KERANGKA TEORITIK
A. Budaya Belajar
a. Pengertian Budaya
Sanskerta “Buddhayah”, yakni bentuk jamak dari “Budhi” (akal). Jadi, budaya adalah
segala hal yang bersangkutan dengan akal. Selain itu kata budaya juga berarti “budi
dan daya” atau daya dari budi. Jadi budaya adalah segala daya dari budi, yakni cipta,
sistem bentuk dan sistem yang stabil (Ress dan McBain, 2007:189). Menurut Syaiful
hubungan, ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang diperoleh
sekelompok besar orang dari generasi ke generasi melalui usaha individu dan
kelompok.
Menurut Mulyana dan Rakhmat dalam buku Syaiful Sagala, budaya merupakan
sesuatu yang kompleks yang meliputi ilmu pengetahuan, keyakinan, seni, moral,
hukum, kebiasaan, serta kemampuan dan kebiasaan yang didapatkan oleh seseorang
sebagai anggota suatu suatu masyarakat. Dari pengertian tersebut, budaya dipandang
suatu proses interaksi yang panjang di antara anggota organisasi yang ada dan
lingkungannya. Budaya organisasi yang terbentuk tidak terlepas dari nilai dan norma
sebagai dasar pembentukan sikap dan prilaku individu dalam organisasinya. Oleh
karena itu sekolah, sebagai organisasi pembelajaran memiliki peran dan fungsi yang
besar dalam bentuk sikap dan prilaku peserta didik yang efektif dalam proses
pembelajaran. Proses tersebut dapat dibentuk melalui manajemen budaya belajar yang
peranan, hubungan ruang, konsep alam semesta, objek-objek materi dan milik yang
diperoleh sekelompok besar orang dari generasi ke generasi mwlalui usaha individu
dan kelompok. Budaya menampakkan diri dalam pola-pola bahasa dan dalam bentuk-
bentuk kegiatan dan perilaku yang berfungsi sebagai model-model bagi tindakan-
“kebudayaan adalah seluruh cara kehidupan dari masyarakat dan tidak hanya mengenai
sebagian tata cara hidup saja yang dianggap lebih tinggi dan lebih diinginkan (Tasmuji,
2011:151).
sebagai semua hasil karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan
teknologi dan kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah yang diperlukan oleh
manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
budaya ialah totalitas yang kompleks dan mencakup pengetahuan, kepercayaan, seni,
orang sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan juga merupakan hasil dari kegiatan
dan menciptakan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian, dan adat
makhluk sosial yang digunakan untuk memahami lingkungan serta pengalamannya dan
Menurut Hilgard dan Bower (Sahabuddin 2007:80) belajar adalah proses yang
yang dihadapi, asalkan karakteristik perubahan itu tidak dapat dijelaskan berdasarkan
menurut Morgan belajar adalah perubahan tingkah laku yang relatif menetap sebagai
(Syah 2011:65-66) bahwa belajar adalah perubahan yang relatif menetap yang terjadi
dalam segala macam keseluruhan tingkah laku suatu organisme sebagai hasil dari
pengalaman.
Belajar adalah suatu proses kegiatan yang menimbulkan kelakuan baru atau
mengubah kelakuan lama sehingga seseorang lebih mampu memecahkan masalah dan
menyesuaikan diri terhadap situasi-situasi yang dihadapi dalam hidupnya. Titik temu
antara berbagai pendapat mengenai hakikat belajar ialah perubahan perilaku, sehingga
inti dari belajar adanya perubahan kematangan bagi anak didik sebagai akibat belajar
sedangkan dilihat dari proses adalah adanya interaksi antara peserta didik dengan
pengalaman dan pelatihan. Artinya tujuan kegiatan belajar ialah perubahan tingkah
laku, baik yang menyangkut pengetahuan, keterampilan, sikap, bahkan meliputi
kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak dia
masih bayi hingga ke liang lahat nanti. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah
belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku
kegiatan belajar setelah ia memperoleh hasil, yakni terjadinya perubahan tingkah laku.
Misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidak mengerti menjadi mengerti, dan
sebagainya. Pola tingkah laku tersebut meliputi aspek rohani dan jasmani. Menyangkut
(yang mungkin berupa pikiran, perasaan atau gerakan) dan respons (yang juga bisa
tingkah laku dapat terwujud sesuatu yang kongkrit, ataupun yang non kongkrit (Uno,
2007:11).
Menurut Purwanto, beberapa elemen paling penting yang mencirikan belajar
alami perubahan tingkah laku sebagai akibat terjadinya interaksi antara stimulus dan
emosional, dan pola pikir. Proses perubahan dalam belajar menuju ke arah tujuan yang
Belajar juga dapat dikatakan sebagai sesuatu aktivitas atau pengalaman yang
laku karena adanya pengalaman yang dilakukan dalam kegiatan belajar mengajar.
keterampilan dan sikap. Proses belajar dimulai sejak manusia masih bayi sampai
sepanjang hayatnya. Secara umum kegiatan belajar adalah suatu proses kegiatan dari
tidak tahu, tidak mengerti, tidak bisa menjadi tahu, mengerti dan bisa secara optimal.
Belajar juga sangat erat hubungannya dengan proses pembelajaran. Proses
psikomotorik yang terjadi dalam siswa atau individu, perubahan tersebut bersifat
positif dalam arti yang lebih maju. Maka dari itu, terjadinya proses belajar dilandasi
Di dalam pendidikan Islam, peserta didik adalah makhluk Allah yang memiliki
sejumlah potensi dasar (fitrah) yang belum berkembang dan belum mencapai garis
kematangan, baik dari aspek fisik, mental spiritual, intelektual, maupun psikisnya. Oleh
karena itu ia senantiasa memerlukan pertolongan, bantuan, dan arahan dari pendidik
setidaknya bisa diselami dari tiga perspektif. Pertama Perspektif Pedagogis. Perspektif
ini memandang peserta didik sebagai makhluk yang menghajatkan pendidikan. Dalam
pengertian ini, peserta didik dipandang sebagai manusia yang memiliki potensi yang
segala potensi yang dimilikinya agar ia dapat menjadi manusia yang utuh. Kedua,
Perspektif Psikologis. Perspektif ini memandang peserta didik sebagai individu yang
sedang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan, baik fisik maupun psikis
perkembangan.
sekolah merupakan salah satu tempat yang formal untuk mendidik dan
sesuatu atau mencari sesuatu hal yang baru dalam artian berusaha mengetahui apa yang
kebiasaan, dimana jika kebiasaan itu tidak dilaksanakan, berarti melanggar suatu nilai
atau patokan yang ada, dan menjadikan belajar sebagai kegemaran dan kesenangan
sehingga motivasi belajar muncul dari dalam diri kita sendiri yang akhirnya
perilaku yang berpola atau bersistem yang dimiliki oleh suatu lembaga dan atau
Jadi penulis dapat menyimpulkan secara garis besar bahwasanya budaya belajar
ialah suatu dorongan atau motivasi untuk melaksanakan pelajaran agar muncul bila
pelajaran yang dikerjakan dirasakan berarti begi diri sendiri. Sedangkan kita yang
mempunyai dua arti. Yang pertama menunjuk pada arti lingkungan yang bersifat fisik.
Yang kedua adalah unsur non fisik atau lingkungan sosial psikologis dan lingkungan
fisik.
Perubahan ini mencakup dari perubahan sikap, nilai, dan perilaku tertentu serta struktur
organisasi belajar yang sesuai dengan tuntutan budaya belajar, sehingga dengan adanya
perubahan ini akan memberikan dampak terhadap peserta didik baik itu berdampak
positif maupun negatif. Sebab, kita akan mempelajari aturan-aturan yang sesuai dengan
budaya belajar untuk tujuan tanggung jawab utama terhadap pelajaran pola perilaku
yang dilakukan untuk pelaksanaan belajar yang efektif dan norma-norma serta nilai
yang berlaku.
Budaya belajar yang baik membawa dampak positif terhadap pelaksanaan tugas
pelajaran peserta didik melalui proses pembelajaran baik di sekolah maupun di luar
sekolah. Dengan hal ini, akan berhasil dengan baik jika ditunjang pula oleh budaya
belajar siswa yang baik. Budaya belajar adalah melaksanakan proses pendidikan dari
baik.
sekolah terutama peran dari seorang guru dan juga orang tua. Dengan kerjasama dalam
proses membangun budaya belajar siswa di sekolah maka insyaallah akan dapat
terwujud budaya belajar yang diinginkan dan mendapatkan hasil yang memuaskan.
mempengaruhi budaya belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang
ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor
A. Faktor-Faktor Intern
Didalam membicarakan faktor intern ini, akan dibahas menjadi tiga faktor,
1) Faktor jasmaniah
1. Faktor kesehatan
2. Faktor psikologis
3. Faktor kelelahan
a) Faktor kesehatan
bagiannya/bebas dari penyakit. Kesehatan adalah keadaan atau hal sehat. Kesehatan
selain itu juga akan cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, ngantuk jika
fungsi alat inderanya serta tubuhnya. Agar seseorang dapat belajar dengan baik
b) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang
sempurna mengenal tubuh atau badan. Cacat itu dapat berupa buta, setengah buta, tuli,
setengah tuli, patah kaki, dan patah tangan, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh
ini juga mempengaruhi belajar. Siswa yang cacat belajarnya juga terganggu. Jika hal
ini terjadi, hendaknya ia belajar pada lembaga pendidikan khusus atau diusahakan alat
2) Faktor psikologis
a. Adanya sifat ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas.
