Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN PONDOK

PESANTREN AL-FALAH SALIMAH

Oleh:
KELOMPOK 2

Alfi Hidayatus Sholihah 41171396100065

Amalina Fitrasari 41171096100007

Asiah Muthii’ah 41173096100081

M. Azmi Awaluddin 41171096100001

Nabila Putri Hazima 41171396100049

Nisa Uzlifatul Jannah 41171396100060

Pembimbing Kampus : dr. Siti Nuraisyah Jauharoh, PhD

Pembimbing Puskesmas : dr. Restu Laila Fitri Z

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA


FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN DOKTER 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim.

Puji Syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah memberikan
nikmat islam, iman, dan ikhsan sehingga kami dapat menyelesaikan laporan kegiatan
penyuluhan pesantren dalam Kepaniteraan Klinik Ilmu Kedokteran Komunitas
Program Studi Pendidikan Dokter UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Terima kasih kami ucapkan kepada dr. Siti Nuraisyah Jauharoh, PhD dan dr.
Restu Laila Fitri Z yang telah memberi kesempatan dan waktunya untuk menjadi
pembimbing dan memberikan arahan dalam menyelesaikan laporan kegiatan ini.
Kami menyadari bahwa makalah studi kasus ini masih banyak kekurangan. Kritik dan
saran yang membangun kami harapkan dari semua pihak demi kesempurnaan laporan
kegiatan ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat
bagi masyarakat pada umumnya dan bagi mahasiswa kedokteran pada khususnya.

Jakarta, April 2019

Kelompok 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kesehatan menjadi bagian yang penting untuk dimiliki oleh setiap orang agar
dapat melakukan aktifitas dan dapat mempengaruhi kinerja seseorang dalam
beraktifitas sehingga memberikan hasil yang maksimal. Dengan adanya kesehatan
sumber daya manusia akan berkualitas secara fisik, mental, dan sosial serta
mempunyai produktivitas yang optimal.
Kesadaran akan pentingnya kesehatan perlu ditanamkan sejak usia sedini
mungkin contohnya pada anak usia sekolah. Kesehatan pada anak usia sekolah dapat
mempengaruhi hasil belajar yang optimal sehingga anak akan berprestasi dan menjadi
generasi penerus bangsa yang baik. Pendidikan kesehatan melalui anak-anak sekolah
sangat efektif untuk merubah perilaku dan kebiasaan hidup sehat nantinya dengan
membiasakan gaya hidup sehat. Gaya hidup sehat adalah segala upaya untuk
menerapkan kebiasaan yang baik dalam menciptakan hidup yang sehat dan
menghindarkan kebiasaan buruk yang dapat mengganggu kesehatan. Anak usia
sekolah merupakan kelompok umur yang rawan terhadap masalah kesehatan, karena
sekolah selain sebagai tempat pembelajaran juga dapat menjadi ancaman penularan
penyakit apabila tidak dikelola dengan baik, termasuk didalamnya sekolah berbasis
islami seperti pesantren.
Kondisi sanitasi pada Pondok Pesantren akan sangat berkaitan dengan angka
kesakitan berbasis lingkungan yang menular. Penyakit menular berbasis lingkungan
dan perilaku seperti tuberkulosis paru, infeksi saluran pernapasan atas, diare dan
penyakit kulit masih merupakan masalah kesehatan yang juga dapat ditemukan di
Pondok Pesantren. Penyakit kulit yang sering dijumpai di pondok pesantren ialah

skabies. Di Indonesia, sebagai negara dengan jumlah penduduk muslim terbanyak di


dunia, terdapat 14.798 pondok pesantren dengan prevalensi skabies cukup tinggi.1
Pada tahun 2003, prevalensi skabies di 12 pondok pesantren di Kabupaten Lamongan
adalah 48,8%13 dan di Pesantren AnNajach Magelang pada tahun 2008 prevalensi
skabies adalah 43%.2 Prevalensi penyakit skabies disebuah pondok pesantren di
Jakarta mencapai 51,3%, dengan prevalensi tertinggi pada anak usia sekolah dan
remaja. Untuk meningkatkan derajat kesehatan santri perlu adanya upaya untuk
meningkatkan pengetahuan santri tentang kesehatan secara umum, khususnya tentang
penyakit menular sehingga diharapkan ada perubahan sikap serta diikuti dengan
perubahan perilaku kebersihan perorangan dengan hasil akhir menurunnya angka
kesakitan penyakit menular. Upaya peningkatan, pencegahan dan penanggulangan
masalah penyakit menular dapat ditempatkan sebagai ujung tombak paradigma sehat
untuk mencapai Indonesia sehat.3

