Anda di halaman 1dari 7

Critical Review

IWAN TRIYUWONO (2000)


AKUNTANSI SYARI'AH: IMPLEMENTASI NILAI KEADILAN DALAM
FORMAT METAFORA AMANAH.

Reviewer: Hikmatul Aliyah


NIM. 31180870000005
1. Pengantar
Akuntansi Syariah merupakan sebuah istilah yang dikenal seiring dengan
berkembangnya ekonomi Syariah berbagai belahan dunia, selain dikenalnya istilah
ekonomi Syariah itu sendiri. Kata ‘Syariah’ sering digunakan untuk mendeskripsikan
suatu sistem yang berbasis pada Al Quran dan Hadis. Sehingga istilah akuntansi
Syariah sebagaimana tersebut diatas merujuk pada praktik akuntansi yang diwarnai
nilai islam. Secara sepintas, istilah ilmu ekonomi syariah menyiratkan adanya
perbedaan dengan ilmu ekonomi yang tidak Islam serta terdapat dikotomi antara
ekonomi umum/kovensioanl dengan ekonomi Islam, begitu pula Ilmu Akuntansi yang
merupakan ilmu turunannya (Murtadho, 2014).
Konsep syariah dalam akuntansi merupakan refleksi dari ajaran Islam yang
menyentuh seluruh aspek kehidupan manusia. Di Indonesia perkembangan akuntansi
syariah merupakan bagian dari dinamika perkembangan teori akuntansi sesuai dengan
kondisi sosial masyarakat indonesia yang sebagian besar adalah penduduk yang
beragama Islam (Apriyanti, 2017), meskipun konsep akuntansi Syariah belum
sepopuler konsep akuntansi konvesional.
Teori akuntansi konvensional merupaka teori yang dinyatakan secara verbal
maupun matematis. Supaya lebih bermanfaat, teori pemikiran akuntansi kemudian
dihubungkan dengan praktik akuntansi (Murtadho, 2014). Akantetapi, pemecahan
masalah dalam praktik akuntansi konvensional dilakukan melalui taktik cerdik untuk
masalah yang bersifat sederhana. Pemecahan masalah tersebut seringkali mengandung
kepentingan praktis dan jangka pendek, yang berasal dari pembuat standar. Contoh
yang seringkali muncul adalah adanya kecenderungan praktisi dan profesional yang
hanya menggunakan pengalaman praktiknya dalam pemecahan masalah praktik
akuntansi, dan merasa puas dengan pencapaian pengalaman praktik tersebut. Padahal
kemajuan profesi akuntansi tidak hanya ditentukan oleh faktor pengalaman praktik
saja, tetapi juga harus didukung dengan teori sebagai landasan dalam riset akuntansi.
(Apriyanti, 2017)
Sebaliknya pemecahan masalah dalam akuntansi syariah harus bebas dari
kepentingan, dan hanya ditujukan untuk tujuan yang benar sesuai dengan tujuan yang
ditetapkan dalam alquran, dan berorientasi jangka panjang, tidak hanya orientasi
jangka pendek saja. Dengan pendekatan teori yang benar, seharusnya orang dapat
melihat masalah yang muncul dengan perspektif yang lebih luas, tidak hanya sekedar
coba-coba atau trial and error.
Didzaman modern, faktor yang mendorong adanya kebutuhan akan akuntansi
syariah adalah munculnya lembaga keuangan islam, sistem perbankan syariah, adanya
skandal perusahaan skala internasional, dan juga munculnya kesadaran para akuntan
untuk bertindak jujur, adil dan tidak melanggar ketentuan syariah islam. Faktor pertama
merupakan faktor besar yang mendorong bangkitnya akuntansi syariah, adalah
perkembangan lembaga keuangan Islam yang begitu cepat. Cepatnya perkembangan
lembaga tersebut dibarengi dengan adanya tantangan yang dihadapi oleh sistem
keuangan islam, termasuk bagaimana perlakuan akuntansi terhadap lembaga keuangan
syariah. Tantangan yang dihadapi oleh ekonomi islam, khususnya lembaga keuangan
islam adalah pada aspek teoritis, operasional, dan implementasi (Apriyanti, 2017).
