DEFINISI
A. Latar Belakang
Pelayanan dalam pemulangan pasien merupakan pelayanan penting diantara pelayanan
lain di rumah sakit yang wajib diberikan secara optimal guna meningkatkan pelayanan
yang memuaskan pasien. Pemulangan pasien terkadang menjadi permasalahan yang
menjadikan keinginan pasien berlawanan dengan perintah atau advis dokter yang
merawat. Ketidakefektifan komunikasi atau komunikasi yang kurang dan panduan yang
belum lengkap atau benar membuat pelayanan pemulangan pasien mendapat kendala
atau masalah.
Supaya perencanaan pemulangan pasien berhasil dengan baik, kepulangan pasien
tidak mengalami hambatan dan keadaan pasien secara terus-menerus terpantau,
sehingga pasien telah berhasil mendapatkan perawatan yang di harapkan serta untuk
mencapai tingkat kesehatan yang lebih baik sebelum pasien mendapatkan ijin pulang atau
pelayanan kepulangan maka perlu dibuat panduan pemulangan pasien sebagai acuan
untuk petugas rawat inap dalam melakukan pelayanan kepulangan pasien. Selain itu
supaya pasien mendapatkan kejelasan mengenai kapan pasien mendapatkan kepastian
waktu pulang yang sesuai dengan kondisi dan kebutuhan pasien serta keinginan atau hak
pasien atas hak pulang.
Rumah Sakit Prof. Dr. Tabrani memiliki komitmen tinggi dalam mewujudkan
kepuasan dalam pelayanan pasien. Hal ini dituangkan dalam panduan pemulangan pasien
yang dibuat sebagai acuan staf Rumah Sakit dalam mengelola kepulangan atau
pemulangan pasien.
B. Pengertian
Pemulangan merupakan proses perencanaan sistematik yang dipersiapkan bagi pasien
untuk meninggalkan instansi perawatan (rumah sakit) dan untuk mempertahankan
kontinuitas perawatan. Dalam pelaksanaan proses perencanaan sistematik tersebut
perawat memiliki peranan penting. (http://www.rsob-online.net/informasi/pengertian-
umum Potter & perry proses penerimaan dan pemulangan pasien,2005).
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk menertibkan kepulangan pasien dengan waktu yang tepat dan disesuaikan
dengan keadaan pasien sekaligus keinginan pasien ataupun yang disebut hak pasien .
2. Tujuan khusus
a) Bahwa supaya pasien paham tentang waktu dan keadaan yang seperti apa pasien
mendapatkan ijin pulang .
b) Bahwa supaya tidak terjadi persepsi pada pasien dipersulit pulang
1
c) Bahwa supaya petugas dapat melayani pelayanan kepulangan pasien secara benar.
d) Bahwa supaya pelayanan dalam pemulangan pasien dapat dilakukan sesuai
dengan macam-macam dari pemulangan pasien sendiri yang pada macamnya
memuat langkah-langkah yang berbeda sesuai dengan prosedur yang benar oleh
petugas.
D. Sasaran
Semua pasien di Rumah Sakit Prof. Dr. Tabrani dan petugas jaga .
BAB II
RUANG LINGKUP
3
mendapatkan kamar atau penuh, petugas tetap harus menjelaskan terlebih dahulu
kepada pasien atau keluarga. Apabila keluarga tetap menginginkan berangkat kerumah
sakit yang diinginkan saat itu juga sekalipun sudah mengetahui bahwa penuh, kita
lakukan prosedur APS kepada pasien. Pasien yang melakukan APS kerumah sakit lain,
tidak diperbolehkan menggunakan jasa transportasi rumah sakit ( ambulans ), agar
puhak rumah sakit tidak dituntut untuk bertanggungjawab apabila pasien mengalami
hal-hal yang tidak diinginkan saat dijalan. Karena status kepulangan pasien ersebut
APS atau tanpa persetujuan dari dokter di rumah sakit. Pasien harus menggunakan
kendaraan sendiri tau pribadi.
