KAJIAN TEORI
A. TERATOGENESIS
1. Pengertian Teratogenesis.
Teratogenesis merupakan proses yang mencakup gangguan perkembangan
embrio atau janin dalam uterus, yang mengakibatkan terjadinya kelainan maupun cacat
bawaan bayi, baik makroskopik maupun mikroskopik, mencakup perubahan struktural
maupun fungsional (Donatus, 2005). Teratogenik (kelainan bawaan) cenderung terjadi
pada masa organogenesis janin. Senyawa xenobiotik terkadang dapat menembus
plasenta dan ketuban. Efek yang ditimbulkan dapat berupa kematian (embriotoksik),
cacat bawaan (teratogenik), dan gangguan fungsional, maupun perlambatan
pertumbuhan.
Ilmu yang mempelajari tentang teratogenesis adalah teratologi. Teratologi
merupakan studi perkembangan janin abnormal dan malformasi kongenital yang
disebabkan oleh bahan kimia eksogen dan agen fisik. Teratologi mulai banyak
dipelajari dan berkembang pada penelitian medis dalam upaya untuk pencegahan cacat
pada janin lahir (Mirsha, 2019).
2. Pengertian teratogen
Cacat pada janin dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya agen kimia.
Agen kimia yang menyebabkan teratogenik adalah teratogen. Selain agen kimia, faktor
lain yang menyebabkan terganggunya perkembangan janin adalah defisiensi nutrisi,
infeksi virus, hipertemia, keseimbangan hormon dan berbagai macam kondisi stres
(Yantrio, 2002). Contoh teratogen adalah talidomid yang mengakibatkan efek
teratogen pada janin. Teratogen lain seperti tiourasil, klorpropamid, kortison, uretan,
vitamin A berlebih , etinil testosteron, tetrasiklin juga mengakibatkan cacat pada janin
. Kondisi lifesyle maternal juga mempengaruhi terjadinya kecacatan pada bayi seperti
penggunaan marijuana, konsumsi alkohol, dan kurangnya konsumsi Zinc. Fisiologis
ibu seperti obesitas dan hipertensi dapat mengakibatkan neural tube defect pada janin
(Anonim, 2006). Beberapa penyakit infeksi seperti toksoplasmosis, rubella,
sitomegalovirus, Varicella zooster, campak, herpes simplex, listeria, dan sifilis
(Setyawati, 2011) dapat mengakibatkan cacat pada janin apabila menyerang ibu pada
waktu kehamilan.
3. Jenis-jenis anomaly
Menurut Dahlah (2011) anomaly terdiri atas :
a. Malformasi
b. istrupsi
Distrupsi adalah perubahan morfologi yang terjadi setelah pembentukan
struktur organ. Disebabkan oleh proses pembentukan pembuluh darah yang
menyebabkan atresia usus, cacat-cacat yang ditimbulkan oleh pita amnion.
c. Deformasi
Deformasi adalah kelainan bentuk yang disebabkan oleh gaya-gaya
mekanik yang mencetak sebagian mudigah dalam jangka waktu yang lama.
Deformasi sering mengenai sistem kerangka otot dan biasanya bisa pulih setelah
lahir.
d. Sindrom.
Sindrom adalah sekelompok cacat yang terjadi secara bersamaan,
mempunyai etiologi yang spesifik dan sama.
Misalnya : heart defects (cacat jantung), anomali genital dan telinga, retarded
growth (keterlambatan pertumbuhan, atresia choanal (atresia coona), anomali,
vertebrat, anus, cardiac trakeoesofagus, renal, limb dan coloboma.
