Anda di halaman 1dari 14

“PERCOBAAN BOTOL LEYDEN”

OLEH

KELOMPOK 7
Nama anggota :
1. Dhesika jane hannia
2. Desi romilahsari
3. Furqan gebral
4. Haclav hendri
5. Magris alena
6. M.Al-fayed
7. Rm.Alif hidayat
8. Nonik wulantika
9. Tasya nabila
Kelas : XII mia 7
Guru pembimbing : Nyanyu

SMA NEGERI 10 PALEMBANG


TAHUN 2017/2018
Latar belakang

 Apa itu kapasitor


Sebuah kapasitor adalah alat yang terdiri dari dua lempeng konduktif, yang
masing-masing menjadi sebuah tempat muatan yang berlawanan. Pelat ini
dipisahkan oleh dielektrik atau bentuk isolator lainnya, yang membantu mereka
mempertahankan muatan listrik. Ada beberapa jenis isolator yang digunakan dalam
kapasitor, termasuk keramik, poliester, tantalum udara, dan polistiren. Isolator umum
lainnya termasuk udara, kertas, dan plastik. Masing-masing efektif mencegah plat
dari menyentuh satu sama lain.
Ada sejumlah cara yang berbeda untuk menggunakan kapasitor, seperti untuk
menyimpan sinyal analog dan data digital. Jenis lain yang digunakan dalam industri
peralatan telekomunikasi untuk mengatur frekuensi dan tuning peralatan
telekomunikasi. Hal ini sering disebut kapasitor variabel. Kapasitor ini juga cocok
untuk menyimpan elektron, tetapi tidak dapat membuatnya.
Sebuah kapasitor dapat diukur dalam tegangan yang berbeda pada masing-
masing dua pelat interior. Kedua pelat diberi muatan, tetapi arus mengalir dalam
arah yang berlawanan. Sebuah kapasitor berisi 1,5 volt, yang merupakan tegangan
yang sama yang ditemukan dalam baterai AA umum. Saat tegangan yang digunakan,
salah satu dari dua lempeng menjadi penuh dengan aliran arus. Pada saat yang sama,
arus mengalir dari pelat lain.
Energy maksimum yang dapat disimpan dalam sebuah kapasitor besar kira-kira
hanya 10 J. Kapasitor digunakan sebagai penyimpan energy karena ia dapat dimuati
dan melepas muatannya dengan sangat cepat.
Kapasitor digunakan salah satunya yaitu pada blitz. Kapasitor juga memainkan
peran yang penting dalam rangkaian elektronika lainnya, seperti memilih frekuensi
pada radio penerima; memisahkan arus bolak-balik dari arus searah; sebagai filter
pada rangkaian catu daya; menghilangkan loncatan api dalam rangkaian saklar;
menghilangkan bunga api pada system pengapian mobil; menghemat daya listrik
dalam rangkaian lampu TL; dan sebagai catu daya cadangan ketika suplai listrik dari
PLN terputus.
Untuk menjaga pembebanan lebih dari jaringan transmisi dalam suatu area
pelayanan, kapasitor menyimpan muatan berukuran sangat besar secara perlahan
dimuati dan kemudian secara cepat dilepaskan muatannya ketika diperlukan.
Sebuah Kapasitor terdiri atas dua keeping konsuktor yang ruang di antaranya diisi
oleh dielektrik (penyekat), misalnya udara atau kertas. Kemampuan kapasitor untuk
menyimpan muatan listrik dinyatakan oleh besaran kapasitas(atau kapasitansi).
Satuan SI dari kapasitas adalah farad(F), namun ukuran kapasitas kapasitor yang
sering digunakan dinyatakan dalam microfarad (µF), nanofarad (nF), dan pikofarad
(pf).

1 µF = 10-6 F ; 1 nF = 10-9 F ; 1 pF = 10-2 F


 Jenis- Jenis Kapasitor
a. Kapasitor Kertas
Kertas berfungsi sebagai bahan penyekat diantara kedua pelat. Kapasitor jenis
ini memiliki kapasitas 0,1 µF

b. Kapasitor Elektrolit
Pada kapaitor elektrolit, bahan penyekatnya adalah aluminium oksida. Kapasitor
elektrolit memiliki kapasitas paling besar, yaitu sampai dengan 100.000 pF.

c. Kapasitor Variabel
Kapasitor Variabel adalah kapasitor dengan nilai kapasitas dapat diubah-ubah,
sehingga digunakan untuk memilih frekuensi gelombang pada radio penerima.
Penyekatnya adalah udara, dengan nilai maksimum kapasitasnya sampai dengan
500 pF (0,0005 µF)

