Agropastural
Padi
Menurut BPS (2018), jumlah penduduk indonesia pada tahun 2017 adalah
261.89 juta jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk sebesar 1.34%. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi laju pertambahan penduduk diantaranya
angka kematian dan angka kelahiran. Angka kematian sebesar 2.5% dan angka
kelahiran sebesar 2.33%. Angka konsumsi beras perkapita mencapai 114.6
kg/tahun. Pada tahun 2016, produktivitas padi sawah Indonesia menduduki
peringkat ke-10 dari 30 negara penghasil beras di dunia dan di kawasan Asia
menduduki peringkat ke-3 setelah China dan Vietnam (Badan Litbang Pertanian,
2016). Saat ini, pemerintah memusatkan perhatian untuk meningkatan produksi
padi secara efisien dengan tetap memperhatikan pelestarian lingkungan karena
berkaitan dengan daya saing produksi.
Menurut Hadipernata et al. (2012) rendemen dedak bersih adalah 75.60%
dari bobot sekam padi. Jadi dari 1500 kg sekam padi menghasilkan 1134 kg dedak
dan 366 kg kotoran sekam padi. Kandungan unsur nitrogen (N) dalam sekam padi
yaitu 0.34% (Pujotomo, 2017), pupuk kandang 0.1%, dan jerami 0.6% (Ansari et
al., 2014). Kandungan N pada dedak sendiri disamakan dengan kandungan N
pada sekam padi. Kebutuhan air padi adalah 650 mm/ha/musim (Fuadi et al.,
2016). Input dan output padi dapat dilihat pada tabel dibawah.
Kegiatan Volume Satuan Harga/satuan Jumlah
Biaya Sarana Produksi
Benih 30 Kg Rp 25,000 Rp 750,000
Pupuk
Urea 150 Kg Rp 1,900 Rp 285,000
SP-36 100 Kg Rp 2,000 Rp 200,000
KCL 75 Kg Rp 3,900 Rp 292,500
Pupuk Kandang 500 Kg Rp 500 Rp 250,000
Pestisida 1 Paket Rp 692,000 Rp 692,000
Biaya Tenaga Kerja
Manusia 128.42 HOK Rp 60,000 Rp 7,705,200
Traktor 1.71 HOK Rp 467,836 Rp 800,000
Trasher 1.29 HOK Rp 570,930 Rp 736,500
Jasa penggilingan padi 4500 Kg Rp 500 Rp 2,250,000
Total Pengeluaran Rp 13,961,200
Output
Beras 4500 Kg Rp 9,000 Rp 40,500,000
Sekam 366 Kg Rp 500 Rp 183,000
Jerami 16617 Kg Rp 200 Rp 3,323,400
Dedak 1134 Kg Rp 4,000 Rp 4,536,000
Total Pendapatan Rp 48,542,400
Pendapatan Bersih Rp 34,581,200
B/C ratio 2.48
Sumber: Umar dan Indrayati, 2013
Ayam
Input dan output ayam petelur
Konsumsi daging ayam perkapita adalah 44.64 kg/tahun. Konsumsi telur
ayam perkapita yaitu 763 butir/hari (BPS, 2018). Peternakan ayam petelur
umumnya diusahakan secara intensif, menggunakan berbagai jenis input seperti
bibit day old chick (DOC), pakan, investasi dan biaya pemeliharaan kandang,
tenaga kerja, dan living cost atau biaya hidup selama pemeliharaan dalam proses
produksi, sehingga relatif padat modal (Paly, 2011). Dengan kata lain, harus
mengeluarkan biaya input yang lumayan tinggi, sementara efisiensi sangat
dipengaruhi oleh besar kecilnya biaya yang dikorbankan. Karena itu, efisiensi
skala dan intensitas penggunaan input menjadi penting. Efisiensi skala adalah
tingkat penggunaan keseluruhan input yang optimum (menguntungkan),
sementara intensitas penggunaan input lebih kepada tingkat penggunaan input
secara parsial (individu) yang optimum (Nahriyanti, 2008; Cyrilla dan Putri, 2010;
Chintia et al, 2014).