Kita semua dilahirkan dengan rasa ingin tahu yang tidak pernah
belajar.
b. Adanya sifat yang kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk
selalu maju.
Kreatifitas pada intinya merupakan kemampuan seseorang untuk
nyata, baik dalam bentuk ciri-ciri aptitude maupun non aptitude baik
dalam karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada,
yang semuanya itu relatif berbeda dengan apa yang telah ada
sebelumnya.
c. Adanya keinginan untuk mendapatkan simpati dari orang tua, guru, dan
teman-teman.
Jelasin.....
Jelasin....
pelajaran.
Jelasin....
Jelasin.....
adalah :
a. Intelegensi
b. Perhatian
c. Minat
d. Bakat
e. Motif
f. Kematangan
g. Kesiapan
1. Intelegensi
(1) The ability to meet and adapt to nevel situations quickly and effectively.
Jadi inteligensi itu adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis yaitu kecakapan
untuk mengahadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang baru dengan cepat dan
efektif.
sama, siswa yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi akan lebih berhasil
daripada yang mempunyai tingkat inteligensi yang rendah. Walaupun begitu siswa
yang mempunyai tingkat inteligensi yang tinggi belum pasti berhasil dalam belajarnya.
Hal ini disebabkan karena belajar adalah suatu proses yang kompleks dengan banyak
faktor yang mempengaruhinya, sedangkan inteligensi adalah salah satu faktor di antara
Perhatian menurut Gazali adalah keaktifan jiwa yang dipertinggi, jiwa itu pun
semata-mata tertuju kepada suatu obyek atau sekumpulan objek. Untuk dapat
menjamin hasil belajar yang baik, maka siswa harus mempunyai perhatian terhadap
bahan yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran tidak menjadi sebuah perhatian siswa
3. Minat
disertai dengan rasa senang. Jadi berbeda dengan perhatian, karena perhatian sfatnya
sementara dan belum tentu diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu
4. Bakat
Bakat atau aptitude menurut Hilgard adalah : “the capacity to learn”. Dengan
perkataan lain bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan itu baru akan
5. Motif
Motif erat sekali hubungannya dengan tujuan yang akan dicapai. Dalam proses
belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar
dengan baik atau padanya mempunyai motif untuk berfikir dan memusatkan perhatian,
6. Kematangan
mana alat-alat tubuhnya sudah siap untuk melaksanakan kecakapan baru. Kematangan
belum berarti anak dapat melaksanakan kegiatan secara terus-menerus, untuk itu
diperlukan latihan-latihan dan pelajaran. Dengan kata lain anak yang sudah siap
7. Kesiapan
itu timbul dari dalam diri seseoarng dan juga berhubungan dengan kematangan, karena
diperhatikan dalam proses belajar, karena jika siswa belajar dan padanya sudah ada
3) Faktor kelelahan
dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani (bersifat
psikis).
Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul
kekacauan substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah tidak lancar pada
bagian-bagian tertentu.
sehingga minat dan dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Kelelahan rohani
dapat terjadi terus-menerus memikirkan masalah yang dianggap berat tanpa istirahat.
berikut :
1. Tidur
2. Istirahat
3. Mengusahakan variasi dalam belajar
4. Menggunakan obat-obatan yang bersifat melancarkan peredaran darah
5. Rekreasi dan ibadah yang teratur
6. Olahraga secara teratur
7. Mengimbangi makan dengan makanan yang memenuhi syarat-syarat
kesehatan
8. Jika kelelahan sangat serius cepet-cepet menghubungi dokter
Menurut Slameto (2015:60) faktor yang kedua adalah faktor ekstern. Faktor
yaitu :
1) Faktor keluarga
Siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa : cara orang
tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga dan keadaan
ekonomi keluarga.
Cara orang tua mendidik anaknya besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya.
Hal ini jelas dan dipertegas oleh Sutjipto Wirowidjojo dengan pernyataannya yang
menyatakan bahwa : Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama.
Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan dalam ukuran kecil, tetapi bersifat
menentukan untuk pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan
dunia.
acuh tak acuh terhadap belajar anaknya, tidak memperhatikan sama sekali akan
mengatur waktu belajarnya, tidak menyediakan atau melengkapi alat belajarnya, akan
belajar yang sebaik-baiknya. Tentu saja keterlibatan orang tua akan sangat
Relasi antar anggota keluarga yang terpenting adalah relasi orang tua dengan
anaknya. Selain itu relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang
lain pun turut mempengaruhi belajar anak. Wujud relasi itu misalnya apakah hubungan
itu penuh dengan kasih sayang dan pengertian, apakah diliputi oleh kebencian, sikap
yang terlalu keras, ataukah sikap yang acuh tak acuh dan sebagainya. Begitu juga jika
relasi anak dengan saudaranya atau dengan anggota keluarga yang lain tidak baik maka
Demi kelancaran belajar serta keberhasilan anak, perlu diusahakan relasi yang
baik di dalam keluarga anak tersebut. Hubungan yang baik adalah hubungan yang
penuh pengertian dan kasih sayang, disertai dengan bimbingan dan bila perlu
3. Suasana rumah
terjadi di dalam keluarga di mana anak berada dan belajar. Suasana rumah juga
merupakan faktor yang penting yang tidak termasuk faktor yang disengaja. Suasana
rumah yang ramai dan kacau tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar.
Suasana tersebut dapat terjadi pada keluarga yang besar yang terlalu banyak
penghuninya.
Selanjutnya agar anak dapat belajar dengan baik perlulah diciptakan suasana
rumah yang tenang dan tentram. Di dalam suasana rumah yang tenag dan tentram selain
anak betah tinggal dirumah, anak juga dapat belajar dengan baik.
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak. Anak yang
sedang belajar selain harus terpenuhi kebutuhan pokoknya, misalnya makan, pakaian,
perlindungan kesehatan dan lain-lain juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang
belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis, buku-buku dan lain-lain. Fasilitas
Jika anak hidup dalam keluarga yang miskin, kebutuhan pokok anak kurang
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak akan terganggu sehingga belajar anak juga akan
terganggu. Sebaliknya keluarga yang kaya raya, orang tua sering mempunyai
foya, akibatnya anak kurang dapat memusatkan perhatiannya kepada belajar. Hal
semangat, orang tua wajib memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat
mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah. Jika perlu menghubungi guru
anak dalam belajar. Perlu kepada anak ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik,
2) Faktor Sekolah
kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah,
pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, metode belajar dan
1. Metode mengajar
2. Kurikulum
3. Relasi guru dengan siswa
4. Relasi siswa dengan siswa
5. Disiplin sekolah
6. Alat pelajaran
7. Waktu sekolah
8. Standar pelajaran di atas ukuran
9. Keadaan gedung
10. Metode belajar
11. Tugas rumah
1) Metode mengajar
Metode mengajar adalah suatu cara atau jalan yang harus dilalui di dalam
mengajar. Di dalam lembaga pendidikan, orang lain yang disebut sebagai siswa dan
mahasiswa, yang dalam proses belajar agar dapat menerima, menguasai dan lebih-lebih
mengembangkan bahan pelajaran itu, maka cara-cara mengajar serta cara belajar
Dari uraian di atas jelaslah bahwa metode mengajar itu mempengaruhi belajar.
Metode mengajar guru yang kurang baik akan mempengaruhi belajar siswa yang tidak
baik pula. Guru yang biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa akan menjadi
bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang progresif berani
belajar mengajar, dan meningkatkan motivasi siswa untuk belajar. Agar siswa dapat
belajar dengan baik, maka metode mengajar harus diusahakan yang setepat, efisien dan
efektif mungkin.
2) Kurikulum
Kurikulum diartikan sebagai sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa.
Kegiatan ini sebagian besar adalah menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,
menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Jelaslah bahan pelajaran itu
mempengaruhi belajar siswa. Kurikulum yang kurang baik berpengaruh tidak baik
terhadap belajar.
Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Proses tersebut juga
dipengaruhi oleh relasi yang ada dalam proses itu sendiri. Jadi cara belajar siswa juga
Di dalam relasi guru dengan siswa yang baik, siswa akan menyukai gurunya,
juga akan menyukai mata pelajaran yang diberikannya sehingga siswa berusaha
mempelajari sebaik-baiknya. Hal tersebut juga terjadi sebaliknya, jika siswa membenci
Guru yang kurang berinteraksi dengan siswa secara akrab, menyebabkan proses
belajar-mengajar itu kurang lancar. Juga siswa merasa jauh dari guru, maka segan
menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri atau sedang mengalami
tekanan-tekanan batin, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya makin parah
masalahnya dan akan mengganggu belajarnya. Menciptakan relasi yang baik antar
siswa adalah perlu, agar dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar
siswa.
