MAKALAH
Kelompok 5 :
JURUSAN GIZI
DIPLOMA IV
2018
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kegiatan penyelenggaraan makanan, makanan yang berkualitas baik bisa didapat jika
perencanaan kebutuhan bahan makanan telah dilakukan dengan baik (Mukrie, 1990). Manajemen
penyelenggaraan institusi adalah serangkaian kegiatan yang bersatu dari sistem yang terdiri dari
beberapa subsistem perencanaan menu disamping evaluasi dalam rangka penyediaan makan untuk
kelompok masyarakat di sebuah institusi. Selain untuk memenuhi kebutuhan gizi, penyelenggaraan
makanan bertujuan untuk menyediakan makanan yang sesuai baik dari segi mutu, jenis maupun
jumlahnya. (Depkes RI, 2006).
Setiap proses dalam penyelenggaraan makanan sangat mempengaruhi pembelian bahan
makanan yang disesuaikan dengan menu, jumlah dan standar porsi yang direncanakan. Selain itu,
penyimpanan bahan makanan, proses, persiapan, pemasakan dan penyajian harus benar agar tidak
mengurangi jumlah bahan makanan yang digunakan. Salah satu yang akan dibahas dalam makalah
ini yaitu pemasakan yang merupakan membuat bahan makanan yang mentah menjadi matang.
Pengolahan bahan makanan merupakan suatu rangkaian/kegiatan mengubah (memasak) bahan
makanan mentah menjadi makanan yang siap dimakan. Proses pengolahan bahan makanan
dilakukan oleh juru masak mulai dari membersihkan bahan makanan seperti mencuci, memotong,
sampai pada proses memasak yang diawasi oleh petugas gizi, pengawasan dilakukan agar komposisi
bumbu pada setiap jenis makanan dapat diketahui, hal tersebut sangat penting karena terkadang juru
masak tidak mengetahui kadar yang seharusnya dipenuhi terhadap makanan pasien (Jufri
,Jusniati.dkk.,2012)
1.2 Tujuan
1.2.1 Untuk mengetahui cara perhitungan jumlah produksi ?
1.2.2 Untuk mengetahui cara persiapan penyediaan makanan ?
1.2.3 Untuk mengetahui pengertian standar mutu ?
1.2.4 Untuk mengetahui bagaimana cara menghitung harga makanan?
1.2.5 Untuk mengetahui bagaiaman cara mengajukan permintaan bahan makanan?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Prosedur dalam pengadaan makanan dimulai dari perhitungan kebutuhan bahan makanan,
pembelian, penerimaan, penyimpanan dan distribusi makanan. Untuk lebih jelasnya dapat diuraikan
sebagai berikut :
Contoh :
Menu daging, dalam siklus menu 10 hari terdapat 5x menu daging
Standar porsi : 50 gram
Jumlah klien : 80 orang
Maka kebutuhan daging dalam 1 siklus menu 10 hari = 5x 50 gr x 80 orang = 20 kg.
Standar kebutuhan bahan makanan didasarkan pada data klien yang dilayani (umur, jenis
kelamin, data antropometri) dan data kecukupan gizi klien yang dilayanai berdasarkan pada anjuran
kecukupan gizi sehari (AKG). (Muchatob, 1991)
frek pemakaian BM x stdr porsi x jlh tampilan menu pada siklus menu x jumlah konsumen
Contoh :
Apabila semua menu selesai dihitung kebutuhan bahannya, maka diakhir proses perhitungan
dilakukan rekapitulasi terhadap kebutuhan total untuk setiap bahan makanan (berasal dari menu
dengan bahan makanan yang sama).
Rumah sakit Tipe A, memiliki jumlah tempat tidur 600 TT BOR rumah sakit tersebut adalah 85%.
Harga Makan pasien per harinya adalah Rp. 35.200,00, Tentukan :
1. Jumlah konsumen
2. Dana/bulan
3. Tenaga
Jawab :
1. Jumlah konsumen :
Konsumen secara keseluruhan = BOR Total TT
= 85% 600
= 510 orang
2. Dana :
Indeks Harga Makan Pasien Perhari = Rp 35.200 + 20% (Rp 35.200)
= Rp 35.200 + Rp7.040
= Rp 42.240
= Rp 646.272.000,00
3. Tenaga ;
Untuk pegawai pada institusi RumahSakit, setiap 100 tempat tidur (TT) diperlukan
seorang dietisen, setiap 50 TT diperlukan 1 orang tenaga menengah gizi, setiap 10 TT
diperlukan 1 orang pemasak dan setiap 75 TT diperlukan 1 orang pekarya pembersih.
