Anda di halaman 1dari 12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. TERATOGENESIS
1. Pengertian Teratogenesis.
Teratogenesis merupakan proses yang mencakup gangguan perkembangan
embrio atau janin dalam uterus, yang mengakibatkan terjadinya kelainan maupun cacat
bawaan bayi, baik makroskopik maupun mikroskopik, mencakup perubahan struktural
maupun fungsional (Donatus, 2005). Teratogenik (kelainan bawaan) cenderung terjadi
pada masa organogenesis janin. Senyawa xenobiotik terkadang dapat menembus
plasenta dan ketuban. Efek yang ditimbulkan dapat berupa kematian (embriotoksik),
cacat bawaan (teratogenik), dan gangguan fungsional, maupun perlambatan
pertumbuhan.
Ilmu yang mempelajari tentang teratogenesis adalah teratologi. Teratologi
merupakan studi perkembangan janin abnormal dan malformasi kongenital yang
disebabkan oleh bahan kimia eksogen dan agen fisik. Teratologi mulai banyak
dipelajari dan berkembang pada penelitian medis dalam upaya untuk pencegahan cacat
pada janin lahir (Mirsha, 2019).
2. Pengertian teratogen
Cacat pada janin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya agen kimia.
Agen kimia yang menyebabkan teratogenik adalah teratogen. Selain agen kimia, faktor
lain yang menyebabkan terganggunya perkembangan janin adalah defisiensi nutrisi,
infeksi virus, hipertemia, keseimbangan hormon dan berbagai macam kondisi stres
(Yantrio, 2002). Contoh teratogen adalah talidomid yang mengakibatkan efek
teratogen pada janin. Teratogen lain seperti tiourasil, klorpropamid, kortison, uretan,
vitamin A berlebih , etinil testosteron, tetrasiklin juga mengakibatkan cacat pada janin
. Kondisi lifesyle maternal juga mempengaruhi terjadinya kecacatan pada bayi seperti
penggunaan marijuana, konsumsi alkohol, dan kurangnya konsumsi Zinc. Fisiologis
ibu seperti obesitas dan hipertensi dapat mengakibatkan neural tube defect pada janin
(Anonim, 2006). Beberapa penyakit infeksi seperti toksoplasmosis, rubella,
sitomegalovirus, Varicella zooster, campak, herpes simplex, listeria, dan sifilis
(Setyawati, 2011) dapat mengakibatkan cacat pada janin apabila menyerang ibu pada
waktu kehamilan.
3. Jenis-jenis anomaly
Menurut Dahlah (2011) anomaly terdiri atas :
a. Malformasi

Malformasi adalah kelainan yang terjadi selama pembentukan struktur yaitu


pada saat organogenesis. Cacat-cacat ini bisa menyebabkan hilangnya sama sekali
atau sebagian dari sebuah struktur atau perubahan-perubahan konfigurasi normal.
Kejadian ini disebabkan oleh faktor genetik dan/atau lingkungan yang bekerja
sendiri-sendiri atau bekerja sama.

b. istrupsi
Distrupsi adalah perubahan morfologi yang terjadi setelah pembentukan
struktur organ. Disebabkan oleh proses pembentukan pembuluh darah yang
menyebabkan atresia usus, cacat-cacat yang ditimbulkan oleh pita amnion.
c. Deformasi
Deformasi adalah kelainan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya
mekanik yang mencetak sebagian mudigah dalam jangka waktu yang lama.
Deformasi sering mengenai sistem kerangka otot dan biasanya bisa pulih setelah
lahir.
d. Sindrom.
Sindrom adalah sekelompok cacat yang terjadi secara bersamaan,
mempunyai etiologi yang spesifik dan sama.
Misalnya : heart defects (cacat jantung), anomali genital dan telinga, retarded
growth (keterlambatan pertumbuhan, atresia choanal (atresia coona), anomali,
vertebrat, anus, cardiac trakeoesofagus, renal, limb dan coloboma.
4. Prinsip-prinsip teratologi.
menurut Almahdy (2007) terbagi atas :
a. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotip konseptus dan cara
ibu yang penting dalam hal metabolisme obat, ketahan terhadap infeksi, dan
proses-proses biokimiawi serta molekuler lainnya yang akan mempengaruhi
perkembangan konseptus.
b. Kerentahan terhadap terogen berbeda-beda menurut stadium perkembangan
saat paparan, masa yang paling sensitif untuk timbulkan cacat lahir adalah masa
embriogenesis. Meskipun kebanyakan kelainan/cacat terjadi selama masa
embriogenesis, cacat bisa juga terjadi sebelum atau sesudah masa ini, sehingga
tidak ada satu masa yang benar-benar aman.
c. Manifestasi perkembangan abnormal tergantung pada dosis dan lamanya
paparan terhadap suatu teratogen.
d. Teratogen bekerja dengan cara (mekanisme) yang spesifik pada sel-sel atau
jaringan-jaringan yang sedang berkembang untuk memulai proses
embriogenesis yang abnormal.
e. Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi,
keterlambatan pertumbuhan dan gangguan fungsi.

