2. Siang 1. Saya mau nanya dulu tentang identitas, Identitas..namanya boleh ditulisin atau nanti dirahasia’in? 2. Gak papa, ditulisin aja gak papa 1. kalau gitu nama, umur, gitu pak 2. Nama, SH (informan menyebutkan nama), umur saya 61 tahun 1. begini pak , saya Bariqi Lazman dari Universitas Lancang Kuning Jurusan Psikologis ingin menanyakan tentang PNS yang sudah pensiun , bolehkah saya meminta kesediaan bapak untuk melakukan wawancara 2. boleh boleh , nama saya SH , alamat di jalan pinang merah rt 1 rw 10 kelurahan tangkerang timur , kecamatan tenayan raya 1. terima kasih pak , nah pertama saya ingin bertanya pak , kemaren pas pensiun umur berapa pak ? 2. kemaren saya pensiun di umur 58 nak 1. Bapak kemaren jadi PNS pada tahun berapa pak ? 2. Kemaren saya jadi PNS pada tahun 1987 , pensiun pada tahun 2017 1. Berarti kurang lebih 30 tahun lah ya pak mengabdi sebagai seorang PNS 2. Iya hampir hampir 30 tahun lah 1. menurut bapak ni , apakah banyak perubahan yang terjadi ketika bapak pensiun ? 2. tentu saya mengalami perubahan , saat ini yang pasti perubahan perubahan dalam hidup saya yang saya alami , mulai dari keseharian keseharian saya lah ikut berubah 1. contoh nya kayak mana tu pak ? 2. ya contohnya kayak bangun pagi , yang dulu saya ke kantor , sekarang saya hanya minum kopi dirumah sambil nonton , kadang saya ngantar anak dulu ke sekolah , soalnya kemaren kan pas kerja jadi PNS jarang saya antar soalnya saya sibuk tu sebelum pergi ke kantor , barang barang inilah yang di bawa , itulah , sekarang setelah pensiun waktu saya ya lebih banyaklah buat anak saya , mulai dari ngatar dia pergi sekolah , jemput anak saya ketika pulang sekolah , gitu 1. jadi lebih perhatian lah ya pak setidaknya sekarang ke anak , ada perhatian lebih gitu 2. nah seperti itulah, sibuk ngurus anak aja sekarang lagi 1. sama istri makin sayang lah tu ya pak 2. hahahahahaha tentu lah makin makin lah pas udah pensiun ni lebih dekat sama keluarga tibanya saya 1. Bagaimana kondisi fisik bapak yang bapak rasakan sekarang setelah pensiun? 2. Ya menurut saya untuk masalah psikis itu biasa karena faktor usia ya mas ya, karena ada penurunan itu hal yang wajar, mungkin dari segi daya ingatan, itu hal-hal yang sangat biasa mas. Karena kan usia itu sangat menentukan, apa lagi kalau kita tidak hanya diam itu mempengaruhi seseorang akan lebih tua. Katakan lah kalau biasanya bekerja, terus tiba-tiba diam nah itu dampaknya pada psikis, psikologinya akan terganggu. 1. Berarti tidak ada hal-hal yang begitu menganggu ya tentang kondisi fisik ya pak ? 2. Ya sementara waktu ini tidak ada, kita harus berusaha semaksimal mungkin, fisik dan psikis kita tanggulangi sedemikian rupa, apakah kita harus mengisi TTS (Teka Teki Silang), kita harus membaca, itu kan membuat orang akan lebih bisa bertahan supaya psikologinya tidak menurun. 1. Apakah ketika pensiun ini bapak mengalami kecemasan? Apakah bapak cemas akan hal itu? 2. Kecemasan itu saya rasa hal manusiawi ya mas, karena biasanya dulu saya menerima gaji 100% sekarang maksimal 75%. Sedangkan untuk kebutuhan kehidupan itu sekarang menuntut dan tidak bisa di bantah lagi mas. Kecemasan itu timbul pada semua orang mas. Tidak hanya timbul pada orang yang sudah pensiun ya. Jadi kecemasan seseorang itu, baik orang yang masih bekerja, maupun orang yang sudah pensiun pasti akan kena kecemasan. Jadi kecemasan itu tidak hanya dialami orang yang sudah pensiun saja. Tapi besar kecilnya kecemasan itu tergantung orangnya mas, tidak bisa disama ratakan. 1. Tadi bapak mengatakan kecemasan seseorang itu besar kecilnya berbeda di setiap orang. Kalau bapak sendiri bagaimana kalau boleh tahu? 2. Yaa saya rasa kecemasan itu maksimal ya pendapatan yang dipotong 25% itu mas. Karena kan kita ibaratnya dulu menerima 3 juta, sekarang setelah pensiun menerima 1 juta. Cukup kah uang segitu mas untuk hidup? 1 bulan untuk biaya sekolah, kan itu kan kita harus selalu ada to mas. Yaa disitu itu lho mas. Kalau kita menghitung besar kecilnya kecemasan itu tidak bisa. Ya paling tidak maksimal dipotong 25% dari gaji, karena untuk kehidupannya hanya 25% mas. 1. Selain itu ada atau tidak pak? Selain masalah kebutuhan, gaji, ada hal-hal yang bapak cemaskan gak pak? 2. Yaa karena sekarang yang perlu kita cemaskan untuk kehidupan ya, yang satu pendidikan. Kita juga perlu pendidikan, mencemaskan pendidikan mas, karena apa? Sekarang saat ini pendidikan sangat penting. Kita mencemaskan anak mas, kita kadang- kadang perlu mencemaskan anak kan? Dari segi pergaulan, itu juga masuk dalam teori kecemasan. Tidak hanya orang yang sudah pensiun saja. 1. Berarti saat sudah pensiun ini bapak masih cemas dan mencemaskan anak? 2. Yaa mau nggak mau, kelanjutan anak didik kita itu bagaimana? Ya itulah, masalah kecemasan itu memang semuanya pasti “oh iya yak ok ak wingi kok ra sambil buka usaha ya?” merasa cemas to mas. Kenapa saya tidak ambil sampingan untuk menambah supaya setelah pensiun ada kerja sampingan umpamanyakan begitu, itu juga suatu kecemasan menurut saya. Itu gak tau lahh… 1. Nah ini, kerja sampingan atau kegiatan sehari-hari bapak itu apa? Ada atau tidak? 2. Saya kerjaan sampingan tidak punya, tapi kalau pekerjaan sosial kemasyarakatan saya ada mas. Ya mengurusi bagian kepemerintahan. Kerja sosial kemasyarakatan ada mas itu malah lebih berat mas. Saya kan menjabat sebagai RT disini mas. 1. Menjabat sebagai ketua RT itu hal yang membuat hiburan buat bapak supaya tidak stres atau seperti apa pak? 2. Yaa itu tadi dengan adanya kegiatan itu ya mas, mau nggak mau kan ada komunikasi antar sesama, kan bisa tukar pendapat dan komunikasi pada masyarakat, jadi ada timbal balik, supaya saya tidak merasa kesepian dan punya hiburan, biarpun hiburannya hanya sambil bercanda- canda. Sebenarnya menjadi pengurus RT itu lebih berat dari pada pegawai. Kenapa? Karena menjadi pengurus sosial masyarakat itu hasilnya hanya cemooh mas. 1. Itu cemoohan dari masyarakat membuat bapak semakin stres atau bagaimana? 2. Tergantung orangnya mas. Kita melangkah bener pun hasil nya cemooh, apa lagi kita jalannya gak bener, samsoyo di cacat. Jadi tergantung orangnya, mau dimasukan dalam hati nanti gampang stres. 1. Kalau bapak ketika dapat cemoohan itu bagaimana? 2. Ndak perlu dimasukkan dalam hati, ndak perlu, nanti malah saya stres sendiri. Jadi kalau kita pengurus ambil selow enak mas 1. Oke pertanyaan berikutnya pak. Bagaimana perasaan bapak ketika kemaren mengetahui sebentar lagi akan pensiun? 2. Ya biasa saja mas, orang bekerja itu sudah punya batasan waktu sama seperti yang saya sampaikan tadi, jadi hal-hal itu biasa mas. Kalau kita tidak mau secara naluriah, hak nya sudah sampai disitu terus menuntut hak nya lebih dari itu malah bukan menjadi haknya, jadi kita harus terima. 1. Terus sebelum pensiun kemaren , bagaimana sih pak persiapan bapak ? 2. Yaa persiapannya mau apa lagi to mas, usia sudah segini. Kalau keinginan sih ya muluk- muluk inigin persiapan pensiunnya buka usaha, usaha apa ya? Ya itu tadi 2 tahun menjelang pensiun sudah di berikan hak itu, untuk melangkah mempersiapkan kelulusan. Kita terima saja jangan dipikir pusing. Ya nanti kalo ada keinginan buka usaha ya kalau ingin saja, ingin mengisi waktu umpamanya, nanti buka warung jual rokok, umpamanya buat kebutuhan sehari hari. Maksudnya tidak seperti pekerjaan yang di alami. Umpamanya bekerja terus sudah pensiun, lalu mau berkecimpung lagi terhadap masyarakat yang ingin mensertifikatkan, berarti itu sama saja belum mau melepas pekerjaannya, itu berarti belum siap pensiun. Itu menurut saya lho mas. Kalau sudah pensiun jangan berkecimpung disitu lagi, buka usaha yang lain. Itu yg namanya kita mempersiapkan diri untuk pensiun. Kalau usaha lain membuka kelontong untuk memenuhi kebutuhan lagi nah itu namanya pensiun. 1. Setelah pensiun , apakah bapak punya keinginan yang belum terlaksana pak? 2. Semuanya tu keinginan itu kalau dituruti gak ada habisnya mas, kalau keinginan tapi tidak di dasari kemampuan baik fisik maupun psikis dan finansial itu sama aja bohong mas, cuam angan-angan semata. Jadi kalau mau melakukan sesuatu ada 3 yang tidak bisa dilepaskan, fisiknya, pola pikirnya, dan finansial. Tanpa ini nonsense mas. Tiga hal ini harus ada mas, fisiknya sudah tidak ada kok mau bekerja, nihil to mas? Mau buka usaha nggak ada modal, nol to mas? Fisik ada, modal ada, kemampuan pengelolaan kurang ya pincang mas. Jadi untuk suatu keinginan di capai 3 serangakai tidak bisa dipisahkan. Kalau main kayu ya ibarat entek alasentek omah mas, teori tadi. Jadi kita harus mengukur kemampuan kita 1. Saya sekarang bertanya hak dan kewajiban ini. Menurut bapak ini apakah pekerjaan bapak sebelumnya dihargai masyarakat atau lingkungan sekitar pak? 2. Kalau menghargai ya menghargai bagaimana, ada yang kadang menghargai dengan cara konsultasi dengan dia, ada manfaatnya. Contoh saya mencoba menolong dan menghitungkan pajak bangunan, tapi jangan percaya 100% terhadap saya, harus ada balancing nya mas. Kalau ada masalah sengketa-sengketa itu kalau saya bisa mengatasi saya ya mengatasi, kalau tidak ya ada ranahnya yang lain. Yang penting saya sudah memberikan bantuan. 1. Kalau boleh, kalau bisa diceritakan hal apa sajakah yang sudah bapak lakukan untuk memenuhi hak dan kewajiban? 2. Kalau kewajiban kinerja saya, harus kerja, kalau tidak masuk ya saya ijin.Kalau hak ya kalau perlu kita ambil, kaya cuti. Saya jarang mengambil cuti, setiap tahun kita punya hak untuk ambil cuti. Saya tidak perlu, rugi kalau ambil cuti, ya itu tadi kehilangan teman bermain. Karena kita cuti nggak ada fungsinya kita kehilangan teman bermain, karena sudah dekat ya sok nggarapi sok bercanda-bercandaan, kan jadi hiburan mas. 1. Pernah dapet tugas yang susah nggak pak dari atasan? 2. Yaa susah tapi bisa diatasi mas, karena akhirnya diatasi aparat setempat. Saya sudah sampai lokasi terus saya dilarang untuk melakukan tugas. Karena ini beban tanggung jawab saya untuk melakukan tugas, saya minta anda untuk menulis dan tanda tangan data lapangan, saya diberhentikan karena masih ada masalah sengketa tanah. Saya juga memberikan saran supaya segera ditangani masalahnya. Ternyata masalah selesai ditingkat kecamatan, terus saya dipanggil lagi untuk melanjutkan pekerjaan itu lagi, saya dikawal polisi juga, karena sengketa itu rawan dan bahaya mas, makanya wong jowo itu “sak dumuk batuk senyari bumi relo dinyohipati”, gara-gara segenggam tanah bisa jadi peperangan dan perkara. 1. Bagaimana cara bapak mencapai pekerjaan yang anda lakukan? 