Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Anatomi Fisiologi Sistem Endokrin
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, Karena atas perkenaanya
saya dapat menyelesaikan tugas Makalah Anatomi Fisiologi system endokrin pada Mata kuliah
SISTEM ENDOKRIN dengan baik. tugas ini tidak dapat diselesaikan tanpa bantuan dari pihak –
pihak terkait, untuk itu saya mengucapkan terimakasih kepada orang tua dan teman-teman yang
sudah membantu. Kiranya Tuhan Yesus memberkati
Penulis
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
3. TUJUAN PENULISAN
BAB II PEMBAHASAN
- KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang :
sistem endokrin terdiri dari kelenjar endokrin tanoa duktus yang tersebar
diseluruh tubuh. Meskipun kelenjar-kelenjar endokrin secara anatomis tidak
berhubungan namun secara fungsional kelenjar-kelenjar tersebut membentuk suatu
sistem. Semua kelenjar endokrin melaksanakan fungsinya dengan mengeluarkan
hormone ke dalam darah dan terdapat banyak interaksi fungsional diantara berbagai
kelenjar endokrin.
Adapun fungsi keseluruhan sistem endokrin adalah sebagai berikut :
1) Mengatur metabolisme organic serta keseimbangan H2O dan
elektrolit, yang secara kolektif penting dalam mempertahankan lingkungan
internal yang konstan
2) Menginduksi perubahan adaptif untuk membantu tubuh
menghadapi situasi stress
3) Mendorong tumbuh kembang yang lancer dan berurutan
4) Mengontrol reproduksi
B. Rumusan masalah
1. Menjelaskan tentang Anatomi dan Fisiologi sistem endokrin
2. Menyebutkan istilah-istilah dalam Sistem endokrin
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui struktur dan fungsi tubuh yang berkaitan dengan sistem
endokrin melalui anatomi dan fisiologi sistem endokrin
2. Agar kita dapat mengetahui istilah-istilah yang kurang dipahami dalam sistem
endokrin.
BAB II
PEMBAHASAN
System endokrin adalah suatu system yang bekerja dengan perantaraan zat-zat
kimia (hormon) yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Kelenjar endokrin merupakan
kelenjar buntu (sekresi interna) yang mengirim hasil sekresinya langsung masuk ke
dalam darah dan cairan limfe, beredar dalam jaringan kelenjar tanpa melewati duktus
(saluran). Hasil sekresinya disebut hormon, dan excresi hormonnya ke cairan intrasel
(tidak langsung ke pembuluh darah). Hormone ini masuk ke dalam darah dan dibawa
oleh system peredaran darah ke seluruh bagian tubuh. Sistem endokrin terdiri dari
kelenjar-kelenjar endokrin dan bekerja sama dengan system saraf, mempunyai peranan
penting dalam pengendalian kegiatan organ-organ tubuh. Meskipun darah menyebarkan
hormone ke seluruh tubuh namun hanya sel sasaran tertentu yang dapat berespon
terhadap masing-masing hormone, karena hanya sel sasaran yang memiliki reseptor
untuk mengikat hormone tertentu. Jadi setelah dikeluarkan, hormone mengalir dalam
darah ke sel sasaran di tempat yang jauh, tempat bahan ini mengatur atau mengarahkan
fungsi tertentu.
Kelenjar endokrin yang terdapat didalam tubuh adalah sebagai berikut :
Kelenjar yang seluruhnya kelenjar endokrin
Hypophysis (Glandula pituitaria)
Glandula thyreoidea
Glandula parathyreoidea
Thymus
Glandula pinealis
Glandula suprarenalis
Organ- organ yang dilengkapi dengam kumpulan sel-sel endokrin
Selain menjalankan tugas tertentu organ ini juga mengeluarkan hormone dari
bagian endokrinnya. Organ yang termasuk kedalam kelompok ini adalah :
Pulau-pulau Langerhans di dalam pancreas
Organ reproduksi atau gonad :
Ovarium pada perempuan
Testis pada laki-laki
Gaster dari intestinal
I. HYPOPHYSIS
Kelejar hipofisis atau pituitary adalah suatu kelenjar endokrin yang terletak di
dasar tengkorak (sela tursika) fossa os sfenoid. Besarnya kira-kira 10x13x6 mm dan
beratnya sekitar 0,5 gram. Kelenjar ini memegang peranan penting dalam menyekresi
hormone dari semua organ endokrin (sebagai pengatur), kegiatan hormone yang lain, dan
mempengaruhi pekerjaan kelenjar yang lain. Hipofisis dihubungkan dengan hipotalamus
oleh sebuah tangkai penghubung tipis. Fungsi hipofise dapat diatur oleh sususnan saraf
pusat melalui hypothalamus yang dilakukan oleh sejumlah hormone yang dihasilkan
hipotalamus. Hormone-hormon yang mengatur fungsi hipofise disebut hipophysiotropic
hormone dihasilkan ole sel-sel neorosekretori yang terdapat dalam hipotalamus.
