Anda di halaman 1dari 15

MODUL IV

SISTEM DIGITAL
MULTIPLEXER dan DEMULTIPLEXER

DisusunOleh :

Kelompok VI

LailiyahRohmawati 180491100002
IlhamNurwahyudi 180491100025
Abu Rizhal Amir 180491100042
Abrori 180491100051

LABORATORIUM MEKATRONIKA DASAR


PROGRAM STUDI S1 TEKNIK MEKATRONIKA
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TRUNOJOYO MADURA
BANGKALAN
TAHUN 2019
MODUL IV
SISTEM DIGITAL
MULTIPLEXER dan DEMULTIPLEXER

4.1. Tujuan
Setelah menyelesaikan praktikum pengenalan gerbang logika dasar,
praktikan diharapkan mampu:
1. Memahami cara kerja multiplexer dan demultiplexer pada rangkaian
logika.
2. Membuat rangkaian multiplexer dan demultiplexer sederhana dengan
menggunakan gerbang logika tersebut.

4.2. Alat dan Bahan


Alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum meliputi:
1. Multitester
2. IC 4051
3. Light Emitting Diode (LED).
4. power supply 5 volt
5. Kabel penghubung.
6. Breadboard.

4.3. Dasar Teori


Sebelum melakukan praktikum pengenalan multiplexer dan demultiplexer
didapatkan dasar teori meliputi:
4.3.1. Multiplexer
Multiplexer merupakan rangkaian logika yang menerima beberapa input
data dan menyeleksi salah satu dari input tersebut, untuk dikeluarkan pada sisi
output. Seleksi data-data input dilakukan oleh selector line, yang juga merupakan
dari multiplexer tersebut. Multiplexer mempunyai multi input dan umumnya akan
dipilih hanya salah satu input tersebut untuk dikeluarkan pada bagian output
berdasarkan selector data yang dipilih.
Berikut merupakan gambar blok diagram multiplexer yang ditunjukkan
pada Gambar 4.1. dibawah ini.

Input IC 4051
Output
Z
Select
input

Gambar 4.1. Gambar blog diagram multiplexer


Dari Gambar 4.1. didapatkan tabel kebenaran yang ditunjukkan pada Tabel
4.1. dibawah ini.
Tabel 4.1. Tabel kebenaran multiplexer
Output
Input
Select
X0 X1 X2 X3 S1 S2
0 1 1 1 0 0
1 0 1 1 0 1
1 1 0 1 1 0
1 1 1 0 1 1

Pada tabel 4.1 dapat disimpulkan bahwa diagram logika untuk 4 jalur
multiplexer dengan S1=0(L), S2=0(L) maka keluaran dari data tesebut Low atau 0
dan bersimbol X0. S1=0(L), S2=1(H) maka keluaran dari data tersebut Low atau 0
dan bersimbol X1. S1=1(H), S2=0(L) maka keluaran dari data tersebut Low atau 0
dan bersimbol X2. S1=1(H), S2=1(H) maka keluaran dari data tersebut Low atau 0
dan bersimbol X3.
4.3.2. Demultiplexer
Demultiplexer adalah rangkaian logika yang menerima satu input data dan
mendistribusikan input tersebut ke beberapa output lainnya, demultiplexer
merupakan kebalikan dari multiplexer. Demultiplexer disebut juga sebagai data
distributor pemilihan saluran untuk keluaran dilakukan sinyal kontrol. Sinyal
kontrol merupakan sebuah masukan yang berfungsi sebagai alat untuk
mengarahkan setiap sinyal masukan pada saluran luaran yang dipilih.
Berikut merupakan gambar diagram demultiplexer yang ditunjukkan pada
Gambar 4.2. dibawah ini.

IC 4051 Output
input Z

Select
Output

Gambar 4.2. Gambar blok diagram demultiplexer


Dari Gambar 4.2. didapatkan tabel kebenaran yang ditunjukkan pada Tabel
4.2. dibawah ini.
Tabel 4.2. Tabel kebenaran demultiplexer
Input
Output
Select

S1 S2 X0 X1 X2 X3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 0 1

Dari tabel diatas menjelaskan bahwa apabila masukan dari s1=0 dan s2=0
maka data akan diseleksi dan akan memilih jalur output pertama atau X0, dan
keluaran 00 akan menghasilkan LED yang keluarannya menyala dan hasil
keluarannya akan mengikuti logika pada input-an. Ketika logika masukan S0=0
dan S1=1 selector akan memilih jalur output kedua sebagai keluaran, maka
keluaran dari gerbang 01 menghasilkan LED yang keluarannya menyala dan hasil
dari input-an. Ketika logika masukan S0=1 dan S1=0 selector akan memilih jalur
output ketiga sebagai keluaran, maka keluaran dari gerbang 10 menghasilkan LED
yang keluarannya menyala dan hasil dari input-an. Ketika logika masukan S0=1
dan S1=1 selector akan memilih jalur output keempat sebagai keluaran, maka
keluaran dari gerbang 11 menghasilkan LED yang keluarannya menyala dan hasil
dari input-an.
4.3.3. Datasheet IC 4051
1. Deskripsi
Multiplexer dan demultiplexer analog CD405xB adalah switch analog
yang dikontrol secara digital yang memiliki impedansi ON rendah dan arus bocor
OFF sangat rendah. Sirkuit multiplexer ini menghilangkan daya diam yang sangat
rendah pada rentang tegangan suplai VDD - VSS dan VDD - VEE, terlepas dari
keadaan logika sinyal kontrol. Pada rangkaian multiplexer pin X0 sampai X7
merupakan input sedangkan pada rangkaian demultiplexer pin X0 sampai X7
merupakan outpu.
2. Fitur
a. Digital: 3 V hingga 20 V
b. Analog: ≤20 VP-P
c. Resistansi ON Rendah, 125 Ω (Khas) Lebih dari 15 VP-P Rentang
Input Sinyal untuk VDD - VEE = 18 V
d. Konversi Tingkat Logika untuk Sinyal Pengalamatan Digital 3 V
hingga 20 V (VDD - VSS = 3 V ke 20 V) untuk Mengubah Sinyal
Analog menjadi 20 VP-P (VDD - VEE = 20 V) Karakteristik Saklar
yang Cocok, rON = 5 Ω (Khas) untuk VDD - VEE = 15 V Disipasi
Daya Diam Sangat Rendah Di Bawah Semua Input dan Kondisi
Pasokan Kontrol Digital, 0,2 μW (Khas) di VDD - VSS = VDD - VEE
= 10 V
e. Decoding Alamat Biner pada Chip
f. Input Maksimum Saat Ini dari 1 μA pada 18 V Selama Kisaran Suhu
Paket Lengkap, 100 nA pada 18 V dan 25 ° C
g. Peralihan Break-Sebelum-Membuat Menghilangkan Tumpang Tindih
Saluran
3. Diagram IC 4051
Berikut merupakan gambar pin IC 4051 yang ditunjukkan pada Gambar
4.3. dibawah ini.

Gambar 4.3. Gambar pin IC 4051


Pin 1 : Input/Output 4 Pin 16 : VDD
Pin 2 : Input/Output 6 Pin 15 : Input/Output 2
Pin 3 : Output/input Pin 14 : Input/Output 1
Pin 4 : Input/Output 7 Pin 13 : Input/Output 0
Pin 5 : Input/Output 5 Pin 12 : Input/Output 3
Pin 6 : enable Pin 11 : input A
Pin 7 : VEE Pin 10 : input B
Pin 8 : VSS Pin 9 : input C

4.4. Tugas Pendahuluan


4.4.1. Fungsi multiplexer
Multiplexer digunakan sebagai seleksi data. Data yang masuk terdiri
dari beberapa sumber, dipilih satu dan dilanjutkan ke suatu saluran tunggal.
Pada rangkaian multiplexer pin X0 sampai dengan X7 bertindak sebagai input.
4.4.2 Fungsi demultiplexer
Demultiplexer sering disebut sebagai perangkat yang sedikit input dan
banyak output-nya, karena berfungsi sebagai perangkat yang lebih memilih
saluran output-nya lebih banyak dijalur input yang sedikit. Pada rangkaian
demultiplexer pin X0 sampai X7 bertindak sebagai output.
4.4.3 Tabel kebenaran Ic 4051 2 bit dan 3 bit
Berikut merupakan IC 4051 2 bit yang ditunjukkan oleh Tabel 4.3. di
bawah ini :
Tabel 4.3. Tabel kebenaran IC 4051 2 bit
Input
Output
Select

S1 S2 X0 X1 X2 X3

0 0 1 0 0 0

0 1 0 1 0 0

1 0 0 0 1 0

1 1 0 0 0 1

Berikut merupakan IC 4051 3 bit yang ditunjukkan oleh Tabel 4.4. di


bawah ini :
Tabel 4.3. Tabel kebenaran IC 4051 3 bit
Input
Output
Select
S1 S2 S3 X0 X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7
0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0
0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0
0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0
0 1 1 0 0 0 0 1 0 0 0
1 0 0 0 0 0 0 0 1 0 0
1 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0
1 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1
1 1 1 0 0 0 0 0 0 0 0
4.5. Tugas Praktikum
4.5.1. Langkah-Langkah Pengoperasian Rangkaian Demultiplexer
1. Pasang IC 4051 pada papan projek
2. Hubungkan pin Vcc dan pin ground pada papan projek masing-masing ke
pin 5 V dan pin ground pada arduino menggunakan jumper.
3. Hubungkan pin 6,7,dan 8 pada IC ke pin ground pada papan projek
menggunakan jumper.
4. Hubungkan pin 16 pada IC ke pin Vcc pada papan projek menggunakan
jumper.
5. Pasang kabel jumper di pin select 1, select 2, dan select 3 pada IC
hubungkan dengan pin Vcc atau ground pada Breadboard untuk
memberikan nilai 1 atau 0.
6. Pasang LED pada papan projek, hubungkan kaki positif dengan pin output
dari IC dan kaki negatif dengan ground.
7. Ketika S1 = 0, S2 = 0, dan S3 = 0 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.3. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)
Gambar 4.3. Rangkaian Demultiplexer S1 = 0, S2 = 0, dan S3 = 0
Pada Gambar 4.3. nilai tegangan pada a(X0=5), b(X1=3), b(X2=3),c(
X3=4), c(X4=4), d(X5=4), e(X6=3), f(X7=4).
8. Ketika S1 = 0, S2 = 0, dan S3 = 1 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.4. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f )

(g) (h)
Gambar 4.4. Rangkaian Demultiplexer S1 = 0, S2 = 0, dan S3 = 1
Pada Gambar 4.4. nilai tegangan pada a(X0=4), b(X1=8), c(X2=4),
d(X3=4), e(X4=5), f(X5=3), g(X6=4), h(X7= 4).
9. Ketika S1 = 0, S2 = 1, dan S3 = 0 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.5. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (d) (e)


(g) (h)
Gambar 4.5. Rangkaian Demultiplexer S1 = 0, S2 = 1, dan S3 = 0
Pada Gambar 4.5. nilai tegangan pada gambar a(X0=5), b( X1=4),
c(X2=6), d(X3=5), e(X4=5), f(X5=5), g(X6=5), h(X7=5).
10. Ketika S1 = 0, S2 = 1, dan S3 = 1 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.6. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)
Gambar 4.6. Rangkaian Demultiplexer S1 = 0, S2 = 1, dan S3 = 1
Pada Gambar 4.6. nilai tegangan pada gambar a(X0=4), b(X1=5),
c(X2=4), d(X3=6), e(X4=4), f(X5=5), g(X6=4), h(X7=5) .
11. Ketika S1 = 1, S2 = 0, dan S3 = 0 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.7. di bawah ini.

