Anda di halaman 1dari 47

KRITISI JURNAL TERKAIT

ABORTUS

OLEH :

NAMA : SANG AYU KADEK SUKMANINGSIH

NIM : 16089014102

KELAS : S1KEPERAWATAN (VIB)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BULELENG

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke khaditar Tuhan Yang Maha Esa. Atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini yang
tentunya jauh dari kesempurnaan. Karena itu kami selalu membuka diri untuk
setiap saran dan kritik yang bersifat membangun untuk kesempurnaannya karya
kami selanjutnya.

Terselesaikannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak.


Untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang membantu,
baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Akhirnya semoga sumbangan amal bakti semua pihak tersebut mendapat


balasan yang setimpal dari-Nya. Dan semoga makalah ini dapat menambah
pengetahuan kami khususnya dan masyarakat pecinta ilmu pengetahuan pada
umumnya.

Singaraja, 17 Mei 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.2 Tujuan
1.3 Manfaat

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hasil Kritisi Jurnal

2.2 Hasil Pembahasan Jurnal

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran

Daftar Pustaka

Lampiran-Lampiran
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Abortus merupakan salah satu masalah di Dunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan
pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan <20 minggu
dan berat badan janin 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak mendapat
penanganan yang cepat dan tepat akan menambah angka kematian ibu yang
di sebabkan oleh komplikasi dari abortus yang dapat terjadi perdarahan,
perforasi, infeksi dan syok. Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja
maupun disengaja. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus
spontan, sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut abortus
provokatus dan abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut
disebut habitualis.
Berdasarkn studi WHO satu dari setiap empat kehamilan berakhir
dengan abortus. Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO sebanyak 40-
50 juta, sama halnya dengan 125.000 abortus per hari. Hasil studi Abortion
Incidence and Service Avaibility in United States pada tahun 2016
menyatakan tingkat abortus telah menurun secara signifikan sejak tahun
1990 di negara maju tapi tidak di negara berkembang.
Di Indonesia angka kematian ibu menurur Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 adalah sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup. Dari jumlah tersebut, kematian akibat abortus
tercatat mencapai 30 persen. Angka ini telah mengalami penurunan namun
belum mencapai target MDGs (Millenium Development Goals) sebesar 102
per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi
359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih belum sesuai dengan
kesepakatan MDGs pada tahun 2015 yaitu 1115 per 100.000 kelahiran hidup.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang abortus dan
meningkatkan pemahaman tentang abortus
1.2.2 Tujuan Khusus
Untuk memenuhi tugas keperawatan kegawat daruratan
1.3 Manfaat Penulisan
1.3.1 Bagi Institusi
Untuk memenuhi kepentingan mahasiswa dalam pembuatan tugas
sebagai kerangaka acuan atau referensi
1.3.2 Bagi Mahasiswa
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dalam pembuatan tugas
selanjutnya
1.3.3 Bagi Pembaca
Untuk meningkatkan pemahaman pembaca terhadap Abortus

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Hasil Kritisi Jurnal

NO Nama Pengarang Isi Jurnal Kesimpulan


Jurnal

1 Faktor Linda a. Tujuan: Hasil


Diterminan Yanti Penelitian penelitian
Kejadian ini untuk menyimpulk
Abortus mengetahui an, usia ibu,
Pada Ibu faktor gravida,
Hamil. determinan umur
(usia, kehamilan,
Tahun:
gravida, paritas, dan
2018
umur jarak
kehamilan, kehamilan
paritas, dan secara
jarak bersama-
kehamilan) sama
dengan mempengaru
terjadinya hi terjadinya
abortus abortus pada
pada ibu ibu hamil,
hamil. namun usia
b. Metode: kehamilan
Penelitian merupakan
ini faktor yang
merupakan paling
penelitian signifikan
deskriptif dalam
analitik terjadinya
dengan
desain case abortus pada
control. ibu hamil.
Penelitian
di lakukan
di RSUD
Goeteng
Tarunadibr
ata
Purbalingga
. Populasi
dalam
penelitian
ini adalah
seluruh ibu
yang
mengalami
abortusdan
tidak
mengalami
abortus di
RSUD
Goeteng
Tarunadibr
ata
Purbalingga
dengan
jumlah
sampel
sebanyak
50 untuk
kelompok
kasus dan
50 untuk
kelompok
kontrol.
Data
kejadian
abortus,
usia,
gravida,
umur
kehamilan,
paridas dan
jarak
kehamilan
di ambil
dari rekam
medis
pasien dan
di analisis
dengan
menggunak
an analisis
point
biserial dan
regresi
logistic
berganda.
c. Hasil:
Ada
hubungan
yang
signifikan
antara usia
ibu dengan
kejadian
abortus
(p<0.01;
r=0.297).
ada
hubungan
signifikan
antara
gravida
dengan
kejadian
abortus
(p<0.01;
r=-0.272).
Ada
hubungan
yang
signifikan
antara umur
kehamilan
dengan
kejadian
abortus
(p<0.05;
r=-224).
Ada
hubungan
yang
signifikan
antara
paritas
dengan
kejadian
abortus
(p<0.05;
r=-0.252).
Ada
hubungan
yang
signifikan
antara jarak
kehamilan
dengan
kejadian
abortus
(p<0.05 ;
r=-0.0224).
Usia ibu,
gravida,
umur
kehamilan,
paritas dan
jarak
kehamilan
secara
bersama-
sama
mempengar
uhi
terjadinya
abortus
pada ibu
hamil
(F=38.244,
p<0.01;
R2=0.574).
umur
kehamilan
merupakan
faktor yang
paling
menentuka
n dalam
terjadinya
abortus
pada ibu
hamil (t=-
13.093;p<0.
01; partial
correlation
=-0.751).
d. Saran:
Diharapkan
pada ibu
hamil yang
usia
kehamilann
ya masih
muda, agar
menjaga
kehamilann
ya dengan
hati-hati
karena
resiko
terjadi
abortus
besar di
usia
kehamilan
yang masih
muda.

2 Faktor- Dwi a. Tujuan: Berdasarkan


Faktor Desyanti Mengetahui hasil
Yang dan faktor- penelitian di
berhubunga Fitnanings faktor yang RSU PKU
n Dengan ih Endang berhubunga Muhammadi
Kejadian n dengan yah Bantul
Abortus Di kejadian Tahun 2016
Rumah Abortus di dengan
Sakit RSU PKU menggunaka
Umum Muhammad n analisis
PKU iyah Bantul Chi Scuare
Muhammad tahun 2016 dan
iyah Bantul b. Metode: perhitungan
Tahun: Menggunak nilai Odds
2016 an Ratio (OR)
rancangan dengan taraf
case control kepercayaan
dengan (CI) 95%
pendekatan dan tingkat
retrospectif. kemaknaan
Populasind () 0,05,
alam maka dapat
penelitian di simpulkan
ini seluruh sebagai
ibu yang berikut:
mengalami
1. Tedapat
abortus
hubungan
pada tahun
yang
2016
bermakna
sebanyak
secara
62 data dan
statistik
seluruh ibu
2. Terdapat
yang tidak
hubungan
mengalami
yang
abortus
bermakna
sebanyak
secara
7143 data.
statistik
Teknik
antara
pengambila
riwayat
n sampel
abortus
menggunak
sebelumny
an total
a dengan
sampling.
kejadian
Sampel
abortus di
penelitian
RSU usia
sebanyak
dengan
124
responden kejadian
dengan abortus di
metode RSU PKU
pengumpul Muhamma
an data diyah
studi Bantul
dokumentas Tahun
i. Analisis 2016,
data dengan Dengan
uji statistik nilai
Chi-Square. p=0,02
c. Hasil: (<0,05) dan
Berdasarka OR=
n uji 3,901.
statistik 3. Terdapat
Chi-Square hubungan
di peroleh p yang
volume = bermakna
0,000 secara
(<0,05) dan statistik
OR = 3,091 antar
sehingga paritas
ada dengan
hubungan kejadian
umur abortus di
dengan RSU PKU
kejadian Muhamma
abortus, p diyah
volume = Bantul
0,02 Tahun
(<0,05) dan 2016,
OR = 3,214 dengan
sehingga nilai
ada p=0,042(<
hubungan 0,054) dan
paritas OR=0,466.
dengan
kejadian
abortus, p
volume =
0,839
(>0,05) dan
OR = 1,086
sehingga
tidak ada
hubungan
pendidikan
dengan
kejadian
abortus dan
p volume =
0,042
(<0,05) dan
OR = 0,466
sehingga
ada
hubungan
riwayat
abortus
sebelumnya
dengan
kejadian
abortus.
d. Saran:
1. Bagi
peneliti
selanjutnya:
Di
harapkan
peneliti ini
dapat di
jadikan
referensi
bagi
peneliti
selanjutnya
agar dapat
melakukan
penelitian
terkait
faktor yang
berhubunga
n dengan
kejadian
abortus
dengan
memilih
variabel
lainnya
sehingga
nantinya
dapat
menambah
pengetahua
n dan
wawasan
bagi para
pembaca.
2. Bagi RSU
PKU
Muhammad
iyah
Bantul:
Diharapkan
hasil
penelitian
ini dapat
menjadi
pedoman
atau
masukan
bagi Rumah
Sakit dalam
memberika
n pelayanan
kesehatan
terkait
masalah
kebidanan
dan
kandungan
khususnya
abortus
agar dapat
meningkatk
an upaya
pencegahan
kejadian
abortus
terutama
pada ibu
hamil yang
memiliki
faktor
risiko
umur,
paritas dan
riwayat
abortus
sebelumnya
sehingga
dapat
memperkec
il atau
mengurangi
angka
kejadian
abortus di
rumah
sakit.
3. Bagi
petugas
kesehatan:
Diharapkan
petugas
kesehatan
khususnya
bidan agar
dapat terus
meningkatk
an
pelayanan
kesehatan
mengenai
pemasalaha
n dalam
kehamilan
awal seperti
kejadian
abortus dan
meningkatk
an
kemampua
n diri dalam
menganam
nesa data
ibu terkait
faktor-
faktor yang
berhubunga
n dengan
abortus
sehingga
dapat
me4ncegah
sejak dini
kejadian
abortus
serta dapat
melengkapi
data rekam
medik agar
dapat
memudahk
an peneliti
dalam
melakukan
penelitian.
4. Bagi ibu
hamil:
Ibu hamil
dianjurkan
untuk
mempertim
bangkan
komplikasi
yang
mungkin
akan terjadi
pada awal
kehamilann
ya
khususnya
bagi ibu
yang
memiliki
risiko umur
(<20 atu
>35 tahun),
paritas
(1dan >3)
dan
memiliki
riwayat
abortus
dengan
melakukan
pemeriksaa
n antenatal
rutin ke
tenaga
kesehatan
agar dapat
mencegah
terjadinya
abortus (
keguguran).

3 Faktor- Riska a. Tujuan: Simpulan


Faktor Pratiwi Tujuan dari
Yang dan penelitian penelitian
Mempengar Kharisah yang yang
uhi Dengan Diniyah dilakukan dilakukan
Kejadian untuk yaitu ada
Abortus mengetahui hubungan
Inkomplete faktor- usia, paritas,
Di RSUD faktor riwayat
Muntilan apakah abortus
Tahun: yang sebelumnya
2016 mempengar dan anemia
uhi dengan dengan
kejadian kejadian
abortus abortus
incomplete inkomplit.
di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Muntilan
Tahun 2016
b. Metode:
Metode
penelitian
yang
digunakan
dalam
penelitian
ini adalah
observasion
al analitik
dengan
pendekatan
restrospekti
f (case
control).
Subjek
penelitian
ini adalah
ibu hamil
abortus
incomplite
sejumlah 89
RM dan
tidak
abortus 89
RM.
Pengumpul
an data di
lakukan
dengan cara
mengambil
data
sekunder,
di lakukan
di Rumah
Sakit
Umum
Daerah
Muntilan
pada tahun
April 2017
dan analisa
data di
lakukan
dengan
univariat
dan
bivariat.
c. Hasil:
Hasil
penelitian
yang telah
di lakukan
kejadian
abortus
inkomplete
sebanyak
89 orang
50%,
faktor-
faktor yang
mempengar
uhi abortus
inkomplete
yaitu usia
ibu tidak
berisiko
sebanyak
92 orang
(51,7%),
odd ratio
(OR=0,016
), paritas
terbanyak
pada pada
multipara/g
randemultip
ara ada 115
orang
(64,6%),
odd ratio
(OR=2,601
), riwayat
abortussebe
lumnya
yang
banyak
terjadi pada
ibu yang
memilikiri
wayat
abortus
sebanyak
61 orang
(34,3%),
add ratio
(OR=2,669
) dan
anemia
terjadi
terhadap
terjadi pada
ibu yang
anemia
sebanyak
67 orang
(37,6%).
Secara
simultan
faktor usia
ibu (p-value
0,016),
paritas ibu
(p-value
0,003),
riwayat
abortus
sebelumnya
(p-value
0,001), dan
anemia (p-
value 0-
025).
d. Saran
Saran
khususnya
petugas
kesehatan,
sebagai
bahan
informasi
dan
tambahan
pustaka
untuk
meningkat
kan
pengetahu
an dan
pengemba
ngan
penelitian ,
menambah
wawasan
dan
pengetahu
an tentang
pelayanan
kebidanan.

4 Faktor- Jernita a. Tujuan Kesimpulan


faktor Megawati Penelitian dari
Penyebab Silitonga, ini penelitian ini
Kejadian Rico bertujuan adalah
Abortus Januar untuk sebagai
Spontan Di Sitorus, mengetahui berikut:
Rumah dan Yeni faktor- 1. Karakterist
Sakit faktor ik ibu yang
Umum penyebab mengalami
Pusat DR. kejadian kejadian
Mohammad abortus abortus di
Hoesin spontan di RSUP Dr.
Palembang Rumah Mohamma
Sakit
Tahun: d Hoesin
Umum
2017 Palembang
Pusat Dr. mayoritas
Mohammad pada ibu
Hoesin yang
Palembang. berusia
risiko
b. Metode rendah
Penelitian (62,5%),
ini paritas
menggunak risiko
an desain tinggi
kasus (56,2%),
kontrol jarak
dengan kehamilan
menganalisi risiko
s data tinggi
sekunder (78,8%),
dari rekam tingkat
medis pendidikan
rumah tinggi
sakit. (89,6%),
Populasi tidak
dalam bekerja
penelitian (89,4%),
ini adalah tidak
seluruh ibu memiliki
hamil yang riwayat
di rawat abortus
inap di (89,6%),
poliklinik tidak
Obstetri memiliki
dan riwayat
Ginekologi. sakit
Sampel (93,8%),
penelitian dan IMT
ini adalah normal
pasien yang (75,0%).
di diagnosa 2. Ada
mengalami hubungan
abortus yang
spontan dan segnifikan
yang antara
melahirkan paritas,
spontan umur dan
pada bulan jarak
Januari- kehamilan
Desember terhadap
2015 kejadian
dengan abortus.
jumlah 3. Tidak ada
sampel 48 hubungan
kasus dan yang
144 kontrol segnifikan
yang di antara
peroleh dari pendidikan
tinjauan , pekerjaan,
peneliti riwayat
terdahulu abortus,
dengan riwayat
perhitungan sakit dan
besar IMT
sampel terhadap
menggunak kejadian
an sofware abortus.
sample 4. Paritas
size. Cara merupakan
pengambila faktor yang
n sampel di paling
lakukan berisiko
dengan setelah di
simple kontrol
random oleh umur,
sampling. riwayat
Data abortus dan
dinalisis IMT.
secara
univariat,
bivariat dan
multivariat.
c. Hasil:
Faktor
penyebab
terjadinya
abortus
spontan
berdasarkan
analisis
bivariat
adalah
umur ibu,
paritas dan
jarak
kehamilan.
Hasil
multivariat
menunjukk
an ada
pengaruh
paritas
terhadap
kejadian
abortus
setelah di
kontrol
variabel
umur,
riwayat
abortus dan
Indeks
Masa
Tubuh
(OR=11,68
3;98%ci
4,931-
27,678).
d. Saran
Berdasarka
n hasil
penelitian
yang telah
di lakukan
dengan
demikian
penelitian
memberika
n saran
sebagai
berikut:
1. Di
harapkan
kepada
petugas
kesehatan
untuk
meningkatk
an lagi
upaya KIE
dengan cara
advokasi
KIE secara
langsung
melalui
pertemuan
individu
dan juga
mengajak
masyarakat
secara
langsung
untuk turut
serta dalam
program
KB,
sehingga
ibu dapat
menunda,
menjarangk
an dan
menghentik
an
kehamilan
pada ibu
yang anak
lebih dari
tiga. Selain
metode KB
ibu jugadi
harapkan
agar
memberika
n ASI
eksklusif
untuk
mencegah
kehamilan
sehingga
jarak
kehamilan
yang terlalu
dekat dapat
terhindar
untuk 6
bulan
pertama.
2. Pada
penelitian
berikutnya
di harapkan
untuk
meneliti
lebih lanjut
mengenai
riwayat
abortus dan
riwayat
penyakit
dengan
membedaka
n riwayat
penyakit
infeksi dan
menahun
terhadap
kejadian
abortus
serta lebih
mendalami
pengaruh
status
reproduksi,
kesehatan
dan status
wanita
terhadap
kejadian
abortus.

5 Faktor Lu’lul a. Tujuan Usia ibu


Risiko Maghni Untuk pada saat
Kejadian Amalia mengetahui hamil,
Abortus dan faktor paritas ibu,
(Atudi Di Sayono risiko pekerjaan
Rumah kejadian ibu,
Sakit Islam abortus di hipertensi,
Sultan Rumah kadar
Agung Sakit Islam hemoglobin
Semarang) Sultan merupakan
Tahun: Agung faktor risiko
2015 Semarang kejadian
b. Metode abortus
Penelitian inkompletus
kasus dan
kontrol ini abortuskomp
di lakukan letus.
terhadap
126 ibu
hamil di
Rumah
Sakit Islam
Sultan
Agung
Semarang,
yaitu 63 ibu
hamil yang
mengalami
abortus
imminens
(kontrol).
variabelteri
kat adalah
kejadian
abortus
inkompletu
s dan
abortus
kompletus
dan
variabel
bebas
adalah usia
ibu pada
saat hamil,
paritas ibu,
pekerjaan
ibu,
hipertensi,
dan kadar
hemoglobin
.
c. Hasil:
Sebagian
besar
(56,3%) ibu
hamil
berusia
dalam
katagori
risiko tinggi
(kurang 20
tahun atau
lebih 35
tahun),
76,2%
mempunyai
paritas
risiko tinggi
, 56,3%
bekerja,
58,7% tidak
mengalami
hipertensi
dan 58,7%
tidak
mengalami
anemia.
Ada
hubungan
yang
signifikan
antara usia
ibu pada
saat hamil,
paritas ibu,
pekerjaan
ibu,
hipertensi,
dan kadar
hemoglobin
terhadap
kejadian
abortus
inkompletu
s dan
abortuskom
pletus (p
masing-
masing
0,031;
0,021;
0,004;
0,007;
0,019).
d. Saran
Berdasarka
n hasil
penelitian
yang telah
di lakukan
dengan
demikian
penelitian
memberika
n saran
sebagai
berikut:
1. Bagi
instansi
rumah sakit
hendaknya
dapat
menjadi
informasi
dan bahan
masukan
untuk
mengetahui
lebih jelas
tentang
faktor-
faktor
risiko
terjadinya
abortusinko
mpletus dan
abortus
kompletus
agar dapat
meningkatk
an kualitas
pellayanan
kesehatan
terutama
ibu hamil.
2. Bagi
masyarakat
hendaknya
menggali
sumber
informasi
dan
mengikuti
penyuluhan
dan
pendidikan
kesehatan
agar bisa
mengetahui
dan
memahami
fakto-faktor
risiko
terjadinya
abortus
inkompletu
s dan
abortus
kompletus.
3. Bagi
peneliti
sebaiknya
harus
menambah
wawasan
dan
pengalaman
dalam
bidang
penelitian
terutama
mengenai
faktor-
faktor
risiko
terjadinya
abortusinko
mpletus
sehingga
mampu
menghasilk
an
penelitian
yang lebih
baik lagi di
mas yang
akan
datang.

2.2 Pembahasan Isi Jurnal


Abortus merupakan salah satu masalah di Dunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan
pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan <20 minggu
dan berat badan janin 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak mendapat
penanganan yang cepat dan tepat akan menambah angka kematian ibu yang
di sebabkan oleh komplikasi dari abortus yang dapat terjadi perdarahan,
perforasi, infeksi dan syok. Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja maupun
disengaja. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut abortus spontan,
sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut abortus
provokatus dan abortus yang terjadi berulang tiga kali secara berturut-turut
disebut habitualis.
Berdasarkn studi WHO satu dari setiap empat kehamilan berakhir
dengan abortus. Estimasi kejadian abortus tercatat oleh WHO sebanyak 40-
50 juta, sama halnya dengan 125.000 abortus per hari. Hasil studi Abortion
Incidence and Service Avaibility in United States pada tahun 2016
menyatakan tingkat abortus telah menurun secara signifikan sejak tahun 1990
di negara maju tapi tidak di negara berkembang.
Di Indonesia angka kematian ibu menurur Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 adalah sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup. Dari jumlah tersebut, kematian akibat abortus tercatat
mencapai 30 persen. Angka ini telah mengalami penurunan namun belum
mencapai target MDGs (Millenium Development Goals) sebesar 102 per
100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat pada SDKI 2012 menjadi 359
per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih belum sesuai dengan
kesepakatan MDGs pada tahun 2015 yaitu 1115 per 100.000 kelahiran hidup.
Hasil penelitian ini ada beberapa gambaran Faktor Diterminan Kejadian
Abortus Pada Ibu Hamil Tahun 2018. Ada hubungan yang signifikan antara
usia ibu dengan kejadian abortus (p<0.01; r=0.297). ada hubungan signifikan
antara gravida dengan kejadian abortus (p<0.01; r=-0.272). Ada hubungan
yang signifikan antara umur kehamilan dengan kejadian abortus (p<0.05; r=-
224). Ada hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian abortus
(p<0.05; r=-0.252). Ada hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan
dengan kejadian abortus (p<0.05 ; r=-0.0224). Usia ibu, gravida, umur
kehamilan, paritas dan jarak kehamilan secara bersama-sama mempengaruhi
terjadinya abortus pada ibu hamil (F=38.244,p<0.01; R2=0.574). umur
kehamilan merupakan faktor yang paling menentukan dalam terjadinya
abortus pada ibu hamil (t=-13.093;p<0.01; partial correlation=-0.751). Hasil
penelitian menyimpulkan, usia ibu, gravida, umur kehamilan, paritas, dan
jarak kehamilan secara bersama-sama mempengaruhi terjadinya abortus pada
ibu hamil, namun usia kehamilan merupakan faktor yang paling signifikan
dalam terjadinya abortus pada ibu hamil.
Faktor-Faktor Yang berhubungan Dengan Kejadian Abortus Di Rumah
Sakit Umum PKU Muhammadiyah Bantul Tahun 2016. Berdasarkan uji
statistik Chi-Square di peroleh p volume = 0,000 (<0,05) dan OR = 3,091
sehingga ada hubungan umur dengan kejadian abortus, p volume = 0,02
(<0,05) dan OR = 3,214 sehingga ada hubungan paritas dengan kejadian
abortus, p volume = 0,839 (>0,05) dan OR = 1,086 sehingga tidak ada
hubungan pendidikan dengan kejadian abortus dan p volume = 0,042 (<0,05)
dan OR = 0,466 sehingga ada hubungan riwayat abortus sebelumnya dengan
kejadian abortus.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dengan Kejadian Abortus
Inkomplete Di RSUD Muntilan Tahun 2016. Hasil penelitian yang telah di
lakukan kejadian abortus inkomplete sebanyak 89 orang 50%, faktor-faktor
yang mempengaruhi abortus inkomplete yaitu usia ibu tidak berisiko
sebanyak 92 orang (51,7%), odd ratio (OR=0,016), paritas terbanyak pada
pada multipara/grandemultipara ada 115 orang (64,6%), odd ratio
(OR=2,601), riwayat abortussebelumnya yang banyak terjadi pada ibu yang
memilikiriwayat abortus sebanyak 61 orang (34,3%), add ratio (OR=2,669)
dan anemia terjadi terhadap terjadi pada ibu yang anemia sebanyak 67 orang
(37,6%). Secara simultan faktor usia ibu (p-value 0,016), paritas ibu (p-value
0,003), riwayat abortus sebelumnya (p-value 0,001), dan anemia (p-value 0-
025). penelitian yang dilakukan yaitu ada hubungan usia, paritas, riwayat
abortus sebelumnya dan anemia dengan kejadian abortus inkomplit.
Faktor-faktor Penyebab Kejadian Abortus Spontan Di Rumah Sakit
Umum Pusat DR. Mohammad Hoesin Palembang Tahun 2017. Faktor
penyebab terjadinya abortus spontan berdasarkan analisis bivariat adalah
umur ibu, paritas dan jarak kehamilan. Hasil multivariat menunjukkan ada
pengaruh paritas terhadap kejadian abortus setelah di kontrol variabel umur,
riwayat abortus dan Indeks Masa Tubuh (OR=11,683;98%ci 4,931-27,678).
Karakteristik ibu yang mengalami kejadian abortus di RSUP Dr. Mohammad
Hoesin Palembang mayoritas pada ibu yang berusia risiko rendah (62,5%),
paritas risiko tinggi (56,2%), jarak kehamilan risiko tinggi (78,8%), tingkat
pendidikan tinggi (89,6%), tidak bekerja (89,4%), tidak memiliki riwayat
abortus (89,6%), tidak memiliki riwayat sakit (93,8%), dan IMT normal
(75,0%). Ada hubungan yang segnifikan antara paritas, umur dan jarak
kehamilan terhadap kejadian abortus. Tidak ada hubungan yang segnifikan
antara pendidikan, pekerjaan, riwayat abortus, riwayat sakit dan IMT
terhadap kejadian abortus. Paritas merupakan faktor yang paling berisiko
setelah di kontrol oleh umur, riwayat abortus dan IMT.
Faktor Risiko Kejadian Abortus (Atudi Di Rumah Sakit Islam Sultan
Agung Semarang) Tahun 2015. Sebagian besar (56,3%) ibu hamil berusia
dalam katagori risiko tinggi (kurang 20 tahun atau lebih 35 tahun), 76,2%
mempunyai paritas risiko tinggi , 56,3% bekerja, 58,7% tidak mengalami
hipertensi dan 58,7% tidak mengalami anemia. Ada hubungan yang
signifikan antara usia ibu pada saat hamil, paritas ibu, pekerjaan ibu,
hipertensi, dan kadar hemoglobin terhadap kejadian abortus inkompletus dan
abortuskompletus (p masing-masing 0,031; 0,021; 0,004; 0,007; 0,019). Usia
ibu pada saat hamil, paritas ibu, pekerjaan ibu, hipertensi, kadar hemoglobin
merupakan faktor risiko kejadian abortus inkompletus dan abortuskompletus.

BAB III

PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Abortus merupakan salah satu masalah di Dunia yang mempengaruhi
kesehatan, kesakitan dan kematian ibu hamil. Abortus merupakan
pengeluaran hasil konsepsi yang terjadi pada umur kehamilan <20 minggu
dan berat badan janin 500 gram. Dampak dari abortus jika tidak mendapat
penanganan yang cepat dan tepat akan menambah angka kematian ibu yang
di sebabkan oleh komplikasi dari abortus yang dapat terjadi perdarahan,
perforasi, infeksi dan syok. Abortus dapat terjadi secara tidak sengaja
maupun disengaja. Abortus yang berlangsung tanpa tindakan disebut
abortus spontan, sedangkan abortus yang dilakukan dengan sengaja disebut
abortus provokatus dan abortus yang terjadi berulang tiga kali secara
berturut-turut disebut habitualis.
Di Indonesia angka kematian ibu menurur Survey Demografi dan
Kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2007 adalah sebesar 228 per
100.000 kelahiran hidup. Dari jumlah tersebut, kematian akibat abortus
tercatat mencapai 30 persen. Angka ini telah mengalami penurunan namun
belum mencapai target MDGs (Millenium Development Goals) sebesar
102 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini meningkat pada SDKI 2012
menjadi 359 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih belum
sesuai dengan kesepakatan MDGs pada tahun 2015 yaitu 1115 per 100.000
kelahiran hidup.
3.2 Saran
Diharapkan kepada pembaca dapat menjadikan kritisi jurnal ini menjadi
tambahan pengetahuan tentang pendidikan kesehatan Abortus dan
keterampilan pada pelajar sebagai salah satu sumber ilmu yang bermanfaat
walaupun masih penuh dengan keterbatasan dan kekurangan yang sangat
perlu kritik dan saran dari pembaca.
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad La Ode A.L (2016). Analisis Faktor Resiko Usia Kehamilan Dan
Paritas Terhadap Kejadian Abortus. Jurnal Al Maiyyah,9(1)
Altika, M. S. Hubungan Usia Ibu Hamil Dan Anemia Dengan Kejadian
Abortus Di RSUD Ambarawa. The Soedirman Journal of Nursing.
2015. 10(1).
Andriza. (2013). Hubungan Umur dan Paritas Ibu Hamil dengan
Kejadian Abortus Incomplete di RS Muhammadiyah Palembang
Tahun 2013.
Fajria, Lili. 2013. Analisis FaktorbResiko Kejadian Abortus di RSUP Dr.
M.Djamil Padang. Ners Jurnal Keperawatan Volume 9, No 2,
Oktober 2013:140-153.
Febby, Rimonta G 2015. Hubungan Abortus Inkomplit Dengan Faktor
Risiko Pada Ibu HamilDi Rumah Sakit Pindad Bandung Periode
2013-2014. Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha
Bandung.
Prawirodiharjo, Sarwono. (2014). Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT
RinekaCipta.

Anda mungkin juga menyukai