Teratogen bekerja lewat proses :

 Mengubah kecepatan proliferasi sel.


 Menghalangi sintesa enzim.
 Mengubah permukaan sel sehingga terjadi agregasi secara tidak teratur.
 Mengubah matrix yang mengganggu perpindahan sel-sel
 Merusak organizer atau daya kompetisi yang berespon.

5. Mekanisme teratogenesis
Menurut Wijayanti (2008), Ketidaknormalan yang sama mampu ditimbulkan
berbeda bila diberikan selama periode kritis yang sama. Mekanisme terjadinya
teratogenesis dapat berupa gangguan asam nukleat, penghambatan enzim.
ketidaknormalan kromosom, mutagen, gangguan asam nukleat, kekurangan nutrisi,
kekurangan pasok energi, perubahan pada membran sel, perubahan osmolaritas, dan
gangguan osmosis (Allan,2000).
6. Faktor-faktor teratogen.
A. Faktor Genetik.
Banyak cacat kongenital terutama pada manusia yang di turunkan, dan
beberapa diantaranya jelas mengikuti pola Hukum Mendel. Pada banyak kasus,
kelainan dapat langsung disebabkan oleh perubahan pada satu buah gen saja.
Karena itu dinamakan mutasi gen tunggal yang dimaksud mutasi yaitu perubahan
pada susunan mukletida gen.

Menurut Salder (2009) beberapa kelainan yan disebabkan oleh faktor genetik yaitu
:

- Mutasi
Mutasi menimbulkan alel cacat yang mungkin dominan atau resefif. Pada
manusia jenis cacat yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal diperkirakan
mendekati 8% dari seluruh malformasi. Gen-gen membentuk pasangan-
pasangan disebut alel, ada alel cacat yang diturunkan bersama-sama dengan
karakter jenis kelamin contohnya cacat karena mutasi adalah polydactily,
syndactily, hemophylia, musculor dystrophy, albino
- Aberasi
Aberasi adalah kelainan kromosom bisa merupakan kelainan jumlah atau
kelainan susunan. Aberasi merupakan penyebab penting malformasi
kongenital dan abortus spontan. Diperkirakan bahwa 50 % dari semua konsepsi
berakhir dengan abortus spontan dan bahwa 50 % dari abortus ini mempunyai
kelainan kromosom berat. Jadi kira-kira 25% dari semua konsepsi mengalami
kelainan/cacat kromosom utama. Contoh catat karena sindromo, seperti
Sindroma Down, Sindroma Turner, Sindroma Klinefelter, Triploidi, Trisomi.
B. Faktor Lingkungan
Banyak faktor dapat berkaitan dengan deferensiasi dan pertumbuhan
mudigah akan tetapi, hasilnya tidak harus berupa suatu kelainan nyata. Pada
beberapa contoh bahan-bahan teratogenik sedemikian toksis sampai dapat
mengenai sistem organ mudigah yang sangat penting, sehingga mengakibatkan
kematian pada kasus lain pengaruh lingkungan dapat sedemikian ringannya
sehingga mudigah dapat bertahan hidup, tetapi beberapa sistem organnya
terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan atau gangguan
fungsi baik sebagian ataupun total (Marusin,2009)

Hingga awal 1940-an diduga bahwa cacat kongenital terutama disebabkan


oleh faktor genetik. Setelah Gregg menemukan penyakit campak Jermantersebut
yang menyerang seorang ibu selama awal kehamilan menyebabkan kelainan pada
mudigah, tiba-tiba menjadi jelas bahwa kelainan kongenital juga dapat disebabkan
oleh faktor lingkungan. Pengamatan oleh Lenz yang mengaitkan cacat pada tungkai
dengan obat sedative, thalidomide pada turun 1961, memperjelas bahwa obat-batan
dapat melintasi plasenta dan menimbulkan cacat lahir. Sejak saat itu banyak bahan-
bahn diketahui sebagai terotogen.

