi diuresis dalam waktu 12-36 jam post partum, karena kadar
etrogen yang bersifat retensi air.
d. Uterus
Tinggi Fundus Uteri (TFU)
Involusi TFU Berat Uterus
Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari dibawah pusat 750 gr
1 minggu Pertengahan pusat 500 gr
symphisis
2 minggu Tidak teraba diatas 350 gr
symphisis
6 minggu Bertambah kecil 50 gr
8 minggu Sebesar normal 30 gr

e. Luka Bekas Implantasi Plasenta


Placental bed mengecil karena kontraksi dan menonjol ke kovum uteri
dengan diameter 7,5 cm, sesudah 2 minggu menjadi 3,5 cm, pada
minggu ke-6 menjadi 2,4 cm dan akhirnya pulih.
f. Lochea
Adalah cairan yang berasal dari kavum uteri dan vagina dalam masa
nifas.
 Lochea rubra
Selama 2 hari post partum, jumlah sedang dan warna merah, berisi
darah segar dan sisa-sisa selaput ketuban, sel-sel desidua, verniks
kaseosa, lanugo dan mekaneum.
 Lochea sanguinolenta
Hari ke 3-7 post partum. Berwarna merah kekunigan berisi darah dan
lendir.
 Lochea serosa
Hari ke 7-14 pasca persalinan. Berwarna kuning, cairan tidak
berdarah lagi.
 Lochea alba
Setelah 2 minggu, cairan putih.
g. Serviks
Setelah mengalami involusi bersama-sama uterus. Setelah persalinan,
ostium uteri eksterna (OUE) dapat dilalui oleh 2 atau 3 jari tangan,
setelah 6 minggu post partum OUE menutup.
h. Vulva Vagina
Setelah mengalami penekanan dan penegangan yang sangat besar selama
proses persalinan, vulva vagina akan tetap mengendur selama beberapa
hari. Setelah 3 minggu vulva vagina akan kembali normal. Orificium
vagina biasanya membuka setelah wanita melahirkan.
i. Perineum
Perineum menjadi kendor. Pada hari ke-5 post partum perineum sudah
mendapatkan kembali sebagian tonus otonya.
j. Payudara
Dengan dimulainya laktasi, payudara akan sedikit tegang, nyeri, lebih
besar dan lebih kencang.
k. Psikologis
Pada masa nifas terjadi adaptasi psikologi yang dibagi dalam beberapa
fase, yaitu :
 Fase “Taking In” (ketergantungan)
Perhatikan ibu terutama terhadap kebutuhan diri sendiri, pasif dan
berlangsung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan kontak dengan
bayinya, tetapi bukan berarti tidak memperhatikan.
 Fase “Taking Hold” (perpindahan dari ketergantungan ke mandiri)
Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuh, misalnya :
BAB, BAK, melakukan aktivitas duduk, jalan dan juga mulai
belajar tentang perawatan anaknya. Sering timbul kurang percaya
diri.
 Fase “Letting Go” (perpindahan dari mandiri ke peran ibu)
Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan
bayinya.
Merasa bayi terpisah dari dirinya.
4. Tujuan Perawatan Post Natal
Semua aspek pada perawatan post natal dimaksudkan agar pada saat
keluar dari rumah sakit, ibu berada dalam keadaan yang sehat dan
mengetahui cara merawat anaknya.Mendapatkan cukup istirahat sehingga
tubuh dan pikirannya dapat pulih kembali setelah menjalani berbagai tugas
fisik serta emosional selama hamil dan bersalin.Menghindari infeksi dapat
menghambat kesembuhan jaringan yang cedera.Dapat melakukan
pemberian ASI secara memuaskan atau memiliki keyakinan dan
melaksanakan pemberian susu buatan.Belajar merawat, menggantikan
pakaian, pemberian susu dan membujuk bayinya ketika rewel atau menagis.
5. Perawatan Masa Nifas
a. Mobilisasi
Jelaskan bahwa latihan tertentu sangat membantu seperti :
 Dengan tidur terlentang dengan lengan disamping, menarik otot perut
selagi menarik nafas, tahan nafas ke dalam dan angkat dagu ke dada :
tahan satu hitungan sampai 5, rileks dan ulangi 10 x.
 Untuk memperkuat tonus otot vagina (latihan kegel).
 Berdiri dengan tungkai dirapatkan kencangkan otot-otot, pantat dan
pinggul dan tahan sampai 5 hitungan kendurkan dan ulangi latihan
sebanyak 5 kali.
 Mulai mengerjakan 5 kali latihan untuk setiap gerakan setiap minggu
naikkan 5 kali. Dan pada 6 minggu setelah persalinan ibu harus
mengerjakan sebanyak 30 kali.
b. Diet
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap hari.
Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein, mineral dan
vitamin yang cukup. Pil besi harus diminum minimal 40 hari pasca
melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter, minum zat besi, minum kapsul
vitamin A dengan dosis 200.000 unit.
c. Miksi hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena kandung
kemih yang penuh dapat menyebabkan perdarahan.
d. Defekasi
Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca persalinan, bila
tidak bisa maka diberi obat peroral atau perektal atau klisma.
e. Perawatan Payudara
 Menjaga payudara tetap bersih dan kering terutama puting susu
 Menggunakan BH yang menyokong payudara
 Apabila puting susu lecet oleskan kolostrum atau ASI yang keluar
pada sekitar puting susu setiap kali selesai menyusui. Menyusui tetap
dilakukan dari puting susu yang tidak lecet.
 Apabila lecet berat dapat diistirahatkan selama 24 jam. ASI
dikeluarkan dan diminum dengan menggunakan sendok.
 Untuk menghilangkan nyeri ibu dapat minum parasetamol 1 tab setiap
4-6 jam.
 Apabila payudara bengkak akibat pembendungan ASI, lakukan :
- Pengompresan payudara dengan menggunakan kain basah dan
hangat selama 5 menit.
- Urut payudara dari arah pangkal menuju puting atau
menggunakan sisir untuk mengurut arah Z pada menuju puting.
- Keluarkan ASI sebagian dari bagian depan payudara sehingga
puting susu menjadi lunak.
- Susukan bayi setiap < 3 jam. Apabila tidak dapat menghisap
seluruh ASI sisanya dikeluarkan dengan tangan.
- Letakkan kain dingin pada payudara setelah menyusui.