2. Saya nggak pernah mas, karena resikonya tinggi, yang biasa-biasa saja mas, sesuai dengan jalurnya saja mas, jadi nggak muluk-muluk mas. Ingin mencapai tujuan yang paling tinggi gak ada mas. Kan sudah mau pensiun mas, ra mungkin mas. Tidak ada mas, sudah tidak layak lagi memiliki keinginan yang tinggi. Buka menutup kemungkinan kalau masih tua tidak boleh tinggi-tinggi, harus mengukur 3 serangkai tadi mas, harus ada kemauan, kemampuan, dan finansial yang harus ada mas. Filter dari 3 serangkai itu adalah telinga mas, jadi telinga untuk menyaring yang baik dan buruk mas, otak berpikir, tangan bertindak, dan mulut berbicara. 1. Kalau keluarga sendiri mendukung pekerjaan bapak nggak? 2. Ya jelas mendukung to mas, kadang-kadang ada tugas mau ngak mau saya meninggalkan karena ada tugas, kalau nggak mendukung pasti saya nggak boleh pergi mas. Contoh saya ditugaskan di diklat di bandung. Kalau nggak mendukung, saya gak berangkat terus saya akan di pecat. Berati kehidupannya anak sengsara, mengijinkan harus tetap mendukung pekerjaan saya, yang penting disana aman dan sehat. 1. Terus kalau cara mengungkapkan rasa syukur sampai saat ini bagaimana pak caranya? 2. Bersyukur di kasih umur panjang bisa mencapai bisa lulus, kadang-kadang ada yang bersyukur aku arep ngene-ngene, ada yg diungkapkan dengan nadzar. Jadi ungkapan syukur seseorang itu berbeda-beda mas, tidak bisa diungkapkan, paling untuk pribadi sendiri, kadang-kadang bersyukur sesuai keyakinan iman masing-masing mas. Ingin mengucapkan syukur dengan ditonjolkan ke media masa, gitu juga bisa. 1. Kalau nilai-nilai kerja, prinsip kerja yang bapak miliki itu apa pak? 2. Prinisip nya yang jelas adalah pekerjaan didepan mata harus dikerjakan mas, maunya segera dikerjakan, tapi kadang-kadang juga ada kendala mas, pasti ada kendala mas. Ingin bekerja 100% ya tidak sesuai dengan realita. Kita bekerja tidak sendiri, jadi harus mendengarkan orang lain mas kalau bekerja, ya 3 serangkai tadi mas. Kita harus ngomong dan harus memberi contoh juga mas. Soale nek kita bekerja itu tidak selalu benar, pasti ada salahnya juga. 1. Kalau masalah dikeluarga sendiri, sikap bapak saat bekerja dan dirumah sama atau tidak? 2. Pasti ada perbedaan mas, tidak bisa disamakan mas, dirumah tangga dan dikantor itu berbeda mas, nanti kalau masalah dirumah dibawa kekantor nanti repot mas, bubar kantore mas. 1. Kalau prinsip pak, prinsip-prinsip itu tadi di lakukan juga di rumah atau tidak? 2. Iya jelas, harus tetap memberi prinsip-prinsip itu mas pada anak, sopan santun saya berikan ke anak juga mas. 1. Seberapa cintanya bapak dengan pekerjaan bapak? 2. Kalau dengan pekerjaan tu ya sewajarnya saja, saya mencintai pekerjaan saya ya karena itu dunia saya mas. Sewajarnya saja. 1. Bisa bapak ceritakan arti kerja dari bapak? 2. Orang mengartikan kerja bisa diartikan seperti perintah atau keinginan. Kalau perintah itu melaksanakan mas. Kalau keinginan itu membuat pekerjaan sendiri mas, menyibukkan diri sendiri. 1. Kemaren sebelum bapak pensiun , bagaimanasih cara bapak mempersiapkan diri pak ? 2. Yaa persiapannya mau apa lagi to mas, usia sudah segini. Kalau keinginan sih ya muluk- muluk inigin persiapan pensiunnya buka usaha, usaha apa ya? Ya itu tadi 2 tahun menjelang pensiun sudah di berikan hak itu, untuk melangkah mempersiapkan kelulusan. Kita terima saja jangan dipikir pusing. Ya nanti kalo ada keinginan buka usaha ya kalau ingin saja, ingin mengisi waktu umpamanya, nanti buka warung jual rokok, umpamanya buat kebutuhan sehari hari. Maksudnya tidak seperti pekerjaan yang di alami. Umpamanya bekerja terus sudah pensiun, lalu mau berkecimpung lagi terhadap masyarakat yang ingin mensertifikatkan, berarti itu sama saja belum mau melepas pekerjaannya, itu berarti belum siap pensiun. Itu menurut saya lho mas. Kalau sudah pensiun jangan berkecimpung disitu lagi, buka usaha yang lain. Itu yg namanya kita mempersiapkan diri untuk pensiun. Kalau usaha lain membuka kelontong untukmemenuhi kebutuhan lagi nah itu namanya pensiun. 