(a) (b) (c)


(d) (e) (f)

(g) (h)
Gambar 4.7. Rangkaian Demultiplexer S1 = 1, S2 = 0, dan S3 = 0
Pada Gambar 4.7. nilai tegangan pada a(X0=2),b(X1=2), c(X2=2),
d(X3=2), e(X4=4), f(X5=2), g(X6=2), h(X7=2).
12. Ketika S1 = 1, S2 = 0, dan S3 = 1 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.8. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)


(g) (h)
Gambar 4.8. Rangkaian Demultiplexer S1 = 1, S2 = 0, dan S3 = 1
Pada Gambar 4.8. nilai tegangan pada a (X0=2, b(X1=2), c (X2=2,
d(X3=2), e(X4=2), f(X5=4), g(X6=2), h(X7=3) .
13. Ketika S1 = 1, S2 = 1, dan S3 = 0 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.9. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)
Gambar 4.9. Rangkaian Demultiplexer S1 = 1, S2 = 1, dan S3 = 0
Pada Gambar 4.9. nilai tegangan pada a(X0=2), b(X1=2), c(X2=2),
d(X3=2), e(X4=2), f(X5=2), g(X6=3), h(X7=2).
14. Ketika S1 = 1, S2 = 1, dan S3 = 1 maka akan dihasilkan tegangan yang
ditunjukkan pada Gambar 4.10. di bawah ini.

(a) (b) (c)

(d) (e) (f)

(g) (h)
Gambar 4.10. Rangkaian Demultiplexer S1 = 1, S2 = 1, dan S3 = 1
Pada Gambar 4.10. nilai tegangan pada a(X0=3),b(X1=2), c(X2=3),
d(X3=2), e(X4=3), f(X5=2), g(X6=2), h( X7=4) .
4.6. Kesimpulan
Pada praktikum ini dapat disimpulkan bahwa IC 4051 adalah tipe yang
didalamnya berbentuk multiplexer (beberapa input akan menghasilkan 1 output),
demultiplexer (beberapa output akan menghasilkan 1 input). Pemilihan input yang
akan dipilih ditentukan oleh logika pada saklar. Ketika logika switch masukan
select A = 0 dan select B = 0 selector akan memilih jalur input pertama sebagai
keluaran. Ketika logika switch masukan select A = 0 dan select B = 1 selector
akan memilih jalur input kedua sebagai keluaran. Ketika logika switch masukan
select A = 1 dan select B = 0 selector akan memilih jalur input ketiga sebagai
keluaran. Ketika logika switch masukan select A = 1 dan select B = 1 selector
akan memilih jalur input keempat sebagai keluaran. Dalam dunia komunikasi
multiplexer dapat mempermudah sinyal satu dengan sinyal yang lain/dapat
bermanfaat menyalurkan sinyal pada jalur tertentu kedalam tujuan yang telah
ditentukan walaupun komunikasi tersebut hanya memiliki jalur tunggal.
Pada rangkaian multiplexer pin X0 sampai X7 digunakan sebagai input-an,
pada rangkaian demultiplexer pin X0 sampai X7 digunakan sebagai output-an
untuk menentukan rumus banyaknya output pada rangkaian dapat menggunakan
rumus 2n=N jadi ketika selector 1 bit menghasilkan 2 outpu, ketika selector 2 bit
menghasilkan 4 output, dan ketika selector 3 bit menghasilkan 8 output.
4.7. Daftar Pustaka
[1] Instrument, texas. “Datasheet IC 4051” www.ti.com/ . Diakses pada
jam17.35 WIB pada tanggal 04 Mei 2019.
[2] quratuadewia, “Laporan 2 Rangkaian Demultiplexer” www.ti.com/ .
Diakses pada jam 20.05 WIB pada tanggal 04 Mei 2019.

Anda mungkin juga menyukai