Anda di halaman 1dari 5

Abon Aziz Samalanga (V): Sosok Waliyullah, Benarkah?

Sunday, March 5, 2017 Sejarah, ulama

Sosok Syekh Abdul Aziz Al-Mantiqi Samalanga atau masyarakat sering menyapanya
Abon Aziz Samalanga, beliau merupakan bisa di katakan ulama yang mampu
menyingkap rahasia dan fenomena kedepan. Namun rahasia atau hal ghaib itu tidak akan
mampu di ungkapkan melainkan anugerah dari Allah SWT kepada hambanya bertitel
waliyullah. Panca indera ke enam ini sering di sebut dengan firasat (firasah). Lantas
benarkah Syekh Abdul Aziz Al-Mantiqi Waliyullah?

Menelusuri dalam konteks leksikal(kamus) sebagaimana di ungkapkan dalam kamus


"Lisanul Arab", firasat itu mempunyai pengertian: hati-hati, pandai, waspada, dan teliti.
Pengertian ini oleh Ibnu Manzhur (711 H) dengan mengutip pendapat Ibnu Atsir (606 H)
dalam kitab "an-Nihayah fi Gharibil Hadits wal Atsar mengenai pengertian firasah
(firasatal mumin) tersebut.

Dalam pembahasannya dapat di artikan bahwa firasah itu itu merupakan kelebihan yang
Allah campakkan langsung dalam qalbu para kekasih-Nya, dengan demikian dapat
mengetahui sebagian problema dan persoalan yang akan terjadi dan dihadapi oleh
manusia. Sebuah kebiasaan tebakan atau pengetahuannya itu selalu benar.
Lebih spesifiknya seorang yang telah bertitel waliyullah mendapatkan karamah
(kelebihan)berupa firasat itu di sebabkan anugerah dari Allah atas keimanannya.
Dalil Firasat

Persoalan firasat itu bukanlah sebuah ilusi dan pembahasan tanpa dasar hukum, dalam
sebuah hadist di sebutkan bahwa firasat itu merupakan sebuah anugerah Allah kepada
orang mukmin: "Pertimbangkanlah firasat seorang mukmin, karena (bisa jadi) dia
(dapat) melihat (sebuah permasalahan yang belum terjadi) berkat pertolongan
Allah (HR Tirmidzi).

Memperkuat argumen diatas, disebutkan juga dalam hadist lain bahwa seseorang yang
sudah di cintai oleh Allah (waliyullah), aktifitas sang hamba tersebut di bawah kendali
Allah SWT, bunyinya:".ketika Aku sudah mencintainya (wali Allah), maka Akulah
yang mengarahkan telingannya untuk mendengar, matanya untuk melihat, tangannya
untuk menggenggam sesuatu, dan kakinya untuk melangkah." (HR Ibn Hibban)

Firasat Sahabat
Pernah suatu ketika salah seorang khulafaurrasyidin 'Utsman bin al-'Affan, berfirasat :
"Seorang laki-laki menemuinya di mana di jalan dia telah melihat seorang wanita lalu
memperhatikan kecantikannya, lantas 'Utsman berkata kepadanya, "Salah seorang di
antara kamu menemuiku sementara di kedua matanya terdapat bekas zina begitu jelas.!"
Lalu laki-laki itu berkata, "Apakah ada wahyu turun setelah Rasulullah shallallahu alaihi
wasallam wafat?" Ia menjawab, "Bukan, akan tetapi pandangan batin, dalil dan firasat
yang tulus. (Firasah al-Mu'min karya Ibrahim bin Abdullah al-Hazim)
Firasat Syekh Abdul Aziz (Abon Aziz Samalanga)

Salah seorang pelajar yang di kenal cerdas dan pandai serta telah mengaji beberapa
tempat dayah besar di Aceh bahkan juga telah mengenyam pendidikan di Timur Tengah (
Arab Saudi). Pasca beliau pulang ke Aceh, sebagai rasa takdhimnya dengan melakukan
kunjungan silaturrahmi ke beberapa ulama besar Aceh, termasuk ke kediaman Syekh
Abdul Aziz.(Abon Aziz Samalanga)

Saat berkunjung ke rumah Syekh Abdul Aziz (Abon Aziz Samalanga)beliau bersama
dengan temannya yang juga di kenal beraliran " radikal" terhadap faham wahabi. Sang
tamu itu mewacanakan dan membicarakan keinginan bagaimana dalam meredam dan
menghancurkan faham wahabi. Singkat cerita dalam diskusi tersebut sang tamu yang
pernah berguru ke Timur Tengah menyebutkan bahwa beliau sengaja bergaul dengan
sekte kaum wahabi dengan sebuah tujuan untuk menarik kembali mereka yang telah
tersesat itu ke jalan yang benar.