1. Kalau dari kantor bapak sendiri apakah memberikan pelatihan-pelatihan untuk mempersiapkan pensiun? 2. Saya rasa selama ini saya menjadi pegawai belum pernah ada persiapan untuk pegawai supaya mempersiapkan diri untuk lepas pembimbingan pensiun. Kalau ada pun pasti hanya teori. Jadi begini, cuma ada pegawai yang bercerita kepada teman-teman. Bukan yang benar-benar pengusaha. Kalau pengusaha itukan benar-benar memberikan contoh, jangan takut pensiun, masih ada usaha sambilan yang dilakukan. Kalau dari pegawai sendiri itu hanya teori. Teori saja tidak ada praktiknya, wong sama-sama pegawai. Kalau pengusaha betulan yang memberi pembekalan itu baru betul dan pas. Saya bilang teori karena dia belum merasakan pensiun. 1. Berikutnya pak, bisa diceritakan nggak, kenapa bapak ini memilih pekerjaan in ? 2. Ini gini mas ceritanya, kalau diceritakan lucu mas. Saya lulusan SLTA, terus ada pendaftaran, saya coba ikut lalu tes, ya mencoba, dari pada kita mau kuliah itu orang tua tidak mampu dan penghasilan tidak tetap. Saya menyadari orang tua hanya berjualan makanan dirumah, ya tidak menghilangkan lah, orang tua sudah bisa mendidik sampai saya seperti ini. Ada pendaftaran pegawai sejumlah 100 orang untuk ikut tes, setelah ikut tes tertulis dan wawancara lulus, terus dikarantina selam 6 bulan digojlok untuk menjadi pegawai pengukuran. 1. Tidak kepikiran pekerjaan yang lain pak? 2. Ya kepikiran, sebetulnya saya SLTA memang ada penawaran bekerja di perusahaan di Palembang dan Tangerang. Temen saya sekerja yang menawari. Disini saya anak paling kecil, bukan saya “netek terus”, nek iso nyambut gawe ora sah adoh-adoh. Saya memang ditawari, tapi orang tua tidak mengijinkan ya udah, terus ada informasi itu tadi mas ya saya mencoba. Terus diangkat sebagai pegawai tetap. 1. Selanjutnya ini pak bisa menceritakan diskripsi tugas bapak dikantor itu apa saja? 2. Pada saat ini saya menjadi petugas ukur, tetapi menjabat sebagai koordinator petugas ukur. Sebenarnya saya masuk di kulon progo terus pindah dikota jogja, baban tanggung jawab saya selalu tidak menyimpang sebagai koordinator, karena pimpinan mempercayakan saya untuk membenahi kinerja rekan-rekan sesuai dengan metode cara pengukuran yang benar. Jadi semenjak pindah ke kota dibebani koordinatori untuk membenahi pola pengukuran dan peraturan sesuai dengan cara yang benar. Disamping itu juga hal-hal masalah itu dibebani juga untuk mengoreksi berkas. Dari tahun 1999-2010 saya diloket dan mengkoreksi pekerjaan rekan-rekan, jadi dobel pekerjaan saya, jadi petugas loket dan korektor. Setelah itu saya mengikuti diklat pendidikan di bogor dan bandung saya yang dikirim, padahal saya sudah tua, yang lainnya umur 25 dan 27, saya sendiri yang sudah tua mas. Di suatu sisi saya sudah tau dan juga ada pelatihan komputer juga mas, tapi kantor selalu mengirim saya untuk diklat. Itu deskripsi dibidang pekerjaan saya. Yang ketiga saya ditugaskan sebagai penguji tim eksternal di SMK membantu kasupsi menguji di SMK dari tahun 1999, di bidang survei dan pemetaan di SMK Negri 2. Sampai tahun 2010 saya masih menguji. Itulah riwayat pekerjaan saya sampai sekarang, saya banyak di mejanya sebagai koordinator dan korektor. 1. Kalau menurut bapak, ada faktor apa yang bapak punya dan orang lain punya, ketika bapak terus yang dikirim tugas keluar sebagi utusan dari kota? Waktu kerja kemaren ya pak. 2. Ya itu kan dari pimpinan, kalo saya sendiri tidak bisa menilai saya sendiri. Yang bisa menilai hanya orang lain mas. Yaa saya hanya merasa senang mas dikasih tugas oleh pimpinan diutus untuk mewakili kantor, ya itu saja. Berati saya dipercaya saya lebih mampu dari pada yang lainnya, ya saya percaya saja mas. Yaa saya sukuri saja mas, sesuai kemampuan saya. 1. Seberapa penting pak pekerjaan waktu itu untuk bapak sendiri? 2. Yaa kalau dari segi pentingnya ya mas, itu penting karena pekerjaan itu beban tanggung jawab saya yang di emban, saya ditunjuk sebagai koordinator, berkas itu jalan atau tidak itu tergantung saya, kalau tidak kasi dan kasubsi tidak bisa tanda tangan mas dan identitas saya selalu tercantum di berkas itu. Harus mencermati data yang masuk dan keluar dan harus bisa dipertanggungjawabkan dengan cara tanda tangan saya harus ada disitu mas. Itulah yang namanya sirkulasi pekerjaan mas. 1. Kalau untuk bapak sendiri, peran bapak yang penting untuk kelancaran berkas dan tugas. Kalau dari segi pribadi bagaimana pak? 2. Ya kalau untuk pribadi bisa dibilang penting dan juga enggak mas, karena pekerjaan ini beban bersama bukan pekerjaan pribadi saya mas. Karena pekerejaan itu pekerjaan kantor, pentingnya adalah pekerjaan bisa berjalan lancar saya senang mas, tidak ada beban krusial saya senang mas, kalau ada kendala saya juga ikut berperan tanggung jawab mas. 1. Kalau semisal untuk, pekerjaan ini juga penting untuk keluarga mboten? Pekerjaan bapak yang dilakoni saat ini. 2. Yaa itu penting bagi keluarga saya karena pekerjaan itu adalah sumber kehidupan saya dan keluarga, tanpa pekerjaan itu saya tidak bisa menghidupi keluarga dan tidak bisa memberikan nafkah. Sudah tidak penting karena kalau sudah pensiun, bukan ranah saya mas karena sudah lepas dari tanggung jawab saya. Tapi beban tanggung jawab saya masih seumur hidup terhadap pekerjaan itu, memang sudah lepas dari segi kepegawaian tapi dari segi beban tanggung jawabnya masih berkaitan sampai ajal mas, itu bedanya bekerja di instansi BPN dengan instansi lainnya mas. Karena di BPN bebannya seumur hidup, bila nanti ada masalah nanti masih bisa di panggil di persidangan kalau ada permasalahan, karena warkah itu warkah hidup mas. 1. Sudah berapa lama pak bekerja di BPN, bisa diceritakan mungkin pengalamannya susah dan senangnya selama bekerja di BPN? 2. Yaa kalau kerja di BPN sejak tahun 1980 sampai sekarang itu sudah 36 tahun. Suka duka banyak mas, sukanya kita bergaul dengan masyarakat, sepanjang kita mau bergaul dengan masyarakat selalu dikangeni, di kulonprogo saya 13 tahun mas, hidup dengan masyarakat pedesaan, kita harus bisa membawa diri, supaya kita bisa mengambil hati masyarakat supaya masyarakat senang menanggapi kita supaya enak, kita harus bisa memberikan pencerahan kepada mereka msayarakat. Lain dengan orang yang bekerja di 1 tempat terus. Di kulonprogo itu medannya berat, saya jadi petugas ukur dan juga petugas pembukuan dobel pekerjaan saya. Melaukan tugas harus senang mas, kalau enggak repot mas. Yang sangat jadi ingatan saya sampai saat ini pada waktu saya melakukan pengukuran di guo keskendo. Melakukan pengukuran dengan teodolit dengan mata telanjang kelihatan mas, terus kalau pake tele lebih dekat dan bisa di fokuskan, yang terjadi apa mas, tanda rambunya hilang seketika mas, tahu-tahu rambu-rambunya hilang mas angkanya. Alam gaib ada yang jahil atau tidak. Gangguan alam gaib ada dan gangguan dari masyarakat juga ada mas. Sengketa lahan juga ada masalah mas, bila terjadi hal-hal krusial biasanya saya suruh menghadirkan satu aparat setempat, bila itu rawan bisa menghadirkan polisi buat keamanan bersama, keamanan pemohon dan keamanan bersama. Supaya semua aman. Itu mas suka dukanya menjadi petugas lapangan. 