Seorang guru Santriwati di Dayah Abuchik di Lueng Teungoh bertanya:
"Ketika kita puasa sunat, bila menghadiri undangan walimah, maka disunatkan berbuka. Lalu, bagaimana kalau kita sedang melakukan puasa qadha, apakah boleh berbuka ketika menghadiri walimah" Jawab: Di dalam Mahalli juz 2 hlm. 74-75 disebutkan: ومن تلبس بقضاء للصوم الفائت من رمضان حرم عليه قطعه إن كان قضائه على الفور وهو صوم من تعدى بالفطر وكذا ان لم يكن على الفور في األصح بأن لم يكن تعدى بالفطر والثاني يجوز الخروج منه ألنه متبرع بالشروع فيه فال يلزمه اتمامه Orang yang sedang melakukan qadha puasa yang tertinggal dari bulan Ramadhan (atau fardhu 'ain lainnya), hukum memotong puasanya diperinci: 1. Haram memotong puasanya jika qadha tersebut wajib dilakukan segera, yakni puasa orang yang sengaja berbuka puasa di bulan Ramadhan (tidak ada 'uzur). 2. Jika qadha tersebut tidak wajib dilakukan segera, yakni puasa orang yang tidak sengaja berbuka di Bulan Ramadhan (ada 'uzur), maka muncul dua pendapat. a. Pendapat Ashah (pendapat kuat), mengatakan bahwa memotong puasa tersebut juga haram. b. Pendapat kedua (muqabil Ashah) mengatakan bahwa boleh keluar dari puasa tersebut (tidak haram memotongnya), karena orang yang mengqadha sedang berbuat tabarru' (perbuatan sunat) dengan memulai puasa. Maka dia tidak wajib menyempurnakannya. Artinya karena waktu mengqadha masih luas dan ia tidak wajib segera mengqadha maka ia boleh memotong puasanya. Wallahua'lam bishshawab.