Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan manusia sehingga


Pelaksanaan upaya kesehatan di arahkan untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan yaitu
mewujudkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya melalui peningkatan
keterjangkauan (accesibility), kemampuan (affordability), kualitas (quality) pelayanan kesehatan
sehingga mampu mengantisipasi perubahan, perkembangan, masalah dan tantangan dalam
pembangunan kesehatan.

Sebagaimana tercantum dalam Undang-undang No 36 tahun 2009 tentang kesehatan,


“kesehatan adalah hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan
sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia keterapan dalam Undang-undang tersebut
mencerminkan bahwa kesehatan merupakan masalah yang penting untuk dicapai oleh kita
semua. Namun di Indonesia berdasarkan data Kementrian Kesehatan pada tahun 2015 tercatat
Angka kematian ibu (AKI) sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini masih jauh dari
target MDGs yaitu 102 per 100.000 kelahiran hidup.

Di wilayah Indonesia bagain timur Papua merupakan daerah yang menyita perhatian
dunia terkait masalah kesehatan. Buruknya tingkat kesehatan di Papua ini antara lain mencakup
empat hal, antara lain kesehatan ibu dan anak, gizi masyarakat dan penyakit menular.
Berdasarkan hasil riset kesehatan nasional dan daerah yang dilakukan pada tahun 2013 angka
kematian ibu dan anak di Papua dan Papua barat merupakan yang tertinggi di Indonesia.

Derajat kesehatan di Papua masih rendah karena letak geografis daerah Papua yang
belum bisa terjangkau, keterbatasan sumber daya manusia (tenaga kesehatan) dan rendahnya
kesadaran masyarakat tentang kesehatan. Sehingga pemerintah Papua melalui dinas kesehatan
membuat program kesehatan “Satgas Kaki Telanjang” (kijang), yang di tugaskan di daerah
terpencil yang terdiri dari tenaga Dokter, Perawat, Bidan, Analis, Kesling dan Gizi. Satgas kijang
bertugas memberikan pelayanan kesehatan, meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan serta pendataan. Satgas kijang kami ditugaskan di Distrik Wame Kabupaten
Jayawijaya Provinsi Papua.

B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan di Indonesia terutama daerah terpencil di
Kabupaten Jayawijaya Provinsi Papua.
2. Tujuan Khusus
- Untuk memberikan pelayanan bagi masyarakat yang ada di daerah terpenci,
dimana tim kijang kami bertugas di Distrik Wame Kabupaten Jayawijaya Provinsi
Papua.
- Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan.
- Pengumpulan data.
C. Waktu Dan Tempat Pelaksanaan.

Kegiatan Pelayanan Kesehatan Kaki Telanjang pada Distrik Wame Kabupaten Jayawijaya
dilaksanakan sejak tanggal 17 Oktober – 3 November 2017 (selama 18 hari kerja). Dipusatkan di
Distrik Wame yang terdiri dari 4 (empat) Desa, yaitu Desa Dogoname, Desa Wame, Desa
Yanegame dan Desa Dumabaga.

D. Metode

Metode Pelayanan yang di gunakan adalah secara umum, yaitu Pengobatan (pelayanan
kesehatan dasar), Perawatan, Penyuluhan, Kunjungan rumah untuk masyarakat yang tidak
mampu berjalan ke tempat pelayanan kesehatan serta Pemberian Makanan Tambahan
kepada Ibu hamil, bayi-balita dan Pemberian bahan habis pakai Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) berupa sabun mandi, sikat gigi dan odol.
E. Keanggotaaan Tim

Anggota Tim Satgas Kijang di Distrik Wame antara lain :

NO Nama Profesi

1 Dr. Siska Yanti Dokter

2 Yosep Iswanto Padabang. Amd, Kep Perawat

3 Hemelina Jeni Amd, Kep Perawat

4 Murniati. Amd, Kep Bidan

5 Fitriani Silama Amd, Kep Bidan

6 Femmy Lingkan Ledrina Wowor Amd, AK Analis

7 Piter Mirulewan. AMKL Kesling

tabel 1.1 Anggota Tim Kijang Distrik Wame.


BAB II

GAMBARAN UMUM LOKASI PELAYANAN


A. Topografi dan Iklim

Topografi Distik Wame adalah salah satu Distrik yang terletak di Kabupaten Jayawijaya
yang ditempuh dengan kendaraan dalam waktu 90 menit dengan jarak 35 km dari Kota Wamena.
Letak Distrik Wame berbatsan langsung dengan Kabupaten Lanny Jaya.

Distrik Wame terdiri dari 4 desa:

 Desa Dogoneme
 Desa Wame
 Desa Dumabaga
 Desa Yanegame .

Desa Wame dan Desa Dogoname berbatasan dengan Muliaman sedangkan Desa
Yanegame dan sebagaian Dogoname berbatasan dengan Kimbim Asologaima, Lanny Jaya, Desa
Logotpaga dan Piramid, sedangkan desa Wame berbatasan langsung dengan Kabupaten Lanny
Jaya dan Wilayah Kabupaten Nduga. Iklim di Distrik Wame beriklim tropi, bersuhu dingin (suhu
16 oc-24 oC)

B. Demografi Dan Budaya

NAMA DESA JUMLAH


PENDUDUK
Desa Dogoname 108 Orang
Desa Wame 373 Orang
Desa Dumabaga 200 Orang
Desa Yanegame 179 Orang

Jumlah keseluruhan 860 Orang

Tabel 2.1 Jumlah Penduduk Distrik Wame.


Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa:

1. Jumlah penduduk Distrik Wame yaitu: 860 jiwa


2. Jumlah penduduk terbanyak pada Desa Wame yaitu: 373 jiwa.

Masyarakat Distrik Wame masih hidup dengan kebiasaan budaya nenek moyang yaitu
rata-rata masyarakat masih memilih tinggal di honai ketimbang tinggal dirumah, masih lebih
mempercayai dukun dari pada tim kesehatan saat bersalin, dan masih menggunakan obat-obat
kampung dalam pengobatan.

C. Sosial Ekonomi

Masyarakat Distrik Wame pendapatan rata-rata dari hasil berkebun. Dimana hasil panen
mereka sebagian di gunakan untuk komsumsi pribadi dan sebagiannya lagi di jual guna
memenuhi kebutuhan yang lain. Hasil pertanian terbanyak adalah ubi jalar, jagung, nenas,
alpokat, markisah, labu siam, buncis dan lain-lain.

Sedangkan untuk peternakan, sebagaian kecil masyarakat memelihara babi dan ayam.
hasil perternakan ini tidak dijual hanya dikonsumsi pribadi.

D. Transportasi

Transportasi untuk menuju Distrik Wame dapat ditempuh melalui darat dengan jarak
tempuh ± 90 menit dari kota wamena dengan menggunakan mobil. Biaya yang di
butuhkan untuk sampai distrik Wame berkisar Rp. 70.000 (tujuh puluh ribu rupiah). Tetapi
masyarakat distrik Wame lebih sering berjalan kaki dengan jarak tempuh ± 5 jam. untuk
mencapai desa desa di distrik Wame hanya dapat ditempuh dengan jalan kaki

E. Pendidikan

Di Distrik Wame terdapat satu Sekolah Dasar ( SD) namun kondisi bangunan tidak terawat.
Sudah 2 bulan ini tidak ada aktifitas belajar ini diakibatkan tidak adanya tenaga pengajar.
sebagian anak- anak disitik wame bersekolah di SMP kimbim yang ditempuh ± 1 jam dengan
berjalan kaki.
F. Kesehatan

Tingkat kesehatan di distrik wame sangatlah minim disebabkan karena, tenaga kesehatan
yang terbatas, pengetahuan yang masih rendah tentang kesehatan dan kepercayaan masyarakat
terhadap dukun masih tinggi. Di distrik wame terdapat 2( dua) POLINDES, satu terletak di
Desa dogoname dan satu terletak didesa Wame, dimana pelayanan diberikan oleh kader. di
distrik wame memiliki 7 kader. Di desa wame terdapat 3 kader, di Desa Dogoname terdapat 3
kader dan 1 kader di desa dumabag. masalah kesehatan distrikwame masih dibawah pelayanan
Distrik Asologaima yaitu Puskesmas Asologaima dengan jarak tempuh ± 40 menit dengan
mobil.

Sarana air bersih yang digunakan adalah air hujan dengan penampungan
menggunakan 2 (dua) buah tong fiber dengan kapasitas 550 liter yang keadaannya masih
baik tetapi tiang penyangga dudukan tong fiber telah rapuh dan patah serta talang air yang
hanya sepanjang 2 (dua) meter tidak mampu menampung air hujan dengan baik,
sedangkan sumber air sungai dan mata air berada cukup jauh dari bangunan PUSTU yang
berjarak sekitar ± 1 km.
BAB III
HASIL KERJA DAN PEMBAHASAN
A. Kegiatan Masing-masing Profesi

Tenaga Kesehatan yang terlibat langsung dalam Tim Pelayanan Kesehatan Kaki
Telanjang terdiri dari Dokter, Perawat Kesehatan, Bidan, Analis (tenaga laboratorium) dan
Kesehatan Lingkungan yang memiliki tugas sebagai berikut:

1. Dokter
Melakukan pendataan awal pasien
Anamnesa
Melakunan Pemeriksaan Fisik (Inspeksi, Palpasi, Perkusi dan Auskultasi)
Menegakkan Diagnosa Penyakit berdasarkan Anamnesa dan Pemeriksaan Fisik
Memberikan Therapy/Pengobatan
Memberikan penyuluhan dan mempraktekkan PHBS bagi anak
Kunjungan Rumah
Membuat Laporan Penyakit
2. Perawat
Melayani pemberian obat berdasarkan resep dokter
Menjelaskan cara pemakaian obat
Melakukan tindakan perawatan
Memberikan penyuluhan dan mempraktekkan PHBS bagi anak
Kunjungan rumah
Membuat Laporan Pemakaian Obat
3. Bidan
Melakukan Pendaftaran dan Pendataan Ibu Hamil, WUS, Bayi, Balita dan Anak
Melakukan Pemeriksaan ANC
Membantu Proses Persalinan
Memberikan penyuluhan
Melayani resep obat
Kunjungan rumah
Pemberian vitamin A pada bayi dan balita
Melaksanak posyandu sekaligus pemberian obat filariasis.
Membuat Laporan Kebidanan
4. Tenaga Analis
Melakukan Pendaftaran pasien
Melakukan Pemeriksaan RDT Malaria
Menerima dan meracik resep
Membuat laporan hasil pemeriksaan Darah
5. Kesehatan Lingkungan
Memberikan penyuluhan dan mempraktekkan PHBS bagi anak.
Mempraktekkan STBM di Masyarakat
Membuat tempat contoh penampungan air bersih.
Membuat jamban percobaan

B. Kegiatan Pelayanan Kesehatan

Pelayanan Kesehatan Kaki Telanjang yang berlangsung selama 18 hari kerja terhadap
masyarakat di Distrik Wame dapat tergambar melalui beberapa indikator pelayanan
kesehatan berupa 10 besar penyakit, pemberian obat filariasis, status gizi masyarakat serta
cakupan layanan Imunisasi, penimbangan serta pemeriksaan ibu hamil.

1. Laporan Dokter Dan Keperawatan


60
50
40
30
20 Jumlah kasus
10
0

Grafik 3.1 Sepuluh Besar Penyakit Distrik Wame


Total kunjungan pasien yang kami berikan pelayanan berjumlah 224 kunjungan, dimana
pasien dewasa berjumlah 169 orang, anak – anak 29 orang, balita 9 orang, dan bayi 17 orang,
dimana kasus terbanyak adalah ISPA dengan jumlah 53 kasus disusul oleh myalgia 33 kasus,
selaian sepuluh kasus diatas terdapat 1 kasus susp TB, pasien Susp TB kami rujuk ke
Puskesmas Asologaima untuk cek sputum. Selama pelayanan kami menemukan penyakit
kelainan kongenital berupa talipes dan granuloma pada umbilicus yang belum sempat dirujuk
karena belum ada kesepakatan keluarga. Pada tanggal 24 Oktober 2017 kami merujuk pasien
bayi ke RSUD Wamena An. Melon Kogoya usia 3 bulan dengan diagnosis kejang demam
simpleks + sups pneumonia berat. Pada tanggal 27 Oktober kami mendapatkan kasus ulkus ec
flame burn o/t pedis dextra tapi keluarga juga menolah untuk dirujuk. Kami juga mendapatkan
kasus hematuria massif ec susp keganasan tapi pasien menolak untuk dirujuk.

Tingginya kasus ISPA di distrik wame disebabkan kondisi tempat tinggal( honai) tidak
memenuhi syarat rumah sehat, dimana honai tidak mempunyai ventilasi yang memadahi.
Masyarakat juga mempunyai kebiasaan membuat perapian atau tungku didalam honai tetapi
tidak tersedia cerobong asap.

Kasus myalgia dan Low back pain juga tinggi distrik Wame karena hampir 100%
penduduk Wame berkerja sebagai petani, sebagain besar ibu di Distrik Wame mengangkut hasil
panen dengan noken dan berjalan kaki untuk menjualnya di pasar Kimbim.

Kasus dyspepsia juga tinggi, berdasarkan pengamatan yang kami lakukan ini dikarenakan
pola makan masyarakat tidak teratur, sebagian besar meraka pergi berkerja atau berkebun tidak
sarapan. kasus Infeksi kulit mencapai 20 kasus dimana yang tertinggi adalah scabies, ini akibat
masyarakat kurang menjaga kebersihan diri, rata –rata masyarakat di distrik wame mandi 1x
dalam seminggu.

Selain scabies kasus askariasis juga tinggi yaitu 11 kasus, ini disebabkan anak- anak yang
tidak memcuci tangan sebelum makan serta sebagian besar masyarakat distrik wame tidak
memakai alas kaki.

Untuk itu kami tim kijang telah memberikan penyuluhan tentang rumah sehat dan
pentingnya ventilasi selain itu kami jaga memberikan vitamin dan obat cacing serta penjelasan
kepada ibu- ibu didistrik wame tentang bahayanya membawa beban yang berlebihan. kami juga
memberikan penyuluhan pentingnya sarapan dan makan bergizi serta menjaga kersihatan diri.
kami juga mengajarkan anak- anak tentang langkah mencuci tangan serta potong kuku. Kami
juga melakukan penyuluhan tentang malaria, TB, tifoid dan HIV Aids.

Kendala lain yang kami hadapi dalam memberikan pelayanan di Distrik Wame selain
jarak desa yang jauh dari fasilitas kesehatan adalah budaya masyarakat yang harus mengadakan
sembahyang/ ritual tertentu sebelum memperbolehkan keluarga atau pasien untuk dirujuk ke
fasilitas kesehatan. sehingga memperlambat pertolongan terhadap pasien.

a) Pemberian Obat Filariasis

DISTRIK WAME
70.00%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00%
10.00%
0.00%
39 orang 62 orang 21 orang 17 orang
350 orang 106 orang 164 orang 187 orang
Wame Dogoname Yanegame Dumabaga
1 2 3 4

Grafik 3.2 Pemberian Obat Filariasis Pada Masyarakat Distrik Wame

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa:

1. Jumlah penduduk ditrik wame yang kami berikan obat filariasis yaitu 139 orang
(17,22%)
2. Jumlah penduduk yang sedikit mendapatkan obat filariasis adalah desa Dumabaga yaitu
17 orang ( 9,0%)

Jumlah masyarakat Distrik Wame yang mendapatkan obat filariasis masih sangat rendah
berkisar 17,22%, hal ini disebabkan kurangnya kesadaran masyarakat tentang pentingnya obat
filariasis dan kurangnya pengetahuan tentang penyakit kaki gajah (filariasis). Kami dari tim
kijang sudah berupaya memberikan penyuluhan tentang filariasis dan datang langsung ke rumah-
rumah untuk membagikan obat filariasis tetapi masyarakat masih tidak mau mengkonsumsi obat.

2. Laporan Kebidanan Satgas Kijang Periode Oktober- November 2017

60

50

40
OVERWEIGHT
30
UNDERWEIGHT

20 NORMAL

10

0
BUMIL BAYI BALITA

Grafik 3.3 Interpretasi status gizi berdasarkan persentasi LILA

Berdasarkan grafik persentasi status gizi diatas, menunjukkan bawha sebagian


besar Bumil, Balita dan Bayi rata-rata memiliki gizi yang baik. Namun jika di ukur dari
LILA ada satu ibu hamil yang mengalami KEK (kekurangan energi kronik) di Distrik
Wame. Dikatakan KEK jika ukuran LILA < 23,5 cm.

No Hari/ Nama ibu Umur LILA Keterangan


Tanggal
1 Kamis/19- Ny.Jomina 28 tahun 22 cm KEK
10-2017 kogoya
Tabel 3.1 ibu hamil yang mengalami KEK.

Asupan gizi pada Bumil, Bayi dan balita yang baik dipengaruhi pola konsumsi
makanan sehari-hari yang baik dan cukup nilai gizinya. Sumber makanan yang lain
melimpah dan jenis tanah yang subur menghasilkan sumber bahan pangan yang berlimpah
serta akses menuju kota yang mudah di jangkau karena transportasi ke kota lancar setiap
saat sehingga mempengaruhi status gizi masyarakat. selama berada di Distrik Wame Tim
juga melaksanakan program pemberian makanan tambahan selama 2 kali dan sekaligus
mengajarkan kepada masyarakat untuk mengenal dan mengolah bahan makanan yang
membantu meningkatkan gizi masyarakat dengan sumber makanan pokok yang ada.

50

40

30

20

10

0
IMUNISASI VITAMIN A

Grafik 3.4 pemberian imunisasi dan vitamin A

Selain melakukan pelayanan kesehatan berupa pengobatan, Tim juga melakukan


pelayanan kesehatan yang bersifat preventif berupa Imunisasi dan vitamin A yang bertujuan
memberikan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah terserang penyakit-penyakit tertentu.

3. Laporan Analis Kesehatan

Dalam pelayanan kami di Distrik Wame, hanya dilakukan pemeriksaan RDT Malaria.
Adapun data pasien yang diperiksa :

Tanggal Nama pasien Jenis Umur Hasil


pemeriksaan Kelamin pemeriksaan

24-10-2017 Melon Wanimbo L 3 bulan Negative (-)


27-10-2017 Martin wenda L 65 tahun Negative (-)
28-10-2017 Pilipus L 32 tahun Negative (-)
29-10-2017 Pilipus L 32 tahun Negative (-)
Tabel 3.2 Hasil Pemeriksaan RDT Malaria
Dari hasil pemeriksaan diatas tidak ditemukan hasil pemeriksaan positif malaria.

Melihat dari kondisi pos pelayanan kami, yang letaknya jauh dari perkotaan dan
terpencil, mengakibatkan adanya kendala dalam penyediaan sarana dalam menunjang pekerjaan
analis kesehatan.

Adapun masalah yang saya hadapi ;


1. tidak adanya ruangan ( Laboratorium )
2. tidak adanya listrik
3. tidak adanya alat dan bahan lain penunjang berupa : mikroskop, objek glass dll.

Sehingga tidak dapat melakukan pemeriksaan berupa pemeriksaan Hb, hitung leukosit,
urinalisis, widal dll. Karena situasi dan kondisi yang saya hadapi , saya membantu teman-teman
dibidang farmasi, bidan, perawat, kesehatan lingkungan.

Dilihat dari permasalahan yang saya hadapi, harapan saya kedepannya agar Dinas
Kesehatan Kabupaten Jayawijaya Papua lebih memperhatikan kelengkapan alat dan bahan
penunjang setiap petugas kesehatan sebelum ditempatkan, agar mutu dan pelayanan kesehatan
dapat berjalan sesuai kinerja para petugas kesehatan, sehingga berguna bagi pelayanan kesehatan
bagi masyarakat di Distrik Wame.

4. Laporan Kegiaatan KESLING


1. Kegiatan PHBS dan STBM
a) Penyuluhan.

Selama kami melakukan tugas di distrik wame kami melakukan penyuluhan kesehatan
dan PHBS sebanyak empat kali, antara lain di desa Dogoname, di Kantor desa Wame, di Gereja
GPDI dan lingkungan Kantor Klasis Dumabaga. Dalam penyampaian penyuluhan kami
menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa daerah yang diterjemahkan oleh
kader agar masyarakat lebih mudah memahami pesan yang kami sampaikan. Kami juga
membuka sesi Tanya jawab.

b) Sikat gigi dan cuci tangan bersama


c) Pembuatan pelindung sumber air bersih (mata air) di Desa dogoname.
d) Pembuatan dan perbaikan jamban di desa Dogoname dan desa Wame.
2. Jenis Jenis Rumah Sehat Distrik Wame
a. Permasalahan yang di hadapi
 Hampir seluruh masyarakat Distrik Wame tidak memahami betapa pentingnya
rumah sehat bagi kesehatan mereka
 Masyarakat juga kurang memahami cara membangun struktur rumah yang
dimana rumah tersebut memenuhi syarat rumah sehat.
 Hampir sebagian besar masyarakat lebih memilih tinggal dirumah honai yang
dimana honai tersebut tidak memenuhi syarat rumah sehat.

b. Pembahasan/ Kesimpulan
 Perlu adanya perhatian secara khusus dari Pemerintah daerah dan Pemerintah
Kampung agar dapat dibuatkan salah satu rumah sehat sebagai contoh
 Perlu adanya penyuluhan /sosialisasi lebih lanjut kepada seluruh masyarakat
Distrik Wame tentang betapa pentingnya rumah sehat
 Membuat sebuah contoh rumah honai yang struktur bangunannya memenuhi
syarat rumah sehat.

3. jamban sehat dan yang belum memiliki jamban di distrik wame.


a. Proese pelaksanaan
 Pertama alat yang saya siapkan yaitu
Pensil,bolpen dan kuisioner
b. Permasalahan yang di hadapi
 Sebagian besar masyarakat tidak memiliki Jamban
 Pada umumnya Masyarakat Buang Air Besar Sembarang ( BABS) di
Hutan ,kebun dan sungai
 Akibatnya banyak peningkatan penyakit yang berasal dari Lingkungan
tempat tinggal Masyarakat Distrik Wame.
c. Kesimpulan/saran perbaikan
 Perlu adanya perhatian dari Pemerintah Daerah betapa pentingnya Jamban
sehat bagi seluruh Masyarakat
 Perlu juga informasih tentang Kesehatan Lingkungan serta penyuluhan
pola hidup bersih dan sehat agar lebih ditingkatkan
 Pemerintah Desa dan juga seluruh pengelola program pemberdayaan
Kampung dapat membuat Jamban sehat kepada Masyarakat setempat.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan kami di atas dapat kami simpulkan bahwa, Tingginya angka
penderita panyakit ISPA di akibatkan oleh Tempat tinggal masyarakat Distrik Wame yang masih
dalam bentuk honai. Distrik Wame terdapat kasus ibu hamil dengan KEK dan masih kurangnya
kepercayaan masyarakat terhadap tenaga kesehatan dalam memeriksakan kehamilan dan
persalinan. Kebanyakan masyarakat di Distrik Wame masih memiliki pengetahuan yang kurang
tentang kesehatan. Perhatian Aparat Desa dan Kepala Kampung masih sangat kurang terhadap
masalah kesehatan.

B. Saran.
1. Dinas Kesehatan

Diharapkan untuk dinas kesehatan supaya menyiapkan tenaga kesehatan yang


dapat ditempatkan di Distrik Wame sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan yang lebih maksimal.

2. Pemerintah Desa
Diharapkan bagi Pemerintah Desa setempat untuk menyediakan fasilitas yang
menunjang kesehatan masyarakat, seperti Bak penampungan air bersih, jamban sehat,
dan rumah sehat.
Diharapkan bagi setiap Kepala Desa untuk lebih aktif lagi dalam pelaksanaan
tugas masing-masing terlebih khusus ketika ada pelayanan dari tim kesehatan sehingga,
tim kesehatan dapat mengkoordinasi pelayanan kesehatan dengan baik.

4. Panitia Satgas Kijang


Diharapkan agar kegiatan Satgas Kijang di tahun yang akan datang bisa lebih
lama waktu, karena waktu 18 hari tidak maksimal untuk melakukan pelayanan di Distrik
Wame. Masyarakat juga merasa tidak puas karena singkatnya waktu kegiatan.
5. Masyarakat.
Diharapkan bagi setiap masyarakat untuk lebih berpartisipasi dalam memeriksa
kesehatan secara rutin di puskesmas setempat agar kesehatan masyarakat lebih terkontrol
dengan baik.
Lampiran catatan harian individu

Foto kegiatan

Anda mungkin juga menyukai