3. Pasien meninggal
Pemulangan pasien meninggal yaitu pemulangan pasien dengan keadaan
pasien yang tidak lagi bernyawa atau telah meninggal. Pemulangan pasien meninggal
ini dilakukan karena pasien telah meninggal di rumah sakit karena keadaan pasien
yang tidak dapat lagi diselamatkan oleh petugas tim rumah sakit. Pemulangan pasien
meninggal dapat dilakukan setelah pasien benar-benar dinyatakan telah meninggal
oleh petugas yang disertai dengan bukti hasil dari pemeriksaan medis,misal hasil EKG
yang telah flat atau menunjukan bahwa pasien telah meninggal. Atau bisa juga atas
dasar pengkajian yang dilakukan oleh petugas,misal pasien telah henti nafas,tidak lagi
teraba nadi karotis,henti jantung dan adanya dtanda-tanda kematian klinis,yaitu batang
otak telah membiru, pupil membesar,dll. Setelah adanya pengkajian tersebut dan
petugas atau dokter telah menyatakan bahwa pasien meninggal, dan petugas telah
menuliskan surat kematian,maka pasien sudah jelas dinyatakan meninggal dan dapat
dilakukan pelayanan pemulangan pasien yang meninggal. Pada pasien yang telah
dinyatakan meninggal pemulanganya harus menunggu terlebih dahulu minimal 2 jam
setelah pasien tersebut dinyatakan meninggal. Pasien harus ditempatkan dimana tidak
berada dengan pasien lain,untuk menghindari kontak langsung dengan pasien lain atau
membuat ketakutan atau mengganggu pasien lain. Pasien yang telah meninggal untuk
menunggu waktu 2 jam sebelum dapat dibawa pulang, dapat ditempatkan di kamar
jenazah. Apabila saat itu dikamar jenazah sedang ada jenazah lain dan sementara
kapasitas kamar jenazah hanya 1 jenazah,maka dapat ditempatkan diruang lain
walupun itu bukan ruang jenazah,asalkan ruang tersendiri dimana ruang tersebut tidak
berada disatu ruang dengan pasien lain. Saat pasien meninggal harus menunggu waktu
2 jam sesuai prosedur, setelah surat kematian sudah dibuat oleh petugas,petugas juga
harus membuatkan surat rincian biaya yang harus diselesaikan terlebih dahulu oleh
keluarga. Surat kematian diberikan kepada keluarga pasien jika keluarga pasien telah
menyelesaikan biaya rumah sakit. Pasien yang meninggal dapat diantar kepulanganya
setelah 2 jam terlebih dahulu di rumah sakit dan dapat diantar kepulanganya dengan
ambulans rumah sakit serta diantar oleh petugas rumah sakit. Bisa juga bagi keluarga
4
yang menghendaki dengan kendaraan sendiri, keluarga dapat membawanya dengan
kendaraan pribadi tetapi petugas tidak perlu mengantarnya. Apabila keluarga tidak
mau menunggu dahulu 2 jam sebelum diperbolehkan untuk dipulangkan, petugas tetap
terlebih dahulu memotivasi keluarga dan menjelaskan kepada keluarga mengapa harus
menunggu 2 jam sesuai prosedur rumah sakit. Apabila keluarga tetap menolak setelah
dijelaskan, petugas tetap tidak diperbolehkan melarangnya,tetapi keluarga dari pasien
meninggal harus tanda tangan terlebih dahulu dengan materai pada lembar penolakan
atau pernyataan yang menyatakan bahwa keluarga tidak mau menunggu 2 jam sesuai
prosedur walaupun sudah dijelaskan dan petugas sudah memotivasi. Apabila nanti
terdapat hal-hal yang tidak diinginkan,maka hal tersebut sudah bukan menjadi
tanggungjawab petugas ataupun rumah sakit,melainkan tanggungjawab keluarga.
Apabila keluarga pasien sudah menyelesaikan biaya administrasi rumah sakit , selain
surat kematian yang diberikan keluarga, petugas harus memberikan semua hasil
pemeriksaan penunjang seperti hasil laboratorium ataupun rontgen.
BAB III
TATA LAKSANA
5
persetujuan dokter spesialis. Merujuk atau mPemulangkan pasien berdasarkan atas status
kesehatan dan kebutuhan pelayanan selanjutnya. Apabila diperlukan,perencanaan untuk
merujuk dan memulagkan pasien dapat diproses lebih awal dan apabila perlu mengikut
sertakan keluarga.
A. Ada ketentuan atau kriteria bagi pasien yang siap untuk dipulangkan antara lain.
1. Pasien dirujuk dan dipulangkan berdasarkankan kebutuhannya.
2. Harus berdasarkan status kesehatan pasien dan kebutuhan akan kelanjutan pelayanan
dimana pasien dinyatakan sembuh atau membaik.
3. Perkembangan keadaan pasien yang lebih baik dari pertama kali masuk yang
ditentukan dokter spesialis
4. Terselesainya atau berkurangnya , masalah-masalah yang dialami pasien
5. Kemungkinan bisa dilakukan rawat jalan yang diputuskan dokter spesialis.
6. Dapat melibatkan keluarga dalam rencana kepulangan pasien agar dapat disesuaikan
kebutuhanya saat nanti perawatan dirumah
7. Kebijakan rumah sakit yang mengatur proses pasien yang diperbolehkan
meninggalkan rumah sakit,sedangkan dalam proses rencana pengobatan dengan izin
yang disetujui untuk waktu tertentu.
B. Prosedur Pemulangan Pasien
1. Prosedur Pasien BLPL ( Boleh Pulang )
Pasien BLPL yaitu pasien yang diperbolehkan pulang oleh dokter yang merawat atau
dokter spesialis dan dibuktikan dengan bukti tertulis pada lembar dokter tentang advis
yang menyatakan bahwa pasien tersebut BLPL atau boleh pulang disertai dengan
tanda tangan pada lembar tersebut.. Dengan pertimbangan yang sudah dinyatakan oleh
dokter spesialis atau melihat keadaan pasien yang memang sudah dapat dilakukan
rawat jalan atau perawatan dirumah yang nantinya dipantau keadaanya secara
berlanjut dengan kontrol atau kembali periksa kepada dokter spesialis atau dokter yang
merawat tersebut sesuai dengan jadwal yang direncanakan oleh dokter spesialis
tersebut.
6
spesialis memperbolehkan atau acc BLPL,yang kemudian didokumentasikan oleh
dokter jaga di lembar perjalanan dokter dengan menyertakan tanda tangan dan
nama terang dokter jaga tersebut. Maka ini dapat disebut pemulangan pasien
BLPL.
c) Petugas jaga ( perawat ) mengusulkan kepada dokter spesialis setelah mengkaji
keadaan pasien sesuai kompetensi keperawatan,misalkan keadaan umum,tanda-
tanda vital,hasil pemeriksaan penunjang,dan keadaan luka ( misal ada ) membaik
dan diperkirakan pasien dapat dilakukan rawat jalan,kemudian petugas melaporkan
kepada dokter spesialis dan dokter spesialis memperbolehkan atau acc,maka pasien
tersebut dapat dinyatakan BLPL. Petugas jaga harus mendokumentasikan pada
lembar perjalanan penyakit ( lembar dokter ) disertai nama terang dan tanda tangan
dan juga isi dari pendokumentasian harus sesuai apa yang dilaporkan dan jawaban
atau advis dari dokter spesialis secara lengkap. Bisa juga pada kasus atau kejadian
pasien yang mengalami waktu paket ( biasanya pasien operasi ) dan paket tersebut
habis. Dalam kasus ini,perawat ataupun dokter jaga dapat mengusulkan kepada
dokter spesialis dengan melaporkan bahwa pasien tersebut sudah habis paket dan
diusulkan BLPL,disertai dengan keadaan pasien dan luka operasi baik. Apabila
dokter spesialis acc atau memperbolehkan pulang,maka pasien ini disebut pasien
BLPL.
d) Pasien sendiri menginginkan pulang sebelum dokter jaga atau petugas ( perawat )
mengusulkan pulang dan dokter spesialis memperbolehkan pulang, dengan
pernyataan pasien yang sudah merasa membaik atau lebih baik keadaanya
kemudian pasien tersebut meminta langsung kepada dokter spesialis untuk pulang
dan dokter spesialis mengijinkan ( acc pulang )maka pasien tersebut dapat
dikategorikan sebagai pasien BLPL. Bisa juga keinginan dari pasien tersebut yang
disampaikan kepada petugas ( perawat ) ataupun dokter jaga,yang kemudian
dokter jaga atau petugas (perawat ) harus mengkonfirmasi dahulu kepada dokter
spesialis, tentang keinginan pasien untuk pulang. Terlebih dahulu saat pasien
tersebut minta pulang ,jika tidak langsung menyampaikan kepada dokter
spesialis,kita petugas jaga ( perawat ) ataupun dokter jaga harus memotivasi pasien
untuk tetap dirawat dahulu sebelum dokter spesialisnya sendiri yang memutuskan.
Atau paling tidak petugas jaga ( perawat ) atau dokter jaga memotivasi supaya
pasien menunggu sampai nanti ketemu dahulu dengan dokter spesialis saat visit.
Jika pasien tersebut menolak dan tetap menginginkan pulang saat itu juga,maka
petugas jaga ( perawat ) atau dokter jaga harus mengkonsulkan hal tersebut kepada
dokter spesialis, baik via telepon ataupun via sms. Jika dokter spesialis acc pulang
atau mengijinkan pulang,maka pasien tersebut dapat BLPL Jika pasien tersebut
menerima motivasi petugas jaga dan bersedia menunggu dokter spesialis
memeriksa atau visit,baik perawat ataupun dokter jaga,pada saat perawat atau
7
dokter jaga mendampingi dokter spesialis visit harus menyampaikan kepada dokter
spesialis. Pada saat pasien dirawat pasien boleh mengajukan izin cuti untuk
meninggalkan rumah sakit dengan ketentuan yaaitu keadaan umum pasien stabil,
pasien harus bersedia mengisi form izin keluar rumah sakit dan pasien harus
mempunyai kesepakatan menetapkan jam kembali ke rumah sakit.
Alur dan tahapan pemulangan pasien BLPL
a) Adanya laporan tertulis di lembar perjalanan dokter bahwa pasien yang
bersangkutan dinyatakan BLPL, baik dituliskan langsung oleh dokter
spesialis,dari dokter umum atas persetujuan dokter spesialis,ataupun petugas
jaga ( perawat ) atas persetujuan dokter spesialis.
b) Adanya surat keterangan BLPL ( surpul ) atau surat pulang yang dituliskan
langsung oleh dokter spesialis,oleh dokter umum dengan persetujuan dari
dokter spesialis,ataupun petugas jaga ( perawat ) atas persetujuan dokter
spesialis. Surat pulang harus dibuatkan untuk pasien yang telah dinyatakan
BLPL, guna menunjukan keterangan sebagai laporan pasien tersebut telah
dinyatakan BLPL. Surat pulang berisi keterangan indentitas pasien tersebut
yang berisi ( nama, umur, jenis kelamin, no RM, dan alamat ), keterangan
bahwa pasien tersebut pulang dalam keadaan yang seperti bagaimana
( perbaikan,sembuh,APS,dirujuk ), diagnosis pulang, terapi yang diberikan,
keterangan kembali kontrol meliputi ( poli apa, hari, tanggal, jam ),tanggal
diberikan atau dibuat surat pulang dan nama dokter spesialis yang merawat
atau dokter jaga yang membuat surat pulang tersebut, atau bisa juga petugas
jaga ( perawat ) dengan keterangan nama dokter spesialis. Surat pulang dibuat
begitu saat pasien telah dinyatakan BLPL. Dokter spesialis,dokter jaga atau
perawat yang bertugas membuatkan surat pulang harus menyertakan resep
yang ditulis pada lembar resep. Untuk pasien umum dapat ditulikan pada
lembar buram dan untuk pasien jaminan dituliskan pada lembar hvs. Lembar
resep dituliskan setelah petugas membuatkan surat pulang. Bagi pasien yang
obatnya sudah diberikan selama perawatan dan itu dilanjutkan, tetap harus
dibuatkan surat resep dan diberikan keterangan “det” supaya petugas farmasi
tidak lagi memberikan obat pulang.
c) Adanya perincian biaya yang dibuatkan oleh petugas yang memuat jumlah
seluruh biaya perawatan selama pasien tersebut dirawat,bagi yang
pembiayaanya menggunakan biaya sendiri atau umum. Perincian tersebut
harus dicap keterangan biaya sendiri atau umum. Dan bagi pasien yang
menggunakan jenis pembiayaan dengan jaminan, perincian biaya tidak perlu
diberikan kepda pasien,hanya surat pulang dan resep yang diberikan.
Perincian biaya jamninan tetap harus dibuatkan kepada petugas, tetapi
8
petugas rawat inap yang harus memberikanya kepada kasir. Pasien jaminan
tidak perlu mengetahui jumlah biaya perawatan.
d) Petugas memberikan surat pulang serta resep dan perincian biaya kepada
pasien atau keluarga, bagi pasien dengan pembiayaan sendiri atau umum, dan
menganjurkan pasien atau keluarga untuk kekasir dan farmasi guna
menyelesaikan administrasi. Bagi pasien yang dengan pembiayaan jaminan,
petugas rawat inap cukup memberikan surat pulang dan resep. Kemudian
petugas memberitahukan kepada pasien atau keluarga yang sudah
menyelesaikan administrasi dan telah diberikan obat ( misal ada obat pulang )
untuk kembali lagi ke ruang perawat atau konter perawat guna menunjukan
bebas administrasi yang telah diselesaikan oleh pasien atau keluarga . Bagi
pasien umum atau pembiayaan mandiri, telah diberikan cap bebas kasir . bagi
yang pembiayaan dengan jaminan telah diberikan ceklis persyaratan jaminan
( sesuai jenis jaminan ) yang telah diferifikasi petugas kasir ( cap kasir bahwa
syarat jaminan lengkap ) .
e) Pemberian hasil pemeriksaan penunjang kepada pasien atau keluarga
meliputi ( hasil RO,hasil laborat dan lainya tanpa terkecuali,dengan
menyerahkan lembar asli dan meninggalkan lembar salinan pada status
pasien. Bagi pasien dengan biaya umum ataupun jaminan semua hasil
diberikan kepada keluarga atau pasien dan menganjurkan pasien atau keluarga
membawanya kembali saat kembali kontrol .
f) Perawat mengecek kembali obat yang telah diambil oleh pasien atau
keluarga dan menjelaskan ulang kepada pasien atau keluarga mengenai
cara,dosis dan aturan pemakaian.
g) Perawat menjelaskan kembali kepada pasien atau keluarga mengenai surat
pulang yang telah diberikan kepada pasien atau keluarga
h) Perawat melakukan discharge planning kepada psasien atau kelurga yang
dilakukan bersamaan saat pasien atau keluarga kembali lagi setelah
menyelesaikan administrasi. Dapat dilakukan di konter perawat oleh pasienya
langsung atau keluarga, dapat juga dilakukan didepan ruang perawat,
dilakukan langsung didepan pasien bersama dengan keluarga. Instruksi yang
diberikan kepada pasien berupa kapan waktu pasien harus kembali
kontrol,kapan harus kembali dengan keadaan-keadaan tertentu tanpa harus
menunggu waktu kontrol,perawatan selama dirumah terkait dengan penyakit
atau keadaan pasien, pemakaian obat-obatan yang telah diberikan sesuai
aturan yang diberikan dokter penanggungjawab,hal-hal apa saja yang
diperbolehkan untuk pasien baik dalam makanan,ataupun aktifitas. Penjelasan
ini dilakukan dengan cara kominkasi yang baik agar mudah dimengerti oleh
pasien dan keluarga. Pemberian instruksi tersebut dapat diberikan tidak hanya
9
dengan pasien,tetapi dapat melibatkan keluarga agar dapat berperan dalam
melakukan perawatan selama dirumah.
i) Pengisian lembar discharge planning oleh petugas yang ditandatangani oleh
petugas dan pasien atau keluarga setelah petugas menjelaskan dengan lengkap
kepada pasien atau keluarga.
j) Pasien atau keluarga yang menolak diberikan discharge planning dilakukan
tindak lanjut yaitu pasien harus menandatangani lembar yang berisi
penolakan tindakan discharge planning.
k) Petugas menyiapkan pasien pulang
Petugas melepas semua peralatan medis yang terpasang pada pasien, misal
O2,infuse,kateter,ngt,ataupun yang lainya yang telah terpasang pada pasien.
Kecuali,pasien yang memang harus membawa peralatan medis atas anjuran
dokter spesialis karena kasus-kasus tertentu.
l) Pasien yang sudah siap dalam kondisi pulang,jika memang pasien
menggunakan kendaraan sendiri atau pribadi dan sudah siap pulang,petugas
mengantarkan pasien sampai didepan kendaraan pasien dengan alat transfer
yang sesuai dengan kondisi pasien. Misal korsi roda jika pasien mampu
duduk,brangkar jika pasien tidak mampu dengan kursi.
m) Apabila pasien menginginkan dengan ambulans rumah sakit, jika ambulans
dan petugas sudah siap,dan keluarga telah menunjukan bebas administrasi
ambulans, petugas mengantarkan sampai dengan ambulans dengan alat
transfer yang sesuai dengan pasien.
10
dilakukan begitu saat pasien dinyatakan pulang agar menghindari status
yang diambil oleh petugas RM.
2. Prosedur Pemulangan Pasien Pulang Paksa atau Atas Permintaan Pasien (APS)
Pasien pulang paksa atau atas permintaan pasien ( APS ) yaitu
pemulangan pasien yang dilakukan karena permintaan pasien atau keluarga
pasien walaupun tidak adanya persetujuan dari pihak dokter yang merawat
( dokter spesialis ). Pemulangan pasien ini dilakukan dengan pertimbangan atas
hak pasien yang tidak boleh dihalangi oleh siappun. Baik dari pihak RS
ataupun dokter spesialis. Karena pasien mempunyai hak memutuskan sendiri
apakah mau dirawat atau tidak,sampai kapan dirawat, dan dimana dirawat.
Pasien APS mempunyai kriteria sebagai berikut :
a) Pasien memaksa untuk tetap pulang sesuai keinginan pasien yang memang
menjadi hak pasien
b) Pasien tetap memaksa pulang dengan penjelasan sebab-akibat yang
kemungkinan terjadi
c) Bersedia mengisi lembar APS yang harus ditandatangani dengan materai
Pemulangan pasien pulang paksa atau atas permintaan pasien ini dibagi dalam 2
kategori,yaitu :
a) APS pulang ( kerumah )
Pemulangan pasien APS pulang ( kerumah ) yaitu pemulangan pasien atas
dasar permintaan pasien atau keinginan pasien untuk pulang dengan
pertimbangan dari pasien itu sendiri walaupun tanpa persetujuan dokter
spesialis. Pasien mendapatkan ijin pulang dengan melengkapi surat pernyataan
APS yang harus diisi langsung oleh pasien atau keluarga ataupun yang
bertanggungjawab atas pasien tersebut. Pasien dengan APS ( ke rumah )
dengan keadaan apapun harus dilepas semua peralatan medis yang terpasang
walaupun keadaan dari pasien tersebut tidak memungkinkan untuk dilepas atau
masih membutuhkan. Pasien yang pulang dengan APS harus terbebas dari
peralatan apapun yang dipasang atau diberikan dirumah sakit. Pada pasien
APS,pemulangan pasien ini tanpa harus dilakukan pendampingan oleh tenaga
medis,misal perawat,karena pada pasien APS sudah bukan menjadi
tanggungjawab dari rumah sakit apabila terjadi hal-hal diluar harapan dan
keinginan pasien ataupun keluarga saat nanti diperjalanan ataupun saat nanti
pasien sudah sampai dirumah.
b) APS ke rumah sakit lain
Pemulangan pasien APS ( ke rumah sakit lain ) yaitu pemulangan pasien atas
dasar permintaan dari pasien sendiri atau keluarga pasien ataupun yang
bertanggungjawab untuk pulang dan keluar dari rumah sakit yang bersangkutan
terlebih dahulu dan kemudian pindah kerumah sakit lain sesuai yang
dikehendaki. APS pulang kerumah sakit lain ini berbeda dengan APS untuk
11
minta dirujuk atau dipindah kerumah sakit lain. Pada APS pulang kerumah
sakit lain ini,pasien atau keluarga pasien jelas menginginkan untuk pulang atau
keluar terlebih dahulu dari rumah sakit yang bersangkutan dan menghendaki
untuk pindah kerumah sakit lain secara sendiri ( mandiri ). Pemulangan pasien
APS pada dasarnya harus dilepas semua peralatan medis yang terpasang dari
rumah sakit. Pihak rumah sakit,baik petugas tidak mempunyai tanggungjawab
lagi untuk pasien tersebut.
Pada pasien APS ( kerumah sakit lain ) inipun harus dilepas semua peralatan
medis yang terpasang dari rumah sakit, dalam keadaan apapun pasien tersebut
saat itu. Pada pasien APS kerumah sakit lain, pihak rumah sakit sebelumnya
tetap harus membantu terlebih dahulu untuk mencarikan tempat di rumah sakit
yang diinginkan kepada pasien. Apabila saat petugas mendapatkan tempat saat
membantu mencarikan kamar, kita pihak rumah sakit sebelumnya harus tetap
berkomunikasi kepada pihak rumah sakit yang diinginkan dan tetap melakukan
operan via telepon mengenai laporan teantang keadaan pasien dan memesankan
ruang untuk pasien tersebut dengan memberitahukan kepada petugas rumah
sakit yang dituju bahwa pasien tersebut akan APS dari rumah sakit dan
menginginkan kerumah sakit tersebut sendiri. Apabila saat kita membantu
mencarikan ruang di rumah sakit yang diingnkan pasien tetapi tidak
mendapatkan kamar atau penuh, petugas tetap harus menjelaskan terlebih
dahulu kepada pasien atau keluarga. Apabila keluarga tetap menginginkan
berangkat kerumah sakit yang diinginkan saat itu juga sekalipun sudah
mengetahui bahwa penuh, kita lakukan prosedur APS kepada pasien. Pasien
yang melakukan APS kerumah sakit lain, tidak diperbolehkan menggunakan
jasa transportasi rumah sakit ( ambulans ), agar puhak rumah sakit tidak
dituntut untuk bertanggungjawab apabila pasien mengalami hal-hal yang tidak
diinginkan saat dijalan. Karena status kepulangan pasien ersebut APS atau
tanpa persetujuan dari dokter di rumah sakit. Pasien harus menggunakan
kendaraan sendiri tau pribadi.
Alur dan tahapan pemulangan pasien APS ( pulang kerumah / kerumah sakit lain
) antara lain :
a) Adanya lembar APS yang telah diisi dan ditandatangani oleh pasien atau
keluarga dengan materai. Lembar tersebut diisi setelah petugas memotivasi
pasien dan keluarga dan menjelaskan kemungkinan-kemungkinan terjadi
apabila pasien APS.
b) Sudah adanya laporan dari petugas atau dokter jaga kepada dokter spesialis
mengenai keinginan pasien APS
12
c) Sudah adanya surat pulang yang dibuatkan langsung oleh dokter spesialis
ataupun dokter jaga dan perawat yang pada saat tersebut bersangkutan. Pasien
APS tetap dibuatkan surat pulang dan resep obat sesuai advis dokter spesialis.
d) Sudah adanya perincian biaya yang dibuatkan oleh petugas sesuai dengan jenis
pembiayaanya dengan cap yang dicap pada lembar perincian
e) Petugas memberikan surat pulang dan resep serta perincian biaya kepada
pasien atau keluarga ( bagi pasien dengan pembiayaan umum ) dan surat
pulang serta resep saja ( bagi pasien dengan pembiayaan dengan jaminan ) dan
menganjurkan pasien atau keluarga kekasir dan farmasi untuk penyelesaian
administrasi dan pengambilan obat. Menganjurkan pasien atau keluarga setelah
penyelesaian administrasi dikasir harus kembali lagi ke ruang perawat atau
konter perawat guna pengambilan hasil pemeriksaan pennjang dan petugas
melakukan discharge planning
f) Petugas memberikan hasil pemeriksaan penunjang pasien serta menjelaskan
kembali atau melakukan discharge planning kepada pasien langsung atau
keluarga atau bisa juga langsung kepada pasien dan keluargnya. Dapat
dilakukan didepan konter atau didepan pasien atau ruang pasien. Saat
melakukan discharge planning petugas harus mengisi lembar discharge
planning dengan tanda tangan petugas dan keluarga atau pasienya langsung.
g) Petugas mempersiapkan pasien dalam kondisi pulang, yaitu melepas semua
alat-alat medis yang terpasang pada pasien dan petugas melepas gelang paien
dan membuangnya pada tempat sampah medis. Pasien APS harus dilepas
semua peralatan medis yang terpasang, tanpa terkecuali. Petugas mengantarkan
pasien sampai didepan kendaraan yang digunakan pasien untuk pulang dengan
alat transfer yang sesuai dengan kemampuan dari pasien,misal kursi roda atau
brangkar.
h) Pasien APS, baik kerumah maupun kerumah sakit lain, pasien tidak dapat
menggunakan layanan ambulans karena untuk menghindari kejadian yang
tidak diinginkan saat pasien dalam perjalanan. Saat pasien menggunakan
ambulans,maka apapun yang terjadi saat pasien didalam ambulans rumah sakit,
rumah sakit akan ikut bertanggungjawab.
13
resume pasien APS dan BLPL dari keterangan status pulang ( atas
ijin,melarikan diri, dirujuk, meninggal )
c) Pelengkapan dari status pasien tersebut dilakukan 1x24 jam setelah pasien
tersebut dinyatakan pulang. Sebaiknya pengisianya harus dilakukan begitu saat
pasien dinyatakan pulang agar menghindari status yang diambil oleh petugas
RM.
C. Discharge Planning
15
Discharge planning atau rencana pemulangan pasien adalah merupakan suatu
proses pembelajaran yang melibatkan pasien dan keluarga dirumah untuk
meningkatkan pemahaman pasien dalam mempercepat penyembuhan dan perawatan
dirumah serta menghindari komplikasi dengan pembatasan aktifitas dan memberikan
lingkungan yang aman bagi klien dirumah, keteraturan dalam pemakaian obat pulang,
aturan makan atau diit pasien terkait dengan penyakit pasien tersebut, waktu kontrol
meliputi ( hari,tanggal,waktu, dan anjuran untuk konfirmasi ulang terlebih dahulu
sebelum waktu kontrol, untuk menghindari perubahan jadwal yang tidak
diperkirakan ),keadaan mendesak dimana pasien harus segera dbawa kembali ke
rumah sakit tanpa menunggu waktu kontrol sesuai yang telah ditetapkan. Dilaksanakan
dengan memberikan kejelasan yang jelas kepada pasien atau keluarga tentang tujuan
diatas dan dijelaskan dengan cara komunikasi yang mudah diterima,bisa dilakukan
baik oleh dokter spesialis langsung,dokter umum ataupun petugas jaga . Proses
discharge planning harus dilakukan secara komprehensif dan melibatkan multidisiplin,
mencakup semua pemberi layanan kesehatan yang terlibat dalam memberi layanan
kesehatan kepada pasien. Discharge planning pada pasien pulang dilakukan oleh
petugas jaga pada saat itu,dilakukan antara petugas dengan keluarga pasien ataupun
antara petugas dengan pasienya langsung. Dilakukan saat keluarga ataupun pasienya
sendiri menyerahkan surat bebas administrasi yang telah dicap oleh kasir kepada
petugas dan pada saat keluarga atau pasien membawa obat-obat pulang yang sudah
diambil di farmasi. Discharge planning yang telah dilakukan oleh petugas, harus
dibuktikan dengan lembar discharge planning yang ditandatangani oleh petugas jaga
dan pasien atau keluarga yang mewakili sebagai bukti tertulis bahwa petugas telah
memberikan discharge planning dan pasien atau keluarga telah menerima penjelasan
dari petugas. Bagi pasien atau keluarga yang menolak diberikan discharge planning
harus menandatangani lembar penolakan yang berisi pernyataan menolak menerima
nasehat medis . Pasien berhak menolak pemberian informai ataupun tindakan dari
rumah sakit sesuai dengan hak dan kewajiban pasien yang telah tercantum.
BAB IV
DOKUMENTASI
16
Dokumentasi yang dilakukan terhadap pengelolaan Pemulangan pasien di
rumah sakit meliputi :
1. Tata laksana pemulangan pasien dilakukan sesuai prosedur
2. Kelengkapan dokumentasi sesuai kategori pemulangan pasien
3. Kelengkapan resume pulang ( dokter dan perawat )
4. Kelengkapan ceklis discharge planning
DAFTAR PUSTAKA
17
Ary, D., Jacobs, L.C. & Razavieh, A. 1977. Pendidikan Dan prosedur Kepulangan Pasien.
Jakarta
Ensiklopedia, Kamus
Stafford-Clark, D. 1979. Mental disorders and their treatment. The New Encyclopedia
Britannica. Encyclopedia Britannica. 23: 956-975. Chicago, USA
Sembuh
Perbaikan
Disetujui Mengetahui
19