VISION 2020
Disusun Oleh:
dr. Astidya Miranti Putri
Pembimbing:
Dr. dr. Trilaksana Nugroho, M.Kes, FISCM, SpM (K)
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI .................................................................................................................... 2
2
DAFTAR GAMBAR
TABEL GAMBAR
3
BAB I
PENDAHULUAN
Karunia penglihatan adalah karunia Allah yang berharga bagi umat manusia.
Menyadari pentingnya mata dan fungsi mereka diperlukan. Saat ini kita melihat gangguan
mata lebih sering terjadi dimana setiap lima detik satu orang di dunia menjadi buta.
Diperkirakan oleh WHO lebih dari tujuh juta orang menjadi buta setiap tahun. Sekarang
diperkirakan 180 juta orang di seluruh dunia secara visual cacat, dari mereka, antara 40-45
juta orang buta dan satu sepertiga dari mereka berada di Asia Tenggara. Karena pertumbuhan
populasi dan penuaan, angka-angka ini diperkirakan akan meningkat dua kali lipat pada tahun
2020. Sementara sebenarnya delapan puluh persen dari semua kasus kebutaan dapat diobati
bahkan dicegah, dan oleh itu hak untuk melihat bisa dan harus terpenuhi. 1
Tanpa intervensi, jumlah individu dengan kebutaan mungkin mencapai 76 juta pada
tahun 2020 karena sejumlah faktor, terutama penuaan populasi yang cepat di sebagian besar
negara. Sejak penyakit mata terlihat pada sebagian besar orang yang lebih tua, dua kali lipat
populasi dunia yang diproyeksikan lebih dari usia 50 tahun hingga 2 miliar pada tahun 2020
telah berdampak besar pada jumlah mereka yang buta dan penglihatan rendah. 2
VISION 2020: The Right to Sight diluncurkan pada tahun 1999. Ia berusaha untuk
mempromosikan: "Sebuah dunia di mana tidak ada orang yang mengalami gangguan
penglihatan, di mana mereka dengan kehilangan penglihatan yang tidak dapat dihindari dapat
mencapai potensi penuh mereka." 3
VISION 2020 Global Initiative selanjutnya telah dilengkapi dan dibangun oleh
serangkaian rencana tambahan. Pada tahun 2006, pemangku kepentingan VISION 2020
mengembangkan rencana aksi untuk periode 2006-2011, yang memperpanjang tugas untuk
fokus tidak hanya pada penghapusan kebutaan yang dapat dihindari, tetapi juga termasuk
gangguan penglihatan terutama yang disebabkan oleh kesalahan refraksi yang tidak
dikoreksi. 3
4
BAB II
VISION 2020
2.1 DEFINISI
VISION 2020 adalah gerakan global untuk menghilangkan kebutaan yang
dapat dihindari pada tahun 2020. Eliminasi mengacu pada pengurangan kondisi
sejauh tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat. Dengan demikian aspirasi
VISION 2020 adalah untuk membawa gangguan penglihatan yang dapat dihindari
hingga ke tingkat yang dapat diatasi oleh sistem kesehatan reguler, tanpa bantuan
pendekatan kampanye atau penjangkauan dan pengobatan outreach. Di banyak
negara, tujuan ini memerlukan reformasi sistemik yang melibatkan semua pemangku
kepentingan yang relevan untuk mencapai keseimbangan optimal di antara
infrastruktur berkelanjutan, teknologi tepat guna, dan sumber daya manusia yang
terampil. 2
Selain itu, empat resolusi Majelis Kesehatan Dunia (2003, 2006, 2009 dan
2013) telah memperkuat tujuan dan sasaran dari VISION 2020. Dua resolusi terakhir
didampingi oleh Rencana Aksi WHO yang telah memberikan lebih banyak rincian
tentang bagaimana tujuan tersebut harus dicapai . Mereka juga membantu
menyempurnakan beberapa pendekatan implementasi. 2
2.2 TUJUAN
Tujuan dari VISION 2020 adalah : 3
Hak penglihatan untuk menyelesaikan misinya karena mencapai tiga tujuan utama:
Tingkatkan profil, di antara audiens utama, tentang penyebab kebutaan yang dapat
dihindari dan solusi yang akan membantu menghilangkan masalah.
Identifikasi dan amankan sumber daya yang diperlukan di seluruh dunia untuk
memberikan tingkat program pencegahan dan pengobatan yang lebih tinggi.
Memfasilitasi perencanaan, pengembangan dan implementasi dari tiga strategi inti
Visi 2020 oleh Program Nasional.