Ayam ras petelur adalah ayam yang dipelihara sebagai ayam penghasil
telur. Terdapat dua tipe ayam ras petelur yaitu ayam petelur ringan dan ayam
petelur medium. Ayam petelur ringan bisa menghasilkan lebih dari 260 butir telur
pertahunya. Ayam jenis ini sangat sensitif pada suasana dan cuaca. Pakan yang
diperlukan oleh satu ekor ayam petelur yang berbobot 2 kg adalah sekitar 400
g/hari dengan kandungan protein sekitar 16-17%. Tenaga kerja yang diperlukan
pada budidaya ayam petelur yang dikelola secara manual untuk 2,000 ekor ayam
ras petelur mampu dipelihara oleh satu pria orang dewasa/hari. Bila menggunakan
alat otomatis maka untuk 6,000 ekor ayam petelur cukup satu orang pria dewasa
sebagai tenaga kandang dalam melakukan tugas sehari-hari (Rasyaf, 2005).
Tingkat kematian ayam petelur per tahun adalah 2% dari jumlah populasi.
Menurut penelitian Sanituri (2011), luas lahan yang digunakan oleh
PT.Sierat,Tbk adalah 1.5 ha. Biaya tetap meliputi biaya pembuatan kandang dan
sarana produksi. Kandang ayam terdiri dari dua yaitu kandang DOC dan kandang
layer. Total biaya pembuatan 1 unit kandang DOC dan 11 unit kandang layer
adalah Rp20,000,000,00 dan Rp300,000,000. Total populasi ayam yang ada
adalah 13,000 ekor. Biaya tetap dapat dilihat pada tabel dibawah.
No Uraian Satuan Jumlah Harga Biaya/Tahun
1 Gaji Karyawan
a. Kepala Kandang Orang 1 2.000.000 24.000.000
b. Administrasi Orang 1 1.300.000 15.600.000
c.Supir Orang 1 1.100.000 14.400.000
d.Bagian Produksi Orang 14 800.000 134.400.000
2 ATK 200.0000 1.400.000
3 Rekening
a. Listrik Bulan 3.000.000 36.000.000
b. Telepon Bulan 200.000 2.400.000
4 Pemeliharaan Tahun 34.721.000
Investasi
5 Penyusutan 64.523.762
6 Pajak Mobil Tahun 1.000.000
7 BBM Liter 223 1.003.500 12.042.000
8 PBB Tahun 280.000
TOTAL 347.132.166.67
Telur ayam
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa yang
lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Komposisi telur ayam terdiri dari 73,7
persen air, 12,9 persen protein, 11,2 persen lemak dan 0,9 persen karbohidrat
(Ginting, 2007). Telur disamping harganya relatif murah jika dibandingkan
dengan makanan berprotein hewani lainnya, telur juga mengandung protein cukup
tinggi (Sarwono, 1997). Nilai tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya.
Kuning telur mengandung asam amino esensial yang dibutuhkan serta mineral
seperti besi, fosfor sedikit kalsium, dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50
persen) dan semua lemak terdapat pada kuning telur. Adapun putih telur yang
jumlahnya sekitar 60 persen dari seluruh bulatan telur mengandung 5 jenis protein
dan sedikit karbohidrat (Ginting, 2007) Telur dapat memberikan manfaat untuk
kesehatan, memberikan pengobatan, dan memiliki banyak kegunaan lainnya
sehingga telur dikatakan sebagai produk yang serbaguna. Konsumsi telur di
Indonesia rendah jika dibandingkan dengan negara tetangga Malaysia yang kini
mengkonsumsi enam butir telur per orang dalam seminggu (Yudohusodo, 2003).
DAFTAR PUSTAKA