Kelenjar hipofise mempunyai dua lobus, yaitu lobus anterior, dan lobus posterior.
1. Lobus anterior (adenohipofise), berasal dari kantong rathke ( dua tulang rawan ) yang
menempel pada jaringan otak lobus posterior , menghasilkan sejumlah hormone yang
bekerja sebagai pengendali produksi dari semua organ endokrin yang lain.
a. Hormon somatotropik ( growth hormone). Hormon pertumbuhan yang berfungsi
merangsang pertumbuhan tulang, jaringan lemak, dan visera penting pada
individu yang masih muda untuk pertumbuhan. Efek langsung ( efek anti-insulin)
memerlukan adanya kortisol untuk meningkatkan lipolysis dan glukosa darah.
Efek tidak langsung merangsang hati untuk membentuk somatomedin (
sekelompok peptida) untuk meningkatkan pertumbuhan tulang rawan dan
kerangka serta meningkatkan sintesis protein meningkatkan poliferasi sel.
Pengaturan sekresi GH dikendalikan oleh system saraf pusat. Stress, gerak badan,
suhu dingin, anesthesia, pembedahan, dan perdarahan akan meningkatkan sekresi.
b. Hormon tirotropik, thyroid stimulating hormone (TSH) mengendalikan kelenjar
tiroid dalam menghasilkan hormone tiroksin. Sel-selnya besar dan berbentuk
polyhedral mengandung granula kecil yang berdiameter 50-100 nm. Fungsinya
menstimulasi pembesaran tiroid, menambah uptake yodium, dan menambah
sintesis tiroglobulin. Hormone-hormon dari kelenjar tiroid menyebabkan
menurunnya jumlah sel-sel tirotropik yang merupakan reseptor terhadap thyroid
releasing factor (TRF) menyebabkan menurunnya sekresi hormone TSH.
c. Hormon adrenokortikotropik ( ACTH) mengendalikan kelenjar suprarental dalam
menghasilkan kortisol yang berasal dari korteks kelenjar suprarenal. Selnya
mengandung granul sekretori berdiameter 375-550 nm, merupakan yang terbesar
ditemukan dalam sel-sel hipofisis. Se l ini menyintesis hormone ACTH dan beta
lipoprotein, diproduksi dan disimpan dalam sel basophil hipofise anterior,
mempunyai efek terhadap supraren dan ekstraadrenal.
d. Hormon gonadotropin , menghasilkan :
- Follicle stimulating hormone (FSH) yang memiliki fungsi berbeda pada
wanita dan pria. Pada wanita, hormone ini merangsang pertumbuhan dan
perkembangan folikel ovarium, tempat berkembangnya ovum atau sel telur.
Hormone ini juga mendorong sekresi hormone estrogen dan ovarium. Pada
pria FSH diperlukan untuk produksi sperma.
- Luteinzing hormone (LH) juga berfungsi berbeda pada wanita dan pria. Pada
wanita LH berperan dalam ovulasi dan luteinisasi (yaitu, pembentukan korpus
luteum penghasil hormone di ovarium setelah ovulasi). LH juga mengatur
sekresi hormone-hormon seks wanita, estrogen dan progesterone, oleh
ovarium. Pada pria hormone ini merangsang sel interstisium leydig di testis
untuk mengeluarkan hormone seks pria, testosterone, sehingga hormone ini
memiliki nama alternative interstitial cell-stimulating hormone (ICSH)
- Prolactin (PRL) meningkatkan perkembangan payudara dan produksi susu
pada wanita. Fungsinya pada pria belum jelas, meskipun bukti menunjukan
bahwa hormone ini mungkin merangsang produksi reseptor LH di testis.
Selain itu, studi-studi terakhir mengisyaratkan bahwa prolactin mungkin
meningkatkan system imun dan menunjang pembentukan pembuluh darah
baru di tingkat jaringan pada kedua jenis kelamin – kedua efek ini sama sekali
tidak berkaitan dengan perannya dalam fisiologi reproduksi.
2. Lobus Posterior (neurohipofisis)
Lobus posterior hipofise terdiri dari jaringan saraf dan karenanya juga dinamai
neurohipofisis, berasal dari evaginasi atau penonjolan dasar ventrikel otak ketiga,
menghasilkan dua macam hormone :
- Vasopresin atau arginen vasopressin (APV), hormone anti-diuretik (ADH)
yang bekerja melalui reseptor-reseptor tubulus distal ginjal, menghemat air,
mengonsentrasi urine dengan menambah aliran osmotic dari lumina-lumina ke
intestinum medular yang membuat kontraksi otot polos. Dengan demikian
ADH memelihara konstannya osmolaritas dan volume cairan dalam tubuh.
- Oksitosin merangsang kontraksi otot polos uterus untuk membantu
mengeluarkan janin selama persalinan, dan hormone ini juga merangsang
penyemprotan (ejeksi) susu dari kelenjar mamaria (payudara) selama
menyusui. Sekresi oksitosin ditingkatkan oleh refleks-refleks yang terpicu
ketika bayi menghisap payudara. Selain kedua efek fisiologik utama tersebut,
oksitosin terbukti juga mempengaruhi berbagai perilaku, terutama perilaku
ibu. Sebagai contoh, hormon ini meningkatkan ikatan batin antara ibu dan
bayinya.
-
II. KELENJAR TIROID
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar yang terletak di dalam leher bagian bawah
melekat pada tulang laring, sebelah kanan depan trakea, dan melekat pada dinding
laring. Kelenjar ini terdiri dari dua lobus (lobus dekstra dan lobus sinsitra ), saling
berhubungan, masing-masing lobus tebalnya 2 cm, panjang 4 cm, dan lebar 2,5 cm.
kelenjar tiroid menghasilkan hormone tiroksin. Pembentukan hormone tiroid
bergantung pada jumlah yodium eksogen yang masuk ke dalam tubuh sumber utama
untuk memelihara keseimbangan yodium dalam makanan dan air minum.
Struktur mikroskopis kelenjar ini terdiri dari folikel seperti kelenjar asiner, berdinding
selapis sel, bila sedang aktif berbentuk kuboid yang tinggi. Bila sedang istirahat sel
ini pipih bagian tengah asiner terisi koloid senyawa tiroglobulin, tirosin dan hormone
tiroksin pada lenjar tiroid. Sekresi hormone tiroid memerlukan bantuan TSH untuk
endositosiskoloid oleh mikrovili, enzim proteolitik untuk memecahkan ikatan
hormone T3 (triiodothyronine) dan T4 (tetraidothyronine) dari trigobulin dan
melepaskan T3 dan T4 ke peredaran darah.
Distribusi dalam plasma terikat pada protein plasma protein bound iodine (PBI),
sebagian besar PBI T4, sebagian kecil PBI T3 terikat pada protein jaringan yang
bebas dalam keadaan keseimbangan. Reaksi yang diperlukan untuk sintesis dan
sekresi hormone tiroid :
1. Transport yodium dari plasma ke dalam tiroid dan lumen dari folikel- folikel,
proses ini dibantu oleh thyrotrop stimulating hormone (TSH).
2. Dalam kelenjar yodium tiroid dioksidasi sehingga menjadi yodium yang aktif dan
dibantu oleh TSH.
3. Idiotirosin mengalami perubahan kondensasi oksidatif dengan bantuan
peroksidase. Reaksi ini terjadi dalam molekul triglobulin membentuk idiotironin
di antaranya T4 (tetraiodotironin) dan T3 (triidotironin) yang terikat pada tirosin,
dalam kelenjar tirod dalam bentuk tirosin.
4. Tahap terakhir, pelepasan iodotironin bebas ke dalam darah. Setelah triglobulin
dipecah melalui hidrolisis, T4 dan T3 dalam kelenjar tiroid dapat lepas dalam
darah.
Efek T3 dan T4 :
1. Kalorigenik :
a. Meningkatkan konsumsi oksigem di semua jaringan kecuali pada orang
dewasa (otak, limpa, hipofisis, anterior, testes, uterus, dan kelenjar limfe)
b. Bergantung pada banyak katekolamin
c. Merangsang metabolism zat dalam sel glikogenolisis dalam sel hati
katabolisme protein dan lemak pada tulang dan otot.
d. Meningkatkan produksi panas.
2. Pertumbuhan dan perkembangan :
a. Merangsang sekresi growth hormone (GH)
b. Memperkuat efek GH
c. Mempengaruhi sel-sel saraf, perkembangan mental pada anak balita dan
janin.
b. Fungsi Tiroksin :
1. Tiroksin mempengaruhi proses okdidasi dalam tubuh sehingga
memengaruhi metabolism didalam tubuh.
2. Tiroksin berperan penting dalam pertumbuhan pada masa
kanak-kanak dan perkembangan mental
3. Koloid yang terdapat dalam gelembung tiroid menjadi tempat
penyimpanan yodium untuk pertumbuhan.
4. Tiroksin mempengaruhi stimulais system saraf.
5. Tiroksin memelihara kesehatan kulit dan rambut
IV. THYMUS
Kelenjar timus terletak dalam rongga mediastinum di belakang os sternum, di
dalam rongga toraks, kira-kira setinggi bifukasi trachea. Warnanya kemerah-merahan
dan terdiri dari dua lobus. Pada bayi baru lahir sangat kecil dan beratnya kira-kira 10
gram, ukurannya bertambah setelah masa remaja antara 30-40 gram dan setelah
dewasa akan mengerut.
Kelenjar timus menginduksi diferensiasi sel induk limfosit yang mampu
berpartisipasi dalam reaksi kekebalan. Di antara bukti tentang adanya aktivasi
endokrin pada timus ialah kenyataan bahwa timus peka terhadap hormone tiroid.
Mengecilnya ukuran timus sementara kedewasaan kelamin tercapai disebabkan oleh
hambatan yang diberikan oleh steroid gonald. Steroid adrenal juga menghambat
timus, pengaruh ini dipakai sebagai parameter untuk kortikosteroid
Kelenjar timus adalah suatu sumber dari sel yang mempunyai kemampuan
imunologis. Sumber hormone timus mempersiapkan proliferasi dan maturasi sel-sel
yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam jaringan lain. Setelah
dewsa pertumbuhan akan berkurang sehingga mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi kelenjar timus :
1. Suatu sumber sel yang mempunyai kemampuan imunologis.
2. Sumber hormone timik yang mempersiapkan proloferasi dan maturasi sel-
sel yang mempunyai kemampuan potensial imunologis dalam banyak
jaringan lain.
3. Mengurangi aktivitas kelamin.
Fungsi glukokortikoid :
1) Meningkatkan kegiatan metabolism berbagai zar dalam tubuh:
meningkatkan glikogenesis dan glikogenesis di dalam sel hati,
meningkatkan katabolisme protein terutama di otot dan tulang,
meningkatkan sintesis GNA dan RNA di dalam sel hati,
menahan ion Na dan ion Cl, meningkatkan sekresi ion K di
ginjal, meningkatkan lipolysis jaringan perifer, deposit lemak
di abdomen, leher, dan wajah.
2) Menurunkan ambang rangsang neuron-neuron susunan saraf
pusat
3) Menggiatkan sekresi asam lambung.
4) Menguatkan efek noradrenalin terhadap pembuluh darah,
merendahkan permeabilitas dinding pembuluh darah.
5) Menurunkan daya tahan tubuh terhadap infeksi, menghambat
pembentukan antibody
6) Menghambat penglepasan histamine dalam reaksi alergi,
seringkali dipakai untuk mengatasi syok anafilatik bersama
dengan pemberian adrenalin
b. Mineralokortikoid
Hormone mineralkortikoid terdiri atas aldosterone dan
deoksikortikosteron ( DOC ). Kedua hormone ini berperan penting
dalam keseimbangan elektrolit dan air di dalam tubuh.
Kadar natrium dalam darah ditentukan dan kalium yang berlebihan
dibuang melalui urine.
c. Hormon kelamin
Korteks adrenal juga menghasilkan sedikit hormone kelamin pada
laki-laki dan perempuan untuk pertumbuhan dan perkembangan sifat
kelamin. Hormone tersebut adalah androgen, estrogen dan
progesterone. Kadar hormone yang dihasilkan sedikit sehingga tidak
memberikan dampak yang buruk. Namun jika kadar hormone tersebut
bertambah, sifat kelamin sekunder akan berubah.
i. Sekresi berlebihan pada masa anak-anak keadaan ini akan
mempercepat perkembangan kelamin atau perkembangan
tersebut terjadi lebih awal dari pada biasa dan anak tersebut
akan mencapai masa pubertas lebih awal daripada seharusnya.
ii. Sekresi berlebih pada masa dewasa.
Keadaan ini biasanya terjadi karena kelebihan hormone
androgen (Hormon laki-laki) pada perempuan. Perempuan
tersebut akan menunjukan sifat laki-laki, misalnya tumbuh
janggut dan kumis. Kondisi seperti ini dikenal sebagai
virilisma.
2. Medula
Terdiri dari sel-sel yang menghasilkan hormone epinefrin dan hormone
norepinefrin yang mengandung sel-sel ganglion simpatis dan kelenjar medula
adrenal. Kelenjar medula adrenal dapat membentuk dan melepaskan adrenalin di
samping noradrenalin. Dalam medula adrenal norepinefrin dibuha oleh enzim
yang dirangsang oleh kortisol. Pada dasarnya katekolamin (adrenallin) dan
noradrenalin terbentuk melalui suatu hidroksilasi dan dekarboksilasi asam amino
fenilanin dan tirosin. Tirokisn ditanspor ke dalam sel untuk menyekresi
katekolamin ditosin.
Fungsi epinefrin dan norepinefrin :
a. Terhadap system kerdiovaskuler ( jantung )
i. Epinefrin menyebabkan vasodilatasi arteriole dari otot tulang dan
vasokontriksi arteriole dari kulit. Sebagai stimulus untuk aksi
jantung, menambah frekuensi dan kontraksi otot jantung, dan
memperbesar curah jantung.
ii. Norepinefrin vasokontriksi dan hormone ini menyebabkan
tekanan darah meninggi, sangat berguna untuk memperbaiki
keadaan syok yang bukan disebabkan oleh perdarahan.
b. Terhadap otot polos dari visera. Epinefrin menyebabkan relaksasi oto
polos gaster, usus, dan vesika urinaria, otot polos bronkus sehingga
sebagai terapi serangan asam bronchial.
c. Efek metabolic epinefrin :
i. Dalam hepar menstimulasi pemecahan glikogen, suatu aksi yang
menaikan kadar gula darah melalui penambahan (adenosine
monofosfat) AMP
ii. Dalam otot menambah pemecahan glikogen juga melalui
penambahan AMP
iii. Dalam jaringan lemak mempunyai efek lipolysis yang mengakibatkan
pelepasan asam amino dan gliserol dalam darah. Asam lemak
sebagai bahan pembakar dalam otot dan di hati untuk
gluconeogenesis.
iv. Dalam pancreas menghalangi pelepasan insulin
v. Keadaan darurat epinefrin dipakai untuk melepas asam lemak dari
jaringan menjadi bahan pembakar dalam otot, mobilisasi glukosa
dengan menambah glikogenolisis dan gluconeogenesis dalam
hepar, dan mengurangi uptake glukosa dalam otot, mengurangi
pelepasan insulin menghindarkan pemakaian glukosa oleh jaribgab
perifer sehingga dipakai oleh system saraf sentral.
VI. KELENJAR PIENALIS
Kelenjar pienalis (epifise) ini terdapat dalam ventrikel otak, berbentuk kecil dengan
warna merah seperti sebuah cemara. Kelenjarna menonjol dari mensefalon ke atas
dan ke belakang kolikus superior. Fungsinya belum diketahui dengan jelas. Kelenjar
in menghasilkan sekresi interna dalam membantu pancreas dn kelenjar kelamin
berperan penting dalam mengatur aktivitas seksual dan reproduksi manusia.
Glandula pienalis diatur oleh isyarat syaraf yang ditimbulkan oleh cahaya yang
terlihat oleh mata, menyekresi melatonin, dan zat lain yang serupa melewati aliran
darah atau cairan ventrikel III ke glandula hipofise anterior menghambat sekresi
hormone gonadotropin, dan gonad menjadi terhambat lalu berinvolusi
Mekanisme kerja insulin :
1. Meningkatkan transport glukosa dalam sel/jaringan tubuh
2. Meningkatkan transport asam amino ke dalam sel
3. Meningkatkan sintesis protein di orak dan hati
4. Menghambat kerja hormone yang sensitive terhadap lipase dan meningkatkan
sintesis lipida.