Beberapa kelainan yang disebabkan oleh faktor lingkungan yaitu :

1. Agen-Agen Infektif
Menurut Anita (2017) Agen-agen infeksi terbagi atas :
 Rubella (Campak Jerman)

Gregg adalah orang Jerman pertama yang menduga bahwa campak


Jerman yang menyerang wanita hamil pada awal kehamilan dapat
menimbulkan kelainan-kelainan kongenital. Dapat di pastikan virus rubella
mengakibatkan malformasi pada mata (katarak dan microflalmia), telinga
bagian dalam (tuli kongenital karena kerusakan alat konti), jangkung
(duktus arteriosus persisten) cacat otak, keterbelakangan mental,
keterlambatan pertumbuhan pada rahim, kerusakan miokardium dan cacat-
cacat vascular. Jenis cacat ditentukan oleh tingkat perkembangan mudigah
pada saat terjadinya infeksi.

 Sitomegalovirus
Menyebabkan malformasi dan infeksi janin kronis yang
berlangsung sampai lahir dengan gejala utama infeksi virus ini adalah
mikrocephalus, perkapuran otak, kebutaan karioretinitis dan
hepatosplenomegali.
 Virus Herpes Simpleks

Infeksi ini ditularkan pada saat kelahiran, dengan gejala utama


microsefali, microftalmus, displasia retina, hepatomegali, splenomegali dan
keterbelakangan jiwa. Ciri-ciri penyakit virus ini adalh reaksi-reaksi
keradangan.

 Varisela (Cacar Air)

Kira-kira ada 20% kesempatan kelainan korgenital yang terjadi


kalau ibu-ibu terinfeksi varisela pada trimester pertama kehamilan dengan
gejala ; hipoplasia tungkai, keterbelakangan jiwa dan atrofi otot.

 Toxoplasmosis

Infeksi parasit protozoa toxoplasma gondii pada ibu yang


didapatkan pada daging yang kurang matang. Binatang pemeliharaan
(kucing) dan tanah yang tercemar oleh tinja, telah terbukti menimbulkan
cacat kongenital, dengan gejala adalah hidrosefalus, keterbelakangan jiwa,
khorioretinitis, mikroftalmos dan cacat mata lainnya. Penyakit ini biasanya
tidak dikenali pada wanita-wanita hamil.

 Virus Herpes Simpleks

Infeksi ini ditularkan pada saat kelahiran, dengan gejala utama


adalah microcephali, microfthalmus, displasia retina, hepatomegali,
splenomegali dan keterbelakangan jiwa.

 Varicela (cacar air)


Kelainan kongenital yang terjadi kalau induk terinfeksi varicela
adalah 20% pada kebuntingan awal, dengan gejala: hipoplasia tungkai,
keterbelakangan jiwa, atrofi otot.
 Infeksi Virus Lainnya dan Hipertermia
Malformasi yang terjadi setelah ibu mengalami infeksi campak,
hepatistis, parotitis, poliomielitis dan virus echo. Sebuah cacat yang
disebabkan oleh agen-agen infektif adalah pirogenik dan hypertermia
(peninggian temperatur tubuh). Penderita hipertermia yang sedang hamil
pada saat lipatan-lipatan saraf sedang menutup dan selama masa
embriogenesis maka akan lahir anak anensefali.
 HIV
Adanya sistem kekebalan yang berkeruang atau bahkan tidak ada
akibat dari Virus ini adalah mikrocephali, keterbelakangan pertumbuhan.
 Sifilis
Merupakan penyakit kelamin yang harus diwaspadai dan pada janin
menyebabakan kelaian jiwa serta tuli.
2. Agen-agen fisik
Menurut Manuaba (2012) Efek teratogen dari pengaruh radiasi yang
berasal sinar X adalah mikrocephali spina bifida, cacat ekstremitas,
palatoskisis (cacat celah palatum) dan kebutaan. Pada janin manusia belum
diketahui dosis aman maksimum, namun pada embrio mencit dapat terjadi
kerusakan dengan dosis 5 rad.
Pengaruh radiasi dengan dosis kecil pada mencit terbukti menyebabkan
mutasi dan lebih lanjut terjadi kelainan kongenital pada generasi berikutnya.
Wanita Jepang yang hamil pada saat bom atom Hirosima dan Nagasaki,
terbukti 28% mengalami keguguran, 25% melahirkan anak yang mati, 25%
mengalami kelainan susunan saraf pusat.
3. Agen-agen kimiawi
Menurut Effendi (2014) Agen-agen kimiawi terdiri atas :
 Merkuri organik dan timah hitam
Pengaruh bahan kimia yang secara tidak langsung dihirup melaui
pernafasan tanpa disadari akan memicu timbulnya teratogenik. Mercury
(Methylmercury), racunnya secara akut dapat menyebabkan pharyngitis,
gastroentritis, vomiting, nephritis, hepatitus dan kolaps, sedangkan secara
kronis dapat menyebabkan kerusakan hepar, neural dan teratogenesis. Lead,
karena ukuran dan serbuannya yang secara bersamaan, lead dapat
menggantikan calsium masuk dalam tulang. Sehingga keracunan Lead
dapat menyebabkan nephrotoxicity, neurotoxicity dan hypertensi. Arsenic,
jika terhisap perinhalasi dari makanan dan minuman yang tercemar dapat
menyebabkan vomiting, diarrhea dan kelainan jantung. Cadmium, cadmium
yang tercampur metallothionein jika terikat zinc dan copper dalam tubuh
dapat menggaggu level homeostasis.
 Bahan makanan dan minuman.
Mengkonsumsi minuman yang berakohol pun dengan kadar tinggi
akan berpengaruh pada janin yang dikandungnya. Alkohol akan
menyebabkan sindrom alkohol janin, fisura palpebrae pendek, hiploplasia
rahang atas, cacat jantung, keterbelakangan jiwa. Pada perokok berat bagi
wanita hamil, nikotin yang terkandung dalam rokok menyebabkan kelainan
berupa keterlambatan pertumbuhan, mikrocephali, kelainan perilaku dan
gastroskisis.

4. Hormon
Menurut Puspitasari (2008) Hormon yang berperan sebagai berikut :
 Agen-agen androgenic.
Progestin sintetik sering digunakan selama proses kehamilan untuk
mencegah abortus. Progestin etisteron dan non etisteron mempunyai
kegiatan androgenik yang besar dan banyak menyebabkan kasus
maskulinisasi alat kelamin pada mudigah wanita. Kelainan yang
ditimbulkan yaitu pembesaran klitoris ada hubungan dengan dengan
penyatuan lipatan labioskrotal.
 Dietilstilbestrol
Estrogen sintetik yang sering digunakan untuk mencegah abortus ini
sudah digunakan sejak tahun 1940-an. Pada tahun 1971 obat ini digunakan
untuk kontraindikasi, ketika dipastikan banyak wanita muda yang terkena
karsinoma vagina dan serviks akibat adanya obat ini dalam
uterusnya,Kelainan kongenital yang timbul pada embrio wanita yaitu pada
tuba uteri, uterus dan vagina bagian atas. Pada mudigah pria dari induk
yang terpapar obat ini adalah kelainan pada testis dan analisis sperma
abnormal. Pada manusia akibat yang terjadi tidak sama antara wanita dan
pria, pada pria tidak menunjukkan peningkatan resiko perkembangan
karsinoma sistem kelamin.
 Kortison.
Percoban telah berulang kali dilakukan pada keliinci dan mencit
pada tingkat kehamilan tertentu dapat menyebabkan palatoskisis pada
keturunannya, akan tetapi jumlah pada manusia masih belum dapat
dipastikan.
 Defisiensi Nutrisi.
Terutama akibat kekurangan vitamin A (isotretionin) dapat
menyebabakan hiplopasia mandibula, celah langit-langit, cacat jantung.
Defisiensi asam valproat akan menyebabkan kelainan jantung dan cacat
tubaneuralis.

A. PENGERTIAN YOGURT

Yoghurt adalah salah satu produk fermentasi berbahan dasar susu. Pada awalnya
yoghurt dibuat dari susu binatang ternak seperti susu sapi atau susu kambing dengan bentuk
seperti bubur atau es krim. Proses pembuatannya adalah, susu difermentasi menggunakan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan didalamnya terdapat
kultur aktif bakteri tersebut ( Sarajudin, 2005 )

Menurut Meydani (2000), yoghurt mengandung beberapa kandungan antara lain:


energi, protein, lemak, karbohidrat. Bahkan mengandung mineral (kalsium, fosfor,
natrium, dan kalium) dan mempunyai kandungan vitamin cukup lengkap yaitu: vitamin A,
B kompleks, B1 (thiamin), B2 (riboflavin), B6 (piridoksin), B12 (sianokobalamin), vitamin
C, vitamin D, E, asam folat, asam nikotinat, asam pantotenat, biotin dan kolin (Anonimus,
2008). Keberadaan protein yang mudah dicerna serta asam laktat yang meningkatkan
penyerapan mineral, membuat yoghurt baik dikonsumsi oleh anak dengan gangguan
penyerapan di saluran erna.