4. Prinsip-prinsip teratologi.
menurut Almahdy (2007) terbagi atas :
a. Kerentanan terhadap teratogenesis tergantung pada genotip konseptus dan cara
ibu yang penting dalam hal metabolisme obat, ketahan terhadap infeksi, dan
proses-proses biokimiawi serta molekuler lainnya yang akan mempengaruhi
perkembangan konseptus.
b. Kerentahan terhadap terogen berbeda-beda menurut stadium perkembangan
saat paparan, masa yang paling sensitif untuk timbulkan cacat lahir adalah masa
embriogenesis. Meskipun kebanyakan kelainan/cacat terjadi selama masa
embriogenesis, cacat bisa juga terjadi sebelum atau sesudah masa ini, sehingga
tidak ada satu masa yang benar-benar aman.
c. Manifestasi perkembangan abnormal tergantung pada dosis dan lamanya
paparan terhadap suatu teratogen.
d. Teratogen bekerja dengan cara (mekanisme) yang spesifik pada sel-sel atau
jaringan-jaringan yang sedang berkembang untuk memulai proses
embriogenesis yang abnormal.
e. Manifestasi perkembangan abnormal adalah kematian, malformasi,
keterlambatan pertumbuhan dan gangguan fungsi.
5. Mekanisme teratogenesis
Menurut Wijayanti (2008), Ketidaknormalan yang sama mampu ditimbulkan
berbeda bila diberikan selama periode kritis yang sama. Mekanisme terjadinya
teratogenesis dapat berupa gangguan asam nukleat, penghambatan enzim.
ketidaknormalan kromosom, mutagen, gangguan asam nukleat, kekurangan nutrisi,
kekurangan pasok energi, perubahan pada membran sel, perubahan osmolaritas, dan
gangguan osmosis (Allan,2000).
6. Faktor-faktor teratogen.
A. Faktor Genetik.
Banyak cacat kongenital terutama pada manusia yang di turunkan, dan
beberapa diantaranya jelas mengikuti pola Hukum Mendel. Pada banyak kasus,
kelainan dapat langsung disebabkan oleh perubahan pada satu buah gen saja.
Karena itu dinamakan mutasi gen tunggal yang dimaksud mutasi yaitu perubahan
pada susunan mukletida gen.
Menurut Salder (2009) beberapa kelainan yan disebabkan oleh faktor genetik yaitu
:
- Mutasi
Mutasi menimbulkan alel cacat yang mungkin dominan atau resefif. Pada
manusia jenis cacat yang disebabkan oleh mutasi gen tunggal diperkirakan
mendekati 8% dari seluruh malformasi. Gen-gen membentuk pasangan-
pasangan disebut alel, ada alel cacat yang diturunkan bersama-sama dengan
karakter jenis kelamin contohnya cacat karena mutasi adalah polydactily,
syndactily, hemophylia, musculor dystrophy, albino
- Aberasi
Aberasi adalah kelainan kromosom bisa merupakan kelainan jumlah atau
kelainan susunan. Aberasi merupakan penyebab penting malformasi
kongenital dan abortus spontan. Diperkirakan bahwa 50 % dari semua konsepsi
berakhir dengan abortus spontan dan bahwa 50 % dari abortus ini mempunyai
kelainan kromosom berat. Jadi kira-kira 25% dari semua konsepsi mengalami
kelainan/cacat kromosom utama. Contoh catat karena sindromo, seperti
Sindroma Down, Sindroma Turner, Sindroma Klinefelter, Triploidi, Trisomi.
B. Faktor Lingkungan
Banyak faktor dapat berkaitan dengan deferensiasi dan pertumbuhan
mudigah akan tetapi, hasilnya tidak harus berupa suatu kelainan nyata. Pada
beberapa contoh bahan-bahan teratogenik sedemikian toksis sampai dapat
mengenai sistem organ mudigah yang sangat penting, sehingga mengakibatkan
kematian pada kasus lain pengaruh lingkungan dapat sedemikian ringannya
sehingga mudigah dapat bertahan hidup, tetapi beberapa sistem organnya
terganggu. Hal ini dapat mengakibatkan hambatan pertumbuhan atau gangguan
fungsi baik sebagian ataupun total (Marusin,2009)
1. Agen-Agen Infektif
Menurut Anita (2017) Agen-agen infeksi terbagi atas :
Rubella (Campak Jerman)
Sitomegalovirus
Menyebabkan malformasi dan infeksi janin kronis yang
berlangsung sampai lahir dengan gejala utama infeksi virus ini adalah
mikrocephalus, perkapuran otak, kebutaan karioretinitis dan
hepatosplenomegali.