5. Meningkatkan pengambilan kalsium dari cairan sekresi.
Insulin merupakan protein kecil terdiri dari dua rantai asam amino, satu sama lainnya
dihubungkan oleh ikatan disulfide. Sebelum dapat berfungsi ia harus berikatan
dengan protein reseptor yang besar dalam membrane sel. Sekresi insulin dikendalikan
oleh kadar glukosa darah.
Mekanisme kerja insulin :
1) Perubahan pada larynx – suara menjadi pecah dan lebih dalam ( suara laki-
laki)
2) Pertumbuhan rambut di bagian muka ( janggut dan kumis), dan rambut ketiak
serta pelvis.
3) Sifat pembentukan tubuh mengambil bentuk susunan laki-laki
4) Organ kelamin laki-laki membesar.
2. Ovarium :
Hormone perempuan yang dihasilkan dalam ovarium adalah estrogen dan
progesterone .
1) Estrogen :
Estrogen alami yang menonjol adalah estradiol. Ovarium hanya membuat
estradiol yang merupakan produk degradasi steroid-steroid pada wanita yang
tidak hamil. Selama kehamilan estrogen diproduksi oleh plasenta. Estrogen
beredar terikat pada protein plasma. Urine wanita hamil banyak mengandung
estrogen yang dihasilkan oleh plasenta. Mekanisme aksi estrogen mengatur
ekspresi gen tertentu dalam sel yang bekerja sebagai sasaran. Khasiat
umumnya sebagai perangsang DNA melalui RNA sehingga terjadi
peningkatan sintesis protein. Khasiat khususnya :
a. Serviks : produksi estradiol meningkatkan fase folikuler sekresi getah
serviks dalam mengubah konsentrasi getah pada saat ovulasi.
b. Vagina : estradiol menyebabkan perubahan selaput vagina, meningkatkan
produksi getah dan odar glikogen, meningkatkan produksi asam laktat
nilai pH menjadi rendah sehingga memperkecil terjadinya infeksi,
mempersiapkan spermatozoa dalam genitalia wanita agar dapar menembus
selubung ovum.
2) Progesteron :
LSH dari hypophysis menstimulasi seksresi progesterone. Sturuktur yang
menghasilkan progesteron adalah corpus luteum yang berasal dari folikel de
graff. Progesteron merupakan hormone yang bertanggung jawab pada masa
kehamilan. Hormone ini menyebabkan terjadinya kehamilan dan
mengembangkan pertumbuhan plasenta.
Pada perempuan hamil sumber progesterone pada tahap awal kehamilan
(hingga bulan keempat) adalah corpus luteum. Setelah itu sumber
progesterone adalah sel-sel didalam plasenta.
Hormone kelamin perempuan dan laki-laki adalah hormone penting dan yang
dapat digunakan sebagai obat pada beberapa penyakit.
KESIMPULAN :
Kelenjar-kelenjar di dalam tubuh manusia terdiri atas dua kelompok kelenjar, yaitu
kelenjar bersaluran dan kelenjar tanpa saluran.
Kelenjar bersaluran (kelenjar eksokrin) memiliki saluran tempat cairan kelenjar
mengalir keluar, misalnya glandulae salivariae, glandulae mammaria, dan pancreas
Kelenjar tanpa saluran ( kelenjar endokrin) tidak memiliki saluran. Kelenjar ini
menghasilkan bahan-bahan kimi yang disebut hormone. Hormone ini masuk kedalam
darah dan divawah oleh sistem peredaran darah ke seluruh bagian tubuh.
Kelenjar endokrin yang terdapat di dalam tubuh yaitu : Hyphophisis, Glandula
Thyreoidia, glandula parathyreoidia, thymus, glandula pinealis, glandula suprarenalis,
pulau-pulau Langerhans di pancreas, dan organ reproduksi yang terbagi atas dua yaitu
ovarium dan testis .
DAFAR PUSTAKA
L, Tao & K, Kendall. (2014). Synopsis organ system endrokinolo. Jakarta ; Dr.
Lyndon Saputra