f. Laktasi
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna,
memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih dan siap
untuk diminum.
Tanda ASI cukup :
Bayi kencing 6 kali dalam 24 jam.
Bayi sering buang air besar berwarna kekuningan
Bayi tampak puas, sewaktu-waktu merasa lapar, bangun dan tidur
cukup.
Bayi menyusui 10-11 kali dalam 24 jam.
Payudara ibu terasa lembut dan kosong setiap kali menyusui.
Ibu dapat merasakan geli karen aliran ASI.
Bayi bertambah berat badannya.
ASI tidak cukup :
Jarang disusui.
Bayi diberi makan lain.
Payudara tidak dikosongkan setiap kali habis menyusui.
g. Senggama
Secara fisik aman untuk mulai berhubungan suami istri begitu darah
merah berhenti dan ibu dapat memasukkan satu atau dua jarinya ke
dalam vagina tanpa rasa nyeri. Begitu darah merah berhenti dan tidak
merasakan ketidaknyamanan, aman untuk melakukan hubungan suami
istri kapan saja ibu siap.
h. Istirahat
Sarankan ibu untuk tidur siang atau tidur selagi bayi tidur. Kurang
istirahat akan mempengaruhi ibu dalam beberapa hal yaitu mengurangi
jumlah ASI yang diproduksi, memperlambat proses involusio dan
memperbanyak jumlah perdarahan, menyebabkan depresi dan ketidak
mampuan merawat bayi sendiri.
i. Pemeriksaan pasca persalinan, meliputi pemeriksaan umum, keadaan
umum, payudara, dinding perut, secret vagina, keadaan alat kandungan.
j. Kebersihan
Anjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan air
mulai depan kebelakang yaitu dari vulva ke anus. Sarankan untuk
mengganti pembalut minimal 2x sehari, sarankan ibu untuk mencuci
tangan dengan sabun dan air sebelum dan sesudah membersihkan alat
kelaminnya. Jika ibu mempunyai luka episiotomi atau laserasi sarankan
untuk tidak menyentuh luka tersebut.
k. KB
Idealnya pasangan harus menunggu 2 tahun lagi sebelum ibu hamil
lagi. Pada umumnya metode KB dapat dimulai 2 minggu setelah
melahirkan. Sebelum menggunakan KB hal-hal berikut sebaiknya
dijelaskan yaitu bagaimana efektivitasnya, kelebihan / keuntungan, efek
samping, cara menggunakan metode itu, kapan mulai digunakan dan
waktu kontrolnya.
l. Nasehat untuk Ibu Nifas
 Fisioterapi post natal sangat baik bila diberikan
 Sebaiknya bayi disusui
 Kerjakan gymnastic sehabis bersalin
 Untuk kesehatan ibu dan bayi, serta keluarga sebaiknya melakukan
KB untuk menjarangkan anak.
 Bawalah bayi anda untuk memperoleh imunisasi.

