Anda di halaman 1dari 17

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Trauma abdomen adalah keadaan yang disebabkan oleh luka ataupun cidera.
Trauma juga mempunyai dampak psikologis dan sosial. Salah satu kegawatdaruratan
pada sistem pencernaan adalah trauma abdomen yaitu trauma atau cedera yang
mengenai daerah abdomen yang menyebabkan timbulnya gangguan atau kerusakan
pada organ yang ada di dalamnya.

Trauma masih merupakan penyebab kematian paling sering di empat dekade


pertama kehidupan, dan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang utama di
setiap negara (Gad et al, 2012). Sepuluh persen dari kematian di seluruh dunia
disebabkan oleh trauma (Maegel, 2010). Diperkirakan bahwa pada tahun 2020, 8,4
juta orang akan meninggal setiap tahun karena trauma, dan trauma akibat kecelakaan
lalu lintas jalan akan menjadi peringkat ketiga yang menyebabkan kecacatan di
seluruh dunia dan peringkat kedua di negara berkembang (Udeani, 2013). Di
Indonesia tahun 2011 jumlah kecelakaan lalu lintas sebanyak 108.696 dengan korban
meninggal sebanyak 31.195 jiwa (BPS, 2011).

Trauma abdomen menduduki peringkat ketiga dari seluruh kejadian trauma dan
sekitar 25% dari kasus memerlukan tindakan operasi (Hemmila, 2008). Trauma
abdomen diklasifikasikan menjadi trauma tumpul dan trauma tembus. Trauma tembus
abdomen biasanya dapat didiagnosis dengan mudah, sedangkan trauma tumpul
abdomen sering terlewat karena tanda-tanda klinis yang kurang jelas (Jansen et al,
2008). Pada trauma tembus resiko terjadinya kerusakan organ lebih sedikit dari pada
trauma tumpul tetapi pada trauma tembus dapat mengenai tulang belakang dan organ
yang berada di retroperitoneal.

1
B. TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah peminatan gadar.
2. Untuk meningkatkan pemahaman penulis mengenai kasus trauma abdomen.
3. Untuk mengetahui penetalaksanaan yang tepat dalam kegawatdaruratan pada
kasus trauma abdomen.
4. Untuk mengetahui perbandingan antara jurnal penelitian yang ada dengan
penatalaksanaan di rumah sakit ataupun klinik.

C. MANFAAT
1. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai trauma abdomen, sehingga dapat
diterapkan dalam kegawatdaruratan dalam kasus-kasus trauma abdomen di klinik
ataupun rumah sakit sesuai kompetensi tenaga medis terutama perawat.

BAB II

2
TIJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
a. Kekurangan volume cairan
Definisi adalah penurunan cairan intravaskuler, interstitial atau intraseluler. Ini
mengacu pada dehidrasi, kehilangan cairan saja tanpa perubahan kadar natrium.
b. Batasan karakteristik :
 Haus
 Kelemahan
 Kulit kering
 Membrane mukosa kering
 Peningkatan frekuensi nadi
 Peningkatan hematrokit
 Peningkatan konsentrasi urine
 Peningktan suhu tubuh
 Penurunan berat badan tiba-tiba
 Penurunan haluaran urine
 Penurunan pengisian vena
 Penurunan tekanan darah
 Penurunan turgor kulit
 Penurunan turgor lidah
 Penurunan frekuensi nadi
 Perubahan status mental

B. ETIOLOGI
Berdasarkan mekanisme trauma, dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Trauma tembus (trauma perut dengan penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
a. Luka akibat terkena tembakan
b. Luka akibat tikaman benda tajam
c. Luka akibat tusukan
2. Trauma tumpul (trauma perut tanpa penetrasi kedalam rongga peritonium).
Disebabkan oleh :
a. Terkena kompresi atau tekanan dari luar tubuh

3
b. Hancur (tertabrak mobil)
c. Terjepit sabuk pengaman karna terlalu menekan perut
d. Cidera akselerasi atau deserasi karena kecelakaan olah raga

