NO TELP/HP 081993863236
SEKOLAH : SMA N 1 SITIUNG
A. LATAR BELAKANG
Energi listrik yang sering kita pakai dalam kehidupan sehari-hari semakin lama
semakin berkurang, disebabkan banyaknya pemakaian energi listrik yang tidak
seimbang antara produk dan pemakaianya. Kelangkaan energi listrik dapat menjadi
sebuah ancaman yang serius dimasa yang akan datang, Sumber energi listrik di
Indonesia saat ini diperoleh dari pembangkit listrik tenaga air, tenaga uap dan solar
cell yang masih memiliki banyak kendala.
Untuk itu perlu memikirkan adanya energi listrik alternatif sebagai penambah
energy listrik yang sudah ada sehari-hari.
Tanah merupakan media tumbuh bagi tumbuhan, terdiri dari berbagai jenis
dengan tingkat kesuburan yang berbeda, ada yang subur dan tidak subur. Tanah
dengan tingkat kesuburan rendah rata – rata bersifat basa sehingga sering tidak
dimanfaatkan.
Berdasarkan percobaan sel volta dari jeruk ternyata jeruk dapat menghasilkan
listrik sehingga dapat menghidupkan lampu. Zat asam apabila di beri elektroda,
anoda dan katoda dapat menghasilkan arus listik. Oleh karena itu penulis
berasumsi bahwa asam adalah elektroda demikian pula garam dan basa yang
terdapat dalam tanah.
Salah satu sifat kimia tanah adalah keasaman atau pH (Potential of hidrogen)
adalah nilai pada skala 0-14 yang menggambarkan jumlah relatif ion H + dan ion OH-
didalam larutan tanah. Larutan tanah disebut bereaksi asam jika nilai pH berada
pada kisaran 0-6, artinya larutan tanah mengandung ion H + lebih besar daripada ion
OH- sebaliknya jika jumlah ion H+ dalam lautan tanah lebih kecil daripada ion OH -
larutan tanah disebut bereaksi basa (alkali) atau miliki pH 8-14(sumber:
www.tanindo.com ). Sehingga penulis mencoba memanfaatkan tanah sebagai “
Baterai Tanah” karena sesuatu yang bersifat asam, basa dan garam dapat
mengalirkan arus listrik.
2) Alat :
a. Gunting seng
b. Volt meter
c. Selotip
Seng berfungsi sebagai kutub negatif dan tembaga sebagai kutub positif ,
masing –masing 4 buah. Masukan tanah kedalam tutup botol sampai penuh,
kemudian dipadatkan. Dalam penelitian ini tanah yang digunakan adalah tanah
yang berada dihalaman rumah. Kemudian tancapkan tembaga disisi kanan dan
seng disisi kiri,lalu rekatkan dengan selotip seperti pada gambar berikut.
Kemudian beri kabel disisi kiri begitu pula dengan sisi kanan, dan pada ujung
kabel diberi lampu, maka lampu akan menyala. Pada penelitian ini digunakan
cara manual karena hanya menggunaan alat-alat sederhana.
Baterai dari tanah merupakan salah satu terapan dari sel Volta. Penggunaan
baterai dari tanah ini sangat ekonomis, karena biaya yang dikeluarkan sangat sedikit
dibanding dengan baterai kimia. Lama penerangannya 20 menit sedangkan
baterai kimia 15 menit. Baterai dari tanah ini diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai salah satu sumber energy alternative dimasa yang akan datang.
Peserta