B. KONSEP HHP (Haemorrogic Post Partum)


1. Pengertian
 Perdarahan post partum adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam
setelah persalinan berlangsung.
(Manuaba, 2006:295)
 Perdarahan post partum adalah perdarahan pervaginam yang melebihi
500 ml setelah melahirkan.
(Syaifuddin, 2002:25)
2. Macam-macam perdarahan post partum
a. Perdarahan post partum primer
Perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama adalah
atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta dan robekan jalan lahir.
Terbanyak dalam 2 jam pertama.
b. Perdarahan post partum sekunder
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama. Penyebab utama adalah
robekan jalan lahir dan sisa plasenta atau membrane.
(Manuaba,2006;295)

3. Faktor-faktor perdarahan post partum


 Grande multipara
 Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
 Persalinan yang dilakukan dengan tindakan, pertolongan kala uri
sebelum waktunya, pertolongan oleh dukun, persalinan dengan tindakan
paksa.
(Manuaba,2006: 295)
 Perdarahan pasca partus primer (dini)
 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Plasenta rest
 Trauma persalinan rupture uteri dan hematoma
 Gangguan pembekuan darah
 Perdarahan pasca perut sekunder
 Plasenta rest dan tertinggalnya selaput ketuban.
 Trauma persalinan, bekas SC-pembuluh darah terbuka
 Infeksi menimbulkan sub involusi bekas implantasi plasenta.
(Kapita Selekta, 2001: 427)
4. Predisposisi
a. Keadaan umum lemah-anemia
b. Multiparitas
c. Pasca tindakan operasi vaginal
d. Distensi uterus berlebihan
 Hidramnion
 Hamil ganda
e. Kelelahan ibu
 Prolog labour
 Neglebed labour
f. Trauma persalinan
 Robekan vagina dan perineum
 Robekan serviks
 Robekan vorniks
 Robekan uterus
g. Gangguan kontraksi : covulaire uteri
(Manuaba,2006: 427)
5. Tatalaksana Penanganan
a. Penanganan umum
 Pemasangan infuse
 Transfusi darah
 Pemberian antibiotic
 Pemberian uterotonika
b. Pada robekan serviks vagina dan perineum, perdarahan dilatasi dan
jalan menjahit
c. Penanganan khusus
 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Ruptura uteri
 Tidak terjadi infeksi
 Tidak terjadi pendarahan
(Manuaba,2006:428)
Konsep Dasar Asuhan Kebidanan
1. Pengkajian Data
Tanggal : Jam :
Tempat :