Kelebihan akuntansi syariah kini semakin diperhitungkan sebagai metode
untuk perhitungan dan analisa data akuntansi untuk laporan keuangan perusahaan dan
bisnis. Akuntansi syariah merupakan alternatif bagi perusahaan atau pebisnis yang
lebih menyukai metode-metode dengan dasar nilai-nilai Islam dibandingkan akuntansi
konvensional yang mengadaptasi dari sistem Barat. Secara umum akuntansi syariah
dapat diartikan sebagai identifikasi transaksi yang akan digunakan dalam pengambilan
keputusan para pengguna laporan keuangan yang dilakukan berdasarkan ketentuan-
ketentuan dari agama Islam.
Dalam mencari bentuknya, akuntansi syari’ah baik secara teoritis maupun
praktis menjadi sebuah wacana dalam diskusi yang menarik dan mendorong
pemahaman yang mendalam bahkan menimbulkan pemikiran yang berbeda-beda
dengan sudut pemikiran yang berbeda pula, baik yang berhubungan dengan aspek
ontologisnya, epistemologisnya, metodologis maupun aksiologisnya, Sebagai bidang
studi yang masih dianggap “baru”. Teori akuntansi merupakan bagian dari praktik
akuntansi. Pemahaman yang benar tentang teori akuntansi akan mendorong
perkembangan akuntansi menuju praktik akuntansi yang sehat. Secara konseptual,
praktik akuntansi syariah hadir sebagai solusi atas permasalahan transaksi
konvensional yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Islami (Apriyanti, 2017; Apriyanti,
2017).
Iwan Triyuwono merupakan salah satu peneliti yang aktif menulis penelitian di
bidang Administrasi Bisnis, Etika Bisnis, Ekonomi Islam, dan Akuntansi Islam.
Proyeknya di dominasi topik Akuntansi dan Agama (accounting and religion). Adapun
penelitian ini terinspirasi dari tulisan-tulisan Triyuwono (2000) (Triyuwono, 2000).
Mengingat banyaknya penelitian Triyuwono dalam bidang akuntansi Syariah, maka
penilitian ini hanya membahas penelitian yang berjudul: Akuntansi Syari'ah:
Implementasi Nilai Keadilan Dalam Format Metafora Amanah.
2. Judul
Tulisan Triyuwono ini berjudul Akuntansi Syari'ah: Implementasi Nilai Keadilan
Dalam Format Metafora Amanah. Secara umum judul penelitian ini dapat
menjelaskan seacara keseluruhan atas selurus isi penelitiannya. Dengan kata lain
terdapat kesesuaian antara judul dan isi dari peneilitiannya. Kata “Akuntansi Syariah”
menunjukan bahwa topik umum penelitianya adalah dalam disiplin ilmu akuntansi
Syariah. kalimat “Implementasi Nilai Keadilan Dalam Format Metafora Amanah.”
Menggambarkan spesifik isu yang diangkat dalam penelitian ini.
3. Abstrak
Secara umum abstrak tulisan yang disajikan merangkum mulai dari tujuan
penelitian hingga hasil. Iwan Triyuwono (2000) membeberikan informasi mendasar
bahwa penelitiannya bertujian menafsirkan sebuah kata yang terdapa tpada Surat Al-
Baqarah ayat 282 diatas, yaitu kata "adil" (atau benar). Upaya penafsiran ini dilakukan
dalam konteks organisasi dan akuntansi dengan tujuan untuk mencari bentuk akuntansi
yang didalamnya sarat dengan nilai-nilai keadilan (Triyuwono, 2000). Namun pada
ada beberapa kekuranga. Pertama abstrak tidak memberikan informasi mengena
metode yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian. Kedua, penyampaian hasil
kurang lengkap dalam memotret kesimpulan hasil penelitian seluruhnya.
4. Metode Penelitian
Penelitian yang dilakukan Triyuwono merupakan penelitian kualitatif dengan
paradigma kritis-posmodern. Penelitian dengan paradigma kritis-posmodem (critical-
postmodern paradigm) dilakukan berdasarkan asumsi-asumsi dan keyakinan dari teori
kritis (critical theory) dalam memandang realitas sosial. Paradigma Kritisme lahir
karena ketidakpuasan dari paradigma yang lahir. Paradigma kritis dikembangkan dari
konsepsi kritis terhadap berbagai pemikiran dan pandangan yang sebelumnya.
Paradigma kritis menggunakan bukti ketidakadilan sebagai awal telaah, dilanjutkan
dengan merombak struktur atau sistem ketidakadilan dan dilanjutkan dengan
membangun konstruksi baru yang menampilan sistem yang adil (Diamastuti, 2007).
Secara umum Triyuwono melakukan kritik terhadap akuntansi yang menganut
theory organisasi metafora mesin yang bertujuan untuk memaksimalkan laba
perusahaan yang menjadi kepentingan shareholder. Kenyataannya pemikiran ini telah
dibantah oleh Evan dan Freeman (1993) dalam mengajukan tesisnya tentang
stakeholder theory mengasumsikan organisasi sebagai organisme, dalam hal ini adalah
"orang" (person) yang mempunyai hak dan kewajiban. Teori organisasi yang
dihasilkan jelas berbeda dengan teori yang dikembangkan dengan menggunakan
metafora "mesin" sebagai benda mati. Bukan suatu hal yang aneh, bila stakeholder
theory bersifat lebih humanis dibanding dengan teori organisasi lainnya yang
berdasarkan metafora mesin.
5. Theory/Literature Review
Dalam Penelitiannya tinjauan teori yang disusun dengan teori-teori yang akan
dibantahnya. Namun sangat lemah menampilkan teori-teori yang mendungkung
kerangka berfikir untuk mendukung pendapat-pendapatnya. Salah satunya ketika
berusaha mengartikan kata ‘adil’ dalam Surat Al-Baqarah ayat 282, seharusnya
Triyuwono (2000) mengutip berbagai litertur fikih dan teori yang lebih memadai,
sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang lebih mapan mengenai hal tersebut.
6. Telaah Pemikiran Iwan Triyuwono
Tulisan Iwan Triyuwono (2000) yang berjudul Akuntansi Syari'ah:
Implementasi Nilai Keadilan Dalam Format Metafora Amanah sebagaimana telah
disebutan diatas, Pada dasarya ide dasar tulisan Triyuwono mencoba untuk
menafsirkan sebuah kata yang terdapa pada Surat Al-Baqarah ayat 282 diatas, yaitu
kata "adil" (atau benar). Upaya penafsiran ini dilakukan dalam konteks organisasi dan
akuntansi dengan tujuan untuk mencari bentuk akuntansi yang didalamnya sarat
dengan nilai-nilai keadilan (Triyuwono, 2000).
َ ‫يَا أَيُّهَا ا َّل ِذينَ آ َمنُوا إِذَا تَدَايَنت ُم بِ َدي ٍْن إِلَ ٰى أ َ َج ٍل ُّم‬
ٌ ِ‫س ًّمى َفا ْكتُبُوهُ ۚ َو ْليَ ْكت ُب بَّ ْينَ ُك ْم كَات‬
ۚ ‫ب بِا ْل َع ْد ِل‬
‫س‬ ْ ‫َّللاَ َربَّهُ َو ََل يَ ْب َخ‬َّ ‫ق‬ ِ َّ‫ق َو ْليَت‬ َ ‫َّللاُ ۚ فَ ْليَ ْكت ُْب َو ْليُ ْم ِل ِل الَّذِي‬
ُّ ‫علَ ْي ِه ا ْل َح‬ َ ‫ب أَن يَ ْكت َُب َك َما‬
َّ ُ‫علَّ َمه‬ َ ْ ‫َو ََل يَأ‬
ٌ ِ‫ب كَات‬
…… ۚ ‫ش ْيئ ًا‬ َ ُ‫ِم ْنه‬
“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah
tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu
menuliskannya. Dan hendaklah seorang penulis di antara kamu
menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan
menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, meka hendaklah ia
menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah
Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada
hutangnya….”
Hal tersebut sejalan dengan penjelasan Mauludi (2014) bahwa secara garis
besar pesan yang terkandung dalam surat al-Baqarah, ayat 282 adalah pertama, Prinsip
Pertanggungjawaban, implikasi dalam bisnis dan akuntansi adalah bahwa individu
yang terlibat dalam praktik bisnis harus selalu melakukan pertanggungjawaban apa
yang telah diamanatkan dan diperbuat kepada pihak-pihak yang terkait dan biasanya
dalam bentuk laporan akuntansi. Kedua, Prinsip Keadilan, kata keadilan dalam konteks
aplikasi akuntansi mengandung dua pengertian yang berkaitan dengan praktik moral,
yang merupakan faktor yang sangat dominan. Dan kata bersifat lebih fundamental (dan
tetap berpijak pada nilai-nilai etika/syariah dan moral). Terakhir prinsip kebenaran
Prinsip kebenaran ini sebenarnya tidak dapat dilepaskan dengan prinsip keadilan.
Kebenaran di dalam Al-Quran tidak diperbolehkan untuk dicampuradukkan dengan
kebathilan. AlQuran telah menggariskan, bahwa ukuran, alat atau instrument untuk
menetapkan kebenaran tidaklah didasarkan pada. Pencarian bentuk akuntansi yang
dapat memancarkan nilai keadilan adalah sangat penting, karena informasi akuntansi
mempunyai kekuatan (power) untuk mempengaruhi pemikiran, pengambilan
keputusan, dan tindakan yang dilakukan oleh seseorang.
Penelitian Triyuwono ini merupakan penolakan terhadap nilai akuntansi barat,
yaitu fungsionalis dan positivistik. Pencapaian laba maksimal menjadi tujuan akuntansi
organisasi yang dikonstruksi sedemikian rupa dengan menggunakan metafora (kiasan)
tertentu, yang disebut metafora mesin. Akuntansi dalam konteks Organisasi modem
dibangun, dikembangkan, dan dioperasikan berdasarkan metafora mesin. Sebagaimana
layaknya mesin, organisasi dapat dipersepsikan sebagai entitas yang didalamnya
terdapat jaringan-jaringan kerja dari beberapa departemen yang bersifat interdependen.
Maksimasi laba dan perilaku yang mekanistik menjadi suatu hal yang dominan dalam
organisasi, atau bahkan akhimya menjadi logosentrisme, yaitu sistem pola berpikir
yang mengklaim.
Triyuwono menentang konsep akuntansi dengan pendekatan organisasi
metafora mesin dan mengusulkan pendekatan Akuntansi Syariah dengan metafora
"Amanah". Secara Bahasa amanah adalah sesuatu yang dipercayakan kepada orang lain
untuk digunakan sebagaimana mestinya sesuai dengan keinginan yang
mengamanahkan. Ini artinya bahwa pihak yang mendapat amanah tidak memiliki hak
penguasaan (pemilikan) mutlak atas apa yang diamanahkan. Ia memiliki kewajiban
untuk memelihara amanah tersebut dengan baik dan memanfaatkannya sesuai dengan
yang dikehendaki oleh pemberi amanah.
Dalam metafora amanah ini ada tiga bagian penting yang harus diperhatikan,
yaitu: pemberi amanah, penerima amanah, dan amanah itu sendiri. Metafora amanah
merupakan refleksi keyakinan ajaran islam bahwa Tuhan menciptakan manusia sebagai
wakilnya di bumi (Khalifatullah fil Ardh),seperti difirmankan dalam AI-Qur'an surat
Al Baqarah ayat 30: “Ingatlah kecika Rabb-mu berfirman kepada para Malaikac:
"Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifahdi mukabumi" .
Amanah merupakan keniscayaan dalam tujuan penciptaan manusia, akantetapi
pendekatan konseps amanah dalam akuntansi tidak mengharuskan untuk
mengeliminasi konseps metafora mesin atau membenturkan keduanya. Amanah
merupakan fundamental dalam mebentuk prinsip dasar akuntansi Syariah, sementara
akuntansi dengan metafora mesin merupakan konsep praktis dalam akuntansi. Dari
keduanya tidak mesti mengalami dikotomi dalam disiplin ilmu akuntansi. Allah Ta’ala
menghendaki bahwa organisasi yang dikelola manusia harus dilakukan dengan cara-
cara yang adil. Namun Untuk mengetahui dengan tepat apa- yang 'dimaksud adil, maka
sepatutnya konsep amanah ditanamkan dalam organisasi, administrator dan
manajemen sebagai komponen-komponen penting dalam sebuah mesin organisasi
dalam membentuk serta menanamkan nilai amanah dalam pengelolaan akuntansi untuk
menciptakan keadilan dalam akuntansi.
Yang terpenting adalah memahamkan entitas akuntansi mengenai konsep harta
dan kepemilikan dalam ajaran Islam. Pada intinya konsep harta dalam Islam adalah
menyadari sepenuhnya bahwa pemilik hakiki dari segala sesuatu adalah Allah swt,
manusia yang berlaku sebagai khalifah, hanya merupakan pemilik sementara dari apa
yang dimilikinya. Oleh karena itu dalam segala tindakan ekonomi atau dalam usaha
memperoleh harta kekayaan, manusia harus melalui jalan yang diridhoi oleh syariat
baik dalam perolehan sumber, prosesnya ataupun pemanfaatan hasil kekayaan tersebut.
Karena pada intinnya segala sesuatu yang dimiliki oleh manusia akan dimintai
pertanggung jawabannya diakhirat kelah oleh Allah swt.
Kepemilikan di dalam Islam dibagi menjadi empat macam tipe yaitu: 1)
Kepemilikan umum (kolektif). Kepemilikan umum adalah kepemilikan secara kolektif
atau hak milik sosial. Hak kepemilikan seperti ini biasanya diperlukan untuk
kepemilikan social. 2) Kepemilikan khusus (individu). Setiap individu berhak
menikmati hak miliknya, menggunakan secara produktif, memindahkannya den
melindungi dari kesia-siaan. Tetapi haknya dibatasi, yaitu tidak menggunakan diluar
dari ketentuan syariat. Kepemilikan individu adalah izin syariat (Allah swt) kepada
individu untuk memanfaatkan barang dan jasa.Adapun jenis kepemilikan khusus,
yaitu:Kepemilikan pribadi, kepemilikan perserikatan, dan kepemilikan kelompok. 3)
Kepemilikan mutlak (absolut). Yaitu Allah swt sebagai pencipta segala sesuatu yang
ada di muka bumi ini. 4) Kepemilikan relative (sementara). Yaitu manusia sebagai
khalifah Allah swt di muka bumi yang diamanatkan untuk menggunakan dan
memanfaatkan segala yang telah dititipkan oleh sang maha pemilik segalanya
(Muthmainnah, 2016).
Selanjutnya dalam papernya Triyuwono mengajukan transformasi dari tujuan
akuntansi yang berorientasi pada laba bersih kepada akuntansi yang berorientasi
menggunakan metafora zakat. Triyuwono menegaskan bawa metafora zakat memiliki
beberapa makna. Pertama, ada transformasi dari pencapaian laba bersih (yang
maksimal) ke pencapaian zakat.. Kedua, karena yang menjadi tujuan adalah zakat,
maka segala bentuk operasi Akuntansi dalam Konteks Organisasi karena yang menjadi
tujuan adalah zakat, maka segala bentuk operasi perusahaan harus tunduk pada aturan
main (rules of game) yang ditecapkan dalam syariah. Ketiga, zakat mengandung
perpaduan karakter kemanusiaan yang seimbang antara karakter egoistik (egoistic,
selfish) dan altruistik/soslal.
Konsep business sesuai dengan mekanisme zakat dan sistem tanpa bunga yang
berlaku dalam ajaran Islam. Knsep Business income adalah nilai saat ini yang
dikembangkan menjadi dua bentuk nilai yaitu nilai masukan dan nilai keluaran, nilai
masukan menghasilkan laba disebut business profit. Sedangkan nilai keluaran
menghasilkan laba yang disebut realizable profit (Triyuwono, Metafora Zakat dan
Syariah Enterprise Theory Sebagai Knsep Dasar dalam Membentuk Syariah, 2001).
Pada dasarnya perumisan akuntansi Syariah yang dilakukan Triyuwono tetap
menanfaatkan prinsip konvesional yang ada, bukan membangun bentuknya sendiri. Hal
ini ditunjukan dengan kajian yang dilakukan triyuwono terhadap konsep laba baik
secara historical cost dan business income yang kemudian ditransformasi ke dalam
metafora zakat. Bahkan hal ini bertentagan dengan keinginannya untuk menemukan
bentuk akuntansi Islam yang terbebas dari nilai-nilai kapitalis dan barat. Padahal jika
kita merunut sejarah, sebenanya akuntansi Syariah telah memiliki bentuknya sendiri
baik secara teori maupun secara praktis.
Akuntansi syariah telah lahir sejak dulu. Akuntansi dalam Islam bukanlah seni
dan ilmu yang baru. Pada awal munculnya Islam akuntansi telah dikenal, salah satu
dengan adanya “Baitul mal” yang merupakan lembaga yang berfungsi sebagai
bendahara negara dan menjamin kesejahteraan sosial. Pengenalan akuntansi pada masa
itu adalah dikenalnya “kitabat al amwal “ atau pencatatan uang oleh masyarakat.
Akuntansi pada Pemerintahan Islam Pada zaman Rasulullah SAW, cikal bakal
akuntansi dimulai dari fungsi-fungsi pemerintahan untuk mencapai tujuannya dan
penunjukan orang-orang yang kompeten (Zaid, 2000). Pemerintahan Rasulullah SAW
memiliki 42 pejabat yang digaji, terspesialisasi dalam peran & tugas tersendiri
(Hawary, 1988). Perkembangan pemerintah Islam hingga Timur-Tengah, Afrika, dan
Asia di zaman Umar bin Khatab, telah meningkatkan penerimaan dan pengeluaran
negara. Para sahabat merekomendasikan perlunya pencatatan untuk
pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran negara. (Mauludi, 2014)
Akhirnya, Umar bin Khatab mendirikan lembaga yang bernama AdDiwan
(dawwana = tulisan). Penggunaan istilah akuntansi juga telah digunakan oleh peneliti
muslim jauh sebelum Luca pacioli mengenalkan double entry pada tahun 1949. Salah
satu manuskrip yang berisi tentang akuntansi dan sistem akuntansi yang digunakan di
negara islam adalah manuskrip yang berjudul “Risalah Falakiyah Kitab As Siyaqat”
yang dihasilkan oleh Abdullah bin Muhammad bin Kayah Al Mazindarani pada tahun
1363 M (Apriyanti, 2017).

7. Referensi
Apriyanti, H. W. (2017). Akuntansi Syariah: Sabuah Tinjauan Antara Teori dan
Praktik. Jurnal Akuntansi Indonesia, Volume. 6 No.2, hlm. 131-140.
Diamastuti, E. (2007). Paradigma Ilmu Pengetahuan Sebuah Telaah Kritis. Jurnal
Akuntansi Universitas Jember, hlm. 61-74.
Mauludi, A. A. (2014). Akuntansi Syariah: Pendekatan Normatif, Historis dan
Aplikatif. Jurnal Iqtishadia, Volume. 1 Nomer 1, Hlm. 60-75.
Murtadho, A. (2014). Arah Pengembangan Kajian Ekonomi Islam Berbasis Kesatuan
Ilmu Pengetahuan di IAIN walisongo. Jurnal Economica: JUrnal
Pemeliharaan dan Pemikiran Ekonomi ISlam, Volume. IV , hlm.21-36.
Muthmainnah. (2016). Konsep Harta dalam Pandangan Ekonomi Islam. Jurnal
Bilancia, Volume. 10, Nomor 1, hlm 135-155.
Triyuwono, I. (2000). Akuntansi Syariah: Implementasi Nilai Keadilan dalam Format
Metafora Amanah. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia, Volume. 4,
Nomor. 1 , 1-34.
Triyuwono, I. (2001). Metafora Zakat dan Syariah Enterprise Theory Sebagai Knsep
Dasar dalam Membentuk Syariah. Jurnal Akuntansi dan Auditing Indonesia,
Volume. 5, Nomor. 2, hlm. 131-145.

Anda mungkin juga menyukai