C. PATOFISIOLOGI
Apabila suatu kekuatan eksternal dibenturkan pada tubuh manusia (akibat
kecelakaan lalu lintas, penganiayaan, kecelakaan olahraga dan terjatuh dari
ketinggian), maka beratnya trauma merupakan hasil dari interaksi antara faktor-faktor
fisik dari kekuatan tersebut dengan jaringan tubuh. Berat trauma yang terjadi
berhubungan dengan kemampuan obyek statis (yang ditubruk) untuk menahan tubuh.
Pada tempat benturan karena terjadinya perbedaan pergerakan dari jaringan tubuh
yang akan menimbulkan disrupsi jaringan. Hal ini juga karakteristik dari permukaan
yang menghentikan tubuh juga penting. Trauma juga tergantung pada elastitisitas dan
viskositas dari jaringan tubuh. Elastisitas adalah kemampuan jaringan untuk kembali
pada keadaan yang sebelumnya. Viskositas adalah kemampuan jaringan untuk
menjaga bentuk aslinya walaupun ada benturan. Toleransi tubuh menahan benturan
tergantung pada kedua keadaan tersebut.. Beratnya trauma yang terjadi tergantung
kepada seberapa jauh gaya yang ada akan dapat melewati ketahanan jaringan.
Komponen lain yang harus dipertimbangkan dalam beratnya trauma adalah posisi
tubuh relatif terhadap permukaan benturan. Hal tersebut dapat terjadi cidera organ
intra abdominal yang disebabkan beberapa mekanisme :
1. Meningkatnya tekanan intra abdominal yang mendadak dan hebat oleh gaya
tekan dari luar seperti benturan setir atau sabuk pengaman yang letaknya tidak
benar dapat mengakibatkan terjadinya ruptur dari organ padat maupun organ
berongga.
2. Terjepitnya organ intra abdominal antara dinding abdomen anterior dan vertebrae
atau struktur tulang dinding thoraks.
3. Terjadi gaya akselerasi-deselerasi secara mendadak dapat menyebabkan gaya
robek pada organ dan pedikel vaskuler.

4
D. PATHWAY

Trauma/kecela
kaan

Penetrasi dan
non penetrasi
Perforasi lapisan abdomen(kontutio,
laserasi, jejas,hematom
Penekanan
saraf
peritonium
Perdarahan jaringan lunak Nyeri akut
dan rongga abdomen

Motilitas usus
menurun

Disfungsi Resiko
usus infeksi
Refluks usus
output cairan
berlebih
Kerusakan Gangguan Kelemahan
neuromuskuler keseimbangan fisik
cairan
Gangguan mobilitas
fisik
5
E. KOMPLIKASI
1. Segera : hemoragi, syok, dan cedera.
2. Lambat : infeksi
3. Trombosis vena
4. Emboli pulmonar
5. Stress ulserasi dan perdarahan
6. Pneumonia
7. Tekanan ulserasi
8. Atelektasis
9. Sepsis

BAB III

TINJAUAN KASUS

Asuhan Keperawatan Gawat darurat pada Sdr. L dengan Trauma Abdomen di


Instalasi Gawat Darurat

A. Pengkajian

6
1. Identitas Klien
Nama : Sdr. L
Umur : 72 th
Jenis Kelamin : Laki-laki
No RM : 026572
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Agama : Islam
Alamat : -
Tanggal masuk/ jam masuk :
Tanggal dan jam pengkajian :
2. Type Rujukan : Diantar pake ambulans
3. Jenis Kasus : Kecelakaan lalu lintas
4. Identitas penanggung jawab
Nama : TN. Y
Umur :
Alamat :
Hubungan dengan Klien : Ayah kandung
5. Diagnosa Medis : Trauma Abdomen

6. Riwayat penyakit
a. Keluhan Utama
Pasien mengatakan sakit perut
b. Riwayat Penyakit sekarang
Pasien datang ke ruang IGD karena kecelakaan lalu lintas. Hasil pemeriksaan
didapatkan GCS E4 V5 M6. Takipnea dengan dengan frekuensi nadi 110x/ m
dan TD 80/60 mmHg, hasil USG didapatkan ada massa di rongga
abdomen,cairan bebas diviserae abdomen, laserasi hepar, foto rontgen spinal
terdapat fraktur pada lumbal I -V.
c. Riwayat Keluarga
Keluarga dan pasien mengatakan anggota keluarga tidak ada yang menderita
penyakit serupa.
7. Pemeriksaan Fisik
a. Umum:
TD : 80/60 mmhg
N : 110 x/menit
S : 37C
RR : 33/ menit ( Takipnea )
Keadaan Umum : cukup , kesadaran : Compos metis
b. Kepala

7
Bentuk simetris, rambut dan kulit kepala tampak cukup bersih, kepala dapat
digerakan kesegala arah .pupil isokor, sklera tidak icteric, conjungtiva anemis,
hidung simetris.
c. Leher
Tidak ada kaku kuduk

d. Paru
1. Inspeksi : gerakan simetris, gerakan antara kanan dan kiri sama
2. Palpasi : fremitus vokal kanan dan kiri sama
3. Perkusi : sonor
4. Auskultasi : vesikuler.
e. Abdomen
1. Inspeksi : terdapat jejas pada abdomen sebelah kanan
2. Auscultasi : Peristaltik usus 8x/ menit
3. Palpasi : ada pembesaran hati
4. Perkusi : Pekak
f. Ekstremitas
Ektremitas atas dan bawah tidak ada oedem, turgor kulit baik. Kekuatan otot
ektremitas atas normal, kekuatan otot ekstremitas normal.
8. Pemeriksaan penunjang
a. Hasil USG Abdomen
Ada mas dirongga Abdoment,cairan bebas di veserae abdomen, laserasi hepar.
b. Hasil Foto Rongen Spinal
Terdapat fraktur pada lumbal I-V
c. Pemeriksaan laboratorium : HB menurun
9. Primary Survay
a. Airway
Bebas, tiadak ada sumbatan, tidak ada secret.
b. Breating
Klien bernafas menggunakan alat bantu oksigen 4 liter/menit.
Frekuensi nafas 33x/ menit, takipnea.
c. Circulasi
TD : 80/60 mmHg
N : 110x/ menit
Capillary refill : < 2detik
d. Disability
Kesadaran : compos metis
GCS : 15 E4 V5 M6

8
e. Exposure
Terdapat jejas pada abdomen sebelah kanan

B. Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS : - Perdarahan intra Kekuranagn volume
DO :
abdomen cairan dan elektrolit
 TD : 80/60 mmhg
 N : 110x/menit
Takipnea
 Hasil USG : ada masa
dirongga abdomen,
cairan bebas di veserae
abdomen, laserasi hepar
 Hasil Lab : HB menurun

DS : Pasien mengatakan Adanya trauma Nyeri Akut


nyeri perut abdomen
 P: bila bergerak dan
bernafas
 Q : seperti ditusuk tusuk
 R : perut sebelah kanan
 S:7
 T : hilang timbul
DO : terdapat luka jejas di
abdomen
DS : - Gangguan Hambatan mobilitas
DO : Hasil Rongen spinal
neuromusculer fisik
terdapat fraktur pada lumbal
I-V

C. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan dan elektrolit b.d perdarahan intra abdomen
2. Nyeri b.d adanya trauma abdomen
3. Hambatan mobilitas fisik b.d gangguan neuromusculaer

D. Intervensi Keperawatan

9
Tanggal No. Tujuan dan Hasil Intervensi
DX
1. Tujuan : Setelah dilakukan  Kaji tanda-tanda vital
tindakan keperawatan selama 1 x  Kaji tetesan infus
 Pantau cairan parenteral
6 jam, volume cairan seimbang
dengan elektrolit dan
dengan kriteria hasil tidak ada
vitamin.
perdarahan lanjutan, hasil lab  Awasi tetesan untuk
normal (HB). mengidentifikasi
kebutuhan cairan.
 Mengidentifikasi keadaan
perdarahan.
 Monitor dan ukur lingkar
perut tiap 1 jam.
 Kolaborasi : Berikan
cairan parenteral sesuai
indikasi.
 Kolaborasi : untuk
pemeriksaan HB serial
 Kolaborasi : Pemberian
tranfusi.
 Kolaborasi medis :
tindakan pembedahan.

2. Tujuan : Setelah dilakukan  Kaji skala nyeri


tindakan keperawatan selama 1 x  Jelaskan penyebab nyeri
 Berikan posisi nyaman.
6 jam, nyeri berkurang dengan  Ajarkan tehnik relaksasi
kriteria hasil klien mengatakn  Kolaborasi pemberian
nyeri berkurang, skala nyeri 4. analgetik.
 Untuk menentukan
intervensi yang tepat.
 Untuk menenangkan klien
dan keluarga

10
 Meningkatkan
kenyamanan klien
 Mengurangi ketegangan
otot sehingga mengurangi
nyeri.
 Analgetik berfungsi
menghilangkan nyeri.

3. Tujuan : Setelah dilakukan  Tingkatkan keterlibatan


tindakan keperawatan selam 1 x 6 keluarga
jam, diharapkan tidak terjadi  Bantuan perawatan diri :

hambatan mobilitas fisik dengan mandi


 Bantuan perawatan diri :
kriteria hasil klien dapat
berpakaian
beradaptasi terhadap disabilitas  Bantuan perawatan diri :
fisik. Pemberian makan
 Bantuan perawatan diri :
Eliminasi
 Posisikan tubuh sejajar
untuk mencegah
komplikasi
 Ubah posisi minimal setiap
2 jam sekali
 Monitor ektrimitas bawah

11
E. Implementasi

Tgl/Jam No. Implementasi Respon TTD


DX
1.  Mengkaji tanda tanda vital  TD : 80/60mmhg
 Memantau cairan parenteral  N :110 x/menit
 S: 37C
elekrtolit
 Memantau tetesan infus untuk  Respirasi

mengidentifikasi kebutuhan. 38x/menit


 Terpasang cairan
infus RL 40x
/menit
 Dan tetesan infus
lancar

 Catat hasil
pengukurannya
 Memonitor adanya perdarahan
intra abdomen (ukur lingkar
perut).
 Pasien dan
keluarga sepakat
 Kolaborasi dengan medis untuk mengikuti

pemberian tranfusi apabila perintah dokter

diperlukan dan untuk tindakan


pembedahan apabila segera
dilaksanakan.
2.  Mengkaji skala nyeri - Skala nyeri 4
 Menjelaskan tentang penyebab

12
nyeri.
 Atur posisi senyaman
mungkin. - Posisi pasien lebih
nyaman dengan
- Ajarkan tehnik relaksasi tiduran terlentang.
- Kolaborasi medis : - Pasien kooperatif
memberikan obat injeksi
ketorolak 30mg
3. - Meningkatkan keterlibatan - Keluarga klien
keluarga dalam membantu kooperatif
perawatan diri mandi,
berpakaian, memberi makan,
serta membantu perawatan diri
eliminasi klien.

- Pasien kooperatif

- Memposisikan tubuh sejajar


- Pasien kooperatif
untuk mencegah komplikasi.
- Kekuatan otot
ektremitas bawah
- Mengubah posisi tiap 2 jam
normal
sekali.
- Memonitor ektremitas bawah.

F. Evaluasi

Tgl/Jam No. Evaluasi TTD


DX
1. S: -
O : TD : 100/70 mmhg, N : 88x/menit, Suhu : 37c,

13
RR : 28x/menit.
Hasil USG : tampak cairan bebas di viserae abdomen
Hasil cek Hb ulang masih turun.
A : Maslah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi

2. S: Pasien mengatakan nyeri perut


- P : bila bergerak dan bernafas
- Q : seperti ditusuk tusuk
- R : Perut sebelah kanan
- S:4
- T : hilang timbul
O : Ekpresi wajah pasien tampak menahan nyeri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
3. S : Pasien mengatakan semua bantuan perawatan diri
dibantu keluaraga
O : Hasil rongen terdapat fraktur pada lumbal I-V
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi

BAB IV
PEMBAHASAN

Hasil penelitian pada jurnal “Pengaruh Aromaterapi Lavender Terhadap Intensitas


Nyeri Pada Pasien Pasca Operasi Di Rumah Sakit Dustira Cimahi” adanya penurunan
intensitas nyeri sebelum pemberian aromaterapi lavender adalah 4,80 dengan standar
deviasi 2,530. Intensitas nyeri sesudah pemberian aromaterapi lavender 4,10 dengan
standar deviasi 2,807. Maka dapat disimpulkan ada perbedaan yang signifikan rata-
rata sebelum dan sesudah pemberian aromaterapi lavender.

14
Perawat perlu mengintegrasikan dirumah sakit ataupun klinik dari hasil
penelitian ini sebagai salah satu tambahan intervensi dalam asuhan keperawatan pada
kasus pasien dengan trauma abdomen selain dengan teknik relaksasi yang biasa
diberikan kepada paisen-pasien yang mengalami nyeri. Perawat juga perlu
mensosialisasikan penggunaan aromatrapi lavender kepada pasien, keluarga, dan
masyarakat melalui pemberian pendidikan kesehatan.

BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Trauma abdomen adalah cedera pada abdomen, dapat berupa trauma tumpul dan
tembus serta trauma yang disengaja atau tidak disengaja. Prioritas keperawatn tertuju
pada menghentikan perdarahan, menghilangkan rasa nyeri, mencegah komplikasi dan
memberikan informasi tentang penyakit dan kebutuhan pasien. Prinsip prinsip
pengkajian pada trauma abdomen harus berdasarkan A (Airway), B (Breathing), C
(Circulation).

15
Pada kasus diatas kemungkinan klien mengalami trauma tumpul (trauma perut
dengan penetrasi ke rongga peritonium dan ke spinal) akibat trauma kecelakaan lalu
lintas.
Masalah keperawatan yang timbul pada klien antara lain : kekurangan volume
cairan dan elektrolit berhubungan dengan perdarahan intra abdomen. Nyeri akut
berhubungan dengan adanya trauma abdomen. Gangguan mobilitas fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuskuler.

DAFTAR PUSTAKA

Gloria M. Bulechek, Howard K.Butcher, Joanne M. Dochterman, Cheryl M. Wagner.


Nursing Intervention Classificatian (NIC) (Edisi Keenam 2016) .CV
Mocomedia.

NANDA. Diagnosis Keperawatan 2015-2017. Jakarta : EGC.

Smeltzer, Suzanne C. 2001. Keperawatan Medikal-Bedah Brunner and Suddarth


Ed.8 Vol.3. Jakarta : EGC.

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah. Jakarta: EGC.

Sue Moorhead, Marion Johnson, Meriden L.Maas, Elizabeth Swanson (edisi kelima
2016 ) Nursing Outcome Classificatian (NOC). CV Mocomedia.

16
17

Anda mungkin juga menyukai