Kelompok kami berkesempatan untuk melakukan promosi kesehatan di


Pesantren Al-Falah Salimah, Desa Sukamanah, Kabupaten Tangerang. Setelah kami
bertemu dengan kepala Pesantren, kami mendapat informasi bahwa menurut
pengamatan beliau masih banyak santri yang mengeluhkan gatal-gatal.
Berdasarkan latar belakang diatas dan hasil diskusi dan pengamatan kami ke
pondok pesantren, kami memutuskan untuk mengadakan penyuluhan kesehatan
mengenai Perilaku PHBS dan Penyakit Skabies untuk Pesantren Al-Falah Salimah.

1.2. Tujuan Kegiatan


Kegiatan penyuluhan kesehatan bertujuan antara lain:
1. Memberikan pengetahuan dan wawasan para santri mengenai Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
2. Memberikan pengetahuan dan wawasan para santri mengenai Penyakit
Skabies yang meliputi cara penularan, gejala klinis dan pencegahan
3. Menciptakan pola perilaku hidup sehat pada lingkungan pesantren.
4. Menerapkan peran aktif dokter muda UIN Syarif Hidayatullah dalam pengabdian
kepada Masyarakat dengan menanamkan nilai keislaman.

1.3. Sasaran Kegiatan


Sasaran kegiatan ini adalah santri Pondok Pesantren Al-Falah Salimah

1.4. Waktu dan Tempat Kegiatan


Kegiatan ini dilaksanakan di Pondok Pesantren Al-Falah Salimah, Desa
Sukamanah, Kec. Jambe, Kab Tangerang, Banten pada hari Sabtu, 6 April 2019,
pukul 10.30-12.30.
BAB II
PENYULUHAN PESANTREN

2.1. Judul Penyuluhan


Penyuluhan yang dilakukan berjudul:
- Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
- Penyakit Skabies

2.2. Profil Pesantren


Nama Pesantren : Pondok Pesantren Alfalah Salimah
Nama Pimpinan : H. Aas
Alamat Jalan : Salimah no.1
Desa / : Sukamanah
Kelurahan
Kabupaten/Kota : Tangerang
No. Telp / Hp : 08990816382
Tahun : 1998
Didirikan
Tahun : 1998
Beroprasi
Status Tanah : Milik sendiri
Surat Kepemilikan : SHM
Tanah
Luas Tanah : 1000 m 2

Status Bangunan : Yayasan


Luas Bangunan : 880 m 2

Tenaga Pengajar
Laki-laki : 3 orang
Perempuan :3 orang

Jumlah Santri : + 200 santri


Pondok Pesantren Al-Falah Salimah merupakan jenis Pesantren yang
berbasis kitab kuning. Pada pesantren ini terdapat program pendidikan formal
mulai dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTS) dan
Madrasal Aliyah (MA) dengan program khusus studi agama islam yang
memadukan antara kurikulum Kementerian Agama dan kurikulum pesantren
salaf. Kegiatan di pondok pesantren Al-falah terdiri dari sekolah formal (MI,
MTS, MA) kemudian dilajutkan dengan pengajian kitab kuning pada sore hari
dan kegitan muhadloroh (latihan berpidato) pada malam hari untuk menyiapkan
para santri agar terbiasa berceramah di depan umum ketika nanti kembali kepada
masyarakat.

2.3. Rencana Observasi


Pada tanggal 27 Maret 2019, kami berkunjung ke Pondok Pesantren Al-falah
Salimah untuk menyampaikan maksud dan tujuan kami akan memberikan
penyuluhan serta meminta izin kepada pimpinan Pondok Pesantren Alfalah
Salimah dan mendiskusikan penyuluhan yang diperlukan oleh pesantren beserta
waktu pelaksanaannya. Kami juga melakukan observasi lingkungan Pondok
Pesantren Al-falah Salimah dan mewawancarai beberapa santri untuk mendapatkan
permasalahan yang terjadi di pesantren.