Sehingga untuk 600 TT diperlukan tenaga :
a. Dietisen = 600 TT : 100 TT
= 6 orang
c. Pemasak = 600 TT : 10 TT
= 60 orang
Pengadaan bahan makanan sangat erat hubungannya dengan kebijakan institusi dalam hal
keuangan yangumumnya berbeda antara institusi penyelenggaraan makanan komersial dan institusi
penyelenggaraan makanan non komersial. !alam melakukan pengadaan bahan makanan perlu
memperhatikan barang yang dibutuhkan dalam jumlah, waktu, dan harga yang tepat. Untuk itu
seorang pembeli harus mengetahui dengan jelas produk yang diinginkan dan dimana dapat
memperoleh produk tersebut
3) Spesifikasi Pabrik: dilihat dari kualitas barang keluaran pabrik, biasanya makanan kaleng
atau kemasan.
1) Rekanan
a. Pelelangan terbuka/umum (Open Formal Competitive)
Cara pembelian semi resmi semacam ini adalah mengikuti prosedur pembelian yang telah
disebarkan dalam keppres No. 29-30 Tahun 1984 dan No.8 Tahun 1986 serta peraturan
yang ditetapkan pemerintah daerah ataupun penanggung jawab tertentu.
Sebelum acara pembelian dimulai pihak institusi yang bertugas pada bagian
pembelian bahan makanan harus telah mempersiapkan ketentuan-ketentuan yang jelas
mengenai :
Pokok-pokok perjajian dengan rekanan
1) Persyaratan dan ketentuan tentang pembayaran
2) Persyaratan dan spesifikasi bahan makanan
3) Harga standar
4) Jangka waktu penyelesaian kontrak
5) Penetapan sangsi-sangsi bila rekanan tidak memenuhi kewajiban baik menurut
ketentuan hokum ataupun pihakl institusi.
6) Status hukum
7) Hak dan kewajiban para pihak yang terlibat dalam perjanjian kontrak
8) Prosedur pelelangan
9) Pihak institusi mengundang rekanan/ penjual tentang adanya acara pelelangan resmi
melalui media massa antara lain surat kabar, Koran, radio,dll.
10) Bagi rekanan yang berminat dapat menghubungi pihak institusi dan menyelesaikan
administrasi keikut sertaan bagi pemasok bahan makanan di institusi tersebut.
11) Melakukan wawancara dengan rekanan mengenai standar bahan makanan, harga,
kelengkapan badan usaha. Misalnya : izin perusahaan, wajib pajak, jaminan pajak,
refrensi.
12) Dari wawancara pihak institusi menentukan pemenagnya dengan mempertimbangkan
kualitas bahan makanan yang baik dengan harga tak terlalu tinggi.
13) Apabila antara pembeli dan penjual telah se[akat dengan ketentuan yang berlaku
maka dibuatlah perjajian jual beli dengan sistem kontrak dengan jangka waktu
tertentu.
Agar peserta yang mengikuti lelang harus benar-benar serius, maka dalam pelaksanaan
lelang diwajibkan membayar/menyetor jaminan penawaran lelang senilai minimal 20 % (dua
puluh persen) dan maksimal 50 % (lima puluh persen) pada pelelangan terbuka, Uang
jaminan ini akan dikembalikan seluruhnya tanpa ada potongan, jika peserta tidak tidak di
sahkan sebagai pemenang alias kalah, sedangkan bagi yang ditunjuk sebagai pemenang, maka
akan diperhitungkan sebagai pelunasan barang.
b. Pelelangan terbatas (Limited Formal Competitive)
c. Penunjuk langsung (Pada bagian ini, pihak institusi sudah percaya pada beberapa supplier,
sehingga tak perlu lagi diadakan lelang. Biasanya supplier yang dipilih adalah hasil
pelelangan terdahulu tetapi tetap terus dipercaya oleh institusi.)
d. Pengadaan langsung (Pembelian langsung ke pasar alias Open Market of Buying)
Pembelian ini digolongkan sebagai pembelian setengah resmi, karena banyak hal-hal yang
merupakan kesepakatan antara pembeli dan penjual, yang tidak dapat dikendalikan secara
pasti. Pembelian bahan makanan secara langsung ke pasar biasanya dilakukan di institusi
makanan yang melayani konsumen sedikit sekitar 50 orang, sehingga penyediaan bahan
makanan masih dapat dibatasi dengan cara pembelian langsung. Metode macam ini
melalui prosedur yang sederhana. Pesanan dapat dilkukan melalui telepon, datang
langsung ke pasar atau berdasarkan perjanjian antara pembeli dan penjual. Metode
pembelian ini diharapkan mengikuti prosedur administrasi keuangan yang berlaku, harus
ada bon pesanan, penerimaan dan pencatatan.
Standarisasi adalah suatu aturan baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Maka yang
dimaksud dengan standarisasi mutu adalah penentuan mutu barang dengan menggunakan berbagai
kriteria, misalnya volume, berat dan warna. The International Organizzation for Standardization
(ISO) menetapkan pengertian standarisasi mutu adalah suatu spesifikasi teknis tentang mutu suatu
komoditas atau dokumen lain yang dapat digunakan untuk umum yang dibuat dengan cara
kerjasama dan konsensus dari pihak-pihak yang berkepentingan berdasarkan pada hasil konsultasi
ilmu pengetahuan, teknologi dan pengalaman sehingga standarisasi mutu itu dapat dimanfaatkan
masyarakat secara optimal.
Mutu adalah sesuatu yang sukar di definisikan, karena dapat berbeda-beda menurut penilaian
di antara para konsumen. Oleh karena mutu ini merupakan kepentingan para pelanggan, maka secara
singkat mutu dapat diartikan sebagai kepuasan pelanggan.
Dalam mencapai tingkat kepuasan, para pelanggan menentukan persyaratan. Apabila suatu
produk yang dihasilkan dapat memenuhi persyaratan yang ditentukan, maka produk tersebut disebut
produk bermutu. Pada dasar persyaratan mutu yang ditetapkan oleh para pelanggan adalah:
1. Zero defect
Yang berarti tidak ada cacat, baik pada kemasan maupun pada isinya.
2. Zero losses
Yang berarti apabila pakan tersebut digunakan titik menimbulkan kerugian berupa penurunan
produksi apalagi menyebabkan kematian pada ternak.
3. Zero Waste
Yang berarti keseragaman mutu, bentuk, ukuran, sehingga produk akhir tidak ditolak oleh
pelanggan.
Standar mutu merupakan spesifikasi teknis yang dibakukan berthsarkan konsensus dan
semua pihak terkait dengan memperhatikan syarat-syarat kesehatan, nperkembangan IPTEK, serta
pengalaman. Standar mutu merupakan Quality Assurance dalam perwujudan persiapan yang sehat
dalam bisnis pakan. Peranan stanthrmutudalam pengendalian mutu sangat besar, terutama untuk
mencapai mutuyang diinginkan secara konsisten.
Makanan harga makanan adalah harga rata-rata makanan sehari pada periode tertentu
berdasarkan standar makanan yang direncanakan dan menurut jenis konsumen. Tujuan perhitungan
harga makanan adalah tersedianya standar harga makanan pasien berdasarkan kelas perawatan per
waktu makan per porsi. Harga makanan dapat berupa harga setiap masakan /hidangan atau harga
porsi makan berdaarkan waktu makan atau porsi makanan sehari. Dengan adanya harga makanan
tersebut, maka akan mempermudah pengawasan bila terjadi perubahan penggantian macam
hidangan. Fungsi harga makanan adalah sebagai berikut:
Rumus
Contoh:
Dalam 1 siklus menu penggunaan daging 3x dengan standar porsi rata-rata 50 gr. Rata2 jumlah
konsumen yang mendapat daging 70 org/hr. Kebutuhan untuk siklus menu 10 hari adalah = 3 x 50gr
daging x 70 0rg = 10.5 kg
Contoh lain:
Setengah porsi ayam 50 gr. Berat kotor ayam bdd 56% = 89 gr. Jumlah pasien 70 0rg
Proses pemesanan bahan makanan diawali dengan pembuatan bon pesanan bahan makanan
berdasarkan permintaan bahan makanan baik untuk pasien maupun pegawai dari Sub Instalasi
Administrasi Pengolahan dan Penyaluran bahan makanan (APPM). Berikut ini adalah proses
kegiatan pemesanan bahan makanan yang dilakukan oleh Kepala Unit Kerja Pemesanan.
