Anda di halaman 1dari 6

Analisis

2.1

Pada percobaan tersebut seutas tali dililitkan pada cakram yang dapat berputar bebas
pada sumbu mendatar melalui porosnya. prinsip kerjanya adalah dengan
menghubungkan cakram dan beban melalui katrol licin dan juga benang . ketika
beban dilepaskan dan jatuh kebawah maka beban akan turun dengan percepatan a
sehingga berlaku hukum II Newton.

Dapat dilihat pada hasil eksperimen diatas, semakin besar perecepatan linear maka
percepatan sudutnya akan semakin besar. Percepatan linear suatu benda berbanding
lurus dengan percepatan sudutnya. Hal ini dapat dibuktikan oleh rumus berikut

𝑎
𝛼=
𝑟

Semakin besar percepatan suatu benda makan gaya talinya akan semakin mengecil
hal ini dapat dibuktikan dengan persamaan berikut
𝛴 F1 = m1 a

M1 g - T = m 1 a

T = m1 (g-a) dengan massa 20 gr/ 0.02 kg dan gravitasi = 9.8m/s2

Semakin kecil percepatan maka hasil (g-a) nya akan semakin besar dan gaya talinya
akan semakin besar.

Semakin besar inersia pada suatu benda maka percepatannya akan semakin kecil. Hal
ini dikarenakan inersia berbanding terbalik dengan percepatan suatu benda. inersia
merupakan kecenderungan benda untuk menolak perubahan terhadap keadaan
geraknya / mempertahankan gerak rotasinya. Seperti pada hukum I newton dimana
saat percepatannya 0 benda tersebut akan mempertahankan keadaan awalnya untuk
tetap diam atau bergerak lurus beraturan. Dengan demikian semakin kecil
percepataan pada suatu benda maka kemampuan benda tersebut untuk
mempertahankan geraknya pun akan semakin besar. Hal ini dapat dibuktikan dengan
rumus berikut :

𝛴𝜏 = 𝐼 𝛼

𝑎
𝑇𝑅=𝐼
𝑅

𝑇 𝑅2
=𝐼
𝑎

Dengan R = 23.8 mm = 23.8 𝑥 10−3m, T = m1 (g-a) dan percepatan disesuaikan pada


percobaan

Dapat dilihat juga semakin besar torsi maka inersia suatu benda akan semakin besar

Hal ini karena torsi berbanding lurus dengan inersia

Pada percobaan diatas terdapat error pada percobaan ke 4 dimana seharusnya


percepatannya semakin mengecil. Error ini terjadi karena adanya tangan orang yang
memberi gaya tambahan saat eksperimen dan mempengaruhi hasil ekpserimen
tersbut

2.2
Pada grafik diatas dapat diketahui jika percepatan awalnya cenderung stabil pada
jangka waktu yang lama, hal ini dikarenakan adanya penambahan cincin diatas
cakram yang menyebabkan pertambahan massa. Dengan adanya pertambahan massa
maka inersia suatu benda akan semakin besar hal ini dapat dilihat dari persamaan
berikut I = mr2 dapat dilihat bahwa inersia suatu benda berbanding lurus dengan
massa benda tersebut. Dalam hal ini dengan adanya penambahan cincin pada cakram
memberikan massa tambahan sehingga cakram tersebut lebih mampu
mempertahankan geraknya pada jangka waktu tertentu.

Pada tabel diatas dapat dilihat jika semakin besar percepatan maka gaya tegang tali
akan semakin kecil dan inersianya akan semakin kecil. Hal ini membuktikan jika
percepatan berbanding lurus dengan percepatan sudut namun berbanding terbalik
dengan gaya tegang tali dan inersianya

2.3
Dapat dilihat pada grafik tersebut saat cakram diberi gaya yang berupa putaran,
cakram tersebut berputar dengan kecepatan sudut tetap, lalu ketika di jatuhkan
sebuah cincin, cakram tersebut mengalami perlambatan. Sebuah benda yang
memiliki inersia cenderung mempertahankan geraknya, dalam hal ini cangkram
berusaha mempertahankan geraknya untuk tetap stabil namun karena adanya gesekan
dari tali dan permukaan cincin menyebabkan cakram mengalami perubahan
kecepatan sudut dan berhenti
Dari data percobaan tersebut dapat diketahui jika kecepatan sudut awal lebih besar
daripada kecepatan sudut akhir, hal ini dikarenakan adanya beban dari cincin yang
membuat cakram mengalami perlambatan. Semakin kecil kecepatan sudut maka
momentum sudutnya pun akan semakin kecil.

Saat cincin bermassa dijatuhkan ke cakram yang sedang berputar, tidak ada torsi
pada sistem karena torsi pada cincin besarnya sama tetapi berlawanan arah dengan
torsi pada disk. Oleh karena itu, tidak ada perubahan momentum sudut, momentum
sudut (L) adalah kekal. Maka berlaku Hukum kekekalan momentum
sudut menyatakan bahwa “jika resultan momen gaya pada sebuah benda tegar yang
bergerak rotasi bernilai nol maka momentum sudut benda tegar yang bergerak rotasi
selalu konstan”

Hal ini dapat dibuktikan melalui persamaan berikut :

Li = Lf

Ii 𝜔i = If 𝜔f

namun pada percobaan tersebut terdapat energy kinetic yang hilang. Besar energy
kinetic yang hilang tersebut dapat di nyatakan dalam bentuk persamaan berikut :

Terdapat energy kinetic yang hilang dikarenakan adanya perubahan kecepatan sudut
pada 𝜔i dengan 𝜔f. Dimana kecepatan sudut awal lebih besar daripada kecepatan
sudut akhir. Karena adanya berkurangnya kecepatan sudut maka energy kinetic yang
dihasilkan pun ikut berkurang hal ini dikarenakan energi kinetik berbanding lurus
dengan kecepatan benda

inersia rotasi cincin suatu sumbu yang melalui dan sejajar dengan simetri sumbu
cincin adalah

I = ½ M (R1 + R2)2

di mana R1 dan R2 adalah jari-jari dalam dan luar cincin.

Anda mungkin juga menyukai