Penjelasan sang tamu itu sangat "tersentak" Syekh Abdul Aziz Samalanga, Syekh Abdul
Aziz pun dengan cekatan menanggapinyaPu tapegah di gata! tajak kawee yee dengan
Jaloe, nyan jaloe-jaloe ka lam babah yee hana tathe (Apa yang engkau katakan,
engaku itu ingin memancing ikan hiu, tanpa di sadari, engkau dan kapal sudah dalam
mulut hiu tapi kamu tidak menyadarinya).

Pelajaran yang dapat di petik dari ungkapan itu, dimana Syekh Abdul Azis (Abon Aziz
Samalanga) membantah dakwaan tamu itu bahwa tamu itu berteman dengan wahabi demi
menarik wahabi ke jalan yang benar, Abon Aziz menyebutkan bahwa perbuatannya
tersebut akan berefek dia sendiri akan terjatuh dalam aqidah wahabi tanpa disadarinya.

Hal itu terbukti di kemudian hari. Pada saat itu, belum tampak geligat yang berbeda pada
diri tamu yang juga santri yang kemudian hari menjadi ulama tersebut, dia masih
bersikap layaknya lulusan dayah biasa yang sangat menentang pemahaman kaum wahabi.
Namun lama kelamaan, sikapnya mulai menampakkan perubahan dan sangat pro kepada
wahabi.

Sang tamu alumni Timur Tengah itu mulai menyerang berbagai amaliyah yang sudah
praktekkan secara turun menurun baik dalam masyarakat maupun di dayah, seperti
berdoa setelah shalat, maulid, tahlilan, mencium tangan ulama, dan masih banyak
lainnya.

Waktu terus berputar, rupanya firasat yang pernah Syekh Abdul Aziz utarakan tepat
sasaran dan tidak meleset. Kebenaran firasat tersebut terkuak pada tahun 1995, ketika itu
gubernur Aceh bapak Syamsuddin Mahmud membawa para ulama-ulama Aceh keliling
dunia, rupanya sang alumni timur tengah yang sempat berdialog tersebut, masih sekamar
dengan Al-Mukarram Abu Mudi, dalam bincang-bincangnya dan tanpa menyadari, dia
buka kartu bahwa alumni Timur Tengah itu mendapat fasilitas dan gaji sekian dari
pemerintah Arab Saudi dengan satu misi untuk menyebarkan paham Wahabi di tanah
Rencong Aceh.

Walhasil beliau kini telah menjadi ulama di kalangan masyarakat dan sampai saat ini
sikapnya semakin jauh masuk dalam aqidah wahabi bahkan menjadi agen Wahabi,
pemahaman seperti inilah yang di maksudkan oleh Syekh Abdul Aziz katakan.

Berdasarkan penjelasan bahwa firasat yang telah disebutkan oleh Syekh Abdul Azis
Samalanga (Abon Aziz) tepat sesuai presiksi beliau. Jelaskaj bahwa sosok Syekh Abdul
Aziz bin M.Saleh atau masyarakat Aceh menyebutnya Abon Aziz Samalanga merupakan
seorang Waliyullah.

Namun apabila pembaca masih ragu Syekh Abdul Aziz Al-mantiqi sosok Waliyullah,
pernah suatu ketika dalam perayaan HAUL Syekh Abdul Aziz, salah seorang Syekh
Yaman bertanya kepada guru senior dayah MUDI yang juga alumni Yaman," Siapa nama
Waliyullah Haul Hari Ini"?
Sang guru menjawab:" Syekh Abdul Aziz bin Muhammad Saleh"...!!! Masihkah belum
yakin Syekh Abdul Aziz Waliyulllah?

Allahummagfrlahu.
Wallahu 'Alam Bishawab...

Referensi : Lisanul Arabi, karya Ibnu Mahzur, lathaiful Minan, karya Syekh Ibnu Athaillah, An-Nihayah,

Ibnu Atsir
http://www.dinulislamnews.com/2017/03/abon-aziz-samalanga-v-sosok-waliyullah.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai