I. PENDAHULUAN
kretin endemik.
pada bulan pebruari dan ditingkat rumah tangga pada bulan agustus.
II. LATAR BELAKANG
pada anak sekolah dasar untuk mengasah pengetahuan anak sekolah dan
posyandu.
A.Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan diharapkan warga masyarakat mampu
memahami & mengerti tentang pentingnya mengkonsumsi garam
beryodium.Mencegah terjadinya defisiensi/kekurangan yodium pada
anak-anak.
B.Tujuan Khusus
1. Persiapan
pengetesan garam.
3. Pelaksanaan
(TPG ) Puskesmas.
b. Waktu Pelaksanaan
KEGIATAN
NO. TAHAP WAKTU
PENYULUHAN SASARAN
1. Pembukaan 5 menit Memberikansalam,memperkenalkan Mendengarkan
diri,menyampaikan maksud
kedatangan.
2. Penyampaian 15 Menjelaskan materi tentang Garam Mendengarkan
atau menit Beryodium
memberikan
materi
penyuluhan.
3. Pemeriksaan 30 a.Melakukan pengetesan garam wawancara
Garam menit yang dibawa dari rumah masing-
Beryodium masing oleh siswa Sekolah Dasar
( sampel).
b.Melakukan pengetesan Garam di
tingkat rumah tangga.
VI. EVALUASI
siswa dan ibu rumah tangga yang nantinya dapat diterapkan dirumah mereka
masing-masing.
Garam Beryodium.
Materi penyuluhan
Garam beryodium adalah garam yang telah diperkaya atau telah mengalami fortifikasi
dengan KIO3 (Kalium Iodat) sebanyak 30 – 80 ppm. Dan penambahan ini dikarenakan
masih tingginya kejadian Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia.
Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) merupakan masalah yang serius seperti
gondok, kretin atau kerdil dll. Perlu kita ketahui kekurangan unsur yodium dalam
makanan sehari-hari, dapat pula menurunkan tingkat kecerdasan seseorang.
Akibat jangka panjang jika kekurangan yodium mengakibatkan rendahnya kemampuan
berpikir anak. Selain itu rendahnya konsumsi yodium berdampak langsung terhadap
menurunnya kualitas kesehatan masyarakat yaitu menyebabkan kelahiran mati atau
cacat bawaan pada bayi, anak dengan IQ rendah, serta mempercapat penurunan
fungsi tubuh seperti cepat pikun, tuli atau buta sebelum usia tua.
Berdasarkan hasil penelitian, orang yang tidak mengonsumsi garam yodium, daya
pikirnya akan mengalami penurunan 3,5 persen saat usia 12 tahun. Sejalan dengan
bertambahnya usia, 40 tahun ke atas penurunannya mulai tajam yakni 13 persen/tahun.
Untuk antisipasi sejak dini yaitu dihimbau kepada masyarakat untuk menggunakan
garam beryodium, apalagi pada saat ini sangatlah mudah mendapatkan garam
beryodium.
Untuk memenuhi kebutuhan kita akan yodium dapat dilakukan dengan beberapa cara
yaitu selain mengkonsumsi garam yang beryodium setiap hari juga mereka wajib
minum kapsul yodium sesuai dosis yang dianjurkan. Dosis pemberian kapsul yodium
untuk bayi berumur 0-1 tahun cukup ½ kapsul setiap tahunnya, laki-laki berumur 6-20
tahun cukup dengan 2 kapsul pertahun. Sedangkan untuk ibu hamil dan ibu menyusui
konsumsi 1 kapsul dalam satu tahun dan pada wanita usia 6-35 tahun minum 2 kapsul
setiap tahunnya.
Konsumsi yodium yang berlebih bisa mengakibatkan hipertiroid yaitu kondisi suatu
kelenjar tiroid yang terlalu aktif menghasilkan hormon-hormon tiroid yang beredar dalam
darah dalam jumlah yang berlebihan. Didalam garam beryodium terdapat unsur
natrium, maka konsumsi garam beryodium pun harus dibatasi. Kelebihan konsumsi
natrium dapat memicu timbulnya mudah lelah, karena hormon tiroidnya berlebih,
merupakan faktor resiko terjadinya stroke. Gejala lain yang kerap terjadi, keringat
berlebihan, pergerakan usus besar meningkat, gemetaran, kehilangan berat badan
serta aliran darah menstruasi tidak teratur.
Penggunaan garam beryodium yang dianjurkan yaitu tidak lebih dari 6 gram garam atau
2 ½ gram tiap 1.000 kilo kalori, atau satu sendok teh setiap hari. Tetapi dalam kondisi
tertentu, misalnya keringat yang berlebihan maka dianjurkan mengkonsumsi garam
sampai 10 gr atau 2 sdt per orang perhari, dianjurkan untuk tetap mengkonsumsi
makanan laut yang kaya kandungan
Banyak cara untuik mengetahui ada tidaknya yodium pada garam dapur, yaitu dengan
Test Kit Yodina yang banyak tersedia di Puskesmas dan Apotik. Cara untuk mengetes
yaitu ambil Ambil garam, kemudian tetesi dengan cairan yodina. Warna yang timbul
dibandingkan dengan petunjuk warna yang ada pada kit. Garam yang bermutu baik
akan menunjukkan warna biru keunguan. Semakin berwarna tua, semakin baik mutu
garam.
Selain menggunakan test kit yodina ada cara yang lebih simpel, gunakan tepung kanji
yang dicampur dengan garam lalu teteskan dengan jeruk nipis, jika warnanya berubah
menjadi keunguan, itu artinya mengandung yodium.
Ada juga dengan mengunakan singkong parut caranya sebagai berikut : singkong (ubi
kayu) segar dikupas, diparut dan diperas tanpa diberi air. Tuang 1 sendok teh perasan
singkong parut ke dalam gelas bersih. Tambahkan 4-6 sendok teh munjung garam yang
akan diperiksa. Tambahkan 2 sendok teh cuka makan berkadar 25%. Aduk sampai
rata, dan tunggu beberapa menit. Apabila timbul warna biru keunguan, berarti garam
tersebut mengandung yodium. Semakin berwarna pekat, semakin baik mutu garam.
Sebab, garam yang tak beryodium tidak akan mengalami perubahan warna setelah
diperiksa dengan cairan yodina maupun cairan singkong parut.
Semakin tua warnanya semakin baik mutunya, tidak ada perlakuan khusus hanya saja
Garam beryodium sebaiknya disimpan dalam wadah yang tertutup tidak tembus
pandang. Tujuannya untuk melindungi zat yodium agar tidak terpapar dengan matahari.
Kandungan yodiumnya bisa menguap jika terpapar dengan matahari. Juga perhatikan
tempat garam sebaiknya tutup dengan rapat, jika membiarkan tutup terbuka, maka
yodium bisa menguap.
Cara yang biasa dilakukan oleh para ibu ketika memasak makanan garam yang
dibubuhkan kedalam makanan saat panas mendidih. Alasannya jika tidak begitu
masakan kurang sedap. Namun cara yang sudah dilakukan oleh para ibu-ibu tersebut
salah, karena zat yodium garam akan hilang ketika terkena panas mendidih tersebut.
“Sebaiknya masakan itu dibubuhi garam saat hangat-hangat kuku saja sehingga
kandungan yodiumnya tetap utuh, kalau membubuhinya saat dingin, boleh saja, itu
malah lebih baik tetapi kebanyakan masakan akan terasa kurang sedap selain itu
dianjurkan utnuk menjadikan garam beryodium sebagai garam meja.
Hanya untuk informasi bahwa berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Puslitbang
Gizi yaitu yodium masih terkandung di dalam makanan yang dibubuhi garam beryodium
hanya saja sebagian besar yodium hilang pada proses pemasakan, terutama bila
dimasak menggunakan cabe atau ditambahkan cuka.
Salah satu tahap awal adalah membeli merk tertentu dalam jumlah sedikit atau bungkus
kecil saja dulu, untuk dilakukan uji kandungan yodium. Dan ada beberapa tips untuk
memilih garam beryodium yaitu sebagai berikut :
Berdasarkan temuan yang terbaru yaitu GAKY seperti gondok dan kretin bisa timbul
tidak hanya karena akibat kekurangan yodium tetapi banyak faktor seperti polusi udara
dan air tanah juga menemukan bahwa gangguan akibat kekurangan yodium juga bisa
dipicu oleh pemakaian alat kontrasepsi hormonal seperti implant, pil, dan suntik.
Pemakaian alat-alat kontrasepsi semacam ini dapat menekan kadar hormon tiroksin
dalam tubuh manusia. Dengan begitu, maka ibu yang menderita gondok diharapkan
tidak memakai alat kontrasepsi jenis ini.
Selain polutan dan alat kontrasepsi, gangguan-gangguan akibat kekurangan yodium ini
juga bisa terjadi kurang asupan yodium, terlalu banyak mengonsumsi sayuran yang
mengandung zat goitrogenik seperti singkong, pete, dan jengkol, serta keberadaan
blocking agent dalam tanah. Blocking agent adalah zat-zat tertentu seperti zat besi dan
kalsium berlebihan, yang kemudian mengikat yodium dalam air tanah. Sehingga, pada
air yang diminum, kadar yodiumnya sangat rendah.
Dahulu GAKY mayoritas diderita oleh masyarakat yang tinggal di daerah pegunungan
dan sekarang kita yang berada di kota juga bisa terkena GAKY. Jadi untuk
mengantisipasi timbulnya GAKY masyarakat diwajibkan untuk mengkonsumsi yodium
dalam kehidupan sehari-hari