Untuk lebih mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada yoghurt, dapat dilihat
pada Tabel 1.Tabel 1. Kandungan Gizi Yoghurt per 100 mg
Komponen Kandungan ( per 100 mg )
Energi (Kkal)**) 42-62
Nilai Ph 4,2-4,4
Protein (g) 4,5-5,0
Karbohidrat (g)**) 6-7
Lemak (g)**) -
Kalsium (mg) 130-176
Magnesium (mg) 17
Potassium (mg) 226
Keterangan : *) Nilai ini adalah untuk yoghurt yang diberi tambahan gula
**) Nilai ini adalah untuk yoghurt yang tidak diberi tambahan gula
Sumber : Canadian Dairy Commission (2002) disitasi Anonimus (2008).

Kadar asam yang terkandung pada yoghurt dapat meyebabkan nyeri pada lambung.
Ibu hamil jika mengkonsumsi yoghurt dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan
malformasi atau kelainan fungsi fisiologis dan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
janin atau pada anak setelah kelahiran. Teratogen adalah zat yang secara nyata dapat
mempengaruhi perkembangan janin dan menimbulkan efek yang berubah-ubah mulai dari
letalitas sampai kelainan bentuk (malformasi) dan keterlambatan pertumbuhan (
Dillasamola, 2018 ).
DAFTAR PUSTAKA

Donatus, I.A.2005.Toksikologi dasar.Edisi 2.Laboratorium farmakologi dan toksikologi dan


farmasi klinik fakultas farmasi UGM.Yogyakarta
Mirsha,P.2009.Isolation,spectroscopic characterization and molecular modeling studies of
mixture of curcuma longa, ginger and seeds of fenugreek.International Journal of
Pharmtech Research.1
Yatrio A, Sugiyanto.dkk.2002.Efek klobarusi terhadap perkembangan fetus tikus putih (Ratus
norvegicus L).jurnal biota.VII(3)
Anonim.2006.Petunjuk praktikum farmakologi eksprerimental II, 15, Laboratorium
Farmakologi dan Toksinologi fakultas farmasi UGM.Yogyakarta
Setyawati, Iriani. Dkk.Perkembangan reproduksi dan perkembangan skeleton fetus mencit
setelah pemberian ekstrak buah nanas muda. Jurnal veteriner.Vol 12(3)
Dahlan, M.S.2011.Statistik untuk kedokteran dan kesehatan.Salemba Medika. Jakarta
Almahdy, A.2017.Teratogenic and fertilyti evaluation of safrole on mice.7(1)
Wijayanti, E.D.Dkk.2008.pengaruh pemberian ekstrak daun api-api ( Avicennia marina)
terhadap resorpbsi embrio, berat badan, dan Panjang janin pada mencit (Mus
musculus). Fakultas kedokterah hewan Universitas Airlangga.Surabaya
Allan R.2000. publikasi teratologi masyarakat rekomendasi penggunaan vitamin A.Teratologi.35
Salder,T.W.2009.Langman embriologi kedokteran edisi 10.Buku kedokteran.Jakarta:UGC
Marusin, netti.2009.Uji aktifitas vitamin A terhadap efek teratogen warfarin pada fetus mencit
putih.Jurnal biotik.8(3)
Anita.2017.Faktor penyakit infeksi, penggunaan obat dan gizi ibu hamil terhadap terjadinya
kelainan kongenital pada bayi baru lahir.Jurnal kesehatan.VIII(1)
Manuaba, ida bagus. 2012.Ilmu kebidanan, penyakit kandungan dan KB untuk Pendidikan
bidan.Edisi 2.Jakarta:EGC
Effendi,S.H.2014.Penanganan bayi dengan kelainan kongenital dan konseling
genetic.Bandung:IGC
Puspitadewi, retna. 2008. Efek asam retionat yang diberikan kepada ibu mencit ( Mus musculus )
umur kebuntingan 10 hari terhadap hasil reproduksi dan kelainan bawaan eksternal
janin.Jurnal teratogenic.VII(5)
Sarajudin,fauzi.2005.Yogurt susu fermentasi yang menyehatkan.Depok:Agromedia pustaka.
Meydani, S. N., & Ha, W. K. Immunologic effects of yogurt. American Journal of Clinical
Nutrition. 2000; 71(4),
Dillasamola, Dwisari.2008. Uji efek teratogenic dari yogurt terhadap Fetus mencit putih (Mus
musculus).Jurnal sains dan farmasi & klinis.Volt 5(1)

Anda mungkin juga menyukai