2.4. Hasil Observasi


Pesantren Alfalah Salimah terdiri atas 1 buah aula, 1 buah asrama barak
perempuan, 1 buah asrama barak laki-laki, 3 buah kamar mandi untuk masing-
masing santri laki-laki dan perempuan, 1 buah dapur, 1 buah kantin, 1 buah masjid,
dan bangunan sekolah. Tenaga pengajar yang bekerja di Pesantren Al-falah
Salimah terdiri dari 3 orang laki-laki dan 3 orang perempuan. Santri yang ada di
Pesantren Alfalah Salimah berjumlah kurang lebih 200 orang yang terdiri dari
santri MI, MTS dan MA.
Kebersihan lingkungan pesantren terlihat kurang terjaga, lantai-lantai tampak
berdebu walaupun sudah dibentuk jadwal piket santri yang memiliki sanksi berupa
denda jika tidak dikerjakan. Halaman yang berada didepan asrama menyatu dengan
tempat jemuran yang tidak tertata dengan rapi, banyak baju-baju yang berjatuhan
dan menumpuk serta banyak genangan air disekitarnya apabila hujan akibat
keadaan lantai halaman yang banyak berlubang. Kamar mandi yang digunakan
untuk mandi, cuci, kakus (MCK) terlihat kotor dan memang hanya dibersihkan
setiap piket 1 minggu sekali. Kamar-kamar tidur santri juga tampak lembab, berbau
tidak enak, baju bergantungan di dinding kamar, ventilasi hanya ada pintu 1 buah
seiap kamarnya. Setiap kamar diisi oleh sekitar 20 santri, tempat tidur yang
digunakan merupakan Kasur lipat yang digunakan bersama-sama dan tidak pernah
diganti spreinya maupun dijemur. Santri memiliki kebiasaan saling menggunakan
pakaian bersama hingga alat mandi bersama, hal tersebut dapat memungkinkan
terjadinya penularan suatu penyakit terutama penyakit kulit secara kontak tidak
langsung.
Berdasarkan hasil observasi yang kami temukan dan hasil diskusi kami dengan
kepala pondok pesantren mengenai masalah kesehatan yang banyak didapatkan di
Pesantren Alfalah Salimah seperti banyaknya siswa yang mengeluhkan gatal-gatal
terutama di bagian sela-sela jari dan selangkangan, Oleh karena itu, kami memilih
tema Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan Penyakit Skabies sebagai bahan
penyuluhan di Pesantren Alfalah Salimah.

2.5. Penentuan Prioritas Masalah


Untuk menetukan prioritas masalah yang akan kami lakukan intervensi
kami melakukan observasi lapangan dan wawancara pada pimpinan pesantren dan
pegasuh dan sebagian santri. Observasi yang kami lakukan sebelum mengadakan
penyuluhan bertujuan untuk mengetahui permasalahan yang ada pada pesantren
yang nantinya akan kami lakukan intervensi. Masalah yang kami temukan,
diantaranya adalah:

Masalah M S V C A Skor Akhir


Santri belum menerapkan perilaku hidup 5 4 5 5 4 2000
bersih dan sehat

Resiko penyakit DBD akibat Banyak 5 4 2 3 3 360


baju bergantungan di kamar santri dan
banyak genangan air disekitar pesantren

Resiko penyakit TB akibat kamar santri 4 4 2 2 2 128


gelap dikarenakan cahaya matahari yang
masuk kurang
Banyak santri yang mengeluh gatal- 4 3 5 4 4 960
gatal di sela- sela jari

Keterangan:
M : Magnitude (besarnya penduduk yang terkena masalah)
S : Severity (besarnya kerugian yang ditimbulkan)
V : Vulnerability (tersedianya teknologi / obat yang dapat mengatasi masalah)
C : Comm/ Political Concern (dukungan politis/ dukungan masyarakat)
A : Afforadibility (dana yang tersedia)

Berdasarkan metode Pan American Health Organization (PAHO)4, atau


dikenal metode matematik, skor paling tinggi untuk prioritas masalah ialah:
1. Santri belum menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat
2. Banyak santri yang mengeluh gatal- gatal di sela- sela jari
3. Resiko penyakit DBD akibat Banyak baju bergantungan di kamar santri dan
banyak genangan air disekitar pesantren
4. Resiko penyakit TB akibat kamar santri gelap dikarenakan cahaya matahari
yang masuk kurang

Sehingga, didapat masalah yang paling diprioritaskan ialah Santri belum


menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat dan Banyak santri yang mengeluh
gatal- gatal di sela- sela jari

2.6. Penentuan Penyebab Masalah


Beberapa faktor yang menyebabkan masalah adalah:
➢ Rendahnya tingkat pengetahuan santri mengenai perilaku hidup bersih dan sehat
➢ Fasilitas untuk hidup bersih dan sehat tidak ada
➢ Sering memakai handuk dan pakaian hygiene- sama
➢ Santri yang gatal tidak segera berobat

2.7. Penentuan Penyelesaian Masalah


Setelah mentukan masalah dan identifikasi penyebab, kami menentukan
beberapa opsi penyelesaian masalah, sebagai berikut:
No. Cara Penyelesaian Masalah M I V C Total
1. Melakukan penyuluhan mengenai 4 5 3 1 60
perilaku hidup bersih dan sehat
2. Pengadaan fasilitas untuk hidup 3 4 3 4 9

K bersih dan sehat

e3. Melakukan penyuluhan mengenai 4 5 3 1 60


t scabies
e4. Melakukan pengobatan di 5 5 4 4 25
r pesantren untuk semua santri
a yang gatal- gatal
keterangan:
M : Magnitude (besarnya masalah yang terselesaikan)
I : Importanty (pentingnya cara penyelesaian masalah)
V : Vulnerability (sensitifitas cara penyelesaian masalah)
C : Cost (biaya yang dikeluarkan)

Total :

Dari hasil pengkajian beberapa solusi permasalahan, dapat kami


simpulkan bahwa solusi yang paling mungkin kami lakukan adalah mengadakan
penyuluhan tentang perilaku hidup bersih dan sehat dan penyakit scabies.
2.8. Rencana Kegiatan
Kegiatan penyuluhan akan kami laksanakan dalam waktu 2 jam, pada hari
sabtu pukul 10.30 WIB sampai 12.30 WIB. Kami memililih waktu tersebut karena
permintaan dari pihak pondok pesantren, mengingat sedang diadakannya ujian
sekolah pada bulan tersebut. Sehingga penyuluhan diadakan hari sabtu agar tidak
mengganggu ujian dan santri yang ikut berpartisipasi tetap banyak. Kami memilih
waktu pagi juga atas saran dari pihak pondok pesantren agar tidak mengganggu
waktu belajar dan mengaji kitab para santri di malam hari, dan agar para santri
lebih Hygie dan antusias mengikuti kegiatan penyuluhan. Pada acara tersebut,
rencananya akan menyampaikan materi tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
serta mengenai penyakit scabies dengan metode dua arah dan menggunakan alat
bantu proyektor. Materi yang kami sampaikan, kami sesuaikan untuk usia dari MI
sampai MA.
2.9. Pelaksanaan Kegiatan
Acara penyuluhan kami lakukan pada hari Sabtu, 6 April 2019 pukul
10.30 sampai 12.30 WIB di Aula Pondok Pesantren Al-Falah . Berikut susunan
acara yang kami lakukan:

Waktu Acara Pengisi Acara Keterangan


10.30 - Persiapan Acara Tim IKK Puskesmas
10.45 Jambe
10.45- Pembukaan Acara Asiah Muthii’ah Dijelaskan tentang tujuan acara
10.55 dan Penjelasan
Acara
10.55- Pre- Test Nisa Uzlifatul Jannah Peserta menjawab soal yang
11.00 diberikan, dengan menuliskan
jawaban di kertas, dengan
waktu 1 menit per
masingmasing soal
11.00- Penyampaian Nabila Hazima Penjelasan mengenai
11.20 Materi PHBS komponen PHBS: cuci tangan,
membuang sampah di
tempatnya, jajan sehat, jamban
bersih dan sehat, olahraga
teratur, tidak merokok.
Praktik 7 langkah cuci tangan
Tanya jawab materi PHBS
11.20– Ice Breaking Asiah Muthii’ah
11.25
11.25- Penyampaian M.Azmi Awaluddin Penjelasan mengenai penyakit
11.45 Materi Scabies scabies, penyebab, tanda dan
gejala, penularan, pencegahan,
pengobatan
Tanya jawab materi scabies
11.45- Post Test Nisa Uzlifatul Jannah Peserta menjawab soal yang
11.50 diberikan, dengan menuliskan
jawaban di kertas, dengan
waktu 1 menit per
masingmasing soal
11.50- Games Amalina Fitrasari, Alfi
12.00 Hidayatus S
12.00- Pengumuman nilai Asiah Muthii’ah Diumumkan anak yang
12.10 tertinggi pre- test mendapat nilai tertinggi saat
dan pos-test pretest dan post- test serta
memberi hadiah
12.10- Penyerahan Tim IKK Puskesmas
12.15 cederamata kepada Jambe
pondok pesantren
12.15- Penutupan acara Asiah Muthii’ah
12.20
12.20- Sterilisasi Lokasi Tim IKK Puskesmas
12.30 Jambe

2.9. Diskusi Hasil Penyuluhan


Hasil evaluasi kegiatan penyuluhan yang kami lakukan, terdapat peningkatan
pengetahuan santri tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat serta Penyakit scabies
berdasarkan hasil pre-test dan post-test. Pada hasil pre- test para santri didapatkan nilai
rata- rata 45, sedangkan pada hasil post- test didapatkan nilai rata- rata 87,5. Dari hasil
tersebut didapatkan peningkatan pengetahuan santri tentang Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat serta Penyakit scabies sebesar 94.4%.
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN

3.1. Simpulan
Penyuluhan yang dilakukan merupakan salah satu media promosi
kesehatan dengan sasaran kelompok yang dalam hal ini ialah santri pesantren.
Pada penyuluhan kali ini kami bertujuan untuk meningkatakan pengetahuan para
santri mengenai PHBS dan Penyakit scabies dikarenakan dari hasil observasi
didapatkan masalah utama yaitu Santri belum menerapkan perilaku hidup bersih
dan sehat dan Banyak santri yang mengeluh gatal- gatal di sela- sela jari. Tujuan
ini kami rasa tercapai dengan terlihatnya rerata peningkatan pengetahuan para
santri melalui pre test dan post test sebesar 94,4%. Meskipun, begitu nilai yang
diambil adalah nilai rerata sehingga ada kemungkinan santri yang peningkatan
pengetahuannya tidak sama. Hal Ini kemungkinan dikarenakan terdapat beberapa
kekurangan dalam melakukan penyuluhan seperti tidak memberikan
leaflet/handbook pada para peserta, menyamaratakan parameter keberhasilan
penyuluhan, terdapat santri yang tidak mengikuti penyuluhan dari awal,
penyampaian materi yang belum sempurna dan lain lain.

3.2. Saran
3.2.1. Saran bagi Pesantren
Saran untuk pesantren bahwa sebaiknya mengumumkan terlebih dahulu
kepada para santri bahwa akan diadakannya penyuluhan kesehatan karena pada
saat melakukan penyuluhan masih terdapatnya beberapa santri yang tidak
mengikuti penyuluhan dari awal dan tidak membawa alat tulis untuk pre- test dan
post- test.
Kami juga menyarankan kepada para pemuka di pesantren agar ikut serta
hadir dalam penyuluhan supaya mengetahui permasalahan kesehatan di pesantren
dan melakukan perubahan dalam penerapan perilaku Hidup Bersih dan Sehat di
pesantren.
Kemudian, setelah penyuluhan diharapkan para peserta dapat melakukan
hasil penyuluhan tersebut, dan bagi pengasuh pesantren dapat mengawasi dan
berperan aktif dalam menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di lingkungan
pesantren dan sekitarnya. Kami juga menyarankan kepada pondok pesantren
untuk bekerjasama dengan puskesmas terkait pengobatan santri yang gatal- gatal.

3.2.2. Saran bagi Puskesmas


Kami menyarankan agar puskesmas membuat program atau bekerjasama
dengan pondok pesantren yang berada di cakupan wilayahnya terkait penerapan
PHBS dan mengatasi scabies di pesantren.
3.2.3. Saran bagi Pelaksana Kegiatan
Bahwa agar lebih memepersiapkan dengan matang mengenai materi
seperti materi dibuat lebih menarik lagi dengan hygien yang lebih mudah
dipahami agar pesan kesehatan yang diinginkan sampai kepada para santri. Waktu
dan cara penyampaian karena dirasa masih kurang seperti media yang digunakan
harusnya ditambahkan poster atau leaflet sehingga lebih “membekas” kepada para
santri
DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. Pedoman penyelenggaraan dan pembinaan pos kesehatan


pesantren. 2007. Diunduh dari: http://perpustakaan.depkes.go.id.
2. Saad. Pengaruh faktor hygiene perorangan terhadap kejadian skabies di Pesantran An-
Najach Magelang. Semarang: Universitas Diponegoro; 2008.
3. Nugraheni N. Pengaruh Sikap Tentang Kebersihan Diri Terhadap Scabies Pada Santri
Al Muayyad Surakarta. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah
Surakarta. Surakarta. 2008.
4. Symond D. 2013. Penentuan Prioritas Masalah Kesehatan dan Priioritas Jenis Intervensi
Kegiatan dalam Pelayanan Kesehatan di Suatu Wilayah. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
DOKUMENTASI

Pesantren Alfalah Salimah Aula Pesantren Alfalah Salimah

Masjid kamar santiwati

Kamar Santri Kamar mandi santri


Pemberian materi penyuluhan

sesi tanya jawab pemberian hadiah

Foto bersama santri


Pemberian kenang-kenangan dan foto bersama salah satu pihak pesantren

Anda mungkin juga menyukai