5) Disiplin Sekolah
dan juga dalam belajar. Kedisiplinan sekolah mencakup kedisiplinan guru dalam
mengajar dengan melaksanakan tata tertib, kedisiplinan pegawai atau karyawan dalam
pekerjaan administrasi dan kebersihan kelas, gedung sekolah, halaman dan lain-lain,
kedisiplinan Kepala Sekolah dalam mengelola seluruh staf beserta siswa-siswanya, dan
Dengan demikian agar siswa belajar lebih maju, siswa harus disiplin di dalam
belajar baik di sekolah, di rumah dan di perpustakaan. Agar siswa disiplin haruslah
6) Alat Pelajaran
Alat pelajaran erat hubungannya dengan cara belajar siswa, karena alat
pelajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk
menerima bahan yang diajarkan itu. Alat pelajaran yang lengkap dan tepat akan
memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa. Jika siswa
mudah menerima pelajaran dan menguasainya, maka belajarnya akan menjadi lebih
Mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap adalah perlu agar guru
dapat mengajar dengan baik sehingga siswa dapat menerima pelajaran dengan baik
7) Waktu Sekolah
Waktu sekolah ialah waktu terjadinya proses belajar engajar di sekolah, waktu
itu dapat pagi hari, siang, sore atau malam hari. Waktu sekolah juga mempengaruhi
belajar siswa. Jika terjadi siswa terpaksa masuk sekolah di sore hari, sebenarnya kurang
dapat dipertanggung jawabkan. Di mana siswa harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk
Kesulitan itu disebabkan karena siswa sukar berkonsentrasi dan berpikir pada
kondisi badan yang lemah tadi. Jadi memilih waktu sekolah yang tepat akan memberi
pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya siswa merasa kurang mampu dan takut
kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam mempelajari mata
pelajarannya, guru semacam itu merasa senang. Tetapi berdasarkan teori belajar, yang
dengan kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah dirumuskan
dapat tercapai.
9) Keadaan Gedung
Dengan sejumlah siswa yang banyak serta variasi karakteristik mereka masing-
masing manuntut keadaan gedung, dewasa ini harus memadai di dalam setiap kelas.
Bagaimana mungkin ereka dapat belajar dengan nyaman, kalau kelas itu tidak memadai
Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu
pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula hasil belajar
siswa itu. Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena besok
akan tes. Maka perlu belajar secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang
baik, memilih cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil
belajar.
rumah biarlah digunakan untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan
terlalu banyak memberi tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga anak tidak
siswa. Pengaruh ini terjadi karena keberadaannya siswa dalam masyarakat. Pada uraian
berikut ini penulis membahas tentang kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media,
belajar.
perkembangan pribadinya. Tetapi jika siswa ambil bagian dalam kegiatan masyarakat
lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih jika tidak bijaksana dalam mengatur
waktunya.
b. Mass Media
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik terhadap siswa dan juga
terhadap belajarnya. Sebaliknya mass media yang jelek juga berpengaruh jelek
terhadap siswa. Maka perlulah kiranya siswa mendapatkan bimbingan dan kontrol yang
cukup bijaksana dari pihak orang tua dan pendidik, baik di dalam keluarga, sekolah
dan masyarakat.
c. Teman Bergaul
Pengaruh-pengaruh dari teman bergaul siswa lebih cepat masuk dalam jiwanya
daripada yang kita duga. Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap diri
siswa, begitu juga sebaliknya, teman bergaul yang jelek pasti mempengaruhi yang
Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka perlulah diusahakan agar siswa
memiliki teman bergaul yang baik-baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta
siswa. Masyarakat yang terditi dari orang-orang yang tidak terpelajar, penjudi, suka
mencuri dan mempunyai kebiasaan yang tidak baik, akan berpengaruh jelek kepada
siswa yang berada di situ. Sebaliknya jika lingkungan anak adalah orang-orag yang
antusias dengan cita-cita yang luhur akan masa depan anaknya, siswa akan terpengaruh
juga ke hal-hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya. Pengaruh itu dapat
belajarnya, karena sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan hasil belajar yang
akan diraih. Kebiasaan belajar sangat berkaitan dengan keterampilan belajar yang
dimiliki seseorang. Keterampilan dalam belajar merupakan suatu cara yang dipakai
untuk mendapat pengetahuan atau cara untuk menyelesaikan masalah. Dalam hal ini,
keterampilan siswa yang dimaksud yaitu bagaimana cara mengikuti pelajaran, cara
belajar, cara membaca dan membuat rangkuman. Cara yang dilakukan siswa berbeda-
beda, artinya keterampilan dalam belajar yang dilakukan oleh siswa juga berbeda.
