Anda di halaman 1dari 2

Keutamaan Kerja Keras dalam Islam

Sumber: http://kisahimuslim.blogspot.co.id/2015/09/keutamaan-kerja-keras-dalam-islam.html

Kerja keras sangat banyak memiliki keutamaan dalam syariat agama Islam Bekerja keras sangat penting
untuk dilakukan oleh setiap muslim dan muslimah. Di antara alasan pentingnya bekerja keras adalah hal-
hal sebagai berikut. Menunjukkan telah mengoptimalkan potensi dirinya. Manusia telah dikaruniai akal,
rasa, dan karsa sehingga wajib menjaga harkat dan martabat dirinya. Seseorang dapat mengubah nasib
dirinya agar menjadi lebih baik. Dalam Al-Qur’an dijelaskan bahwa Allah tak akan mengubah nasib suatu
kaum hingga kaum itu sendiri yang mengubahnya. Menunjukkan sikap tanggung jawab dengan
memenuhi kebutuhan dirinya sendiri. Dapat hidup mandiri sehingga tidak menjadi beban orang lain.
Turut serta dalam memajukan lingkungan sekitar dan negara. Menunjukkan persiapan agar dapat
menggapai kesuksesan pada hari esok. Pekerja keras selalu melaksanakan perencanaan dan usaha keras
dalam hidupnya. Meskipun hasilnya tidak dapat dia petik langsung, tetap dapat dimanfaatkan untuk
generasi sesudahnya.

Bekerja keras adalah salah satu ajaran Islam yang wajib dibiasakan oleh umatnya. Islam menganjurkan
umatnya agar selalu bekerja keras untuk mencapai harapan dan cita-cita. Hal ini sebagaimana
ditegaskan dalam firman Allah Swt. yang berbunyi seperti berikut:

Artinya: Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu,
tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia . . . . (Q.S. al-Qasas [28]: 77)

Ayat 77 Surah al-Qasas secara tegas mengingatkan bahwa kita dilarang hanya mementingkan kehidupan
akhirat, dan melupakan kehidupan dunia. Islam mengajarkan agar manusia menjaga keseimbangan
antara urusan dunia dan urusan akhirat. Bekerja untuk dunia wajib seim- bang dengan beribadah untuk
akhirat. Khusus untuk meraih kesuksesan dalam kehidupan dunia, syaratnya wajib dilakukan dengan
usaha dan kerja keras.

Contoh Kerja Keras

Giat dalam belajar adalah contoh kerja keras. Bekerja keras telah dicontohkan oleh Rasulullah saw. dan
para sahabat. Rasulullah saw. bekerja keras dengan cara berdagang untuk membantu perekonomian
Abu Talib. Usman bin Affan bekerja keras hingga menjadi pengusaha yang sukses. Contoh lain dapat
ditemukan dalam sebuah hadis yang mengisahkan bahwa ada seorang sahabat yang ingin meninggalkan
urusan dunia agar lebih khusyuk beribadah. Sahabat itu berniat terus-menerus berpuasa dan beribadah
sepanjang hari. Mendengar khabar tersebut, Rasulullah bersabda bahwa orang-orang yang
meninggalkan dunia dan lebih mengedepankan urusan akhirat, bukan termasuk golongannya. Hadis lain
yang menunjukkan pentingnya bekerja keras, seperti diriwayatkan oleh Imam Baihaqi bahwa Rasulullah
pernah bersabda yang artinya ”Berbuatlah untuk duniamu seakan-akan engkau akan hidup selamanya
dan berbuatlah untuk akhiratmu seakan-akan engkau akan mati esok hari.” Dalam riwayat Imam Bukhari
dijelaskan bahwa Rasulullah juga pernah mengingatkan para sahabat agar tidak mencari jalan termudah
dalam bekerja, misalnya dengan cara meminta-minta. Orang yang saat di dunia memilih bekerja mencari
rezeki dengan cara meminta-minta, pada hari akhir akan dibalas dengan meminta-minta panasnya api
neraka. Alkisah, suatu waktu Nabi bertemu dengan seorang sahabat yang bernama Sa'ad al-Anshari.
Sahabat itu memperlihatkan tangannya yang melepuh karena kerja keras. Nabi bertanya, "mengapa
tanganmu hitam, kasar dan melepuh?" Sa'ad menjawab, "tangan ini kupergunakan untuk mencari
nafkah bagi keluargaku." Nabi yang mulia berkata, "ini tangan yang dicintai Allah," seraya mencium
tangan yang hitam, kasar dan melepuh itu. Bayangkanlah, Nabi Muhammad Saw. yang tangannya selalu
berebut untuk dicium oleh para sahabat, kini mencium tangan yang hitam, kasar dan melepuh. Agar
semangat kerja keras selalu ada dalam diri, maka hendaknya kita beranggapan akan hidup selamanya.
Contoh lain dari kerja keras dapat ditemukan dalam uraian berikut. Fahmi duduk di kelas X Sekolah
Menengah Atas di daerahnya. Sebagai seorang pelajar Fahmi selalu rajin belajar. Malam hari dia belajar
dan siang hari sepulang sekolah dia mengerjakan tugas yang diberikan guru. Sisa waktu yang dimilikinya
dipergunakan untuk membantu kedua orang tuanya yang berjualan dan belajar Al-Qur’an di masjid.
Tidak ada sedikit pun waktu yang dibiarkannya berlalu tanpa sesuatu yang bermanfaat.

Anda mungkin juga menyukai