A. Data Subyektif
1. Biodata
Umur : < 17 tahun/ > 35 tahun
2. Alasan Kunjungan
Ingin melahirkan
3. Keluhan Utama
Pusing dan perutnya terasa mules,perdarahan ± 500cc
4. Riwayat Haid
Menarche : HPHT :
Siklus haid : TP :
Lama haid :
Banyak haid :
Keluhan haid :
5. Riwayat Pernikahan
Untuk mengetahui status pernikahan
6. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Untuk mengetahui status kesehatan yang pernah diderita klien
7. Riwayat kesehatan sekarang
Keadaan ibu lemas,pusing dan perut terasa mules
8. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pada saat bersalin ada/ tidak keluarga yang mengalami perdarahan
setelah persalinan
9. Riwayat Kehamilan, kelahiran dan nifas yang lalu
Untuk mengetahui apakah dalam nifas yang lalu pernah mengalami
perdarahan
10. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas sekarang
a. Riwayat kehamilan
 ANC : minimal 4 kali selama hmil
 TT : 2 kali
 Hidramnion
 Hamil ganda
 Grande multipara
b. Riwayat persalinan
- UK :
- Kehamilan tunggal/hidup/
- Cara persalinan normal
- Tgl lahir : ……, Hidup; sex
- Tempat : ….., BBL : …..
- Plasenta lahir lengkap, perdarahan : ......,episiotomi / tidak
 Grande multipara
 Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun
 Persalinan yang dilakukan dengan tindakan, pertolongan
kala uri sebelum waktunya, pertolongan oleh dukun,
persalinan dengan tindakan paksa.
 Perdarahan pasca partus primer (dini)
 Atonia uteri
 Retensio plasenta
 Plasenta rest
 Trauma persalinan rupture uteri dan
hematoma
 Gangguan pembekuan darah
 Perdarahan pasca partus sekunder
 Plasenta rest dan tertinggalnya selaput
ketuban.
 Trauma persalinan, bekas SC-pembuluh
darah terbuka
 Infeksi menimbulkan sub involusi bekas
implantasi plasenta.
c. Riwayat Nifas
 lochea serosa (berwarna kuning cair tidak berwarna
lagi)
 Keadaan umum lemah-anemia
 Multiparitas
 Pasca tindakan operasi vaginal
 Distensi uterus berlebihan
 Trauma persalinan
 Robekan vagina dan perineum
 Robekan serviks
 Robekan vorniks
 Robekan uterus
 Gangguan kontraksi : covulaire uteri

11. Riwayat KB
Setelah masa nifa ikut KB yakni 2 minggu post partum/ 40 hari
post partum
12. Pola Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Ibu menyusui harus mengkonsumsi tambahan kalori 500 tiap
hari. Makanan harus diet berimbang untuk mendapatkan protein,
mineral dan vitamin yang cukup. Pil zat besi harus diminum
minimal 40 hari pasca melahirkan. Minum sedikitnya 3 liter,
minum zat besi, minum kapsul vitamin A dengan dosis 200.000
unit.
b. Pola Aktifitas
Melakukan mobilisasi dini lalu bertahap setelah ibu merasa kuat
c. Pola Istirahat
- Adakah gangguan dan kebiasaan khusus dalam beristirahat
- Berapa jam waktu istirahat (pada waktu siang dan malam)
d. Pola Eliminasi
BAK : hendaknya dapat dilakukan sendiri mungkin karena
kandung kemih yang penuh dapat menyebabkan
perdarahan.
BAB : Buang air besar harus dapat dilakukan 3-4 hari pasca
persalinan, bila tidak bisa maka diberi obat peroral atau
perektal atau klisma.
e. Personal Hygiene
Anjurkan ibu membersihkan daerah kelamin dengan sabun dan
air mulai depan kebelakang yaitu dari vulva ke anus. Sarankan
untuk mengganti pembalut minimal 2x sehari, sarankan ibu
untuk mencuci tangan dengan sabun dan air sebelum dan
sesudah membersihkan alat kelaminnya. Jika ibu mempunyai
luka episiotomi atau laserasi sarankan untuk tidak menyentuh
luka tersebut.

f. Pola Hubungan Seksual


Dalam kehamilannya selama ini ibu masih melakukan hubungan
suami istri/tidak sama sekali.Berapa kali dalam satu minggu.
g. Pola Kebiasaan Lain
Untuk mengetahui kebiasaan ibu yang mengganggu kesehatan
selama hamil seperti minum minuman keras,jamu-jamuan
13. Keadaan Psikososial, Spiritual dan Budaya
- Psikologis
 Fase “Taking In” (ketergantungan)
Perhatikan ibu terutama terhadap kebutuhan diri sendiri,
pasif dan berlangsung 1-2 hari. Ibu tidak menginginkan
kontak dengan bayinya, tetapi bukan berarti tidak
memperhatikan.
 Fase “Taking Hold” (perpindahan dari ketergantungan ke
mandiri)
Perhatian terhadap kemampuan mengatasi fungsi tubuh,
misalnya :BAB, BAK, melakukan aktivitas duduk, jalan
dan juga mulai belajar tentang perawatan anaknya. Sering
timbul kurang percaya diri.
 Fase “Letting Go” (perpindahan dari mandiri ke peran ibu)
Terjadi peningkatan kemandirian dalam perawatan diri dan
bayinya.Merasa bayi terpisah dari dirinya.
- Sosial Budaya
Hubungan antara ibu dengan suami,keluarga dan masyarakat
dilingkungan sekitarnya.Adanya pantang makan selama hamil
dan menyusui.
- Spiritual
Agama yang dianut ibu dan keluarga

B. Data Objektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran : Composmentis
BB : Kenaikan BB dari sebelum dan selama
hamil 9-13kg
TD : meningkat lebih dari 130/100 mmHg
Suhu : meningkat lebih dari 370C
Nadi : meningkat lebih dari 88x/menit
Respirasi : meningkat lebih dari 24x/menit
2. Pemeriksaan fisik
a. Inspeksi
Muka : anemis, tidak oedem
Mata : seklera tidak ikterus, congjungtiva anemis
Bibir : kering dan anemis
Payudara : hyperpigmentasi aerola mamae,
hypervakularisasi, putting susu menonjol
Perut : TFU setinggi pusat, tidak ada bekas luka SC, ada
strie, tidak ada benjolan abnormal
Genetalia : bersih, lochea rubra, ada/ tidak jahitan, perdarahan
± 400cc

b. Palpasi
Payudara : konsistensi, tidak ada benjolan / massa abnormal,
keluar ASI +/+, tidak ada nyeri tekan
Abdomen : TFU setunggi pusat, UC : lembek, kandung kencing
penuh,ada nyeri tekan

4. Pemeriksaan Laboratorium
Golongan Drah :
HB : normal 8-9%

5. Terapi
- Pasang Infus
- Tranfusi darah
- Pemberian antibiotic
- Pemberian uterotonika

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
DS :
DO : - Keadaan umum : lemah
- Kesadaran : Composmentis
- Tensi : meningkat lebih dari 130/100 mmHg
- Suhu : meningkat lebih dari 370C
- Nadi : meningkat lebih dari 88x/menit
- Respirasi : meningkat lebih dari 24x/menit
- Muka : anemis, tidak oedem
- Mata : seklera tidak ikterus, congjungtiva anemis
- Bibir : kering dan anemis
- TFU setinggi pusat,UC lembek,kandung kencing penuh,ada nyeri
tekan
- Perdarahan ± 500cc warnanya merah kehitaman dan bergumpal-
gumpal,ada jahitan pada perineum
III. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
 Infeksi
 Anemia
 Syok hemoragic
 HHP Skunder
 Terjadi Sub involusi
IV. Identifikasi Kebutuhan Segera
 Infus
 Pemberian antibiotika
 Pemberian uterotonika
 Cari penyebab perdarahan
 Masase uterus
V. Intervensi
DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
Tujuan : Perdarahan berhenti/dapat diatasi
Kriteria hasil :
- TTV dalam batas normal
- Tidak terjadi komplikasi
- Proses involusi berjalan dengan baik
- Lochea keluar sesuai hari nifas
Intervensi :
1. Pasang Infus
R/ Mengganti cairan yang hilang
2. Berikan uterotonika
R/ Mempertahankan kontraksi agar membaik
3. Cari penyebab perdarahan
R/ Mendeteksi sumber penyebab perdarahan
4. Lakukan masase uterus
R/ Merangsang kontraksi uterus
5. Observasi perdarahan
R/ Parameter untuk mencegah perdarahan lebih lanjut

6. Berikan antibiotik
R/ Membunuh mikroorganisme patologi dalam tubuh

VI. Implementasi
Dilakukan sesuai intervensi
Tanggal : jam :
DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
VII. Evaluasi
Tanggal : Jam :
DX : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
S :
O :- Terpasang infuse
- Penyebab perdarahan tertinggalnya sisa plasenta,atonia
uteri,robekan jalan lahir,penyakit darah/kelainan
pembekuan darah
- Pemberian uterotonika (metergin o,2mg) dan antibiotic (amoxilin
500mg)
- Perdarahan ± 500 cc,UC lembek,TFU setinggi pusat,kandung
kencing penuh
- TD : meningkat lebih dari 130/100 mmHg
- S : meningkat lebih dari 370C
- N : meningkat lebih dari 88x/menit
- RR: meningkat lebih dari 24x/menit
A : P….Ab…. 2 jam post partum dengan HPP
P : - Observasi jumlah perdarahan
- Observasi KU dan TTV
- Observasi 2 jam post partum
- Observasi KU ibu dan bayi

Anda mungkin juga menyukai