Virus Herpes Simpleks
Toxoplasmosis
4. Hormon
Menurut Puspitasari (2008) Hormon yang berperan sebagai berikut :
Agen-agen androgenic.
Progestin sintetik sering digunakan selama proses kehamilan untuk
mencegah abortus. Progestin etisteron dan non etisteron mempunyai
kegiatan androgenik yang besar dan banyak menyebabkan kasus
maskulinisasi alat kelamin pada mudigah wanita. Kelainan yang
ditimbulkan yaitu pembesaran klitoris ada hubungan dengan dengan
penyatuan lipatan labioskrotal.
Dietilstilbestrol
Estrogen sintetik yang sering digunakan untuk mencegah abortus ini
sudah digunakan sejak tahun 1940-an. Pada tahun 1971 obat ini digunakan
untuk kontraindikasi, ketika dipastikan banyak wanita muda yang terkena
karsinoma vagina dan serviks akibat adanya obat ini dalam
uterusnya,Kelainan kongenital yang timbul pada embrio wanita yaitu pada
tuba uteri, uterus dan vagina bagian atas. Pada mudigah pria dari induk
yang terpapar obat ini adalah kelainan pada testis dan analisis sperma
abnormal. Pada manusia akibat yang terjadi tidak sama antara wanita dan
pria, pada pria tidak menunjukkan peningkatan resiko perkembangan
karsinoma sistem kelamin.
Kortison.
Percoban telah berulang kali dilakukan pada keliinci dan mencit
pada tingkat kehamilan tertentu dapat menyebabkan palatoskisis pada
keturunannya, akan tetapi jumlah pada manusia masih belum dapat
dipastikan.
Defisiensi Nutrisi.
Terutama akibat kekurangan vitamin A (isotretionin) dapat
menyebabakan hiplopasia mandibula, celah langit-langit, cacat jantung.
Defisiensi asam valproat akan menyebabkan kelainan jantung dan cacat
tubaneuralis.
A. PENGERTIAN YOGURT
Yoghurt adalah salah satu produk fermentasi berbahan dasar susu. Pada awalnya
yoghurt dibuat dari susu binatang ternak seperti susu sapi atau susu kambing dengan bentuk
seperti bubur atau es krim. Proses pembuatannya adalah, susu difermentasi menggunakan
bakteri Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophillus dan didalamnya terdapat
kultur aktif bakteri tersebut ( Sarajudin, 2005 )
Untuk lebih mengetahui kandungan gizi yang terdapat pada yoghurt, dapat dilihat
pada Tabel 1.Tabel 1. Kandungan Gizi Yoghurt per 100 mg
Komponen Kandungan ( per 100 mg )
Energi (Kkal)**) 42-62
Nilai Ph 4,2-4,4
Protein (g) 4,5-5,0
Karbohidrat (g)**) 6-7
Lemak (g)**) -
Kalsium (mg) 130-176
Magnesium (mg) 17
Potassium (mg) 226
Keterangan : *) Nilai ini adalah untuk yoghurt yang diberi tambahan gula
**) Nilai ini adalah untuk yoghurt yang tidak diberi tambahan gula
Sumber : Canadian Dairy Commission (2002) disitasi Anonimus (2008).
Kadar asam yang terkandung pada yoghurt dapat meyebabkan nyeri pada lambung.
Ibu hamil jika mengkonsumsi yoghurt dalam jumlah yang banyak dapat menyebabkan
malformasi atau kelainan fungsi fisiologis dan berpengaruh terhadap perkembangan jiwa
janin atau pada anak setelah kelahiran. Teratogen adalah zat yang secara nyata dapat
mempengaruhi perkembangan janin dan menimbulkan efek yang berubah-ubah mulai dari
letalitas sampai kelainan bentuk (malformasi) dan keterlambatan pertumbuhan (
Dillasamola, 2018 ).
DAFTAR PUSTAKA