1. Terus bisa diceritakan lagi nggak pak, motivasi terbesar bapak kenapa bapak tetap memilih untuk tetap memilih bekerja dan tidak mengambil MPP? Kalau memilih bekerja, bekerja padahal banyak resikonya loh pak 2. Semua masih hidup didunia akan menghadapi resiko, kalau saya masih bekerja, saya masih punya ilmu mas, yang mungkin tidak dipunyai seseorang, saya bisa memberikan informasi ini kepada orang lain saya bangga, jadi ilmu itu tidak putus. Kenapa saya ingin terus bekerja karena saya ingin memberikan ilmu saya kepada orang lain. Orang lain sangat membutuhkan informasi saya, soale belum tentu orang lain tahu langkah-langkah yang ditempuh saya beri tahukan informasinya. Motivasinya saya tetap bekerja adalah memberikan informasi kepada masyarakat dan teman yang membutuhkan. 1. Ada lagi yang lain pak? 2. Kalau di kantor hanya itu, kalo gaji dan finansial itu sudah hak, kalo ingin memeras gak bisa mas, kalo ketahuan masuk KPK mas, jangan mengharap imbalan dari seseorang. Bukan berarti munafik, tidak mas. Yang saya bangga sekali kalau boleh saya menyampaikan mas, saya bisa berbagi dengan orang lain mas, itu saya sangat bangga bisa berbagi rasa. 1. Berarti kemaren itu sejauh ini bapak berbaginya sama siapa saja pak? Dengan karyawan yang lebih muda atau bagaimana? 2. Yaa sepanjang rekan sekerja bertanya, katakanlah data di kota jogja itu krusial sekali, seseorang itu kadang-kadang tidak memahami, ada yang ingin bertanya ya saya beritahu, karena ada peta yang peninggalan belanda jadi agak susah. Sejak undang-undang otonimi itu sekarang didirikan keluarahan. Itu lah yang menyebabkan putusnya tali perusahaan. Karena dulu kegiatan satu kampung per RT atau per RW saja, kalau jaman dulu itu satu kampung kalo berkegiatan. 1. Saya juga mau tanya lagi ini pak, cara-cara apa yang bapak tempuh untuk mempersiapkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari selain uang pensiunan? 2. Itu tadi to mas, saya punya keinginan untuk membuka warung sembako, kalo mau buka konsultan, siapa yang mau datang mas, gak payu mas. Kalau mau ikut kursus itu pasti gak bakal diterima karena sudah tua. Kalau saya mau menggeluti pekerjaan yang sama saya kurang senang, karena itu pekerjaan lama, kalau bisa itu bergelut dengan pekerjaan yang lain. Ya nanti bagaimanalah, setelah pensiun nanti kita buka usaha kecil-kecilan untuk mengisi waktu, kalau enggak mengabdi di masyarakat sosial mas itu juga gak ada jeleknya. 1. Terus seberapa besar uang atau gaji bapak ini untuk tetap bekerja pak? 2. Kalo mandang gaji, itu kita gak meremehkan, nanti kalau gak bekerja rumah siapa yang ngasih duit mas. Kita bekerja karena beban tanggung jawab moral dan moril. Masalah hak itu nanti melekat sendirinya. Pekerjaan itulah yang harus kita tekuni, karena itu sumber kehidupan kita. Nek ra obah ora mamah mas, itu filsafat jawa mas, nek ora obah yo ora entuk hasil mas. Kalau kita mengambil MMP itu gak enak mas, mlebu ramlebu entuk bayar dan dapet bayar, apa enak mas, padahal pekerjaan belum selesai. Kalau pensiun kan masa tugasnya sudah selesai. Jadi besok kalau anda bekerja uangnya di sisihkan untuk masa tua mas. Kalau dituruti nanti habis mas, anak cucu makan apa. 1. Kalau bapak sendiri kemaren menjelang pensiun , menurut bapak performanya bapak seperti apa? Lebih giat atau lebih malas malasan pak ? 2. Kita sesuai porsinya aja, kalau kita giat tetapi bawahannya tidak giat sama saja mas. Kan saya juga tergantung dari rekan-rekan mas. Tidak bisa saya meningkatkan kinerja saya sendiri. Saling ketergantungan antar divisi mas. Jadi kita tidak bisa meningkatkan kinerja secara senidir, karena satu ikatan roda kerja. Kalau semangat, kita yang semangat tapi yang lain tidak semangat sama saja mas. Saya tidak bisa bilang semangat atau tidak karena kantor itu saling bergantungan mas, saya bukan membuat pekerjaan sendiri. Lain dengan dinas statistik, harus membuat pekerjaan harus giat mencari data otentik, kalau saya tidak bisa. 1. Berati, saya bertanya lagi, semenjak bapak menjabat sebagai koordinator sampai pensiun, apakah cuma menunggu sirkulasi kerja saja atau bagaimana pak ? 2. Paling kalau sirkulasi kurang lancar nanti di tegur kasupsi mas, kalau saya sendiri kan tidak enak soalnya teman sejawat mas. Yaa kadang-kadang saya juga bertanya kepada mereka, “pie gaweanmu wis rampung opo durung?” sambil bercanda mas. Karena di dalam sirkulasi saya tidak di struktur sebenarnya. Saya hanya membantu meringankan tugas kasupsi.Jadi tanggung jawabnya tidak 100%. Saya emang gak bisa mengoyak-oyak rekan-rekan untuk cepat menyelesaikan tugasnya. Ya sebenarnya distruktural organisasi mereka bawahan saya, karena sudah terbiasa saya yo nggak enak nek negur gitu. Karena saya itu tidak dilantik mas, hanya penunjukan mas. Kalau kasi dan kasupsi di lantik, kalo saya ditunjuk, jadi beban tanggung jawab berbeda mas, saya dilantik sebagai pegawai. 1. Kalau lingkungan kantor, teman2 sebaya dan pimpinan pernah tidak menilai bapak positif atau negatif? 2. Itu hal yang biasa mas. Ya kadang-kadang ya gini ya, saya tambah teliti dengan pekerjaan saya, saya harus meneliti dengan cermat warkah-warkah yang belum dijahit, ya saya tegas kapada petugas itu. Saya kembalikan lagi terus saya suruh dia menjahit. Padahal saya mau naikan berkasnya, kalau belum dijahit ya saya kembalikan. Kalau dulu saya males, biar pimpinan aja yang langsung mbalekke ke orangnya. Kalau sekarang ya enggak, saya lebih teliti dan tegas mas. 1. Kalau dari pimpinan sendiri pak, pernah memuji bapak? 2. Belum pernah, saya belum pernah mendengar hal-hal seperti itu 1. Mungkin dengan cara lain ya pak? 2. Iya mungkin, apresiasinya bentuke beda, dengan mengutus saya untuk menangani permasalahan dengan baik, dalam berbicara di forum ya baik untuk menghadiri rapat untuk mengatasi permasalahan krusial, sejauh itu ada datanya. Data itu untuk bukti dan menjawab pertanyaan yang saya bawa mas. Yang penting ada bukti otentik dan yuridisnya. 1. Kalau kesehariannya dikantor seperti apa pak ? 2. Sama dengan pegawai yang lain, datang sebelum apel saya ngobrol dulu, sosialisasi, minum-minum teh dulu, duduk-duduk dikantin, dan saya bergaulnya tidak cuma di satu seksi saja dan juga dengan teman-teman dari seksi yang lain akrab, dan saya juga punya jiwa sosial yang cukup tinggi dan selalu membantu. 1. Terus kalau masalah ini, hak dan kewajiban itu, apakah pernah bapak memperhatikan ada untuk mencari tambahan dan sebagainya ? 2. Kita semua itu sudah diatur oleh semua aturan, kemudian kalau ada pekerjaan tambahan, itu tambahan yang berasal dari kegiatan dikantor dan saya terlibat sih. Misalnya updateing peta, ada nilai-nilai tambahan ya yang juga ada hak-hak yang di terima, dengan saya sudah melakukan kewajiban-kewajiban dan kita memberikan kesempatan kepada teman-teman yang mau melaksanakan kegiatan-kegiatan dari anggaran yang ada. Jadi bukan kegiatan pokoknya saya sebagai pengendali mutu, tapi saya juga punya kegiatan proses updateing peta dan itu ada kontribusi finansialnya yang resmi. Kalau diluar itu kebetulan pada saat ini ditanyakan kita suda masuk ke dalam pengertian zona integritas, wilayah bebas korupsi, wilayah birokrasi bersih melayani, jadi saya kira tidak ada.