Anda di halaman 1dari 9

Fatwa MPU Aceh Utara Tentang Aliran Salek Buta

Share This











Tags

Kesimpulan mubahasah ulama se-Aceh terhadap pemahaman yang menimbulkan


bid’ah dan syubhat

A’uzubillahiminassyaithanirrajim

Bismillahirrahmanirrahim

Membaca :

Makalah berjudul ringkasan ajaran yang


menimbulkan bid’ah dan syubhat dalam masyarakat oleh panitia mubahasah ulama se-
Provinsi aceh.

Butir-butir ringkasan makalah adalah sebagai berikut :


1. ajaran tentang “manusia berasal dari Allah” adalah sesat dan menyesatka karena dalil
yang digunakan yaitu innalillahi wa inna ilaihi raaji’un ditafsirkan secara keliru seperti
yang disampaikan dalam ceramah ust. Kasem Bin Sulaiman.

2. ajaran yang menyebutkan bahwa “ber’itiqad ada wujud diri adalah dosa” dengan
alasan wujuduka zanbon adalah sesat menyesesatkan karena alasan tersebut tidak
memiliki rujukan yang jelas.

3. ajaran tentang shalat terdiri dari empat unsur yaitu : berdiri adalah api, ruku’ adalah
angin, sujud adalah air dan duduk adalah tanah sesat menyesatkan dan tidak ada sumber
dalam agama.

4. ajaran “mengenal tuhan baru dianggap dengan cara menfanakan wujud dan sifat” adlah
sesat menyesatkan karena tidak ada sumber yang jelas.

5. pernyataan laa maujuda fi haqiqatin illallah adalah benar tapi tidak boleh disebarkan
kepada masyarakat awam karena bisa menimbulkan pemahaman yang salah.

6. ungkapan “kamu adalah saya, saya adalah kamu, kamu bagian dari saya, saya bahagian
dari kamu” adalah sesat menyesatkan.

7. ajaran “ shalat tidak akan diterima Allah apabila kita mengatakan: yang melakukan
shalat adalah kita sendiri, itu adalah syirik, dan apabila kita mengatakan tuhan yang
sembahyang adalah murtad” ajaran tersebut adalah sesat menyesatkan.

8. uraian kalimah Allah: alif =zat, lam=sifat, lam kedua=asma’, ha=af’il adalah tidak
memiliki sumber yang jelas.

9. ajaran yang menyebutkan bahwa “ muhammad aadlah sifat Allah sehingga ditafsirkan
bahwa muhammad bukan manusia” adalah sesat menyasatkan karena mentuhankan
manusia yang mirip dengan ajaran nasrani yang mentuhankan isa AS. Ini
hukumnyamurtad.

Beberapa ungkapan yang bid’ah:

• mengakui ada nabi muhammad atau menyetarakan posisi manusia dengan nabi dan
rasul.

• Kalau tidak mengenal tuhan tidak wajib shalat.

• Orang yang meninggal malam jum’at, waktu dan ditempat yang mulia tidak ada beda
dengan meninggal ditempat lain.

• Titi shiratal mustaqim tidak ada.

• Beribadah mengharapkan fahala adalah syirik


• Mentauhidkan orang supaya keramat.

• Rata-rata orang aceh tidak lagi bertauhid.

• Imam mahdi adalah al-qur an.

• Mi’raj nabi bukan tubuh nabi tapi ilmu pada haqiqat.

Mendengar:

 Rekaman pidato menyesatkan yang direkam masyarakat.

 Pemikiran, kajian dan saran-saran dari:

1. Abuya Prof. DR. Tgk H. Muhibbuddin Waly M.A.

2. Prof. DR. Tgk H Muslim Ibrahim M.A.(Ketua MPU NAD)

3. Abu H Muhammad Amin Mahmud (Abu Tumin)

4. Abu H Ibrahim Berdan (Abu Panton)

5. Abu H Muhammad Daod Zamzami

6. Abu H Ustman ‘Ali (Abu Kuta Krueng)

7. Abu H Hanafi Matangkuli (Abu Meulaboh)

8. Abu H Muhammad Nasir Waly (Abu Madinah)

9. Waled H Hasanul Basri HG (Abu Mudi)

10. Tgk. Syech H Syamaun Risyad LC

11. Waled Nuruzzahri Yahya (Waled Nu)


12. Drs. Tgk. H. Ghazali Muhammad Syam

Memperhatikan: Al-Qur an, Hadist, Kitab-Kitab muktabar

Menetapkan:

 kesimpulan:

1. isi kandungan dari ajaran dan pemahaman tersebut kandunganya adalah sesat dan
dapat menyesatkan masyarakat.

2. bahwa syari’at, thariqat dan haqiqat memiliki hubungan yang erat dan tidak saling
bertentangan yang sumbernya adalah Al-Qur an, Hadist dan Ijma’ (Ahlussunnah wal
jama’ah)

3. bahwa isi dakwah yang disampaikan oleh sebahagian pendakwah yang menyebarkan
aliran bid’ah dan syubhat tersebut tidak ditemuukan ka’idah atau rujukan yang bisa
dipertanggung jawabkan dalam kitab-kitab mu’tabarah

4. isi dakwah tersebut menurut kajian-kajian ulama-ulama dan forum mubahsah adalah
sesat menyesatkan karena mengandung benyak penyimpangan dan berada ditepi jurang
yang mem’bahayakan akidah yang dapat menjerumuskan ke riddah (murtad) na’uzubillah
min zaalik.

5. kepada siapapun yang menyampaikan ceramah menyangkut hal tersebut diatas supaya
segera bertaubat, dan diharapkan kepada pihak berwajib untuk menghentikan dan
menindak tegas penceramah tersebut.

 Saran/himbauan:

1. kepada aparat berwenang diminta untuk menghentikan dan menindak tegas kegiatan
para penceramah yang menyebarkan aliran bi’dah dan syubhat.

2. kepada penceramah yang menyebarkan ajaran-ajaran bid’ah dan syubhat diminta untuk
mendalami kembali ilmu agama kepada para ulama.

3. kitab durrun nafis karangan syech muhammad nafis bin idris al banjari telah salah
difahami dan salah disimpulkan sehingga menimbulkan kekacauan terhadap pemahaman
yang benar tentang masalah keimanan yang telah umum diketahui oleh masyarakat.

4. kitab durrun nafis tidak direkomendasi untuk diajarkan kepada orang awam sebelum
mendapat pemahaman yang benar dari ulama-ulama yang memahami dan mendalami
tentang syari’at,tharikat dan haqiqat.

Krueng geukueh, 3 agustus 2009 M bertepatan dengan 12 syakban 1430 H.


Forum mubahasah ulama Se-Aceh

Abuya Prof. DR. Tgk. H Muhibbudin Waly M.A : Unsur Ulama

Prof. DR. Tgk. H. Muslem Ibrahim M.A.: Ketua MPU NAD

Tim Perumus:

1. Tgk. Hamdani M.A (Ketua)

2. Tgk. H. Misran Fuadi, MAP (Sekretaris)

3. Tgk. Rizwan Haji Ali M.A (Anggota

Baca selengkapnya di Majalah SantriDaya

http://www.santridayah.com/2012/12/fatwa-mpu-aceh-utara-tentang-aliran-salek-buta

Kitab Insan Kamil al-Jily Menurut Habib Zain bin Ibrahim bin
Smith.
lbm MUDI mesra

1 Comment

Ahlus sunnah Wal Jamaah, tasauf

12/27/17
Habib Zain bin Ibrahim bin Smith merupakan salah satu ulama besar di
zaman ini yang berasal dari kalangan habaib, beliau tinggal di kota Madinah mempertahankan
ruh Ahlussunnah wal Jamaah. Habib yang lahir di Indonesia ini punya banyak karya kitab dalam
berbagai bidang. Salah satu kitab beliau yang terkenal adalah kitab Manhaj Sawi Syarh Ushul
Thariqat Ba’alawi. Kitab ini bisa di donwload di SINI. Dalam kitab ini beliau menjelaskan tentang
seputar tentang ilmu, kelebihannya, ahlinya, adab, doa bagi penuntut ilmu, amal, wara’, khauf,
ikhlash, dan beliau sudahi dengan satu khatimah tentang nasehat nafi’ah.
Tepat pada halatul ula yang berbicara tentang ilmu, pada bab ke enam, fashal ke empat, beliau
membicarakan beberapa kitab yang dilarang untuk dipelajari. Beliau menyarankan untuk
menjauhi beberapa kitab yang punya potensi menyesatkan para pembacanya karena salah
dalam memahami isi kitab tersebut, dikarenakan pembahasan kitab tersebut sangat rumit
sehingga hanya bisa dipahami oleh kalangan tertentu saja. Larangan tersebut tak lain
merupakan sebagai upaya untuk menjaga keselamatan bagi pembaca sendiri. Di antara kitab-
kitab yang beliau anjurkan supaya dijauhi adalah kitab-kitab tasawuf tingkat tinggi, antara lain;

1. Kitab-kitab karangan Syeikh Ibnu al-Arabi


2. Kitab al-Mi’raj as-Salikin dan al-Madhnun bih ‘ala ghair ahlih, keduanya karangan
Hujjatul Islam Imam Ghazali
3. Kitab-kitab karangan Syeikh Abdul Karim al-Jily
4. dll

Ternyata, Habib Zain juga menganjurkan untuk menjauhi kitab karangan Syeikh Abdul Karim al-
Jily, yang mana salah satu karangan beliau yang terkenal adalah kitab Kitab Insan Kamil fi
ma’rifatil al-Awakhir wal awail. Dalam hal ini beliau juga merujuk kepada kitab Risalah
Mu’awanah karangan Imam al-Haddad yang sudah pernah kami tampilkan dalam tulisan kami
sebelumnya;

Peringatan Ulama Besar Yaman tentang Kitab Insan Kamil al-Jily


Hal ini menguatkan keputusan MPU Aceh beberapa waktu lalu yang memasukkan kitab Insan
Kamil Imam al-Jily ke dalam kitab gahiru mu’tabarah yang ternyata saat ini di Aceh sedangkan
di kembangkan pemahamannya oleh sebagian pihak. Maka dengan melihat nasehat dari dua
ulama besar keturunan Rasulullah ini dan juga ulama lainnya, sepatutnya kitab Insan Kamil
Imam al-Jily tersebut tidak di pelajari apalagi di kembangkan kepada masyarakat awam. Hal ini
bukan karena menganggap sesat penulisnya, namun lebih kepada demi menjaga keselamatan
aqidah dari terjatuh kedalam kezindiqan karena salah dalam memahami nash kitab tersebut.

Berikut ini nash kitab Manhaj Sawy beserta terjemahannya, hal 268-271 Dar Ilm wa Da’wah

‫ينبغي لإلنسان أن يتحرز من مطالعة الكتب التي تشتمل على األمور الغامضة إيثارا للسالمة وخشية أن يفهمها على غير‬
‫وجهها فيضل عن سواء السبيل و يهلك مع الهالكين وذلك مثل مؤلفات الشيخ عبد الكريم الجيلي كما ذكر ذلك سيدنا عبد هللا‬
‫الحداد في رسالة المعاونة‬
‫وقال اإلمام سيدنا اإلمام عيدروس بن عمر الحبشي نفع هللا به روي عن سيدنا عبد هللا العيدوس أنه رأى بيد ولده أبي بكر‬
‫العدني جزءا من الفتوحات المكية إلبن عربي فزجره عن مطالعة ذلك الكتاب ونقل في تثبيت الفؤاد عن سيدنا اإلمام الحداد‬
‫رضي هللا هللا عنه أنه قال ال ينبغي للطالب أن يبتدئ بمطالعة كتب الشاذلية حتى يطالع أوال غيرها قبلها ويحكمها ككتب اإلمام‬
‫الغزالي ثم يطالع بعد ذلك كتب الشاذلية ليستفيد فإن ابتدأ بها أوال رجع يحتج باألقدار وبقي كلحم عل َوضَم‬

Sepatutnya bagi manusia untuk menjauhi menelaah kitab-kitab yang mengandung masalah-
masalah yang rumit demi menjaga keselamatan dan takut salah memahami sehingga akan
tersesat dari jalan yang benar dan akan binasa bersama orang-orang yang binasa. Kitab-kitab
tersebut seperti karya-karya Syeikh Abdul karim al-Jily sebagaimana disebutkan oleh Saiduna
Abdullah al-Haddad dalam kitab Risalah Mu’awanah.
Imam Aidarus bin Umar al-Habsyi berkata; diriwayatkan dari Saiduna Abdullah Aidarus bahwa
beliau melihat satu juzuk kitab Futuhat Makkiyah Ibnu Arabi pada tangan anaknya, Abi Bakar
al-Adani, maka beliau segara melarangnnya untuk menelaahnya. Dan disebutkan dalam kitab
tasbit al-fuad dari Imam al-Haddad bahwa beliau berkata ; tidak sepatutnya bagi penuntut ilmu
memulai menelaah kitab-kitab Imam asy-Syazili sehingga ia terlebih dahulu telah menelaah
kitab-kitab lainnya dan telah mantap seperti kitab-kitab Imam Ghazali kemudian barulah ia
menelaah kitab Imam asy-Syazili supaya ia mendapat faedah darinya. Jika ia langsung menelaah
kitab Imam Syazili maka ia akan kembali seperti meletakkan daging di atas tempat
memotongnya (maksudnya tidak akan mendapatkan hasil, sebagaimana hanya meletakkan
daging atas papan tempat memotongnya tidak akan membuatnya masak sehingga bisa
dikonsumsi).

Peringatan Ulama Besar Yaman tentang Kitab Insan Kamil al-Jily


lbm MUDI mesra

Add Comment

Ahlus sunnah Wal Jamaah

11/28/17
Makam Imam Al-Haddad

Beberapa hari yang lalu MPU Aceh telah mengeluarkan fatwa tentang kitab-kitab ghair
mu'tabarah. selain kitab-kitab wahabi dan syiah, beberapa kitab ulama sufi yang bisa salah
dipahami oleh kalangan yang tidak ahli dalam bidang sufi juga digolongkan kedalam kitab-kitab
ghairu mu'tabarah. Diantara kitab yang digolongkan kedalam golongan ghair mu'tabarah adalah
adalah kitab Kitab Insan Kamil fi ma’rifatil al-Awakhir wal awail karangan Syeikh Abdul Karim bin
Ibrahim al-Jily, yang saat ini sedang giat disebarkan oleh sebagian pihak di Aceh. mungkin timbul
sedikit pertanyaan, apakah pernah ulama-ulama terkemuka dahulu melarang menelaah kitab-
kitab tersebut? Berikut ini kami tampilkan penjelasan Imam Abdullah al-Haddad (wafat 1132
H/1720 M), seorang ulama besar asal Tarim, Hadramaut, Yaman yang sudah tidak asing lagi dan
disepakati sebagai seorang waliyullah. Berikut ini penjelasn beliau dalam kitab Risalah
Muawanah;

‫وعليك باإلكثار من قراءة كتب الحديث والتفسير ومن مطالعة كتب القوم عامة فإن ذلك فتح عام وسلوك تام كما قال بعض‬
‫العارفين‬.

‫ولكن ينبغي لك أن تحترز عما يشتمل من رسائلهم على األمور الغامضة والحقائق المجردة وهذه األشياء توجد في أكثر‬
‫ وقد ذكر الشيخ زروق في "تأسيس‬.‫مؤلفات الشيخ ابن عربي وفي شيء من رسائل اإلمام الغزالي كالمعراج والمضنون به‬
‫ ولم يذكر في جملتها مؤلفات الشيخ عبد‬،‫القواعد" قاعدة في التحذير من الكتب التي تجري هذا المجرى فراجعها إن شئت‬
‫ ألنه متأخر ومؤلفاته عن آخرها مما ينبغي االحتراز عنها إيثارا ً للسالمة‬،‫الكريم الكيالني‬.

‫ألني آخذ ما أفهمه وأسلم لما ال أفهمه لقائله‬،‫فإن قال قائل ال بأس علي في مطالعة هذه الكتب‬

‫ كما وقع ذلك ألقوام‬،‫ ونحن إنما نخشى عليك مما تفهمه أن تفهمه على غير وجهه فتضل عن سواء السبيل‬،‫قيل له) قد أنصفت‬
‫ فال حول وال قوة إال باهلل العلي العظيم‬،‫ وقالوا بالحلول واالتحاد‬،‫عكفوا على مطالعة هذه الكتب فصاروا في زندقة وإلحاد‬

dan perbanyaklah membaca kitab-kitab hadits, tafsir, dan menelaah kitab-kitab para ulama
secara umum, karena hal tersebut merupakan futuh yang umum dan suluk yang sempurna
sebagaimana yang dikatakan oleh sebagian arifin.
namun sepatutnya kami menjauhi kitab-kitab mereka yang mengandung perkara-perkara yang
rumit dan hakikat semata-mata. Hal seperti itu banyak kita jumpai dalam kitab-kitab karangan
Syeikh Ibnu Arabi dan pada sebagian kecil risalah-risalah Imam Ghazali seperti kitab al-i'raj dan
al-madhnun bih. Syeikh Zaruq dalam kitabnya Ta`sis al-Qawaed menyebutkan satu qaedah
tentang anjuran menjauhi kitab-kitab seperti ini, maka lihatkan jika kamu kehendaki. Beliau
tidak menyebutkan sebagian darinya kitab-kitab karangan Syeikh Abdul Karim al-Kailani (al-Jily)
karena beliau lebih tertakhir masanya, karangan-karangan beliau termasuk kitab-kitab yang
sepatutnya dihindari demi keselamatan.

maka jika orang berkata "tidak mengapa bagi saya untuk menelaah kitab-kitab tersebut, karena
saya hanya akan mengambil apa yang sanggup saya pahami dan menyerahkan hal yang tidak
saya pahami kepada pemilik ucapannya."

Dijawab untuknya; sungguh kamu sudah bersikap objektif, namun kami takut pada masalah
yang kamu pagami ternyata kamu pahami tidak dengan semestinya, maka kamu akan tersesat
dari jalan yang benar, sebagaimana yang telah terjadi terhadap sekelompok kaum yang
menelaah kitab-kitab tersebut, kemudian mereka menjadi zindiq dan tersesat dan berkeyakinan
hulul dan ittihad, maka tiada daya dan tiada upaya kecuali hanya dengan Allah yang Maha tinggi

Risalah Mu’awanah, Imam Abdullah al-Haddad, hal 49-50 Dar Hawi 1994

http://lbm.mudimesra.com/2017/12/kitab-insan-kamil-al-jily-menurut-habib-zain.html

Anda mungkin juga menyukai