Siswa akan menyadari bagaimana cara belajar yang baik, sehingga siswa tersebut
Keterampilan belajar yang baik akan membentuk kebiasaan belajar yang baik
pula. Oleh karena itu, pembentukan kebiasaan belajar perlu dikembangkan. Kebiasaan
belajar siswa terbentuk di sekolah maupun di rumah. Kegiatan belajar siswa yang
maupun kegiatan belajar yang dilakukan di rumah. Kebiasaan belajar yang baik akan
menjadi suatu cara yang melekat pada diri siswa, sehingga siswa akan melakukannya
Sejalan dengan itu, peran orang tua sangat berpengaruh dalam pembentukan kebiasaan
belajar yang baik. Umumnya, proses pendidikan mulanya diperkenalkan oleh keluarga.
Keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama. Sebagai mana
mestinya tugas orang tua yaitu memantau kegiatan belajar anaknya di rumah. Adapun
fasilitas belajar di rumah mempengaruhi minat dan motivasi anak dalam kegiatan
yang baik :
adanya tugas-tugas yang jelas dari guru. Tugas yang jelas membuat
perhatian siswa dapat diarahkan pada hal-hal khusus yang perlu
jelas tugas yang diberikan oleh guru, semakin besar pula perhatian dan
dalam buku, bukan hanya untuk dimengerti kata demi kata atau kalimat
buku tersebut.
Metode belajar yang baik harus diterapkan pada siswa. Metode belajar
itu sendiri terbagi menjadi dua macam, yaitu metode keseluruhan dan
karena apa yang dipelajari dalam satu bab itu diperoleh pengertian yang
utuh.
4. Pelajari dan kuasai bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari
Dengan adanya metode belajar, siswa dapat mempelajari menguasai
bagian-bagian yang sukar dari bahan yang dipelajari. Dalam hal ini,
belajar.
Belajar yang efektif salah satunya dengan cara membuat catatan tentang
materi yang dipelajari. Catatan yang sudah tersusun itu akan dapat
lebih lama.
atau menghafal.
materi pelajaran yang baru dengan materi yang lama atau yang sudah
hendaknya diarahkan untuk mencari sumber belajar yang lain, hal ini
diperoleh.
Kegiatan belajar tidak hanya menghafal dan membaca saja, namun juga
pengertian yang lebih singkat dan jelas tentang apa yang ada di dalam
buku tersebut.
Selain itu, guru harus memberikan arahan pada siswa untuk membuat
dikuasai.
Jelasin secara keseluruhan dengan saling berhubungan antara poin pertama
ke poin selanjutnya......
http://www.infokmoe.id/2011/07/konsep-budaya-belajar.htm?m=1.
Jadi dapat penulis simpulkan bahwa budaya adalah suatu pola hidup secara
menyeluruh. Budaya yang bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Budayalah yang menyedikan suatu
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri. Kebudayaan juga berupa sesuatu yang akan mempengaruhi
tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran
Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup
merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu
sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-
hasil kebudayaan. Setiap hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan
kadang kala disadari atau tidak manusia merusak kebudayaan itu sendiri.
B. Keterampilan Komunikasi
memang tidak mudah, perlu, mempelajari, perlu menggali agar lebih terampil.
Keterampilan merupakan ilmu yang secara lahiriah ada di dalam diri manusia dan
yang berhubungan dengan urat syaraf dan otot-otot yang biasanya tampak dalam
kegiatan jasmani seperti menulis, mengetik, olahraga, dan sebagainya. Siswa dalam
pergerakan motorik harus ada kesadaran dan koordinasi, sehingga akan mewujudkan
keterampilan.
Jadi kesimpulannya........
Menurut Ngainun Naim (2016:17) Kata “komunikasi” berasal dari kata latian
cum, yaitu kata depan yang berarti dengan dan bersama dengan, dan unus, yaitu kata
bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata itu terbentuk kata benda communio yang
Dari kata itu dibuat kata kerja communicare yang berarti membagi sesuatu dengan
Berdasarkan berbagai arti kata communicare yang menjadi asal kata komunikasi,
pernyataan antarmanusia. Hal yang dinyatakan itu adalah pikiran atau perasaan
seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahsa sebagai alat penyalurnya.
Dalam bahasa komunikasai, pernyataan disebut sebagai pesan (message). Orang yang
Tidak ada definisi yang salah atau benar dari beragam definisi yag dirumuskan
oleh para ahli. Seperti juga model atau teori, definisi harus dilihat dari kemanfaatannya
melalui media elektronik”, atau terlalu luas, misalnya “komunikasi adalah interaksi
antara dua makhluk hidup atau lebih” sehingga para peserta komunikasi ini mungkin
Redi Panuju (1997:hal 6-7) Gary Cronkhite merumuskan empat asumsi pokok
sumber (sources), saluran (channels), pesan (message), audiensi, dan efek dari pesan,
motif maupun pola-pola prilaku yang spasifik, seperti kebiasaan mendengar, membaca,
berbicara, menulis, dan pilihan reference group (kelopok eksternal yang menjadi
to define. The Word is abstract and, like most terms, posses numerous meanings
pemahan tentang apa yang dimaksud dengan pengertian komunikasi. Berikut ini ada
bebrapa definisi tentang komunikasi tersebut sehingga dapat diambil kesimpulan apa
signal menurut aturan tertentu, sehingga dengan cara ini sistem dapat disusun,
dipelihara, dan diubah. Merrinhe’s (Hoy dan Miskel, 1978) komunikasi adalah si
dikehendakinya.