a) Membuat bon pesanan sementara bahan makanan basah maupun kering kepada rekanan bahan
makanan. Rekanan bahan makanan dipilih oleh bagian pengadaan makanan melalui sistem
pelelangan. Rekanan yang terpilih melakukan perjanjian kontrak dengan pihak RSUP Sanglah
biasanya dalam kurun waktu 6 bulan atau yang ditentukan sesuai dengan perjanjian.
b) Daftar bahan makanan (amprahan) yang akan dipesan dari pihak pengolahan, diserahkan
sebelumnya ke unit kerja penerimaan selanjutnya kepada pihak penyimpanan untuk mengetahui
stok yang ada di tempat penyimpanan, kemudian disalin kedalam buku penerimaan bahan
makanan kering/basah an kedalam bon pemesanan sementara
c) Proses pemesanan bahan makanan basah dilakukan setiap hari, sehari sebelum bahan makanan
tersebut digunakan. Hal ini disebabkan karena bahan makanan basah mudah rusak dan tidak
tahan lama, sehingga untuk menjga kualitas, bahan makanan basah digunakn dalam keadaan
fresh. Sedangkan, pemesanan bahan makanan kering dilakukan setiap 10 hari sekali dan bon
pemesanan masuk maksimal pukul 13.00
Perencanaan Kebutuhan Bahnan Makanan ( 3 Bulan Sekali )
Gambar 1. Alur
pemesanan bahan
Pemesanan bahan
Persetujuan makanan
makanan kepada
rekanan Ka.Logistik
Gambar 1
menunjukkan alur
Pengiriman
pemesanan bahan
makanan kering dan
basah,selanjutnya
alur Bahan makanan basah Bahan makanan kering
dari pemesanan
setiap hari kegudang logistic
permintaan setiap 10 hari ditindaklanjuti oleh
sekali rekanan untuk
dilakukan proses pengiriman.pengiriman bahan makanan basah dan kering memiliki frekuensi yang
berbeda pengiriman bahan makanan basah dan snack dilakukan setiap hari dan untuk pengiriman
bahan makanan kering dilakukan sepuluh hari seakali untuk setiapnya petugas gudang membuat bon
ke petugas gudang logistik untuk penyediaan stok selama sepuluh hari. Format bon pemesanan ke
gudang logistic dapat dilihat pada gambar 2.
Membuat Amprahan
Menyerahkan kebagian
penyimpanan/penerimaan
Mengecek stok
CONTOH KASUS
Deskripsi Singkat
Rumah Sakit Sakit Swasta Cepat Sembuh ditetapkan sebagai Rumah Sakit Swasta tipe C. Rumah
Sakit Swasta Cepat Sembuh memiliki 129 buah tempat tidur dan 64 kamar yang terbagi menjadi 4
kelas yaitu :
1. Ahli Gizi 2 orang, sejumlah 1 orang berada di ruangan dan 1 orang bertugas di dapur
instalasi gizi
2. Juru Pemasak ahli 2 orang untuk masakan Indonesia, 2 orang masakan Oriental dan
Kontinental
Penyelesaian
1. Hal pertama yang dilakukan Rumah Sakit Cepat Sembuh adalah melakukan pengadaan bahan
makanan. Selanjutnya rumah sakit cepat sembuh ingin melakukan pembelian bahan makanan.
Sebelum melakukan pembelian, Rumah Sakit Cepat Sembuh melakukan pengiklanan melalui
media cetak.
2. Setelah melakukan pengiklanan, ada beberapa suplier yang mengajukan dan berminat untuk
menjadi rekanan dengan Rumah Sakit Cepat Sembuh. Setelah waktu yang ditentukan pada
iklan, ada 4 Suplier yang mendaftar menjadi rekanan Rumah Sakit Cepat Sembuh dalam
pengadaan bahan makanan.