Sebagai tanggapan terhadap kebutuhan global ini, World Health Organisation
(WHO), Jenewa, Swiss, dengan International Agencyfor the Prevention of Blindness
(IAPB), London, Inggris, kemitraan perawatan mata organisasi, meluncurkan VISI
2020: Inisiatif Hak untuk Penglihatan di tahun 1999. VISI 2020 bertujuan untuk
5
menghilangkan hal yang dapat dihindari kebutaan di dunia pada tahun 2020 dan
mentargetkan penyebab utama yang dapat dihindari di dunia gangguan penglihatan:
katarak, trachoma, onchocerciasis, kebutaan pada anak-anak (termasuk kekurangan
vitamin A), dan kelainan refraksi dan low vision. 2
Di daerah–daerah di dunia di mana gangguan penglihatan ini telah
dikendalikan, serta glaukoma dan retinopati diabetik termasuk di antara kondisi yang
ditargetkan. Untuk mencapai tujuannya, VISI 2020 memerlukan pelatihan jumlah
penyedia perawatan mata yang setara dengan iklan di semua tingkat dan pembentukan
in-frastructure dan teknologi tepat guna. Sama pentingnya, VISION 2020 telah
memberikan advokasi yang sangat penting untuk meningkatkan sumber daya dan
komitmen yang memadai untuk mencapai tujuan-tujuan inisiatif. VISI 2020 sekarang
adalah tahun ke 4 dalam proses. 2
2.3 MISI
Misi dari VISION 2020 Global Initiative adalah untuk menghilangkan
penyebab utama dari semua kebutaan yang dapat dicegah dan dapat diobati sebagai
masalah kesehatan masyarakat pada tahun 2020. 3
6
2.4 STRATEGI
Strategi inti dari VISION 2020 adalah : 3
Pengendalian penyakit: fasilitasi penerapan program khusus untuk mengontrol dan
mengobati penyebab utama kebutaan.
Pengembangan sumber daya manusia: mendukung pelatihan ophthalmologists dan
personel perawatan mata lainnya untuk memberikan perawatan mata.
Infrastruktur dan pengembangan teknologi yang sesuai: membantu meningkatkan
infrastruktur dan teknologi untuk membuat perawatan mata lebih tersedia dan
mudah diakses.
7
BAB III
8
Kunci keberhasilan program ini adalah fleksibel, dimiliki secara lokal dan
dapat menanggapi untuk memenuhi kebutuhan yang diungkapkan oleh negara-negara
sementara memberikan lokakarya yang ditargetkan yang diidentifikasi oleh IAPB dan
WHO pada topik yang penting untuk memenuhi tujuan dari VISION 2020. Sejak
2014, program lokakarya telah diselaraskan dengan WHO (GAP) 2014, awalnya
melalui pertemuan advokasi regional untuk meluncurkan GAP dan selanjutnya untuk
fokus pada penyampaian rencana di tingkat nasional. 4
9
Gambar 3. VISION 2020 TAHUN 2005 3
10
3.3 IMPLEMENTASI VISION 2020
Masalah yang terkait dengan sumber daya manusia, Kecukupan dan kemampuan
tenaga kerja perawatan mata yang ada
Masalah yang berkaitan dengan akses kesadaran, keterjangkauan dan aksesibilitas
perawatan mata untuk semua
Masalah yang terkait dengan struktur - struktur yang memungkinkan pelaksanaan
yang efektif dari program nasional.
11
BAB VI
KESIMPULAN
Data nasional yang akurat berfungsi sebagai data baseline sangat dibutuhkan untuk
mencapai GAP 2014 - 2019. Data dari penelitian RAAB yang sedang berlangsung akan
memenuhi tujuan. Dengan demikian, penelitian RAAB perlu dilakukan di beberapa provinsi
di Indonesia untuk menjadi data yang tepat untuk mewakili data nasional. Disamping itu juga
diperlukan adanya Koordinator Nasional yang akan bertindak sebagai inisiator, kolektor dan
pengatur kegiatan pencegahan kebutaan di Indonesia. Kegiatan pencegahan kebutaan akan
mengambil komitmen serius yang diukur dengan kebijakan dan keuangan yang memadai dari
pemerintah untuk mendukungnya sebagai terintegrasi ke dalam cakupan kesehatan universal
dan sistem kesehatan universal.
Mendorong pemerintah untuk memberikan lebih banyak dukungan untuk perawatan mata
komprehensif Peningkatan komponen perawatan mata seperti sumber daya manusia,
infrastruktur, jaminan kualitas dan kemitraan dalam rangka memberikan cakupan layanan
kesehatan mata yang terintegrasi, komprehensif dan cukup di semua tingkatan. Juga
mendorong upaya untuk menyediakan data akurat kebutaan di Indonesia untuk menentukan
strategi yang tepat untuk mencapai Visi 2020, Serta merencanakan pertemuan berikutnya
untuk mengevaluasi pengembangan dan menentukan langkah selanjutnya.
12
DAFTAR PUSTAKA
13