dimaksud dengan komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan dari seseorang
kepada orang lain melalui proses tertentu sehingga tercapai apa yang dimaksud atau
diinginkan oleh kedua belah pihak. Di dalam komunikasi terkandung maksud atau
tujuan yang jelas antara si penyampai atau pengirim pesan (kounikator) denga si
penerima pesan (komunikan). Maksud dan tujuan yang jelas antara kedua belah pihak
komunikasi itu bukan hanya media saja tetapi komunikasi itu interaksi antar sesama
manusia. Jadi sangatlah penting bagi kita untuk dapat berkomunikasi dengan orang lain
pesan atau dalam bentuk simbol atau lambang yang melibatkan dua person atau lebih
yang terdiri atas pengirim (komunikator) dan penerima (komunikan) dengan maksud
pihak.
tersebut. Dengan demikian dapatlah kita pahami bahwa komunikasi itu tidak sekedar
media penyampaian pesan belaka (yang mungkin menguntungkan salah satu pihak
saja) melainkan lebih kepada jalinan antar personal (pribadi) antar pihak-pihak yang
terlibat di dalamnya.
Oleh sebab itu, agar komunikasi berjalan dengan baik dan lancar serta memberi
manfaat baik bagi pihak penyampai pesan maupun bagi pihak penerima pesan, maka
1. Pengetahuan
yang luas. Seorang komunikator yang memiliki tingkat pengetahuan tinggi, ia akan
lebih mudah memiliki kata-kata untuk menyampaikan informasi baik verbal maupun
non verbalkepada komunikasi. Hal ini berlaku juga untuk seorang komunikan. Seorang
2. Perkembangan
Pertumbuhan manusia
masing untuk menyampaikan informasi agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Keterampilan Menguasai Bahasa
Keterampilan dalam berbahasa ini merupakan salah satu faktor yang sangat
terkait dengan pertumbuhan. Dengan demikian itu dapat menjalin komunikasi dengan
baik.
3. Persepsi
informasi yang diolah menjadi sebuah pandangan. Pembentukan persepsi ini terjadi
suatu rangsangan atau stimulus ini dapat memiliki pandangan yang berbeda-beda.
Selain itu dapat menjadi pengaruh baik, persepsi juga dapat menjadi penghambat untuk
komunikasi.
Peran dan hubungan memiliki pengaruh dari proses komunikasi tergantung dari
informasi atau teknik komunikasi. Komunikator yang belum menjalin hubungan dekat
5. Lingkungan
Lingkungan interaksi memiliki pengaruh dalam komunikasi. Lingkungan yang
nyaman dan kondusif biasanya dapat berpengaruh baik terhadap proses komunikasi.
Nilai dan budaya akan menjadi kacamata yang dijadikan tidak ukur untuk
komunikasi agar komunikasi terjalin dengan baik. Sebelum berbicara dengan orang
lain, lebih baik kita mengetahui bagaimana latar belakang budaya/adat yang mereka
anut.
Stimulus Eksternal
luar. Misalnya kebisingan suara dapat mempengaruhi respon yang kurang baik karena
proses komunikasi.
Jarak
komunikator dan komunikan berjarak cukup jauh maka komunikator akan sulit
menciptakan komunikasi yang baik kepada komunikan. Namun di zaman yang sudah
modern memiliki alternatif lain untuk menciptakan komunikasi yang baik yaitu
komunikator dan komunikan dapat menggunakan komunikasi secara lisan, tulisan, atau
media lainnya. Tetapi masih ada beberapa gangguan atau hambatan yang terjadi ketika
6. Emosi
Emosi terkadang tidak dapat dikendalikan oleh diri sendiri. Sehingga emosi juga
mempengaruhi proses komunikasi itu sendiri bahkan emosi dapat menjadi hambatan.
7. Kondisi Fisik
8. Jenis Kelamin
dilihat dari gaya berbicara dan interpretasi. Demikian penjelasan terkait apa saja faktor
pengetahuan, perkembangan, social kultural, jenis kelamin, peran dan tanggung jawab,
atensi, hubungan, persepsi sikap. Sedangkan faktor di dalam pesan meliputi isi pesan
dan penyampaian, dan di dalam konteks lingkungan hal yang mempengaruhi
komunikasi meliputi stimulus eksternal, nili dan budaya/adat, jarak dan teritori.
2) Mengetahui siapa yang diajak bicara. Salah satu caranya adalah berbicara
didik atau siswa Taman Kanak-kanak tentu beda dengan ketika kita
melakukannya dengan penuh respek. Bila ini dilakukan maka peserta didik
pun akan melakukan hal yang sama ketika berkomunikasi dengan pendidik.
4) Empati adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi dan
kondisi yang dihadapi orang lain. Syarat utama dari sikap empati adalah
kemampuan untuk mengajar dan mengerti orang lain, sebelum didengar dan
dimengerti orang lain. Pendidik yang baik tidak menuntut peserta didiknya
5) Yang disampaikan dapat dimengerti dengan baik. Sebuah pesan harus dapat
disampaikan dengan cara atau sikap yang bisa diterima oleh si penerima
pesan. Raut muka yang cerah, bahasa tubuh yang baik, kata-kata yang
sopan.
Jadi kesimpulan dari beberapa uraian di atas adalah jika kita ingin
meningkatkan keterampilan maka kita juga harus mempunyai tujuan. Tujuan dari
komunikasi akan sangat menentukan cara kita menyampaikan informasi, kejelasan
tujuan dalam berkomunikasi harus diketahui sebelum kita berkomunikasi. Kita juga
harus mempunyai rasa saling menghargai antar sesama manusia, terlebih jikalau kita
menghargai orang lain, maka orang lain akan sangat menghargai kita juga. Dan satu
hal yang perlu diketahui sikap rendah hati juga akan mempengaruhi kita bagaimana
baik. Tiga aspek utama dari komunikasi adalah keterampilan berbicara, keterampilan
1. Keterampilan Berbicara
Ketika berbicara di dalam kelas dan dengan siswa anda, salah satu hal
terpenting yang harus diingat adalah untuk dengan jelas mengomunikasikan informasi
(Brydon & Scott, 2006; Gregory, 2005; Sellnow, 2005). Kejelasan dalam berbicara
Beberapa strategi yang bagus untuk berbicara secara jelas dengan kelas
1. Bahasa itu sendiri dapat diartikan dalam ujaran kata-kata guru teradap
perasaan siswa. Dengan menggunakan tata bahasa yang baik dan benar
supaya dapat dimengerti. Bahasa yang baik adalah bahasa yang dapat
yang dapat dimengerti dan dipahami oleh siswa. Dan lebih baiknya jika
menyampaikan guru itu sendiri tidak terlalu cepat atau tidak terlalu
sangat pelan dan jangan terlalu cepat, karena biasanya siswa susah
mengerti jika gurunya berbicara terlalu cepat. Jadi sebisa mungkin guru
tertata.
bicara kita adalah peserta didik maka harus menggunakan bahasa yang
baik dan mudah dimengerti oleh siswa dan hindari kata-kata yang tidak
jelas kepada siswa. Karena siswa terkadang sulit memahami apa yang
2. Keterampilan Mendengarkan
memberikan perhatian penuh kepada pembicara, berfokus pada isi intelektual dan
dalam kata-kata anda sendiri. Anda bisa memulai parafrasa anda dengan
kata-kata seperti, “Mari kita lihat, yang saya dengar dari anda adalah...”
pendengaran adalah memperhatikan orang yang sedang berbicara. Jika kita sudah
terbiasa mendengarkan orang lain berbicara, maka keterampilam mendengar akan baik
dan dapat dimengerti apa yang telah disampaikan oleh orang lain.
terpusat pada objek yang disimak sebagai suatu aktivitas yang mencakup bunyi bahasa,
berorganisasi, mengurangi rasa marah dan curiga terhadap orang lain, dan
sehingga kemampuan menyimak sangat penting dimiliki oleh setiap pemakai bahasa.
mendengarkan dengan kritis, dan mendengarkan dengan empati. Selain itu, ada
seseorang duduk di satu sudur, membaca dengan diam, hal tersebut merupakan cara
sendirian. Ketika anda mendapatkan siswa yang memandang ke luar jendela dengan
pandangan kosong, kemungkinan besar hal ini men gindikasikan bahwa mereka
non verbal adalah proses komunkasi dimana pesan yang disampaikan tidak
tubuh (body language), ekspresi wajah dan kotak mata, penggunaan objek seperti
komnikasi non verbal menempati porsi sangat penting. Banyak komunikasi verbal
tidak efektif hanya karena komunikatornya tidak menggunakan komunikasi non verbal
denga baik dalam waktu bersamaan. Melalui komunikasi non verbal, orang bisa
lainnya.