 Kapasitansi
Kapasitansi didefenisikan sebagai kemampuan dari suatu kapasitor untuk dapat
menampung muatan elektron.
Coulombs pada abad 18 menghitung bahwa 1 coulomb = 6.25 x 1018 elektron.
Kemudian Michael Faraday membuat postulat bahwa sebuah kapasitor akan memiliki
kapasitansi sebesar 1 farad jika dengan tegangan 1 volt dapat memuat muatan
elektron sebanyak 1 coulombs. Dengan rumus dapat ditulis :

q = CV
q : muatan elektron dalam C (coulombs)
C : nilai kapasitansi dalam F (farads)
V : besar tegangan dalam V (volt)
1 F = 1 coulumb/volt
Dalam praktek pembuatan kapasitor, kapasitansi dihitung dengan mengetahui
luas area plat metal (A), jarak (t) antara kedua plat metal (tebal dielektrik) dan
konstanta (k) bahan dielektrik. Dengan rumusan dapat ditulis sebagai berikut :
C = (8.85 x 10-12) (k A/t) ...(2)
Yang pertama adalah kapasitor botol Leyden, diciptakan di Universitas Belanda di
abad ke-18. Tabung Leyden atau Tabung Leiden adalah sebuah alat untuk
"menampung" listrik statis yang terjadi antara 2 elektrodayang berada di dalam dan
di luar tabung kaca. Tabung ini adalah bentuk asal dari kapasitor (yang lebih dikenal
dengan sebutan "kondenser").
Tabung Leiden ditemukan oleh seorang pendeta Jerman bernama Ewald Georg
von Kleist pada tanggal 11 Oktober 1745 dan Ilmuwan berkebangsaan belanda Pieter
van Musschenbroek dari kota Leiden (Leyden) pada tahun 1745-1746. Penemuan ini
diberi nama sesuai kota ini.
Tabung Leyden telah digunakan untuk melakukan banyak eksperimen tentang
kelistrikan di awal mulanya, dan akhirnya menemukan prinsip dasar yang penting
dalam bidang studi kelistrikan. Para ahli riset sebelumnya terpaksa menggunakan
konduktor dengan ukuran besar untuk menyimpan sebuah tegangan. Tabung leyden
telah menyediakan alternatif yang lebih kecil dari segi ruang.
 Tujuan
1. Untuk mengetahui lebih jelas apa itu Botol Leyden.
2. Memahami prinsip kerja Botol Leyden.
3. Dan memahami fungsi Botol Leyden

 Persiapan

 Alat dan bahan


1. Botol bekas 7. Garam
2. Aluminium foil 8. Air
3. Kawat tembaga 9. Lampu
4. Paku 10. Isolatip
5. Cuter 11. Kompor
6. Baterai 12. Panci

 Proses percobaan

1. Siapkan terlebih dahulu semua alat dan bahan yang akan digunakan. Cuci
pula botol bekas dan panaskan air didalam panci dengan api kompor yang
sedang.
2. Potonglah alma dengan ukuran panjang sesuai dengan yang dibutuhkan,
setelah dipotong lilitkan kawat tembanga pada bagian ujung atas alma.
3. Ambil pula paku kemudian lilitkan juga kawat tembaga pada bagian atas
paku.
4. Lubangi tutup botol sesuai dengan bentuk paku dan alma agar dapat
menembus tutup botol tersebut. Setelah itu lilitkan pula kawat tembaga
pada masing-masing bagian bawah paku dan alma.
5. Jangan lupa untuk mengambil air yang dipanaskan tadi dan masukkan garam
kedalamnya lalu diaduk hingga garam laur didalam air.
6. Masukkan air garam tersebut kedalam botol tadi, tutuplah botol yang sudah
dipasangkan alma dan paku tadi kemudian sambungkan kawat yang sudah
dililitkan pada paku dan alma tadi pada baterai dengan kutub negatif di
kawat yang dililitkan pada alma dan kutub positif di kawat yang dililitkan
pada paku. Caslah kurang lebih selama 15 menit.
7. Setelah dicas, coba hubungkan masing-masing ujung kawat pada lampu.
Lihat apakah lampu akan hidup atau tidak.
 Kesimpulan

Dari hasil percobaan sederhana kami mengenai botol leyden, kami


menyimpulkan bahwa prinsip kerja botol leyden hanya menyimpan arus listrik
dengan waktu yang tidak lama seperti halnya kapasitor. Dalam hal ini kami gagal
untuk menyalakan lampu dengan percobaan sederhana botol leyden,walaupun kami
sudah berulang ulang mencobanya kami tetap gagal. Kami menyadari mungkin karna
pada percobaan botol leyden kami kurang memahami proses serta tahap-tahap yang
harus dilakukan agar berhasil untuk menyalakan lampu. Mungkin juga dari faktor
lampu yang kami gunakan tidak sesuai dan reaksi yang dialami garam tidak terlalu
besar sehingga lampu tidak menyala.

 Saran

Sebaiknya sebelum melakukan percobaan, kita harus benar-benar memahami


tahap-tahap dan prinsip kerja sebuah alat tersebut agar kita dapat berhasil
melakukan percobaannya,termasuk untuk percobaan sederhana botol leyden.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai