dan penjagaan, penilikan dan pengarahan kebijakan jalannya perusahaan12. Dalam hal
ini salah satu dari fungsi manajemen adalah melakukan pengawasan, selain dari
pengawasan dilakukan terhadap seluruh aktivitas perusahaan baik yang belum berjalan
atau yang sedang berjalan. Pengawasan dilakukan terhadap sumber daya manusia,
sistem yang dijalankan, proses, output serta sarana dan prasarananya. Tujuannya tidak
lain adalah agar pencapaian target yang ditetapkan perusahaan agar mudah dicapai13.
Fungsi dan peran pengawasan bank dengan fungsi dan peran manajemen bank
merupakan dua kegiatan yang sangat erat kaitannya. Fungsi dan perannya memang
berbeda, tetapi bidang usaha yang menjadi objeknya sama, yaitu bidang usaha
perbankan yang karakternya mengandung berbagai resiko. Tujuannya pun sama yaitu
mengusahakan terwujudnya usaha bank yang sehat dan berdasarkan asas kehati-hatian,
mampu meredam hingga sekecil-kecilnya beragam resiko dari usaha bank, bertujuan
melindung para deposan dan kreditur, mewujudkan citra tinggi bank sebagai lembaga
negara berkepentingan dan menaruh perhatian yang besar terhadap fungsi dan peran
pengawasan bank, sebab bank sebagai lembaga kepercayaan memiliki karakter
jadi kegiatan, penyimpangan sudah terjadi, misalnya pada saat penyusunan anggaran,
15
jadi kegiatan pengawasan harus dilakukan sedini mungkin . Pengawasan begitu
penting dilakukan karena pengawasan begitu banyak manfaat bagi perusahaan. Secara
1. Agar aktivitas perusahaan berjalan sesuai dengan rencana yang telah dibuat,
2. Agar jangan sampai terjadi penyimpangan, artinya keluar dari yang telah
4. Memudahkan pencegahan, artinya jika ada indikasi atau gelagat atau gejala
maka biaya yang tiidak perlu keluar dapat diminimalkan segala bentuk
perencanaan.
Dalam tahap ini dilakukan pengukuran terhadap realita yang telah terjadi
sebagai hasil kerja dari tugas yang telah dilakukannya. Setelah diukur
dengan ukuran ukuran standard yang telah ditentukan pada tahap pertama
tadi.
c. Proses perbaikan
Dalam tahap ini mencoba menccari jalan keluar untuk mengambil langkah-
tersebut pada tahap kedua. Setelah ketiga tahap proses pengawasan tersebut
maka perlu menyajikan hasil-hsil dari proses pengawasan itu dalam bentuk
( deposan dan kreditur) yang mempercayakan dana nya kepada bank untuk memperoleh
pembayaran kembali dan manfaatnya dari bank sesuai dengan sifat, jenis, dan cara
pembayaran yang telah dijanjikannya. Tujuan tersebut dapat dicapai, bila bank yang
melakukan kegiatan usahanya berdasarkan asas usaha bank yang sehat dan dapat
dipertanggungjawabkan18.
lainnya19.
Dengan fungsi seperti itu, bank berperan sebgai lembaga intermediasi yang
dan penanaman dana, mauoun dalam pelayanan transaksi keuangan dan lalu-lintas
pembayaran.20
Adapun tujuan dan pengaturan pengawasan bank di Indonesia adalah sebagai
berikut:21
prinsip kehati-hatian.22
Secara umum, peranan Bank sentral sangat penting dan strategis dalam upaya
meningkatkan keyakinan dari setiap orang yang mempunyai kepentingan dengan bank,
bahwa bank-bank dari segi finansial tergolong sehat, bahwa bank dikelola dengan baik
dan profesional, serta didalam bank tidak terkandung segi-segi yang merpakan ancaman
terhadap kepentingan masyarakat yang menyimpan dana nya di bank. Dengan kata lain,
tujuan umum dari pengaturan dan pengawasan bank adalah meciptakan sistem
perbankanyang sehat, yang memenuhi tiga aspek, yaitu perbankan yang dapat
arti disatu pihak memperhatikan faktor risiko seperti kemampuan, baik dari sistem,
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 dalam ayat (2)
Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan
modal, kualitas aset, kualitas manajemen, lukuiditas, rentabilitas, solvabilitas dan aspek
lainnya yang berhubungan dengan usaha bank, dan wajib melakukan sesuai dengan
perbankan
disusun oleh suatu komite pengawas perbankan yang disebut The Basle Committee on
Banking Supervision. Dari jumlah tersebut dapat dikelompokkan kedalam 7 prinsip inti
bank di negara-negara anggota G-10 dan diharapkan akan digunakan dan diterapkan
dasarnya merupakan standar minimum oleh karena itu dalam beberapa hal perlu
bank ini dimaksudkan untuk digunakan sebagai referensi atau acuan dasar untuk
Internsional25.
dilakukan oleh bank sentral negara yang bersangkutan. Telah diketahui bahwa fungsi
bank sentral adalah menjaga kestabilan moneter. Adapun tolak ukurnya adalah
kestabilan nila mata uang negara yang bersangkutan, kestabilan harga, nilai tukar dan
pengendalian inflasi. Selain itu bank sentral juga mengatur dan menjaga kelancaran
Hal ini menunjukan adanya kaitan erat antara efektivitas pelaksanaan kebijakansanaan
Kewenangan otoritas pengawasan bank juga tidak selalu sama antara satu negara
dengan negara lainnya. Apakah otoritas pengawasn bank itu mau diletakkan pada fungsi
bank sentral tergantung dari status dan kedudukan bank sentral itu sendiri. Ada bank
sentral yang memiliki wewenang penuh atau independen dan ada juga yang
bank pada dasarnya sama. Adapun prinsip dan metode tersebut meliputi 6 jalur, yaitu :
(1) pengaturan (regulasi), (2) pengawasan tidak langsung (Off-site Supervision), (3)
teratur dengan bank, (5) tidak remedial dan/atau penerapan sanksi, (6) kerja sama
Dalam hal pengawasan bank terdapat juga asas kehati-hatian (Prudent Banking
manajemen bank mulai dikenal pada belahan kedua tahun 1980-an. Kata “Prudent” itu
sendiri secara harfiah dalam bahasa Indonesia berarti “bijaksana”. Namun, dalam dunia
29
perbankan istilah itu digunakan untuk “ Asas Kehati-hatian” . Prudent yang berarti
bijaksana atau asas kehati-hatian itu bukanlah istilah baru, namun mengandung konsepsi
baru dalam menyikapi secara lebih tegas, rini, dan efektif atas berbagai resiko yang
melekat pada usaha bank. Jadi prudent merupakan konsep yang memilii unsur sikap,
prinsip, standar kebijakan, dan teknik dalam manajemen risiko bank yang sedemikian
rupa, sehingga dapat menghindari akibat sekecil apa pun, yang dapat membahayakan
atau merugikan stakeholders, terutama para depositor dan kreditur. Tujuan yang lebih
1990 tentang “Lembaga Keuangan”, lembaga keuangan diberi batasan sebagai semua
perbedaan antara bank dan lembaga keuangan bukan bank dapat dilihat melalui kegiatan
utama mereka. Adapun perbedaan antara lembaga keuangan bank dan bukan bank,
perbedaan yang utama adalah terletak pada penghimpunan dana. Dalam hal ini
penghimpunan dana, secara tegas disebutkan bahwa bank dapat menghimpun dana baik
secara langsung maupun secara tidak langsung dari masyarakat, sedangkan lembaga
keuangan bukan bank hanya dapat menghimpun dana secara tidak langsung dari
31
masyarakat . Sebagai unit usaha yang bergerak dibidang keuangan, produk dari
lembaga keuangan adalah jasa-jasa finansial. Jasa-jasa ini merupakan bentuk dari
sangat penting dalam efesiensi sistem finansial. Fungsi-fungsi itu dapat berupa kegiatan
c. Transmutasi (transmutation)
(loanable funds) dari penabung atau unit surplus (lenders) kepada peminjam (
borrowers) atau unit defisit33.Regulasi dan supervisi terhadap lembaga keuangan bank
dan nonbank selama ini ditangani oleh institusi yang berbeda. Lembaga keuangan bank
diatur dan diawasi oleh Bank Indonesia (BI), sedangkan lembaga keuangan nonbank
perbankan diatur dan diawasi oleh BI karena sektor tersebut memiliki pertautan erat
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 22 November 2011, kebijakan politik hukum
Otoritas Jasa Keuangan. Sesuai dengan Pasal 5 Undang-Undang No. 21 Tahun 2011,
dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
keuangan. Melalui Pasal 5 UU No. 21 Tahun 2011 tersebut, Indonesia akan menerapkan
diberlakukannya UU No. 21 Tahun 2011 ini, maka seluruh fungsi pengaturan dan
pengawasan terhadap sektor keuangan yang kini masih tersebar di BI dan Bapepam-LK
Struktur pengawasan Bank di Indonesia selain Otoritas Jasa Keuangan ada juga
Bank Indonesia dan Lembaga Penjamin Simpanan, dalam hal ini Otoritas Jasa
Keuangan berdasarkan Ketentuan pada Bab XIII tentang Ketentuan Peralihan tepatnya
di Pasal 55 ayat (2) Undang-Undang Otoritas Jasa Keuangan ditentukan khusus untuk
perbankan bahwa “ Sejak tanggal 31 Desembe 2013, fungsi, tugas, dan wewenang
pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan beralih dari
Bank Indonesia ke OJK” hal ini berarti pengaturan dan pengawasan sektor perbankan
mulai diperankan oleh OJK sebagai lembaga yang independen dalam hal melakukan
melalui UU No. 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia, menghendaki pembentukan OJK
hanya dalam batas sebagai Dewan Pengawas, artinya lembaga yang dibentuk akan
OJK yang sangat luas seperti pada pasal 7 dan Pasal 8 diketahui dari kewenangan OJK
tersebut memang benar-benar lembaga yang sangat luas yang mempunyai fungsi, tugas
macroprudential yakni pengaturan dan pengawasan selain hal yang diatur dalam pasal
langsung dan tidak langsung. Pengawasan tidak langsung meliputi pengawasan dini
melalui penelitian, analisis dan evaluasi laporan bank dan pengawasan langsung dalam
dalam mengemban tugas untuk mengatur dan mengawasi bank, sesua dengan ketentuan
kegiatan usaha tertentu dari bank , melaksanakan pengawasan bank dan mengenakan
yang bersifat independen yang dinamakan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berdasarkan
Terkait pengawasan perbankan yang sebelumnya dijalankan oleh Bank Indonesia, saat
ini beralih kepada OJK, meskipun demikian Bank Indonesia masih memiliki tanggung
jawab dalam hal pengaturan dan pengawasan bank di Indonesia. Dimana Ojk mengatur
dan mengawasi bank dalam lingkup microprudential sedangkan bank indonesia
mengatur dan mengawasi dalam lingkup macroprudential. Namun, pada saat sekarang
ini tugas pengaturan dan pengawasan perbankan tidak lagi menjadi tugasBank
Indonesia, melainkan menjadi tugas sebuah lembaga pengawas sektor jasa keuangan
baru yang dinamakan dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang dibentuk berdasarkan
mendorong bank serta sekaligus mengawasinya agar dapat ikut berperan dalam program
pencapaian sasaran ekonomi makro, baik yang terkait dengan kebijaksanaan umum
mengupayakan agar setiap bank secara individual sehat dan aman, serta keseluruhan
industri perbankan menjadi sehat dan dapat memelihara kepercayaan masyarakat. Ini
berarti setiap bank dari sejak awal harus dijauhkan dari segala kemungkinan risiko yang
tertentu yang tergolong ke dalam Systemically Important Bank dan/atau bank lainnya
Perbankan, dimana pasal 37b Undang-Undang Perbankan, dimana pasal 37b merupakan
kewenangannya
Berkaitan dengan fungsi LPS huruf b, LPS mempunyai tugas sebagai berikut :
Perbankan, LPS adalah bagian dari kerangka pembinaan dan pengawasn bank juga.
usaha perbankan sampai ketika bank itu bermasalah dan ijin usaha bank itu harus
dicabut oleh Bank Indonesia. Sementara kewenangan LPS dalam fungsi pengawasan
dalam perbankan dimulai ketika suatu bank bermasalah yaitu : melakukan penyelesaian
bank gagal yang tidak berdampak sistemik setelah komite koordinasi menyerahkan
bank gagal harus dicabut izin usaha nya oleh Bank Indonesia, LPS memiliki
Bank Indonesia adalah bank sentral Republik Indonesia yang merupkan lembaga
independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan
Pemerintah dan/atau phak lain kecuali untuk hal-hal secara tegas diatur dalam undang-
undang44. Dalam pasal 8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 yang telah dirubah
dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2004 tentang Bank Indonesia ditentukan antara
oleh jatuhnya nilai mata uang Beth di Thailand yang kemudian berimbaspada
pertumbuhan beban perekonomian Indonesia sebesar 50% dari Produk Domestik Bruto
(PDB) dan pertumbuhan krisis tersebut mengakbatkan sebanyak 16 bank dilikuidasi dan
Bank Indonesia nyaris bangkrut. Akibat intervensi yang berlebihan yang dilakuka n
pemerintah, BI dipaksa memberikan dana talangan kepada bank umum yang terkena
rush. Dana talangan ini dikenal dengan Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI)46.
Sepuluh tahun kemudian pada tahun 2008, terjadi krisis ekonomi dunia yang
merupakan domino effecct dari krisis kredit perumahan di Amerika Serikat yang
pada lukidiasinya berbagai lembaga keuagan di negara-negera besar di duni, yang antara
pensiun dan asuransi. Krisis tersebut menghambat kebelahan Asia termasuk Indonesia
yang ditandai dengan munculnya Kasus Bank Century yang ditalangi lebih kurang 6,7
Triliun., kasus BLBI semakin memperburuk dan membuat kegagalan bagi pasar
finansial di Indonesia, cadangan Devisa turun 12% rupiah terdepresi 30,9% dari Rp
terpecahnya fokus BI antara kebijakan moneter, kestabilan nilai rupiah dan pengawasan
perbankan. Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga yang memiliki kewenangan
keuangan non bank lainnya untuk meminimalisir resiko tersebut. Akhirnya pemerintah
“Tugas mengawasi bank akan dilakukan oleh lembaga pengawasan sektor jasa
keuangan yang independen dan dibentuk dengan undang-undang”48.
Setelah wacana pembentukan otoritas jasa keuangan yang sudah lama
21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan ( selanjutnya disingkat OJK) yang
Adapun tujuan dan tugas Bank Indonesia adalah mencapai dan memelihara
kestabilan nilai rupiah dan untuk mencapai tujuan tersebut Bank Indonesia
inflasi.
(1) Operasi pasar terbuka di pasar uang, baik rupiah maupun valuta asing;
waktu paling lam 90 (sembilan puluh) hari kepada bank untuk mengatasi
e. Melaksanakan kebijakan nilai tukar berdasarkan sistem nilai tukar yang telah
ditetapkan
tugasnya51.
Sedangkan dalam hal mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran,
d. Mengatur sistem kliring antarbank dalam mata uang rupiah dan atau valuta
asing.
sah.
menerapkan:
prinsip kehati-hatian.
Dengan demikian pengaturan dan pengawasan bank oleh BI meliputi wewenang sebagai
berikut:
pemberian izin oleh BI meliputi pemberian izin dan pencabutan izin usaha
debitur bank. BI dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama BI
undangan terhadap bank apabila suatu bank kurang atau tidak memenuhi
ketentuan. Tindakan ini mengandung unsur pembinaan agar bank beroperasi
dengan operasi dan pengelolaan bank. Pendekatan ini mengacu pada kondisi bank di
masa lalu dengan tujuan untuk memastikan bahwa bank telah beroperasi dan dikelola
melekat (inherent risk)pada aktivitas fungsional bank serta sistem pengendalian risiko
(risk control system). Melalui pendekatan ini akan lebih memungkinkan otoritas
Dengan adanya pemisaha fungsi pengawaasan bank dari Bank Indonesia, dapat
saja berdampak pada kurang optimalnya peran Bank Indonesia dalam melaksanakan
tugasnya sebagai pelaksana kebijakan moneter, sistem pembayaran, dan stabilitas sistem
54
keuangan . Pada dasarnya otoritas pengawasan melakukan pengawasan dengan
perbankan pada krisis ekonomi, kemudian dibentuk OJK dengan harapan pengawasan
terhadap lembaga keuangan baik bank maupun bukan bank menjadi lebih baik. Konsep
Kewenagan pengawasan terhadap perbankan, pasar modal, dan LKBB berada dalam
satu lembaga, sehinnga tiga otoritas pengawasan yaitu pasar modal, perbankan dan
LKBB akan bergabung menjadi satu otoritas yang bersifat independen. Artinya bank
Apabila OJK tetap dibentuk dan sistem pengawasan bank sudah menjadi
Indonesia menjaga kestabilan mata uang rupiah dan sebagai Lender of last resort
salah saatu sektor bidang jasa keuangan secara otomatis beralih dari Bank Indonesia
kepada OJK57.
Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga negar yang dibentuk berdasarkan pada
sektor jasa keuangan58. Secara umum dapat dikatakan bahwa Otoritas Jasa Keuangan ini
kegiatan didalam sektor jasa keungan dapat terselenggara secara teratur, adil,
transparan, akuntabel, daan mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara
keuangan60.
pengawasan terhadap :
4) Pengujian kredit;
meliputi :
1) Manajemen resiko;
5) Pemeriksaan bank.
keuangan
eksekutif
pihak tertentu
1) Izin usaha
5) Pengesahan
2. Mendorong terwujudnya sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna
perekonomian nasional.
kehati-hatian.
Pengaturan dan pengawasan bank oleh OJK meliputi wewenang sebagai berikut:
tingkat kepatuhan bank terhadap peraturan yang berlaku serta untuk mengetahui
OJK dapat melakukan pemeriksaan terhadap bank termasuk pihak lain yang
meliputi perusahaan induk, perusahaan anak, pihak terkait, pihak terafiliasi dan
debitur bank. OJK dapat menugasi pihak lain untuk dan atas nama OJK
undangan terhadap bank apabila suatu bank kurang atau tidak memenuhi
dan OJK. Oleh sebab itu, dalam rangka menjalankan tugas dan kewenangan mengatur
dan mengawasi bank sebagaimana dimaksud di atas, dilakukan kedua lembaga ini
melalui koordinasi yang terintegrasi. Jika tidak dilakukan melalui koordinasi yang
terintegrasi, niscaya sinergi pembuatan pengaturan dan pengawasan bank antara BI dan
OJK tidak akan sinkron artinya pada suatu waktu bisa menimbulkan ketidaksesuaian
Pengawasan yang dilakukan OJK ini, diwajibkan dilakukan degan kualitas tinggi
agar dapat bertindak sebagai regulator yang efesien, dipercaya oleh banyak pihak yang
Otoritas Jasa Keuangan untuk memastkan keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa
Tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan. LPS adalah sebuah lembaga
independen yang memiliki mandat menjamin simpanan nasabah dan turut aktif dalam
September 2005 LPS resmi beroperasi dengan modal awal Rp4 triliun yang diambil dari
APBN. Sebagai lembaga independen, LPS memiliki tugas penting dalam menjaga
kepercayaan masyarakat sesuai fungsi penjaminan yang efektif dan kredibel. Prinsip
Insurers (IADI) ke-9 tentang cakupan penjaminan yang menjadi pedoman dalam
simpanan harus mampu mendefinisikan secara jelas simpanan yang akan dijamin
(insurable deposit), nilai simpanan yang dijamin, dan mampu menjamin mayoritas
.
2. Turut aktif dalam memelihara stabilitas sistem perbankan sesuai dengan
kewenangannnya.
2. Menetapkan dan memungut kontribusi pada saat bank pertama kali menjadi
peserta.
kerahasiaan bank.
angka 4.
tertentu.
simpanan.
penyelesaian bank gagal yang tidak berdampak sistemik setelah LPP atau Komite
kepada LPS; ketika bank gagal harus dicabut izin usahanya oleh OJK, LPS memilki
LPS (LPS mengambil alih dan menjalankan segala hak dan wewenang pemegang
saham, termasuk hak dan wewenang RUPS dalam rangka proses likuidasi. Namun,
tanggung jawab pemegang saham dalam pemenuhan kewajiban bank sesudah likuidasi
Bank Gagal diserahkan kepada LPS yang akan bekerja setelah terlebih dahulu
nasional. Dalam hal pencabutan izin usaha bank diperkiraka memiliki dampak terhadap
perekonomian nasional, tindakan penanganan yang dilakukan LPS yang didasarkan
UUBI);
Indonesia melaksanakan
pemeriksaan sebagaimana
menghentikan sementara
bidang perbankan(Pasal 31
Bank Indonesia
membahayakan
kelangsungan usaha Bank
membahayakan sistem
membahayakan
perekonomian nasional,
melakukan tindakan
undang-undang tentang
(Pasal 33 UUBI). 69
Penilaian tingkat kesehatan bank tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi juga
dipelbagai negara lain. Tentu saja, meskipun prinsip-prinsip yang digunakan oleh Bank
Sentral atau lembaga Pengawas dan pembina Perbankan ( monetery authority) pada
pokoknya sama, cara cara dan teknik penilaian yang dipergunakan dapat saja berbeda di
setiap negara70.
Kesehatan suatu bank dapat diartikan sebagai kemampuan suatu bank untuk
melakukan kegiatn operasional perbankan secara normal dan mampu memenuhi semua
kewajibannya dengan baik dengan cara –cara yang sesuai dengan peraturan perbankan
yang berlaku. Pengertian tentang kesehatan bank diatas merupakan suatu batasan yag
sangat luas karena kesehatan bank memang mencakup kesehatan suatu bank untuk
Oleh karena itu para pihak harus bersama-sama mengupayakan bank sehat.
Meskipun pada akhirnya yang berwenang untuk menetapkan kesehatan bank adalah
Bank Indonesia. Sebagai lembaga keuangan, bank memiliki usaha poko berupa
Sesuai Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 6/23/DPNP 31 Mei 2004 kepada
semua bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional perihal
sistem penilaian tingkat kesehatan bank umum dan Peraturan Bank Indonesia Nomor
6/10/PBI/2004 tanggal 12 April 2004 tentang sistem penilaian tingkat keehatan bank
umum, bank wajb melakukan penilaian tingkat kesehatan bank secara triwulan untuk
posisi pada Maret, Juni, September dan Desember. Apabila diperlukan Bank Indonesia
meminta hasil penlaian tingkat keehatan bank tersebut secara berkala atau sewaktu-
waktu untuk posisi penilaian tersebut terutama untuk menguji ketepatan dan kecukupan
1. Permodalan ( Capital)
sebesar 8% diberi predikat “sehat” dengan nilai kredit 81, dan untuk
b) debitur int kredit di luar pihak terkait dibandingkan dengan total kredit
produktif (PPAP)
3. Manajemen (management)
a) Manajemen umum
komponen meliputi :
biaya
5. Likuiditas (liquidity)
Dalam hal ini penilaian terhadap suatu bank yang dinyatakan likuid
deposito dan giro. Dikatakan likuid apabila pada saat ditagih bank
komponen-kompenen meliputi :
LDR)
management- ALMA)
komponen meliputi :
konvensional juga dilakukan untuk bank syariah., baik untuk bank umumsyariah
maupun perkreditan rakyat syariah. Hal ini dilakukan sesuai dengan perkembangan
metodologi penilaian kondis bank yang bersifat dinamis yang mendorong pengaturan
kembali sistem penilaian tingkat kesehatan bank berdasarkan prinsip syariah. Tujuannya
agar dapat memberikan gambaran yang lebih tepat mengenai kondisi saat ini dan
mendatang83.
Bank Indonesia (PBI) No. 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan
Bank Umum berdasarkan prinsip syariah yang mulai berlaku 24 Januari 2007 dan
penilaian kesehatan untuk bank umum yang diatur berdasarkan Peraturan Bank
Indonesia (PBI)mNo. 6/10/PBI 2004. Bank umum syariah wajib melakukan penilaian
1. Permodalan (capital)
3. Rentabilitas ( earning)
4. Likuiditas (liquidity)
6. Manajemen (management)84.