Rumah Sakit Cepat Sembuh memiliki spesifikasi bahan makanan, spesifikasi tersebut harus
mencakup beberapa informasi berikut :
Rumah Sakit Cepat Sembuh menyampaikan Spesifikasi Bahan Makanan yang dibutuhkan
oleh bagian pengadaan bahan makanan RS. Cepat Sembuh. Panitia pengadaan bahan makanan RS
Cepat Sembuh memutuskan suplier mana yang akan dipilih. Hal yang dipertimbangkan antara lain :
Rumah Sakit Cepat Sembuh menyampaikan Spesifikasi Bahan Makanan yang dibutuhkan oleh
bagian pengadaan bahan makanan RS. Cepat Sembuh.
Panitia pengadaan bahan makanan RS Cepat Sembuh memutuskan suplier mana yang akan dipilih.
Hal yang dipertimbangkan antara lain :
Rumah Sakit memilih satu yang akan menjadi suplier bahan makanan dan mentapkan sebagai
pemenang tender. Setelah itu dilakukan perjanjian kontrak dengan suplier tersebut, meliputi :
1. Apabila ada bahan makanan yang tidak sesuai dengan spesifikasi bahan makanan yang sudah
ditentukan, suplier wajib mengganti saat itu juga sesuai dengan spesifikasi.
2. Pembayaran dilakukan seminggu sekali untuk bahan makanan segar dan sebulan sekali untuk
bahan makanan kering.
Analisis bahaya adalah evaluasi spesifik terhadap produk pangan dan bahan mentah,
ingredient serta bahan tambahan untuk menentukan risiko terhadap bahaya biologis, kimia
dan fisik . Ada 2 tahap dalam penetapan bahaya dan risiko yaitu analisis bahaya dan
penetapan kategori risiko bahaya. Sedangkan persiapan yang perlu dilakukan yaitu: (1)
menurut daftar bahan mentah dan ingredient yang digunakan dalam proses; (2)
mempersiapkan digram alir proses yang teliti untuk memproduksi suatu produk; (3)
keterangan /deskripsi produk mengenai: (a) kelompok konsumennya, (b) cara
mengkonsumsi, (c) cara penyimpanan, (d) cara pengolahan (Fardiaz, 1996).
4) Pemantauan CCP
Penetapan prosedur untuk memantau CCP dan batas kritis termasuk pengamatan,
pengukuran, dan pencatatan. Kegiatan pemantauan meliputi: (1) memeriksa apakah
prosedur pengolahan dan penanganan pada CCP dapat dikendalikan, (2) pengujian atau
pengamatan terjadwal terhadap efektifitas suatu proses untuk mengendalikan CCP dan
batas kritis, (3) pengamatan atau pengukuran batas kritis untuk menghasilkan data yang
teliti dan ditujukan untuk menjamin bahwa batas kritis yang ditetapkan dapat menjamin
keamanan produk.
Cara pemantauan meliputi: (1) pengamatan; (2) pengukuran atau analisis terhadap (a)
prose (waktu, suhu, ph, dll), (b) sanitasi, misalnya terhadap bahan mentah (uji kimia
terhadap toksin, bahan tambahan, kontaminan, dll; mikrobiologi terhadap koliform, E. coli,
Salmonela, dll) (Fardiaz, 1996).
5) Tindakan Koreksi terhadap Penyimpangan
Penetapan tindakan koreksi yang harus dilakukan jika terjadi penyimpangan terhadap
CCP dan batas kritis dari hasil pemantauan (Fardiaz, 1996).
BAB III
PENUTUP
DAFTAR PUSTAKA
https://www.scribd.com/document/269413055/Pembelian-bahan-makanan
https://www.scribd.com/document/334656195/Bon-Permintaan-Bahan-Makanan
http://aisyahratna09.blogspot.com/p/laporan-penyelenggaraan-makanan.html
https://www.scribd.com/doc/40015040/modul-4logistik
http://nikmahnurbaeti.blogspot.com/2017/04/standarisasi-mutu.html
http://elisa.ugm.ac.id/user/archive/download/30410/3e559b229f85b107677915f168fc9a09
https://edoc.site/makalah-mspm-rumah-sakit-pdf-free.html
Lampiran