Anda di halaman 1dari 3

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Gambar PLTGU blok 1 Tambak Lorok, Semarang

PT. INDONESIA POWER UNIT PEMBANGKITAN SEMARANG

SEJARAH BERDIRINYA PT. INDONESIA POWER

Pada awal 1990-an, Pemerintah Indonesia mempertimbangkan perlunya


deregulasi pada sektor ketenagalistrikan. Langkah ke arah deregulasi tersebut diawali
dengan berdirinya Paiton Swasta 1 yang dipertegas dengan dikeluarkannya Keputusan
Presiden No. 37 tahun 1992 tentang pemanfaatan sumber dana swasta melalui pembangkit-
pembangkit listrik swasta. Kemudian pada akhir 1993, Menteri Pertambangan dan Energi
(MPE) menerbitkan kerangka dasar kebijakan (sasaran dan kebijakan pengembangan sub
sektor ketenagalistrikan ) yang merupakan pedoman jangka panjang restrukturisasi sektor
ketenagalistrikan. Sebagai penerapan tahap awal, pada tahun 1994 PLN diubah statusnya
dari Perum menjadi Persero.Setahun kemudian tepatnya tanggal 3 Oktober 1995, PT. PLN
(Persero) membentuk dua anak perusahaan yang tujuannya untuk memisahkan misi social
dan misi komersial yang diemban oleh BUMN tersebut. Salah satu dari anak perusahaan itu
adalah PT. Pembangkitan Tenaga Listrik Jawa-Bali I, atau yang lebih dikenal dengan nama
PLN PJB I. Anak perusahaan ini ditujukan untuk menjalankan usaha komersial pada bidang
pembangkitan tenaga listrik dan usaha-usaha lain yang terkait.
Pada tanggal 3 Oktober 2000, bertepatan dengan ulang tahunnya yang kelima,
Manajemen perusahaan secara resmi mengumumkan perubahan nama PLN PJB I menjadi
PT. INDONESIA POWER. Perubahan nama ini merupakan upaya untuk menyikapi persaingan
yang semakin ketat dalam bisnis ketenagalistrikan dan sebagai persiapan untuk privatisasi
perusahaan yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat. Walaupun sebagai perusahaan
komersial di bidang pembangkitan baru didirikan pada pertengahan 1990-an, Indonesia
Power mewarisi berbagai sejumlah asset berupa pembangkit dan fasilitas- fasilitas
pendukungnya. Pembangkitan- pembangkitan tersebut memanfaatkan teknologi modern
berbasis computer dengan menggunakan beragam energy primer, seperti: air, batubara,
panas bumi, dan sebagainya. Namun demikian, dari pembangkit- pembangkit tersebut ada
pula pembangkit paling tua di Indonesia, seperti PLTA Plengan, PLTA Ubrug, PLTA Ketenger
dan sejumlah PLTA lainnya yang dibangun pada tahun 1920-an dan sampai sekarang masih
beroprasi.
Dari sini dapat dipandang bahwa secara kesejahteraan pada dasarnya usia
PT.INDONESIA POWER sama dengan keberadaan listrik di Indonesia. Pembangkit –
pembangkit yang dimiliki oleh PT. Indonesia Power dikelola dan dioperasikan oleh delapan
Unit Pembangkitan diantaranya : Perak Grati, Kamojang, Mrica, Priok, Suralaya, Saguling,
Semarang, dan Bali. Secara keseluruhan, PT Indonesia Power memiliki kapasitas sebesar
8.887 MW. Ini merupakan kapasitas terpasang terbesar yang dimiliki oleh sebuah
perusahaan pembangkit di Indonesia.

Gambar Lokasi Unit Pembangkitan PT Indonesia Power

Daya yang terpasang di Unit Pembangkitan Semarang ini adalah sebagai berikut :
Daya
Mesin Pembangkit Merek Mesin Tahun Operasi
Terpasang
PLTU
Tambak Lorok 1 50,00 MW GE 1978
Tambak Lorok 2 50,00 MW GE 1978
Tambak Lorok 3 200,00 MW Mitsubishi 1983
PLTGU
Tambak Lorok GTG 1.1 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 1.2 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 1.3 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok STG 1.0 188,00 MW GE 1997
Tambak Lorok GTG 2.1 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 2.2 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok GTG 2.3 109,65 MW GE 1993
Tambak Lorok STG 2.0 188,00 MW GE 1997
PLTG
Sunyaragi 2 20,03 MW Alsthom 1976
Cilacap 1 29,00 MW Westinghause 1996
Cilacap 2 26,00 MW Westinghause 1996
Total Daya Terpasang 1.408,93 MW

Tabel Daya Terpasang PT. Indonesia Power UP Semarang

Anda mungkin juga menyukai